Anda di halaman 1dari 12

POLA DAN JALUR

PENYEBARAN PENYAKIT DI
KAWASAN PESISIR DAN
PULAU KECIL

Dr. Agus Bintara Birawida, S.Kel, M.Kes


Departemen Kesehatan Lingkungan
FKM-UNHAS
Pola dan Jalur Penyebaran Penyakit di
Wilayah Pesisir

Penyakit Infeksius

Penyakit Non-Infeksius

Penyakit Akibat Kerja


Penyakit Infeksius
 Penyakit infeksi (infectious disease) adalah
penyakit yang disebabkan oleh mikroba
patogen, keberadan dan pertumbuhan
agen biologik patogenik pada organisme
host individu, dan bersifat sangat dinamis.
 Secara umum proses terjadinya penyakit
melibatkan tiga faktor yang saling
berinteraksi yaitu: faktor penyebab penyakit
(agen), faktor manusia atau pejamu (host),
dan faktor lingkungan.
 Penularan patogen penyakit dapat terjadi
melalui kontak fisik, makanan dan peralatan
makan yang terkontaminasi, dan cairan
tubuh, benda, jalur kelamin, inhalasi yang
ada di udara atau melalui organisme vektor.
Penyakit Infeksi yang Berisiko dapat Terjadi
di Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau

Konjungtivitis inklusi yang disebabkan oleh C. trachomatis sering terjadi didaerah


yang beriklim sedang. Transmisi dapat terjadi secara seksual (orang dewasa), vertical
(oftalmia neonatorum), atau dengan kontak langsung atau tidak langsung (anak-
anak). Masa inkubasi terjadi 5-12 hari.

Influenza merupakan penyakit epidemik yang sangat infeksius dan sering terjadi.
Terdapat insidensi influenza yang lebih tinggi pada bulan-bulan musim dingin, dengan
puncak epidemik pada bulan Desember/Januari. Infektivitasnya sangat tinggi dan
berkisar dari sesaat sebelum gejala timbul sampai sesaat setelah pireksia menghilang.
Penularan dapat terjadi melalui infeksi droplet, tangan, dan barang-barang yang baru
terkontaminasi (misalnya sapu tangan). Masa inkubasi terjadi 1-3 hari (berkisar 12 jam
sampai 5 hari).

Bronkiolitis merupakan infeksi akut saluran pernapasan bawah pada bayi


yang ditandai oleh mengi dan hiperekspansi, yang disebabkan oleh saluran
pernapasan kecil yang tersumbat dan meradang. Penyakit dapat pula terjadi
akibat kelembaban udara dan intensitas udara dalam rumah yang minim.
Penyebaran melalui infeksi droplet ke membran mukosa, melalui udara atau
kontak langsung, pertumbuhan virus berlangsung selama 1 minggu.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair (setengah padat). Penyebab utama
penyakit ini disebabkan oleh Campylobacter jejuni, Escherichia
coli, dan Entamoeba histolytica, Vibrio cholerae 01, Shigella spp,
Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, V. Cholera
non-01, dan Salmonella paratyphi A. Dua faktor yang dominan,
yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini
akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.

Ascariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing Ascaris


lumbricoides. Angka kejadian Ascariasis tertinggi ditemukan di
lingkungan dan sanitasi yang buruk serta di daerah tropis dengan
wilayah yang lembab. Telur cacing bisa didapatkan pada tanah
yang terkontaminasi feses, Kurangnya pemakaian jamban
menimbulkan pencemaran tanah dengan tinja. Gejala yang
ditimbulkan pada penderita Ascariasis dapat disebabkan oleh
cacing dewasa dan larva. Gangguan karena larva biasanya
terjadi pada saat berada di paru.
Penyakit Non-Infeksius
 Penyakit Non-infeksi merupakan
penyakit yang bukan disebabkan
oleh proses non-infeksi (tidak
infeksius) dan tidak dapat berpindah
dari satu orang ke orang lain. Faktor
risiko penyakit tidak menular
dipengaruhi oleh kemajuan era
globalisasi yang telah mengubah
cara pandang penduduk dunia dan
melahirkan kebiasaan-kebiasaan
baru yang tidak sesuai dengan gaya
hidup sehat.
 Penyebaran penyakit non infeksi di
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
juga menjadi salah satu perhatian
dikarenakan kondisi pelayanan
kesehatan masyarakat nelayan yang
berada di kawasan pesisir dan pulau-
pulau kecil khususnya yang berada di
Indonesia Timur sangat
memprihatinkan
Penyakit Non-Infeksi yang Berisiko dapat
Terjadi di Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau
ISPA atau acute respiratory infection sering terjadi pada anak anak dikarenakan sistem pertahanan
tubuh mereka yang belum matang. Epidemik ISPA yang sering disebut sebagai penyakit musiman
dapat berlangsung sepanjang tahun dengan puncaknya pada musim hujan. Hal ini dikarenakan
etiologi ISPA seperti bakteri atau virus menyukai daerah dengan kelembapan dan temperatur yang
rendah. Infeksi ini menjadi salah satu penyebab utama pasien ke tempat pelayanan kesehatan yakni
puskesmas sebesar 40-60% dan rumah sakit sebesar 15-30%.

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah di arteri dalam jangka waktu lama, tanpa gejala
dimana tekanan abnormal tinggi dalam arteri meningkatkan risiko stroke, aneurisma, gagal jantung,
kerusakan ginjal, serangan jantung. Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien
dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah. Angka-angka prevalensi hipertensi di
Indonesia termasuk kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil masih banyak penderita yang belum
terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case finding maupun penatalaksanaan
pengobatannya. Jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak
mempunyai keluhan.

Dermatitis adalah peradangan non-inflamasi pada kulit yang bersifat akut, sub-akut, atau kronis
dan dipengaruhi banyak faktor. Dermatitis merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis)
sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik dan keluhan gatal. Terdapat berbagai macam dermatitis, dua
diantaranya adalah dermatitis kontak dan dermatitis okupasi.
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit autoimun yang etiologinya belum diketahui
dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada beberapa kasus disertai
keterlibatan jaringan ekstraartikular. Penyakit ini sering menyebabkan kerusakan
sendi, kecacatan dan banyak mengenai penduduk pada usia produktif sehingga
memberi dampak sosial dan ekonomi yang besar khususnya pada pekerja wilayah
pesisir yang berprofesi sebagai petani teripang,

Asma merupakan kumpulan tanda dan gejala mengi disertai batuk dengan
karakteristik sebagai berikut: timbul secara periodik dan atau kronik cenderung
pada malam hari atau dini hari (nokturnal) musiman. Adanya faktor pencetus
diantaranya aktivitas fisik dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun
penyumbatan, serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada penderita atau
keluarga sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan.
Penyakit Akibat Kerja
 Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan
kerja. Dengan demikian, penyakit akibat kerja merupakan
penyakit yang artifisual atau man made disease.
 Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait
dengan kinerja pekerja itu sendiri. Semakin tersedianya
fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan
timbulnya penyakit akibat kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK)
di kalangan pekerja masyarakat pulau di Indonesia belum
terekam dengan baik. Sebagai faktor penyebab, hal ini sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja untuk
menggunakan alat pelindung diri (APD) dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja
yang meremehkan resiko kerja, sehingga tidak menggunakan
alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Penyakit Akibat Kerja yang Berisiko dapat
Terjadi di Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau

Barotrauma adalah kerusakan jaringan tubuh


karena perbedaan tekanan tubuh dan air. Dekompresi didefinisikan sebagai suatu keadaan
Ketidakseimbangan tekanan terjadi apabila seseorang medis dimana akumulasi nitrogen yang terlarut setelah
tidak mampu menyamakan tekanan udara di dalam menyelam membentuk gelembung udara yang
ruang telinga tengah pada waktu tekanan air menyumbat aliran darah serta sistem saraf. Salah satu
bertambah ataupun berkurang. Barotrauma dapat penyakit yang erat kaitannya dengan peselam adalah
terjadi pada telinga, wajah (sinus), dan paru, dalam hal Decompression Sickness (DCS).
ini bagian tubuh yang memiliki udara di dalamnya

Hyperpigmentasi merupakan kelainan kulit akibat


adanya peningkatan deposisi melanin kutaneus baik
karena peningkatan sintesis melanin, peningkatan
jumlah melanosit, atau gangguan distribusi unit
epidermal melanin ke keratinosit. Sebagian besar
perubahan warna yang terjadi bergantung pada lokasi
deposisi melanin. Penyakit ini dapat terjadi jika terlalu
lama terpapar sinar matahari.
Barodontalgia (sakit gigi) merupakan rasa
nyeri di gigi yang timbul karena telah terjadi
Dysbaric Osteonecrosis disebut juga
perubahan tekanan di sekitar tubuh. Penyebab
sebagai Aceptic Bone Necrosis adalah penyakit
nyeri yaitu adanya gas atau udara yang
tulang pada penyelam akibat lingkungan
terperangkap dan masuk pada saat terjadi
hiperbarik.
perubahan tekanan. Penyakit ini sangat berisiko
terjadi pada nelayan teripang yang menyelam

Dermatitis Kontak merupakan reaksi


peradangan non imunologik pada kulit yang
disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen
maupun endogen. Faktor eksogen berupa
bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik, maupun
biologik) dan faktor endogen memegang
peranan penting pada penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai