Oleh:
JODI BONARI
NIM : 144011.01.18.133
KELAS : 4A
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang
disebabkan oleh spesies dermatofita. Kelainan ini dapat ditandai dengan
lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia dan kadang terjadi gambaran
klinis yang lebih berat, yang disebut kerion. 2 Tinea kapitis lebih banyak
terdapat pada anak-anak prapubertas (preadolescent).
B. Epidemiologi
D. Patogenesis
E. Manifestasi Klinis
2. Bentuk inflamasi
Biasanya terlihat pada jamur ektotrik zoofilik (M. canis) atau
geofilik (M.gypseum). Keradangannya mulai dari folikulitis
pustula sampai kerion yaitu pembengkakan yang dipenuhi dengan
rambut-rambut yang patah-patah dan lubang-lubang folikular
yang mengandung pus3. Inflamasi seperti ini sering menimbulkan
alopesia yang sikatrik. Lesi keradangan biasanya gatal dan
dapat nyeri, limfadenopati servikal, panas badan dan lesi
tambahan pada kulit halus.
3. Kerion
Bentuk ini adalah bentuk yang serius, karena disertai radang yang
hebat yang bersifat lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-
bisul kecil yang berkelompok dan kadang-kadang ditutupi sisik-
sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut.
Bila kerion ini menyembuh akan meninggalkan suatu daerah yang
botak permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk ini
disebabkan oleh mikrosporon kanis, M.gipseum , trikofiton
tonsuran dan T.Violaseum
4. Tinea favosa
1. Tsoriasis vulgaris
2. Dermatitis seboroika
3. Trikoti lomania
F. Diagnosis
1. Gejala Klinis
2. Pemeriksaan penunjang
G. Pencegahan
H. Terapi Medis
1. Terapi Utama
a. Tablet Griseofulvin
b. Tablet microsize (125, 250, 500mg) 20 mg / Kg BB/hari,
1-2 kali/hari selama 6-12 minggu
c. Tablet ultramicrosize (330mg) 15 mg/Kg BB/hari, 1-2
kali/hari selama 6-12 minggu Diminum bersama susu atau
es krim oleh karena absorbsinya dipercepat dengan
makanan berlemak.
d. Semua baik untuk
karena Microsporum maupun Trichophyton. Pemberian
pertama untuk 2 minggu kemudian dilakukan pemeriksaan
lampu Wood, KOH dan kultur.
e. Kapsul Itrakonazol (100 mg) dosis 3-5 mg/Kg BB/hari
selama 4-6 minggu.
f. Terapi denyut dosis 5 mg/Kg BB/ hari selama 1 minggu,
istirahat 2 minggu/siklus
g. Tablet Terbinafin (tablet 250 mg).
h. Tablet Flukonazo.
2. Terapi Ajuvan
a. Shampo
b. Shampo obat berguna untuk mempercepat penyembuhan,
mencegah kekambuhan dan mencegah penularan, serta
membuang skuama dan membasmi spora viabel, diberikan
sampai sembuh klinis dan mikologis.
c. Shampo selenium zulfit 1% – 1,8% dipakai 2-3 kali/
minggu didiamkan 5 menit baru dicuci.
d. Shampo Ketokonazole 1% – 2% dipakai 2-3 kali/ minggu
didiamkan 5 menit baru dicuci.
e. Shampo povidine iodine dipakai 2 kali / minggu selama 15
menit.
3. Terapi Kerion
I. Prognosis
1. PENGKAJIAN
Data tergantung pada tipe, lokasi dan keparahan cedera dan mungkin
dipersulit oleh cedera tambahan pada organ-organ vital.
a) Aktivitas/Istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas Ego
d) Eliminasi
f) Neurosensori
h) Nyeri/Kenyamanan
i) Pernafasan
- Obstruksi trakeobvankial.
3. Diagnosa keperawatan : Perubahan proses pikir.
- Penurunan kekuatan/tahanan.
- Terapi pembatasan/kewaspadaan,
keamanan.
5. Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi terhadap infeksi
3. Intervensi keperawatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tinea kapitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur superfisial
pada kulit kepala, bulu mata dengan kecenderungan menyerang tangkai rambut dan
folikel – folikel rambut. Penyakit ini termasuk kepada mikosis superfisialis atau
dermatofitosis. Tinea kapitis sering terjadi pada anak-anak dengan
bermacam-macam gejala klinis. Tinea kapitis disebabkan oleh
trychopphyt canis T. Tonsurans ditularkan melalui kontak antara anak
dengan anak yang dapat menyerang batang rambut yang menyebabkan
kerontokkan secara klinis yang akan dijumpai sebuah atau beberapa
bercagak yang budar, berwarna kemudian rambut menjadi rapuh dan
patah atau didekat sehingga meninggalkan bercak – bercak kebotakan.
DAFTAR PUSTAKA
Lemone, Priscilla dan Karen Burke, 2010, Medical Surgical Nursing : Critic
Thinking in Client Care I Ed 3, Pearson
Rudolph, Abraham M dkk, 2010, Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol. 2, EGC:
Jakarta
http://www.kalbemed.com/Portals/6/12_183Dermatofitosis.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-epimulyani-6151-2-
bab2.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35227/4/Chapter%20II.pdf