HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE & SANITASI LINGKUNGAN

DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT

DI DESA SAMPAIMAH DAN RAJA TUHA
KECAMATAN MANYAK PAYED
TAHUN 2016

DR. MAHDA RIZKI LIANA

 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

KULIT MERUPAKAN PEMBUNGKUS ELASTIK YANG MELINDUNGI TUBUH DARI PENGARUH

LINGKUNGAN. LINGKUNGAN KOTOR DAN HYGINE YANG BURUK AKAN MENJADI SUMBER
MUNCULNYA BERBAGAI MACAM PENYAKIT KULIT

BAKTERI, JAMUR DAN VIRUS MENYEBABKAN BANYAK PENYAKIT KULIT.

INFEKSI BAKTERI PADA KULIT YANG PALING SERING ADALAH PIODERMA. MANIFESTASI KLINIS
INFEKSI BAKTERI PADA KULIT SANGAT BERVARIASI, SESUAI DENGAN BAKTERI PENYEBABNYA,
BAGIAN TUBUH TERKENA, DAN KEADAAN IMUNOLOGIK PENDERITA

PENELITIAN DI PESANTREN DARUL HIKMAH KEC.MEDAN DENAI TAHUN 2011, DITEMUKAN

ADANYA HUBUNGAN YANG BERMAKNA ANTARA PERSONAL HYGIENE (KEBERSIHAN KULIT,
KEBERSIHAN TANGAN DAN KUKU, KEBERSIHAN GENETALIA, KEBERSIHAN PAKAIAN,
KEBERSIHAN HANDUK, KEBESIHAN TEMPAT TIDUR DAN SPREI) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT
KULIT.
Data rawat jalan PKM Manyak Payed 2015
Penyakit Kulit
Penyakit kulit salah
satu dari 10 Penyakit kulit infeksi
penyakit terbanyak 865 kasus
(11,2%) Berdasarkan
Penyakit kulit alergi kunjungan poli
Dengan total jumlah 887 kasus umum.
penderita penyakit
kulit 2115 Penyakit kulit karena kasus penyakit kulit
jamur 363 kasus tertinggi di Desa
Sampaimah dan
Raja Tuha

PERNYATAAN MASALAH
BAGAIMANA HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN
DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT DI DESA SAMPAIMAH DAN RAJA TUHA
TAHUN 2016.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Untuk mengetahui hubungan personal hygiene dan sanitasi lingkungan dengan

Umum keluhan penyakit kulit

Mengetahui hubungan kebersihan kulit dengan keluhan penyakit kulit

Tujuan Mengetahui hubungan kebersihan tangan dan kuku dengan keluhan penyakit
Khusus kulit

Mengetahui hubungan kebersihan pakaian dengan keluhan penyakit kulit

Mengetahui hubungan kebersihan handuk dengan keluhan penyakit kulit

Mengetahui hubungan kebersihan tempat tidur dan sprei dengan keluhan

penyakit kulit

Mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit

 MANFAAT PENELITIAN

PUSKESMAS MASYARAKAT PENDIDIKAN

Menjadi masukan Sumber informasi Dapat dijadikan
dan informasi kesehatan terkait data untuk
mengenai PHBS dan Sanitasi penelitian
pengetahuan dan lingkungan berikutnya
PHBS serta sanitasi terhadap
lingkungan di timbulnya penyakit
wilayah kerja terutama penyakit
Puskesmas kulit
 TINJAUAN PUSTAKA
PERSONAL HYGIENE (KEBERSIHAN PERORANGAN)

SUATU TINDAKAN UNTUK MEMELIHARA KEBERSIHAN DAN KESEHATAN SESEORANG

UNTUK KESEJAHTERAAN FISIK DAN PSIKIS YANG BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN
DERAJAT KESEHATAN, MENCEGAH PENYAKIT, DAN MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :

KONDISI FISIK ATAU PSIKIS

STATUS SOSIAL EKONOMI

PENGETAHUAN
BUDAYA

KEBIASAAN SESEORANG
TANDA DAN GEJALA PERSONAL
HYGIENE KURANG
FISIK
BADAN BAU DAN PAKAIAN KOTOR
RAMBUT DAN KULIT KOTOR
KUKU PANJANG DAN KOTOR
GIGI KOTOR DISERTAI MULUT BAU
PENAMPILAN TIDAK RAPI
PSIKOLOGIS
MALAS DAN TIDAK ADA INISIATIF
MENARIK DIRI/ ISOLASI DIRI
MERASA TAK BERDAYA, RENDAH
DIRI DAN HINA
DAMPAK YANG TIMBUL
FISIK
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT
GANGGUAN MEMBRAN
MUKOSA MULUT
INFEKSI PADA MATA DAN
TELINGA
GANGGUAN FISIK/INFEKSI
PADA KUKU
PSIKOSOSIAL
GANGGUAN KEBUTUHAN RASA
NYAMAN DAN AKTUALISASI DIRI
GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL
 PEMELIHARAAN PERSONAL HYGIENE

KEBERSIHAN KULIT

KEBERSIHAN RAMBUT
KEBERSIHAN TANGAN, KUKU DAN KAKI
KEBERSIHAN TELINGA

KEBERSIHAN GIGI
KEBERSIHAN PAKAIAN
 HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN

ISTILAH HYGIENE DAN SANITASI MEMPUNYAI TUJUAN SAMA, YAITU MENGUSAHAKAN CARA
HIDUP SEHAT AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT.

PENERAPANNYA, USAHA SANITASI LEBIH MENITIK BERATKAN PADA FAKTOR LINGKUNGAN

HIDUP MANUSIA, SEMENTARA HYGIENE LEBIH MENITIK BERATKAN PADA USAHA-USAHA
KEBERSIHAN PERORANGAN

USAHA DALAM HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN DI INDONESIA TERUTAMA MELIPUTI :

MENYEDIAKAN AIR RUMAH TANGGA YANG BAIK, CUKUP KUALITAS MAUPUN

KWANTITASNYA.

MENGATUR PEMBUANGAN KOTORAN, SAMPAH DAN AIR LIMBAH.

MENDIRIKAN RUMAH-RUMAH SEHAT.

PEMBASMIAN BINATANG-BINATANG PENYEBAR PENYAKIT SEPERTI : LALAT, NYAMUK.

 SARANA AIR BERSIH
PENYEDIAAN AIR BERSIH HARUS MEMENUHI PERSYARATAN YAITU :

a) SYARAT FISIK : PERSYARATAN FISIK UNTUK AIR MINUM YANG SEHAT ADALAH BENING, TIDAK BERWARNA,
TIDAK BERASA DAN TIDAK BERBAU.

b) SYARAT BAKTERIOLOGIS : AIR MERUPAKAN KEPERLUAN YANG SEHAT YANG HARUS BEBAS DARI SEGALA
BAKTERI, TERUTAMA BAKTERI PATOGEN.

c) SYARAT KIMIA : AIR MINUM YANG SEHAT HARUS MENGANDUNG ZAT-ZAT TERTENTU DALAM JUMLAH
YANG TERTENTU PULA. KEKURANGAN ATAU KELEBIHAN SALAH SATU ZAT KIMIA DI DALAM AIR AKAN
MENYEBABKAN GANGGUAN FISIOLOGIS PADA MANUSIA
Penularan penyakit melalui air

Water- Water- Water-

Waterborne washed based related
mechanism mechanism mechanism insect vector
mechanism
 JAMBAN

Definisi bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpukan kotoran

manusia dalam suatu tempat tertentu, tidak menjadi penyebab atau
penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman

Tidak mengkontaminasi air (jarak ke sumber air minimal 10 m)

Syarat Tidak mencemari tanah permukaan

jamban Bebas dari serangga

Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
sehat Mudah dibersihkan
Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan (berdinding)

Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya berbagai penyakit seperti
diare, kolera, disentri, ascariasis, penyakit kulit dan sebagainya
 AIR LIMBAH

MERUPAKAN SISA AIR BUANGAN YANG BERASAL DARI RUMAH TANGGA, INDUSTRI DAN PADA UMUMYA
MENGANDUNG BAHAN ATAU ZAT YANG MEMBAHAYAKAN.

KRITERIA SPAL YANG MEMENUHI SYARAT

TIDAK MENCEMARI SUMBER AIR MINUM YANG ADA DI DAERAH SEKITARNYA BAIK AIR DIPERMUKAAN
TANAH MAUPUN AIR DI BAWAH PERMUKAAN TANAH.

TIDAK MENGOTORI PERMUKAAN TANAH.

MENGHINDARI TERSEBARNYA CACING TAMBANG PADA PERMUKAAN TANAH.

MENCEGAH BERKEMBANG BIAKNYA LALAT DAN SERANGGA LAIN

TIDAK MENIMBULKAN BAU YANG MENGGANGGU

KONSTRUKSI AGAR DIBUAT SECARA SEDERHANA DENGAN BAHAN YANG MUDAH DIDAPAT DAN MURAH.

JARAK MINIMAL ANTARA SUMBER AIR DENGAN BAK RESAPAN 10 M.

 PENGELOLAAN SAMPAH
1. TERSEDIA TEMPAT SAMPAH YANG DILENGKAPI DENGAN PENUTUP

2. TEMPAT SAMPAH TERBUAT DARI BAHAN YANG KUAT, TAHAN KARAT, PERMUKAAN
BAGIAN DALAM RATA DAN DILENGKAPI DENGAN PENUTUP

3. TEMPAT SAMPAH DIKOSONGKAN SETIAP 1 X 24 JAM ATAU 2/3 BAGIAN TELAH TERISI
PENUH.

4. JUMLAH DAN VOLUME SAMPAH DISESUAIKAN DENGAN SAMPAH YANG DIHASILKAN

SETIAP KEGIATAN. TEMPAT SAMPAH HARUS DISEDIAKAN MINIMAL 1 BUAH UNTUK SETIAP
RADIUS 10 METER, DAN TIAP JARAK 20 METER PADA RUANG TERBUKA DAN TUNGGU

5. TERSEDIA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA YANG MUDAH DIKOSONGKAN,

TIDAK TERBUAT DARI BETON PERMANEN, TERLETAK DILOKASI YANG TERJANGKAU
KENDARAAN PENGANGKUT DAN HARUS DIKOSONGKAN SEKURANG-KURANGNYA 3 X
24 JAM.
 KULIT

Definisi Fungsi kulit Struktur

merupakan selimut yang
menutupi permukaan tubuh dan Pelindung kulit
fungsi utama sebagai pelindung
dari gangguan dan rangsangan Pengatur suhu Epidermis
luar
Penyerapan Dermis
Terletak pada tubuh bagian luar
dengan luas 1,5m2, berat 15%
Indera Subkutan
Berat badan dan tebal rata-rata perasa
1-2 mm.
 PENYAKIT KULIT
MERUPAKAN PERADANGAN LAPISAN KULIT SEBAGAI RESPONS TERHADAP FAKTOR
ENDOGEN (ALERGEN) ATAU EKSOGEN (BAKTERI, PARASIT, JAMUR)
GAMBARAN POLIMORFIK, PERUBAHAN WARNA KULIT, PENEBALAN KULIT DISERTAI
LIPATAN KULIT YANG SEMAKIN JELAS DAN UMUMNYA DISERTAI RASA GATAL, NYERI
ATAU BAAL NAMUN DAPAT JUGA TANPA DISERTAI KELUHAN LAIN SELAIN
PERUBAHAN FISIK KULIT

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA PREVALENSI PENYAKIT KULIT

IKLIM YANG PANAS DAN LEMBAB

KEBERSIHAN PERORANGAN YANG KURANG BAIK

SANITASI LINGKUNGAN
FAKTOR EKONOMI YANG KURANG MEMADAI
JENIS PENYAKIT KULIT
Infeksi bakteri
skrofuloderma
tuberkolosis kutis
kusta (lepra)
ektima
pioderma.

Infeksi jamur
Pitiriasis Versikolor
tinea nigra, tinea kapitis, tinea barbae, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis, tinea manus, tinea
kruris,
kandidiasis

Alergi
dermatitis kontak iritan
Dermatitis kontak alergika
Dermatitis atopic,
dermatitis numularis
Pompolyx & eritema nodosum

Infeksi parasit &insekta

scabies
pedikulosis
creeping eruption
amebiasis kutis
gigitan serangga
 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI
OPERASIONAL
Personal Hygiene:

1. Kebersihan kulit

2. Kebersihan tangan dan kuku

3. Kebersihan pakaian
Keluhan Penyakit
4. Kebersihan handuk

Sanitasi Lingkungan
 METODE PENELITIAN
JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK DENGAN
RANCANGAN CROSS SECTIONAL.
DILAKSANAKAN DI DESA SAMPAIMAH DAN RAJA
TUHA KECAMATAN MANYAK PAYED. 9 AGUSTUS
2015 - 12 AGUSTUS 2015

POPULASI DAN SAMPEL jadi n = ( 1,96 )2 x 0,291 x 0,709

POPULASI PENELITIAN ( 0,1 )2
SELURUH PENDUDUK BERUSIA 15-64 TAHUN DI DESA
SAMPAIMAH DAN DESA RAJA TUHA KECAMATAN
MANYAK PAYED YANG SESUAI DENGAN KRITERIA = ( 3,84 x 0,291 x 0,709 )
INKLUSI DAN EKSKLUSI BERJUMLAH 1074 ORANG. 0.01
= 0,792
SAMPEL PENELITIAN 0,01
DIHITUNG MENGGUNAKAN RUMUS SUPADI = 79,2 dibulatkan menjadi 80

N=Z2pq / d2
SAMPEL FRACTION = N/N X 100%
= 80/1074 X 100%
=7,4%
1.DESA RAJA TUHA = 449 X 7,4 % = 33,2 33 RESPONDEN
2.DESA SAMPAIMAH = 625X 7,4 % = 47,4 47 RESPONDEN
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DENGAN METODE SIMPLE RANDOM SAMPLING (SRS)

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

Penduduk desa sampaimah atau Penduduk desa Sampaimah atau
penduduk desa raja tuha yang desa Raja Tuha yang berusia <15
berusia 15-64 tahun tahun atau >64 tahun

Bersedia berpartisipasi dalam Penduduk desa sampaimah atau

penelitian dengan mengisi dan desa raja tuha yang tidak bersedia
menandatangani lembar menjadi responden penelitian atau
pernyataan persetujuan (terlampir) tidak koperatif.
serta kooperatif
 METODE PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER
DATA DIPEROLEH DARI WAWANCARA DENGAN BANTUAN KUEISIONER.
DATA SEKUNDER
DARI HASIL PENELUSURAN DOKUMEN DAN LAPORAN DATA PUSKESMAS MANYAK PAYED YANG TERKAIT
DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT DAN DATA KEPENDUDUKAN.

METODE ANALISA DATA

ANALISA UNIVARIAT
ANALISA DATA DENGAN MENDISTRIBUSIKAN VARIABEL DALAM BENTUK TABEL DAN DISTRIBUSI FREKUENSI
ANALISA BIVARIAT
UJI ANALISA DENGAN MENGGUNAKAN UJI CHI-SQUARE PADA TARAF KEPERCAYAAN 95% SEHINGGA
DIKETAHUI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL PENELITIAN

Pengumpulan data
Ketebatasan waktu menggunakan
Hambatan Penelitian dan biaya questioner tanpa
observasi sehingga
dapat terjadi Bias
 HASIL PENELITIAN
Karakteristik Jumlah Persentase
Pendidikan
(%)
Kelompok umur
Sarjana SD
15-19 0 0
8% 4%
20-24 2 2,5
SMP
25-29 3 3,75
36%
30-34 2 2,5
35-39 3 3,75 SMA
40-44 7 8,75 52%
45-49 32 40
50-54 18 22,5
55-59 9 11,25
60-64 4 5
Jumlah 80 100
Jenis kelamin

Laki-Laki 24 30
Perempuan 56 70
Laki-laki: 24 (30%)
Jumlah 80 100
Perempuan: 56 (70%)
Pendidikan terakhir

Tidak Sekolah 0 0
 DISTRIBUSI KATEGORI PERSONAL HYGIENE
90
80
70
60
50
40
30
20 baik
10 buruk
0

MEMAKAI SABUN BATANGAN BERGANTIAN DENGAN KELUARGA SEBANYAK 61 ORANG RESPONDEN (76,25%),
MENCUCI KEDUA TANGAN TIDAK MENGGUNAKAN AIR MENGALIR DAN SABUN 69 ORANG (86,25%), TIDAK
MENYIKAT KUKU DENGAN SABUN SAAT MANDI SEBANYAK 65 ORANG (81,25%), RESPONDEN MEMAKAI HANDUK
BERGANTIAN DENGAN KELUARGA SEBANYAK 66 ORANG (82,5%), KEADAAN HANDUK LEMBAB SEBANYAK 44 ORANG
(55%)
 SANITASI LINGKUNGAN
Sanitasi lingkungan Jumlah Persentase
(%)

Sehat 9 11,25

Tidak Sehat 71 88,75

Total 80 100

32 responden mengeluhkan air sumur berbau/berwarna/berasa(40%),

12 reponden (15%) tidak memiliki jamban, jamban bukan leher angsa dan disalurkan
ke sungai 23 responden (28,75%)
43 responden (53,75%) tidak memiliki sarana pembuangan air limbah sehingga
tergenang di halaman.
54 reponden (67,5%) tidak memiliki tempat pembuangan sampah khusus (sampah di
tumpuk di halaman)
 DISTRIBUSI KELUHAN PENYAKIT KULIT
70
60
50
40
30
20
10
0
pruritus makula papul/vesikel kulit kering

22 responden tidak mengalami keluhan penyakit kulit

 ANALISA BIVARIAT

Personal hygiene Keluhan kulit X2 p-value

Tidak Ya
N % N %
Kebersihan kulit

Baik 9 56,3 7 43,7 6,763 0,009*

Buruk 11 17,2 53 82,8
Kebersihan Tangan
dan kuku

Baik 9 69,2 4 30,8 10,713 0,001*

Buruk 10 14,9 57 85,1
Kebersihan pakaian

Baik 25 41,7 35 58,3 6,441 0,011*

Buruk 3 15,0 17 85,0
Kebersihan handuk

Baik 7 58,3 5 41,7 11,469 0,001*

Buruk 9 13,2 59 86,8
Kebersihan tempat
tidur dan sprei

Baik 22 47,8 24 55,2 5,009 0,025*

Buruk 15 44,2 19 55,8
HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT

Sanitasi Keluhan penyakit kulit X2 p-value

lingkungan
Tidak Ya

N % N %

Sehat 5 55,6 4 44,4 6,011 0,014*

Tidak sehat 18 25,3 53 74,7

Signifikan pada 0,05

 PEMBAHASAN
PENELITIAN LISTAUTIN (2012) MENYATAKAN BAHWA ADA HUBUNGAN
YANG BERMAKNA ANTARA KEBERSIHAN KULIT, TANGAN DAN KUKU
TERHADAP TIMBULNYA GANGGUAN KULIT. FARIDAWATI (2013)
MENYATAKAN ADANYA HUBUNGAN ANTARA PERSONAL HYGIENE
DENGAN TIMBULNYA GANGGUAN KULIT PADA PEMULUNG DI
KECAMATAN BANTAR GEBANG, JAKARTA.

PERSONAL HYGIENE BAIK MEMINIMALKAN PINTU MASUK (PORT DE ENTRY)

MIKROORGANISME

KEBERSIHAN TANGAN BURUK DAN KUKU PANJANG >>PERKEMBANGAN

KUMAN PENYAKIT KULIT AKIBAT GARUKAN PADA KULIT YANG INFEKSI.

PENELITIAN SIDIT (2004) MENYATAKAN BAHWA SEBAGIAN BESAR ORANG

YANG MENDERITA PENYAKIT KULIT SERING BERTUKARAN HANDUK
DENGAN ORANG LAIN
 TIDAK BOLEH MEMAKAI HANDUK SECARA BERSAMA-SAMA KARENA MUDAH
MENULARKAN BAKTERI DARI PENDERITA KE ORANG LAIN. HANDUK TIDAK PERNAH
DIJEMUR DIBAWAH TERIK MATAHARI/TIDAK DICUCI DALAM WAKTU LAMA MAKA
JUMLAH BAKTERI PADA HANDUK BANYAK SEKALI DAN SANGAT BERESIKO UNTUK
MENULARKAN PADA ORANG LAIN

KUMAN PENYEBAB PENYAKIT KULIT JUGA SERING BERKEMBANG DI PERLENGKAPAN

TIDUR KARENA KELEMBABAN AKIBAT DARI SUHU KAMAR YANG SERING BERUBAH

PENELITIAN FITIRAWATI (2014) MENYATAKAN BAHWA TERDAPAT HUBUNGAN

ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI DI
PESANTREN NURUL UMMAH YOGYAKARTA

SANITASI LINGKUNGAN YANG BURUK DAPAT MENIMBULKAN GANGGUAN KULIT

AKIBAT DARI AIR TERCEMAR YANG DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN SEHARI HARI.
GANGGUAN PADA KULIT TERUTAMA MELALUI MEKANISME WATER WASHED
MECHANISME YAITU DITULARKAN MELALUI KONTAK DARI ORANG KE ORANG
KARENA KURANGNYA KEBERSIHAN DIRI DAN PENCEMARAN AIR
 KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

TERDAPAT HUBUNGAN BERMAKNA ANTARA KEBERSIHAN KULIT RESPONDEN

DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT (P = 0,009)
TERDAPAT HUBUNGAN BERMAKNA ANTARA KEBERSIHAN TANGAN DAN KUKU
RESPONDEN DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT ( P= 0,001)
TERDAPAT HUBUNGAN BERMAKNA ANTARA KEBERSIHAN PAKAIAN RESPONDEN
DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT (P= 0,011)
TERDAPAT HUBUNGAN BERMAKNA ANTARA KEBERSIHAN HANDUK DENGAN
KELUHAN PENYAKIT KULIT (P=0,001)
TERDAPAT HUBUNGAN BERMAKNA ANTARA KEBERSIHAN TEMPAT TIDUR DAN
SPREI DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT (P=0,025)
TERDAPAT HUBUNGAN YANG BERMAKNA ANTARA SANITASI LINGKUNGAN
DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT (P=0,014)
 SARAN

DIHARAPKAN PUSKESMAS DAPAT MEMBERI INFORMASI LEBIH LANJUT TENTANG

PENYAKIT KULIT MELALUI PENYULUHAN DAN PELATIHAN PADA MASYARAKAT

DIHARAPKAN PENDUDUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYAK PAYED DAPAT

MENINGKATKAN KEBERSIHAN DIRI DAN SANITASI LINGKUNGAN

DIHARAPKAN KEPADA PEMERINTAH DAN PIHAK TERKAIT UNTUK DAPAT

MEMFASILITASI PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MANYAK PAYED SEPERTI BANTUAN JAMBAN SEHAT, PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN
PEMBUATAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH YANG SESUAI STANDAR

DIHARAPKAN PENELITI LAINYA DAPAT MENGEMBANGKAN PENELITIAN SERUPA

DENGAN DESAIN YANG BERBEDA, VARIABEL YANG BERVARIASI, DENGAN ANALISIS
MULTIVARIAT SEHINGGA DAPAT DIKETAHUI VARIABEL YANG PALING BERPENGARUH.
TERIMA KASIH