Anda di halaman 1dari 18

Tugas Pogram KKB

ORGANISASI PROGRAM KB DI INDONESIA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4


SRI HARDIANTI (Tidak akif)
SITI NURUL ISLAMIAH
RISKIA RAHMAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

Kata Pengantar
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Organisasi Program Kb di
Indonesia.
Makalah ini menjelaskan tentang organisasi program kb yang terdapat di Indonesia
beserta tujuan, struktur, manfaat, sejarah dan tugas pokoknya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi pembaca dan penulis. Selesainya penulisan makalah ini semata-mata berkat
bantuan dari berbagai pihak, yang telah memberikan dukungan dalam berbagai bentuk kepada
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca, guna menyempurnakan makalah
ini.

Makassar, 13 September 2013

Penulis

Daftar Isi
A. Kata Pengantar.............................................................................................................. i
B. Daftar Isi....................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Tujuan........................................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2
Bab II Organisasi Program Kb di Indonesia
1. PKBI.............................................................................................................................
a. Sejarah PKBI..........................................................................................................
b. Visi Dan Misi PKBI................................................................................................
c. NILAI PKBI............................................................................................................
d. Struktur Organisasi PKBI.......................................................................................
2. LKBN............................................................................................................................
a. Sejarah LKBN.........................................................................................................
b. Tugas Pokok LKBN................................................................................................
c. Struktur Organisasi LKKBN...................................................................................
3. BKKBN.........................................................................................................................
a. Sejarah BKKBN......................................................................................................
b. Tugas Pokok BKKBN.............................................................................................
c. Visi Dan Misi BKKBN...........................................................................................
d. Keuntungan BKKBN..............................................................................................
e. Fungsi BKKBN.......................................................................................................
f. Struktur Organisa BKKBN.....................................................................................

3
5
6
6
6
6
6
7
8
9
9
10
12
12
12
15

Bab III Penutup


A. Kesimpulan................................................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................................................. 16
Daftar Pustaka........................................................................................................................... 17
Pertanyaan Kelompok............................................................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program keluarga berencana ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan pelaksanaan

keluarga berencana, diusahakan agar angka kelahiran dapat diturunkan, sehingga tingkat
kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan kenaikan produksi, dan dengan
demikian diharapkan dapat ditingkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat.
Pelaksanaan organisasi program dilakukan atas dasar sukarela serta tidak bertentangan
dengan agama, kepercayaan dan, moral Pancasila. Oleh karena itu maka bimbingan, pendidikan
serta pengarahan amat diperlukan, agar dengan kesadarannya sendiri masyarakat dapat
menghargai dan menerima pola keluarga kecil,sebagai salah satu tindakan penting bagi
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian maka pelaksanaan program keluarga
berencana tidak hanya menyangkut masalah teknis medis semata-mata, melainkan mencakup
juga berbagai masalah penting dalam tata hidup dan kehidupan rakyat, antara lain berhubungan
pula dengan tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya.
Gerakan Keluarga Berencana yang kita kenal sekarang ini bermula dari kepeloporan
beberapa orang tokoh, baik di dalam maupun di luar negeri. Pada awal abad ke 19, di Inggris,
upaya keluarga berencana mula mula timbul atas prakarsa sekelompok orang yang menaruh
perhatian pada masalah kesehatan ibu. Maria Stopes (1880-1950) menganjurkan pengaturan
kehamilan di kalangan kaum buruh di Inggris. Di Amerika Serikat dikenal Margareth Sanger
(1883-1966) yang dengan program birth controlnya merupakan pelopor Keluarga Berencana
Modern. Pada 1917 didirikan National Birth Control League dan pada Nopember 1921 diadakan
American National Birth Control Conference yang pertama. Salah satu hasil konferensi tersebut
adalah pendirian American Birth Control League dengan Margareth Sanger sebagai ketuanya.
Pada 1925 ia mengorganisasi Konferensi Internasional di New York yang menghasilkan
pembentukan International Federation of Birth Control League. Selanjutnya pada 1927
Margareth Sanger menyelenggarakan World Population Conference di Jenewa yang melahirkan
International Women for Scientific Study on Population dan International Medical Group for the
Investigation of Contraception. Pada 1948 Margareth Sanger ikut mempelopori pembentukan
International Committee on Planned Paranthood yang dalam konferensinya di New Delhi pada
1952 meresmikan berdirinya International Planned Parenthood Federation (IPPF). Federasi ini
memilih Margareth Sanger dan Rama Ran dari India sebagai pimpinannya. Sejak saat itu
berdirilah perkumpulan perkumpulan Keluarga Berencana di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia yang mendirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
B. Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui atau mengkaji organisasi
program kb di Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Jelaskan Organisasi program kb yang terdapat di Indonesia beserta sejarah, tujuan,
fungsi, tugas, sttruktur organisasinya, keuntungan dari orgranisasi?

BAB II
Organisasi Program Kb di Indonesia
Organisasi yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih dalam suatu wadah untuk
mencapai tujuan bersama, sedangkan program kkb merupakan upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Tujuan
organisasi Program kb adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar
bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan
penduduk Indonesia. Adapun Organisasi program kb yang terdapat di Indonesia sebagai berikut:
1. PKBI (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia)
a. Sejarah PKBI
Di Indonesia usaha membatasi kelahiran (Birth control) secara individual telah banyak
dilakukan orang secara tradisional. Angka kematian bayi Indonesiatergolong tinggi, begitu pula

kematian ibu-ibu pada saat melahirkan.Hal ini tidak akan terjadi apabila orang sudah mulai
merencanakan dan mengatur angka kematian.
Dalam memperkenalkan KB di Indonesia, para tokoh KB umumnya mengaitkan dengan
segi kesehatan, sebagai contoh Yayasan Kesejahteraan Keluarga (YKK) yang didirikan di
Yogyakarta pada tanggal 12 November 1952. Dalam perkembangan selanjutnya pelayanan KB
diberikan di Balai kesehatan ibu dan anak (BKIA).
Akhirnya dalam menyatukan gerak para tokoh yang mempelopori usaha-usaha KB,maka
pada tahun 1957 didirikan perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) bertempat di
gedung IDI A Dr. Sam Ratulangi 29 Jakarta, yang melibatkan tokoh-tokoh pendiri antara lain
seperti DR R.Soeharto, Ny. Dr. Hurustiati Soebandrio, Ny Nani Soewondo SH, Ny Untung, Ny
H.RABS Samsuridjal, Prof DR. Sarwono, Prawirohardjo , Ny Pojotomo, Dr. M. Judono,
Dr.R.Hanifa Winyosastro, Ny Roem, Dr. Koen S Martiono. Tokoh seperti Dr Abraham Stone
(telah meninggal) dan Mrs Dorathy Brush (juga telah wafat) bersama Dr. R Soeharto (juga telah
wafat) pernah menghadap Presiden Soekarno yang saat itu tetap tidak membenarkan usaha
keluarga berencana secara luas terbuka atau sebagai unsur politik kependudukan, meskipun
demikian beliau dapat menyetujui keluarga berencana dengan cara tubektomi sekalipun demi
kesehatan dan kese-lamatan sang ibu.
Kemudian pada tahun 1967 PKBI menjadi anggota Federasi Keluarga Berencana
Internasional yaitu IPPF (International Planned Parenthood Federation) yang berkantor pusat di
London. PKB. Pada tahun 1970 menjadi organisasi resmi pemerintah sebagai pelaksana dan
pengelola program KB nasional sampai dengan saat ini . Berdasarkan Keputusan Presiden RI
Nomor 8 Tahun 1970, BKKBN bertanggung jawab kepada presiden, yang sehari-hari didampingi
oleh Musyawarah Pertimbangan KB Nasional dan cakupan wilayah kerjanya hanya terbatas pada
Daerah Jawa dan Bali, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 8 Tahun 1970
Dengan tujuan tersebut maka PKBI mulai menggariskan programnya meliputi 3 macam
usahanya yaitu :
a.
mengatur kehamilan atau menjarangkan kehamilan
b.
mengobati kemandulan dan
c.
memberi nasehat perkawinan.I sebagai cabang dari IPPF memiliki kesamaan dari
visi-misi.
Setelah berdirinya PKBI pada tanggal 23 Desember 1957, maka usaha-usaha PKBI mulai
lebih dikembangkan sesuai dengan tujuan dan program yang telah ditetapkan. Tugas PKBI makin
berat mengingat sebagai satu-satunya organisasi sosial yang bergerak di dalam bidang KB masih
mendapat banyak kesulitan-kesulitan dan hambatan terutama dengan adanya KUHP pasal nomor

283 yang melarang demikian penyebar-luasan gagasan KB masih secara terselubung. Penerangan
dan pelayanan masih terbatas. Penerangan pada waktu itu terutama ditujukan pada organisasi
wanita.
Setelah sejak berdirinya PKBI pada tahun 1957 melaksanakan usaha-usahanya dengan
segala kesulitan-kesulitan yang dihadapi baik di dalam menyebar-luaskan gagasannya kepada
masyarakat maupun di dalam menghadapi reaksi-reaksi pemerintah maka pada akhirnya kongres
Nasional I PKBI mengeluarkan pernyataan sebagai berikut :
PKBI menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pemerintah yang
telah mengambil kebijaksanaan mengenai Keluarga Berencana yang akan

menjadikan program pemerinta.


PKBI mengharapkan agar Keluarga Berencana sebagai program pemerintah

segera dilaksanakan.
PKBI sanggup untuk membantu Pemerintah dalam melaksanakan program
keluarga berencana sampai di pelosok-pelosok supaya faedahnya dapat dirasakan
seluruh lapisan masyarakat.

b. Visi Dan Misi PKBI


Visi: Perkumpulan percaya bahwa keluarga adalah pilar utama untuk mewujudkan
masyarakat yang sejahtera. Keluarga yang dimaksud ialah keluarga bertanggung jawab, yaitu
keluarga yang menunaikan tanggung jawab dalam dimensi kelahiran, pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan dan masa depan Memperjuangkan penerapan dan penerimaan konsep Keluarga
yang Bertanggung Jawab dalam keluarga Indonesia, melalui pembangunan masyarakat dan
pemberdayaan penduduk secara utuh, khususnya dalam bidang kesehatan reproduksi.
o Dimensi Kelahiran : Artinya bahwa kelahiran anak dalam setiap keluarga terjadi
atas keinginan yang direncanakan.
o Dimensi Pendidikan artinya bahwa pendidikan dalam setiap keluarga ditujukan
seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan dan kepribadian,
dengan memberikan kesempatan yang sama untuk setiap anggota keluarga serta
dilaksanakan secara dialogis.
o Dimensi Kesehatan, artinya bahwa kesehatan keluarga ditujukan untuk
terpenuhinya kebutuhan hidup sehat yang mengutamakan upaya pembebasan
dari ketergantungan obat-obatan kimiawi (lebih prefentif dari pada kuratif).
o Dimensi Kesejahteraan artinya bahwa kesejahteraan itu mencerminkan martabat
manusia (human dignity) lebih daripada pemilikan harga (not having but being).

Dimensi Masa depan artinya bahwa masa depan anak itu ditentukan sendiri oleh
mereka, dan bukan oleh orang tuanya.
Misi: Memperjuangkan penerimaan dan praktek keluarga bertanggung jawab dalam
keluarga Indonesia melalui pengembangan program, pengembangan jaringan, dan pemberdayaan
masyarakat di bidang kependudukan secara umum dan secara khusus di bidang kesehatan
reproduksi.

c. Nilai PKBI
Tidak membedakan ras, agama, warna kulit, aliran politik, umur, jenis kelamin, status
ekonomi dan fisik. Melakukan pendekatan pelayanan yang manusiawi, holistic dan
berkelanjutan. Berpegang teguh pada semangat profesionalisme, kemandirian, kepeloporan, dan
kerelawanan, dan tidak semata-mata untuk mencari keuntungan (not merely to profit)
Menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan, demokratisasi, dan keadilan social.
d. Struktur Organisasi PKBI
organisasi PKBI berbentuk vertical dari tingkat pusat, daerah atau propinsi dan
cabang atau kabupaten. Terdiri dari 2 kelompok pelaku organisasi yaitu kelompok pengambil
kebijakan umum (governing body) dan kelompok staf pelaksana (Executive Team) Untuk
membantu tugas mengambil kebijakan umum dalam pengambilan kebijakan umum (Governing
Body) dan kelompok staf pelaksana (Executive Team), Untuk membantu tugas mengambil
kebijakan umum dalam pengambilan kebijakan perkumpulan, dibentuk pula Panitia Ahli yang
terdiri dari para pakar dibidangnya dan sudah memahami PKBI dan dunia LSM.
Struktur organisasi staf pelaksana dipimpin oleh Direktur pelaksana pusat, Direktur
Pelaksana diangkat dan bertanggung jawab kepada pengurus Nasional Khusus untuk mengelola
Wisma PKBI, Pengurus menunjuk langsung seorang Manager Wisma PKBI, Pengurus langsung
seorang Manager wisma dan bertanggung jawab kepada PHN.
2. LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional)
a. Sejarah LKBN

Proses pembentukan LKBN tidak dapat terlepas dari peranan PKBI. Pada tahun 1967
Presiden soeharto menandatangani Deklarasi Pemimpin-Pemimpin Dunia tentang kependudukan.
Walaupun demikian untuk menetapkan keluarga berencana sebagai program nasional pemerintah
sangat berhati-hati, karena masalah ini menyangkut masalah budaya bangsa. Sebagai langkah
pertama Menteri Kesejahteraan Rakyat Dr.K.H. Idham Chold membentuk panitia ad-hoc yang
bertugas mempelajari kemungkinan KB dijadikan program nasional. Dalam pertemuaan Presiden
dengan panitia ad-hoc Februari 1968 Presiden menyatakan bahwa pemerintah menyetujui
gerakan KB yang diselenggarakan Masyarakat dengan dibantu dan dibimbing oleh pemerintah.
Maka keluarlah intruksi Presiden No.26 Tahun 1968 kepada Mentri Kesejahteraan Rakyat pada
tanggal 11 Oktober 1968 mengeluarkan SK No.35/KPTS/Kesra/1968 Rakyat yang isinya antara
lain :
1) Untuk membimbing, mengkoordinir serta mengawasi segala aspirasi yang ada di dalam
masyarakat di bidang keluarga berencana.
2) Mengusahakan segera terbentuknya suatu badan atau lembaga yang dapat menghimpun
segala kegiatan di bidang keluarga berencana serta terdiri atas unsur pemerintah dan
masyarakat.
Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut, Menteri Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 11
Oktober 1968 mengeluarkan surat keputusan nomor 35/Kpts/Kesra/X/1968 tentang pembentukan
suatu lembaga keluarga berencana. Setelah memulai pertemuan lebih lanjut oleh Menteri
Kesejahteraan Rakyat dengan beberapa menteri lainnya serta tokoh-tokoh masyarakat yang
terlibat usaha keluarga berencana, maka dibentuklah Lembaga Keluarga Berencana Nasional
(LKBN pada tanggal 17 Oktober 1968 dengan Surat Keputusan nomor 36/- Kpts/Kesra/X/1968
yang berstatus lembaga semi pemerintah. Fungsi dari pada lembaga ini pada dasarnya mencakup
dua hal yaitu :

1) Mengembangkan keluarga berencana


2) Mengelola segala jenis bantuan
b. Tugas Pokok LKBN
Surat Keputusan Menteri Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 17 Oktober 1968 tentang
pembentukan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang mempunyai tugas pokok
mewujudkan kesejahteraan sosial, keluarga dan rakyat pada umumnya dengan cara:

menjalankan koordinasi-integrasi, sinkronisasi dan simplikasi usaha-usaha

keluarga berencana.
mewujudkan saran-saran yang diperlukan kepada Pemerintah mengenai

keluarga berencana sebagai program nasional


mengadakan atau membina kerjasama antara Indonesia dan negeri dalam

bidang Keluarga Berencana, selaras dengan kepentingan Nasional.


Mengusahakan perkembangan keluarga berencana atas dasar sukarela
dalam arti seluas-luasnya termasuk pengobatan kemandulan, nasehat

perkawinan dan sebagainya.


c. Sturuktur Organisasi LKBN
susunan organisasinya terdiri atas:
1) Badan Pertimbangan Keluarga Berencana Nasional (BPKBN)
2) Pimpinan Pelaksanaan Keluarga Berencana (dari tingkat Pusat sampai dengan
Tingkat II) .
Dilihat dari struktur organisasinya, maka LKBN ini masih menonjol sifat organisasi
kemasyarakatannya, karena memang saat ini fungsi utamanya adalah untuk mengembangkan
keluarga berencana agar dapat dikenal dan diterima oleh masyarakat. Juga untuk maksud ini pula
duduklah tokoh Islam terkenal yaitu H.S.M Nazaruddin Latif dalam pengurusamn LKBN, untuk
ikut menangani persoalan Keluarga Berencana dari segi-segi keagamaan, khususnya Agama
Islam. Selama periode LKBN ini, makam proses pengenalan Keluarga Berencana kepada
masyarakat berlangsung sangat memuaskan, dan boleh dikatakan tidak ada tantangan dari

masyarakat secara berarti ; sehingga Pemerintah berkesimpulan bahwa masyarakat telah siap
untuk menerima program keluarga berencana adalahsebagian integral dari Pembangunan Lima
Tahun (Repelita I).
3. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional).
a. Sejarah BKKBN.
Selama periode LKBN ini, makam proses pengenalan Keluarga Berencana kepada
masyarakat berlangsung sangat memuaskan, dan boleh dikatakan tidak ada tantangan dari
masyarakat secara berarti ; sehingga Pemerintah berkesimpulanbahwa masyarakat telah siap
untuk menerima program keluarga berencana adalahsebagian integral dari Pembangunan Lima
Tahun (Repelita I). Oleh karena itu setelah satu tahun kemudian, Pemerintah memutuskan bahwa
sudah pada saatnya mengambil alih progam keluarga berencana menjadi program pemerintah
seutuhnya atau sepenuhnya. Namun walaupun demikian masih harus tetap disadari bahwa
keluarga berencana ini bukan hanya persoalan medis saja tetapi menyangkut masalah sosial,
sehingga

organisasi

yang

akan

menangani

masalah

ini

nanti

haruslah

tetap

mempertimbangkannya masalah ini dalam operasional selanjutnya.


Dengan alasan tersebhut diatas maka program Keluarga Berencana dijadikan program
nasional. Sedangkan untuk mengelolanya dibentuklah Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional dengan keputusan Presiden Nomor 8 tahun 1970. Selain itu dasar pertimbangan
pembentukan BKKBN ini juga didasarkan atas bahwa :
1. Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan dengan jalan lebih
memanfaatkan dan memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia.
2. Program perlu digiatkan pula dengan pengikut sertaan baik masyarakat maupun
pemerintah secara maximal
3. Program keluarga berencana ini perlu diselenggarakan secara teratur dan terencana
kearah terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

b. Tugas Pokok BKKBN


Badan ini mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
1) Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terhadap usaha-usaha pelaksanaan
program keluarga berencana nasional yang dilakukan oleh Unit- Unit Pelaksana.
2) Mengajukan saran-saran kepada Pemerintah mengenai pokok kebijaksanaan dan
masalah masalah penyelenggaraan program Keluarga Berencana Nasional.
3) Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana atas dasar pokok-pokok
kebijaksanaan yang ditetap kan oleh Pemerintah.
4) Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan Negara-negara Asing maupun Badanbadan Internasional dalam bidang keluarga berencana selaras dengan kepentingan
Indonesia dan sesuai dengan prosedur yang berlaku
5) Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis bantuan yang berasal
dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan
yang ditetapka oleh Pemerintah.
Dalam Keppres Nomor 8 tahun 1970 itu disebutkan bahwa penanggung jawab umum
penyelenggaraan program keluarga berencana nasional ada di tangan Presiden dan dilakukan
sehari-hari oleh Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat dibantu oleh Dewan Pembimbing
Keluarga Berencana Nasional. Anggota Dewan Pembimbing terdiri dari :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)

Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat, sebagai Ketua merangkap anggota


Menteri Kesehatan, sebagai Wakil Ketua merangkap anggota
Menteri Dalam Negeri sebagai anggota
Menteri Pertahanan Kemanan, sebagai anggota
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai anggota
Menteri Penerangan, sebagai anggota
Menteri Agama, sebagai anggota
Menteri Sosial, sebagai anggota
Menteri Keuangan, sebagai anggota
Ketua Bappenas, sebagai anggota

11) Ketua Perkumpulan Keluarga Berecana Indonesia Pada Pelita I yaitu tahun 1969-1974
daerah program Keluarga Berencana meliputi 6 propinsi Jawa Bali yaitu : DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.
Keenam Propinsi tersebut merupakan daerah yang terbesar jumlah penduduknya di
Indonesia, maka merupakan daerah perintis pertama dari program BKKBN. Ditiap Propinsi telah
terbentuk BKKBN Propinsi, serta secara berangsur-angsur pula dibentuk BKKBN Kabupaten
atau Kotamadya. Penyelenggaraan program didaerah berjalan sangat lancar, dan dapat
menggerakkan seluruh potensi daerah. Hal ini adalah berkat kebijaksanaan BKKBN Pusat, yang
menitipkan program nasional itu kepada para Gubernur, di mana Gubernur dinyatakan sebagai
Penanggung Jawab Program. Demikian pulapara Bupati untuk Kabupaten didaerahnya masingmasing. Dengan demikian secara organisatoris nampak adanya pendelegasian dari Pusat ke
Daerah-Daerah.Oleh karena itu dalam menyelenggarakan program di daerah, BKKBN Propinsi
maupun BKKBN Kabupaten mendapat dukungan dari semua Aparat Pemerintah Daerah.

c. Visi Dan Misi BKKBN.


Visi: :Penduduk Tumbuh Seimbang 2015.
Misi: Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
d. KEUNTUNGAN BKKBN
Keputusan Presiden RI Nomor 8 tahun 1970 tentang BKKBN yaitu Depkes sebagai unit
pelaksana program KB. BKKBN yaitu badan resmi pemerintah yang bertanggungjawab penuh
mengenai pelaksanaan program KB di Indonesia. Keuntungan dari BKKBN adalah:

a. Memungkinkan program-program melepaskan diri pendekatan klinis yang jangkauannya


terbatas.
b. Memungkinkan besarnya peranan pakar-pakar non medis dalam mensukseskan program
keluarga berencana di Indonesia melalui pendekatan ke masyarakat.
e. FUNGSI BKKBN
fungsi BKKBN adalah:
o Penetapan kebijakan pengelolaan program keluarga berencana nasional
dan pembangunan keluarga sejahtera secara menyeluruh dan terpadu,
sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Presiden.
o Koordinasi dan penyelenggaraan management dan administrasi umum
program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga
sejahtera.
o Koordinasi dan penyelenggaraan perencanaan program dan bantuan Luar
negeri serta mengumpulkan data dan informasi Keluarga.
o Koordinasi dan penyelenggaraan, peningkatan peran serta, masyarakat
dalam program Keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga
sejahtera.
o Koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan program pembangunan
keluarga sejahtera.
o Koordinasi dan penyelenggaraan dan pembinaan program keluarga
berencana Nasional dan kesehatan Reproduksi,
o Koordinasi dan penyelenggaraan pelatihan Nasional dan Internasional,
Pengembangan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan
keluarga sejahtera,
o Koordinasi dan penyelenggaraan dan pengawasan fungsional administrasi
umum dan keuangan, ketenagaan dan materiel, serta pengelolaan program
keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

f. STRUKTUR BKKBN

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan: program kkb merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Adapun Organissasi yang ada di Indonesia yaitu:
PKBI (Persatua Keluarga Berencana Indonesia) di dirikan pada tanggal 23
Desember 1957 dengan Dr.R Soeharto sebagai Ketua PKBI adalah pelopor
pergerakan keluarga berencana yang membantu masyarakat yang memerlukan

bantuan secara sukarela.


LKBN (Lembaga Kelurga Berencana Nasional) di dirikan tanggal 17 Oktober
1968 dengan Surat Keputusan nomor 36/- Kpts/Kesra/X/1968 yang berstatus

lembaga semi pemerintah.


BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) didirikan pada 1970
dengan keputusan Presiden Nomor 8 tahun 1970.
Dari penjelasan di atas organisasi-organisasi tersebut memiliki tujuan dan

memiliki tugas pokok masing-masing dalam menjalaankan program kb di Indonesia.

B. Saran: Dalam makalah ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca, guna menyempurnakan makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA.
Amri.2010.Perkembangan Kb Di Indonesia. http://lecturef.blogspot.com/2010/08/perkembangan-kb-diindonesia.html di posting Senin, 02 Agustus 2010.
Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005.
BKKBN, 1999.Kependudukan KB dan KIA.Bandung, Balai Litbang.
Esi Yustiara AR.2012. Makalah Organisasi KB. http://cordanamora.blogspot.com/2012/04/makalahorganisasi-kb-by-esi-yustiara.html diposting pada tanggal 28 April 2012.
Fitria

Hayu

Palupi.2012.Organisasi

posting Januari 18 2012.


Website BKKBN

KB.http://fitriahp.wordpress.com/2012/01/18/organisasi-kb/

di

PERTANYAAN DARI KELOMPOK LAIN:

Kurnia Wulandari Fitri: Apa perbedaan yang paling mendasar dari 3 organisasi KB di
Indonesia yakni PKBI, LKBN, dan BKKBN?
Jawaban: PKBI= Didirikan oleh para tokoh kb di Indonesia
LKBN= Didirikan oleh kerjasama publik dan masyarakat
BKKBN= Didirikan oleh pemerintah bedasarkan keputusan presiden keputusan

Presiden Nomor 8 tahun 1970.


Kiki Resky: Apakah struktur organisasi kb di Indonesia sudah baik atau belum?
Jawaban: Menurut kelompok kami struktur organisasi kb di Indonesia sudah baik namun

dalam pelaksanaannya masih banyak petugas kb yang tidak melakukan dengan baik.
Aslam: Masala apakah yang di timbulkan sehingga tujuan organisasi tidak tercapai?
Jawaban: karena msih kurangnya kesadaran masyarakat dan kurangnya partisipasi
masyarakat untuk menjalankan tujuan dari organisasi kb. oleh karena itu, maka di
perlukan bimbingan, pendidikan serta arahan agar kesmasyarakat mengetahui bahwa
pentingnya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai