PERAIRAN
“KESEHATAN PERUMAHAN PADA DAERAH PERAIRAN”
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya yang berupa kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Pada Masyarakat Daerah Perairan yang
berjudul “kesehatan Perumahan pada Daerah Perairan” ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya .
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok yang ditunjukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Pada Masyarakat Daerah Perairan dan
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini
ibu Dr. Reni Zulfitri, M. Kep, Sp. Kep. Kom. Penulis berusaha menyusun makalah
ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
akan penulis terima dengan senang hati demi untuk menyempurnakan makalah ini
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai pengelolaan
limbah dan memberikan manfaat khusus bagi mahasiswa/i dan umumnya bagi
pembaca. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah
ini penulis ucapkan terima kasih.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan pesisir memiliki peranan strategis dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Wilayah perairan pantai yang kaya akan sumberdaya alam dimanfaatkan
oleh manusia sebagai salah satu sumber bahan makanan, utamanya sumber protein.
Selain itu, pemanfaatan sumber energi, seperti hidrokarbon dan mineral khususnya di
wilayah pesisir dan laut, telah dilakukan untuk menunjang pembangunan pada sektor
ekonomi. Fungsi lain yang dimiliki oleh kawasan pesisir dan lautan adalah
digunakan untuk berbagai kegiatan seperti transportasi, industri, agrobisnis dan
agroindustri, rekreasi dan pariwisata, serta kawasan pemukiman.
Salah satu fungsi kawasan pesisir adalah sebagai area pemukiman bagi
penduduk yang berprofesi sebagai nelayan atau bergerak di sektor kelautuan, seperti
petani rumput laut dan sejenisnya. Sebagai kawasan pemukiman, maka kawasan
pesisir juga harus memenuhi syarat-syarat sebuah kawasan pemukiman, terutama
tersedianya sarana dan fasilitas kesehatan lingkungan yang merupakan salah satu
syarat utama dalam sebuah kawasan pemukiman. Syarat kesehatan lingkungan untuk
sebuah kawasan pemukiman baik adalah tersedianya akses dari warganya terhadap
penyediaan air bersih dan sarana sanitasi. Akses terhadap air bersih dan sarana
sanitasi yang memenuhi syarat merupakan faktor utama dalam menunjang kesehatan
masyarakat yang bermukim dikawasan tersebut.
Daerah pesisir merupakan salah satu dari lingkungan perairan laut yang mudah
terpengaruh dengan adanya buangan limbah dari darat. Wilayah pesisir yang meliputi daratan
dan perairan pesisir sangat penting artinya bagi bangsa dan ekonomi Indonesia. Wilayah ini
bukanhanya merupakan sumber pangan yang diusahakan melalui kegiatan perikanan dan
pertanian,tetapi juga merupakan lokasi bermacam sumber daya alam, seperti mineral, gas dan
minyak bumiserta pemandangan alam yang indah, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan
manusia, perairan pesisir juga penting artinya sebagai alur pelayaran.
Secara normal, laut memiliki daya asimilasi untuk memproses dan mendaur
ulang bahan-bahan pencemar yang masuk kedalamnya. Tetapi konsentrasi akumulasi
bahan pencemar yang semakin tinggi mengakibatkan daya asimilatif laut sebagai
³gudang sampah menjadi menurun dan menimbulkan masalah lingkungan.
Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup besar
baginelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya yang kian menyusut, jadi
indikasi betapa buramnya potret kehidupan nelayan kita. Aktivitas di laut yang
mengancam terumbu karangantara lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan
minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat
langsung dari pelemparan jangkar kapal. Dampak pencemaran ini mempengaruhi
kehidupan manusia, organisme lain sertalingkungan sekitarnya. Oleh karena itu
pencemaran harus dikendalikan secara dini, sehinggatidak merusak lingkungan laut,
menurunkan keanekaragaman hayati dan tidak mengganggukeseimbangan ekosistem
laut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
PEMBAHASAN
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga. Menurut Dinkes (2005), secara umum rumah dapat
dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu: (1) memenuhi kebutuhan fisiologis
meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup, dan terhindar dari
kebisingan yang mengganggu; (2) memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privacy
yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah; (3)
memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, dan cukup sinar
matahari pagi; (4)memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang
tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir (Notoatmodjo, 2003).
Rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum
komponen rumah dan sarana sanitasi tiga komponen (rumah, sarana sanitasi dan
perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Minimum yang memenuhi
kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah sebagai berikut: (1) minimum
dari kelompok komponen rumah adalah langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar
tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur, dan
pencahayaan; (2) minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah sarana air bersih,
jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana pembuangan air limbah (SPAL), dan
sarana pembuangan sampah; (3) perilaku sanitasi rumah adalah usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik yang
digunakan (Dinas Kesehatan, 2005).
B. Syarat-Syarat Rumah Sehat
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain cukup aman dan nyaman bagi
masing-masing penghuni rumah, privasi yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah, lingkungan tempat tinggal yang
memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama.
Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat rumah sehat adalah :
1. Lantai
Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen
atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang
penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek
pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang
penyakit. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai
ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.
2. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun
di pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga
dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya
sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu
untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan.
Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping
mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.
Langit-langit
Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah dapat
menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata
kerangka atap serta mudah dibersihkan.
3. Dinding
Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri,
beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul
beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air
agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah,
lembab dan tampak bersih tidak berlumut.
4. Pembagian ruangan / tata ruang
Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang sesuai dengan
fungsinya. Adapun syarat pembagian ruangan yang baik adalah :
a. Ruang untuk istirahat/tidur
Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur orang tua
dengan kamar tidur anak, terutama anak usia dewasa. Tersedianya
jumlah kamar yang cukup dengan luas ruangan sekurangnya 8 m2 dan
dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang agar dapat memenuhi
kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan.
b. Ruang dapur
Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil
pembakaran dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan.
Ruang dapur harus memiliki ventilasi yang baik agar udara/asap dari
dapur dapat teralirkan keluar.
c. Kamar mandi dan jamban keluarga
Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit memiliki satu lubang
ventilasi untuk berhubungan dengan udara luar.
5. Ventilasi
Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan
dan pengeluaran udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara
buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk
yang dapat merugikan kesehatan. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus
mempunyai syarat-syarat, diantaranya :
a. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan.
Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)
minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% kali luas lantai
ruangan.
b. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap
kendaraan, dari pabrik, sampah, debu dan lainnya.
c. Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan dua
lubang jendela berhadapan antara dua dinding ruangan sehingga
proses aliran udara lebih lancar.
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi.
a. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam
rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang
diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang
berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan
menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi
proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan
merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-
bakteri penyebab penyakit).
b. Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan
dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu
terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh
udara akan selalu mengalir.
c. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap
di dalam kelembaban (humidity) yang optimum.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang
berkaitan dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut :
1. Masa bangunan
Masa bangunan terdiri dari dua macam, yaitu :
a. Bangunan di darat. Bangunan yang terletak di darat, ditata mengikuti
bentuk pola jalan lingkungan. Pada lingkungan RW 01, pola masa
bangunan berbentuk linier. Bangunan menghadap ke arah jalan
lingkungan, bangunan yang berada di sisi laut menutupi pandangan
ke laut. Untuk RW 02, bangunan mengikuti pola jalan utama berbentuk
kurvelinier, sedangkan jalan lingkungan berbentuk grid. Tata bangunan
yang ada di darat pada RW 02 sudah teratur.
b. Bangunan di atas air laut. Bangunan ditata dengan bentuk tidak teratur,
jaringan jalan untuk akses juga tidak teratur.
2. Penampilan bangunan
Penampilan bangunan terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu :
a. Bangunan langsung berdiri di atas tanah, jenis ini kebanyakan
berada di dara atau tepi pantai.
b. Bangunan panggung, jenis ini kebanyakan berada di atas
permukaan air laut.
Kebanyakan atap bangunan berbentuk pelana, dinding luar
dilengkapi dengan bukaan seperti pintu dan jendela.Untuk rumah
panggung yang berada di atas permukaan air laut,
untuk mencapainya melalui jembatan yang dibuat dari bahan
kayu, dan dilengkapi dengan tangga untuk turun ke air laut.
3. Struktur dan bahan bangunan
Struktur bangunan terdiri dari
a. Struktur bawah atau pondasi. Bangunan yang berada di darat
menggunakan pondasi langsung berupa pondasi lajur batu kali.
Sedangkan bangunan yang berada di atas permukaan air laut
menggunakan tiang kayu, atau umpak yang dibuat dari pasangan batu
atau batu bata.
Secara umum perumahan pesisir telah terlayani oleh sarana dan
prasarana utama pemukiman seperti, air bersih, sanitasi, persampahan,
jaringan jalan, listrik, dan drainase. Namun permasalahannya adalah tingkat
pelayanan tidak begitu baik, adapun permasalahannya seperti :
1. Sanitasi
Pada permukiman diatas ai, sebagian besar warga belum memiliki
sanitasi yang memadai,warga telah memiliki WC pribadi, namun
pengelolaan septic-tank masih belum baik,warga membuang limbah
sseptic-tank di perairan, sehingga mecemari laut.
2. Air Bersih
3. Persampahan
4. Jamban
2. Keracunan makanan
3. Bronkitis
4. Flu
5. Sinusitis
6. Pneumonia
7. Diare
8. Penyakit Cholera
9. malaria
11. Disentri.
1. Sakit Kepala
2. Sakit Demam
Ketika informan ditanyakan tentang istilah daerah dan tandatanda
demam, mereka berpendapat bahwa sakit demam (bahasa Sunda = muriang
atau panas tiris) ditandai dengan badan terasa pegal-pegal, menggigil,
kadang-kadang bibir biru. Penyebab sakit demam adalah udara kotor,
menghisap debu kotor, pergantian cuaca, kondisi badan lemah, kehujanan,
kepanasan cukup lama, dan keletihan. Pencegahan sakit demam adalah
dengan menjaga kebersihan udara yang dihisap, makan teratur, olahraga
cukup, tidur cukup, minum cukup; kalau badan masih panas/berkeringat
jangan langsung mandi; jangan kehujanan dan banyak makan sayuran atau
buah. Pengobatan sendiri sakit demam dapat dilakukan dengan obat
tradisional, yaitu kompres badan dengan tumbukan daun melinjo, daun cabe,
atau daun singkong, atau dapat juga dengan obat warung, yaitu Paramex atau
puyer Bintang Tujuh Nomor 16. “Kalau di daerah sini, demam biasanya
disebut muriang atau panas tiris, tanda-tandanya badan terasa pega-pegal,
menggigil, kadang-kadang bibir biru. Penyebabnya, kehujanan, terkena sinar
matahari yang lama, pergantian cuaca, dan kalau kondisi badan kita sedang
lemah, misalnya kurang tidur atau terlalu cape. Pencegahannya, kalausedang
berkeringat jangan langsung mandi, menjaga kebersihan, jangan kehujanan,
dan makan yang cukup. Pengobatannya pakai obat warung, misalnya
Paramex atau puyer Bintang Tujuh. Boleh juga dengan mengompres pakai
daun Melinjo, daun Cabe atau daun Singkong” (MH, ketua RW).
3. Sakit Batuk
4. Sakit Pilek
Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan adalah dengan menjaga kebersihan rumah dan halaman.
Karena kebersihan rumah dan halaman akan membuat kita menjadi lebih terbiasa
untuk membersihkan lingkungan lainnya. Pastikan kita selalu menyapu rumah
setidaknya 2 kali sehari. Sapu juga halaman rumah setidaknya 2 kali dalam
seminggu.
2. Mendaur Ulang
Ada banyak jenis sampah yang akan mengotori lingkungan sekitar yang
sebenarnya bisa didaur ulang dengan baik. Misalnya saja memanfaatkan kaleng dan
botol bekas untuk dijadikan wadah apapun. Kaleng bekas bisa dirubah menjadi
sebuah pot bunga dan kita bahkan bisa menghiasnya. Ini akan menjadi hal yang
positif dibandingkan membiarkannya menjadi sampah yang menumpuk.
7. Meremukkan Sampah
8. Penghijauan
Siapa sangka untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, rindang dan asri
bisa dilakukan dengan mudah. Salah satunya adalah dengan proses penghijauan.
Ajaklah tetangga untuk menanam banyak bibit pohon di lingkungan sekitar. Dengan
banyaknya pepohonan yang ada maka lingkungan akan menjadi makin bersih dan
asri. Tanaman akan mendaur ulang udara yang tidak sehat menjadi lebih sehat dan
membuat kita menjadi lebih mudah mendapatkan udara yang bersih.
Menutup saluran-saluran air yang ada juga merupakan tindakan yang bisa
dilakukan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Karena biasanya saluran air
yang terbuka akan memicu banyak orang membuang sampah sembarangan dan
menjadikan saluran tersebut sebuah sarang sampah dan sumber berbagai penyakit.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah sehat menurut Winslow dan APHA (American Public Health Association)
harus memiliki syarat, antara lain: Memenuhi kebutuhan fisiologis seperti
pencahayaan, Memenuhi kebutuhan psikologis seperti cukup aman dan nyaman bagi
masing-masing penghuni rumah, Memenuhi persyaratan pencegahan penularan
penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, Memenuhi persyaratan
pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun
dalam rumah.
Jenis Jenis Penyakit Akibat Perumahan Tidak Sehat, yaitu : Alergi bulu binatang,
Keracunan makanan, Bronkitis, Flu, diare, malaria, dan lainnya. Ada beberapa upaya
yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya penyakit berbasis lingkungan,
diantaranya :
1) Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB), yang dapat dilakukan melalui Surveilans
kualitas air, Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih, Pemeriksaan kualitas air, dan
Pembinaan kelompok pemakai air.
B. Saran
Ikhsani, A. H. (2016). Hubungan cemaran mikroba dengan pengelolaan rumah sehat pada
rumah tipe menengah sebagai sumber belajar biologi. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Malang. Diperoleh dari
http://eprints.umm.ac.id/35046/1/jiptummpp-gdl-aditiahuda-47406-1-pendahul-n.pdf
pada 3 Mei 2019.
Dinkes RI – Ditjen PPM dan PL (2005) Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat.
Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:pustaka sinar harapan.
Chandra, budiman. 2009. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC.
Dirjen Cipta Karya, DepPU, Rumah dan Lingkungan Perumahan Sehat, Jakarta: Oktober
1993 - INTISARI, Rumahku Sehat Bumiku Selamat. Desember 2001