PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sangat mungkin setiap individu hidup produktif dengan cara sosial Dan
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat hidup
pelayanan.
kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk merawat klien tersebut. Penerapan
1
Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian
setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90 persen terjadi
di Asia dan Afrika, sepuluh persen di negara berkembang lainnya, dan kurang
lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan. Sedangkan di negara maju risiko ini
plasenta tidak lahir spontan dan tidak yakin apakah plasenta lengkap.
berada di rahim dan tidak keluar dengan sendirinya secara alami. Ketika itu
terjadi, plasenta harus di keluarkan dari rahim ibu. Jika plasenta tetap tertahan
bahkan kematian. Biasanya plasenta akan keluar sekitar 5-10 menit setelah
kelahiran bayi, namun ada juga yang baru keluar setelah 30 menit. Perlekatan
antara kulit bayi dan ibu pada saat menyusui untuk pertama kalinya dapat
secara alami. Apabila hingga 1 jam kelahiran bayi plasenta belum juga keluar,
2
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI
tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit
kematian ibu.
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu di Sulawesi
terbanyak berdasarkan data dari bagian Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi
3
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Kota Baubau pada
plasenta, dan pada Bulan Januari hingga Desember 2018 terdapat 20 ibu
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
yang berada di rahim dan tidak keluar dengan sendirinya secara alami.
Ketika itu terjadi, plasenta harus di keluarkan dari rahim ibu. Jika plasenta
infeksi dan bahkan kematian. Biasanya plasenta akan keluar sekitar 5-10
menit setelah kelahiran bayi, namun ada juga yang baru keluar setelah 30
menit. Perlekatan antara kulit bayi dan ibu pada saat menyusui untuk
kelahiran bayi plasenta belum juga keluar, kondisi ini disebut retensio
plasenta.
4
2. Pertanyaan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
d. Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang
2019.
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Pembaca
6
3. Bagi Praktisi Keperawatan
plasenta.
6. Bagi penulis
retensio plasenta.
1. Metode Penelitian
(Nursalam, 2012 ).
7
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi pustaka
b. Studi kasus
klien.
keperawatan.
8
F. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Baubau.
2. Waktu penelitian
2019.
G. Sistematika Penulisan
Penyusunan karya tulis ilmiah ini terdiri dari 5 bab, dengan sistematika
sebagai berikut:
2. Bab II : Tinjauan pustaka yang berisi tentang konsep atau teori yang
berikut:
keperawatan.
9
c. Konsep dasar asuhan keperawatan meliputi: pengkajian keperawatan,
keperawatan.
3. Bab III: Tinjauan kasus akan diuraikan tentang hasil dan analisa kasus
keperawatan.
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
plasenta tidak lahir spontan dan tidak yakin apakah plasenta lengkap.
(Walyani, 2015).
lamanya waktu yang berlalu antara kelahiran bayi dan keluarnya plasenta
11
Kebanyakan bidan akan menunggu satu setengah jam bagi plasenta untuk
ukurannya (plasenta yang sangat kecil). Plasenta yang sukar lepas karena
Tabel 2.1
Gambaran dan Dugaan Penyebab Retensio Plasenta
12
timbul : Tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat
ini untuk menentukan sikap pada saat bidan akan mengambil keputusan
fisiologi.
sebagian atau total pada dinding uterus. Pada plasenta akreta vili
pada biasa ialah sampai kebatas atas lapisan otot rahim. Plasenta
dengan erat pada dinding rahim. Plasenta akreta yang parsialis, yaitu
13
kompleta, inkreta, dan preketa jarang terjadi. Penyebab plasenta
akreta adalah kelainan desi dua misalnya desi dua yang terlalu tipis.
dinging uterus.
plasenta.
14
ditempat itu. Pembuluh darah yang terdapat di uterus berada diantara
serat otot ini menekan pembuluh darah dan retraksi otot ini
masih tipis.
15
bahwa perdarahan selama pemisahan plasenta lebih merupakan
ultrasonografi pada kala tiga, 89% plasenta lepas dalam waktu satu
serta tali pusat yang keluar lebih panjang. Sesudah plasenta terpisah
atau atas vagina. kadang-kadang, plasenta dapat keluar dari lokasi ini
5. Komplikasi
1. Perdarahan
16
Terjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit
2. Infeksi
6. Penatalaksanaan
a. Retensio plasenta dengan sparasi parsial
17
1) Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan
tindakan yang akan diambil. Regangkan tali pusat dan minta pasien
tali pusat.
apabila di perlukan.
supositoria/ oral)
neurogenik.
b. Plasenta inkaserata
pemeriksaan.
18
3) Pilih fluethane atau eter untuk kontriksi serviks yang kuat, siapkan
c. Plasenta akreta
fundus atau korpus bila tali pusat ditarik. Pada pemeriksaan dalam
d. Sisa plasenta
19
sisa plasenta dengan perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagian
uterus
bekuan darah atau jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh
kuretase.
4) Bila kadar Hb<8g/dL berikan transfuse darah. Bila kadar Hb> 8g/
7. Pemeriksaan Penunjang
meningkat.
time (PT) dan activated Partial Tromboplastin Time (APTT) atau yang
sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini
20
penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor
21
B. Konsep Proses Keperawatan
1. Pengkajian
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual
a. Pengumpulan data
ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan
22
b) Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan
b. Analisa data
c. Perumusan masalah
23
pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera
keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
a. Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik
yang ditemukan.
dilakukan intervensi.
24
d. Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau
3. Intervensi keperawatan
beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam
25
4. Implementasi Keperawatan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
Tahap 1 : persiapan
Tahap 2 : intervensi
independen,dependen,dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi
26
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil Evaluasi
ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat
27
data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai
28
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan pada ibu dengan
1. Identitas klien
berikut :
1) Sirkulasi :
(placentaa tertahan)
kehilangan darah.
2) Eliminasi :
atas vagina
29
3) Nyeri/Ketidaknyamanan :
4) Keamanan :
5) Seksualitas :
%)
30
2. Diagnosa Keperawatan
diperoleh.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
cairan amnion atau retensi janin mati selama lebih dari 5 minggu)
komplikasi.
31
b) Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan hitung
kebutuhan penggantian.
Perubahan pada tekanan darah tidak dapat dideteksi sampai volume cairan
hipoksia.
32
f) Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30 derajat dan tubuh
horizontal.
menjamin persediaan darah keotak dan organ vital lainnya lebih besar.
metabolik.
j) Kaji nyeri perineal menetap atau perasaan penuh pada vagina. Berikan
33
Rasional : Tromboplastin dilepaskan selama upaya pengangkatan placenta
l) Mulai Infus 1 atau 2 i.v dari cairan isotonik atau elektrolit dengan
kateter !8 G atau melalui jalur vena sentral. Berikan darah lengkap atau
Rasional : Perlu untuk infus cepat atau multipel dari cairan atau produk
Antibiotik.
34
2. Resiko tinggi terjadi Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
Intervensi :
Tinjau ulang cara yang tepat untuk menangani dan membuang material
infeksious..
Rasional : Peningkatan suhu dari 100,4 ºF (38ºC) pada dua hari beturut-
nyeri pelvis.
teratasi.
eritema, nyeri), atau infeksi saluran kemih (urine keruh, bau busuk,
efektif.
35
e) Kaji keadaan Hb atau Ht. Berikan suplemen zat besi sesuai indikasi.
Intervensi :
a) Tentukan karakteristik, tipe, lokasi, dan durasi nyeri. Kaji klien terhadap
bagian-bagian placenta. Nyeri berat, baik pada uterus dan abdomen, dapat
Rasional : Situasi darurat dapat mencetuskan rasa takut dan ansietas, yang
36
d) Berikan analgesik, narkotik, atau sedativa sesuai indikasi
Intervensi :
sianosis, tanda lanjut dan mungkin tidak tampak sampai kadar PO2 turun
dibawah 50 mmHg.
d) Kaji warna dasar kuku, mukosa mulut, gusi dan lidah, perhatikan suhu
kulit.
37
e) Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan
kejaringan.
Intervensi :
ancietasnya.
psikologis.
38
d) Bantu klien dalam mengidentifikasi perasaan ansietas, berikan kesempatan
e) Beritahu kepada klien tujuan dari setiap tindakan yang akan dilakukan
diperoleh.
Intervensi :
penyebab hemoragi.
39
d) Diskusikan implikasi jangka pendek dari hemoragi pasca partum, seperti
keinginannya).
40