Disusun Oleh :
Nama : Endang Sri Purwatmi
NIM : P1337424821574
Bismillahirahmannirrohim,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
Berpikir Kritis dalam Kebidanan Ibu Erna Widyastuti, S.SiT. M.Kes yang telah
Magelang, 23 Februari
2022
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta mengangkut semua zat
buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan darah. Jantung
adalah organ berongga dan berotot yang memompa semua darah; sebanyak lebih
kurang lima liter; ke seluruh tubuh sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat di
lebih kecil, lalu ke kapiler-kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena,
mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan sel seperti oksigen, glukosa, dan lain-
lain, serta membawa bahan sisa seperti CO2, urea untuk dibuang; (2) sebagai
serta berperan dalam regulasi suhu; (3) sebagai proteksi, ikut berperan dalam
pembuluh darah dan sel darah yang dimulai pada minggu ketiga dan bertujuan
menyuplai oksigen dan nutrien dari Ibu kepada embrio. Saat akhir minggu ketiga,
tabung jantung mulai berdenyut. Hingga minggu keempat dan kelima, jantung
berkembang menjadi organ empat serambi. Dan pada tahap akhir masa embrio,
Terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir di peredaran darah, yaitu
setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh jaringan
tubuh, maka terdapat perubahan, yaitu pada atrium jantung, foramen ovale menjadi
menutup, dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta. Oleh
karena itu, pada bayi dengan kelainan kongenital terdapat salah satu kelainan
adanya peningkatan dramatis dalam darah, aliran di paru menurun, dan kemudian
pembalikan pirau di foramen ovale dan duktus arteriosus. Kegagalan transisi paru
fisiologis ini biasa menyebabkan sindrom PPHN. Pada saat bayi lahir terdapat
berbagai macam perubahan fisiologis atau adaptasi fisiologis yang bertujuan untuk
transisi dari intrauterin (dalam uterus) ke ekstrauterin (luar uterus) tersebut perlu
Perubahan fisiologis sistem peredaran darah pada bayi baru lahir ketika bayi itu
lahir terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh, yaitu dengan
penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan ductus arteriosus
antara arteri paru dan aorta. Bayi baru lahir melalui periode transisi yang
merupakan fase tidak stabil selama enam sampai delapan jam pertama kehidupan,
yang akan dilalui oleh semua bayi dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat
persalinan dan kelahiran. Dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar
4. Apa saja perubahan dan adaptasi sistem kardiovaskuler pada bayi baru lahir?
C. Tujuan
lahir
LANDASAN TEORI
A. Pembuluh Darah
Fungsi pembuluh darah adalah sebagai alat transpor darah menuju organ-
organ, seperti paru-paru untuk terjadi pertukaran CO2 dengan O2 melalui kapiler;
organ intestinal untuk mengabsorbsi nutrisi dalam bentuk cair; kelenjar endokrin,
dan kulit.
a. Arteri
ke bagian tubuh lain. Pembuluh arteri berdinding tebal, berotot, dan elastis
untuk menahan tingginya tekanan darah yang dipompa dari jantung. Dinding
yaitu tunica adventitia, tunica media dan tunica intima. Lapisan yang terdiri
aliran darah atau bahkan menyumbat lumen pembuluh darah. Keadaan ini
endotel yang disebut dengan plak dapat berasal dari sel-sel lemak, sel-sel
radang dan lain-lain. Akibat dari keadaan ini maka jaringan dapat mengalami
jaringan.
dari dinding arteri. Keadaan ini dapat menjadi fatal jika dinding arteri yang
b. Vena
yang salah. Biasanya berdampingan erat dengan arteri sebagai satu pasang
atau lebih (vena komitans). Vena membawa darah venosa yang bewarna
akhir dari vena yang langsung terhubung dengan jaringan dan akan
darah mengalir dari dalam ke permukaan karena tidak ada lagi tahanan yang
dengan varices.
c. Kapiler
jaringan, dan dari jaringan ke darah melalui dinding venula. Kapiler tidak
d. Sinusoid
Lebih luas daripada kapiler dan bentuk lebih tidak beraturan. Sinusoid
Dindingnya terutama terdiri dari sel fagosit. Merupakan bagian dari sistem
antibodi.
B. Jantung
1. Anatomi Jantung
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan
dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang,
dinamakan septum.
a. Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior
(VCI)
katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar
darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup
trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup
pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral
yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di
antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet
Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang keduanya sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dari saraf vagus melalui preksus
jantung. Serabut post ganglion pendek melewati nodus SA dan AV, serta hanya
sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis berasal dari trunkus toraksik
dan servikal atas, mensuplai kedua atrium dan ventrikel. Walaupun jantung
Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan
berasal dari sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan
apendiks atrium kanan, turun ke lekukan A-V kanan sampai mencapai lekukan
Arteri koroner kiri berasal dari sinus aorta posterior kiri dan terbagi menjadi
arteri anterior desenden kiri/ left anterior descenden (LAD) interventrikuler dan
atrioventrikuler.
3. Fisiologi Jantung
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait
ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa
bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh
tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses
mengalirkan darah dari dan ke jantung. Vena cava inferior dan vena cava
superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena (disebut darah biru) dan
atrium kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke
merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari
atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup mitral dan selanjutnya
ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium kiri akan mengalir
ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun saat ventrikel terisi
Sebelum lahir terdapat 3 jalan pintas secara parsial yang melampaui paru-paru dan
hepar yaitu foramen ovale, ductus arteriosus botalli dan ductus venosus arantii.
Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak sama dengan sirkulasi darah
setelah lahir atau pada orang dewasa, karena paru janin belum berkembang
darah, merupakan tempat pertukaran zat dimana zat yang diperlukan diambil dari
darah ibu dan yang tidak berguna dikeluarkan. Plasenta terbentuk pada minggu ke
uterus serta terikat kuat sampai bayi lahir. Fungsi plasenta antara lain:
menyediakan makanan untuk janin yang diambil dari darah ibu, bekerja sebagai
Sistem sirkulasi darah janin meliputi vena umbilikalis, duktus venosus arantii,
foramen ovale, duktus arteriosus botalli, dan arteri umbilikalis. Vena umbilikalis
yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari plasenta ke peredaran darah
janin, darah yang dibawanya banyak mengandung nutrisi dan oksigen. Duktus
vena cava inferior. Foramen ovale yaitu suatu lubang antara atrium kanan dan kiri,
lubang ini akan tertutup setelah janin lahir. Duktus arteriosus botalli yaitu pembuluh
arteri dan vena umbilikalis terbungkus dalam suatu saluran yang disebut duktus
umbilikalis (tali pusat). Perjalanan sirkulasi janin bersifat pararel yang artinya
sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik berjalan sendiri-sendiri dan antara keduanya
kebutuhan respirasi, nutrisi, dan ekskresi, janin memerlukan sirkulasi yang berbeda
dengan sirkulasi ekstrauterin. Kondisi ini berbeda dengan sirkulasi bayi, dimana
Pada janin sirkulasi darah dengan oksigen relatif yang cukup (pO2=30 mmHg)
mengalir dari plasenta melalui vena umbilikalis. Separuh jumlah darah ini mengalir
ke hati, dan melalui vena hepatika ke vena cava inferior, sedangkan sisanya
melalui ductus venosus langsung (memintas hati) ke vena cava inferior, yang juga
menerima darah dari tubuh bagian bawah. Sebagian besar darah dari vena cava
inferior mengalir ke dalam atrium kiri melalui formen ovale, selanjutnya ke ventrikel
kiri yang kemudian dipompa memasuki aorta asendens dan sirkulasi koroner.
Dengan demikian sirkulasi otak dan sirkulasi koroner mendapat darah dengan pO2
yang cukup. Sebagian kecil darah dari vena cava inferior memasuki ventrikel kanan
melalui katup trikuspid. Darah yang kembali dari leher dan kepala janin
vena cava superior, dan bergabung dengan darah dari sinus koronarius menuju
ventrikel kanan, selanjutnya ke arteri pulmonalis. Pada janin hanya 15% darah dari
menuju aorta desendens, bercampur dengan darah dari aorta asendens. Darah
dengan kandungan oksigen yang rendah ini akan mengalir ke organ-organ tubuh
sesuai dengan tahanan vaskuler masing-masing, dan juga ke plasenta melalui
Dari gambaran sirkulasi tersebut, aorta asendens menerima darah yang jauh
lebih sedikit daripada aorta desendens yang selain menerima darah dari aorta
asendens juga dari duktus arteriosus. Kondisi ini membuat istmus aorta janin
sempit dan melebar setelah lahir ketika duktus menutup. Diameter ductus
arteriosus pada janin sama dengan diameter aorta dan tekanan arteri pulmonalis
juga sama dengan tekanan aorta. Tahanan vaskuler pulmoner masih tinggi oleh
karena konstruksi otot arteri pulmonalis. Dimensi aorta dan arteri pulmonalis
dipengaruhi oleh aliran darah ke kedua pembuluh ini. Pada kelainan dengan
hambatan aliran ke arteri pulmonalis, seluruh curah jantung akan menuju aorta
aorta asendens terhambat, misalnya pada stenosis aorta, maka arteri pulmonalis
Perubahan yang paling penting dalam sirkulasi setelah bayi lahir adalah karena
peningkatan saturasi oksigen arteri pulmonalis dan PO2 alveolar ketika bayi
menangis untuk pertama kalinya. Penurunan tahanan arteri pulmonalis,
pada dinding sarteriol paru. Lapisan medial arteri pulmonalis perifer berangsur-
angsur menipis, dan pada usia 10-14 hari tahanan arteri pulmonalis sudah
seperti kondisi orang dewasa. Sedangkan tekanan darah sistemik tidak segera
angsur, bahkan mungkin tekanan darah turun lebih dulu dalam 24 jam pertama.
Setelah plasenta terlepas dari sirkulasi, aliran darah melalui vena cava
Perubahan pola aliran yang menuju ke jantung ini mengubah hubungan antara
tekanan atrium kiri dan kanan. Tekanan atrium kiri, yang pada janin dalam
kandungan lebih rendah daripada atrium kanan, kini menjadi lebih tinggi,
anatomis tidak selalu sempurna, dan foramen tersebut dapat tetap ada untuk
lahir. Penutupan permanen terjadi pada usia 2-3 minggu. Duktus arteriosus
akibatnya, konsentrasi PGE2 dalam serum menurun dan tidak ada yang
katekolamin dan histamin juga menyebabkan konstriksi dari otot polos dari
dinding pembuluh darah duktus arteriosus. Oksigen yang mencapai paru pada
mempunyai efek kontraktil terhadap otot polos. Aksi ini tergantung dari kadar
oksigen yang tinggi dalam darah arteri setelah terjadinya pernafasan pertama.
Ketika PO2 dalam darah diatas 50 mmHg, dinding duktus arteriosus akan
Terputusnya hubungan peredaran darah ibu dan janin akibat dipotong dan
diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus akan mengalami
obliterasi, dengan demikian kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak tergantung lagi
dari ibu. Melainkan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisap paru, dan
nutrisi akan diperoleh dari makanan yang dicerna oleh sistem pencernaan bayi
itu sendiri.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta kemudian setelah lahir melalui paru. Janin cukup bulan mengalami
penurunan cairan paru pada hari-hari sebelum persalinan. Janin dalam Rahim
sebenarnya sudah mampu bernapas dalam rahim. Namun air ketuban tidak masuk
ke dalam alveoli paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh kadar O2 dan CO2 di
dalam tubuh janin. Paru janin mulai berkembang pada saat berusia sekitar enam
minggu di perut ibu dan akan ketika berusia sekitar delapan bulan. Selama bulan-
bulan terakhir kehamilan, tubuh menghasilkan sejenis zat minyak yang akan
melindungi paru janin agar tak terisi cairan. Paru manusia tercipta khusus untuk
menampung udara, tidak yang lain. Meskipun paru bayi baru berfungsi sesaat
setelah lahir, paru sudah mulai menunjukkan aktivitasnya sejak masih dalam
uterus. Tali pusar yang menempel pada ibu terdiri atas dua pembuluh nadi dan
sebuah pembuluh vena: vena mengangkut oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan
sisa nutrisi yang harus dibuang kembali kepada ibu. Pertukaran antara oksigen
Ketika tali pusar dipotong saat kelahiran, bayi yang baru lahir harus belajar
untuk hidup tanpa bantuan ibunya. Hanya dalam beberapa detik paru mulai
terbuka, darah mulai mengalir, dan paru bayi mulai berfungsi sebagaimana
mestinya. Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah
pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru tidak berfungsi sebagai alat pernapasan,
pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel
darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan memenuhi kebutuhan embrio dengan
Terdapat perbedaan antara sirkulasi janin dan setelah lahir, sebagai berikut:
1. Pada janin terdapat pirau intrakardiak (foramen ovale) dan pirau ekstrakardiak
(duktus arteriosus Botalli, duktus venosus Arantii) yang efektif. Arah pirau
adalah dari atrium kanan ke atrium kiri melalui foramen ovale, dan dari arteri
2. Pada janin, ventrikel kiri dan kanan bekerja serentak, sedangkan pada keadaan
setelah lahir ventrikel kiri berkontraksi sedikit lebih awal dari ventrikel kanan.
tinggi, sedangkan ventrikel kiri melawan tahanan yang rendah yaitu plasenta.
Pada keadaan setelah lahir, ventrikel kanan akan memompa darah ke paru
yang tahannnya jauh lebih rendah daripada tahanan sistemik yang dibawa oleh
ventrikel kiri.
4. Pada janin darah yang dipompa oleh ventrikel kanan sebagian besar menuju
aorta melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian kecil yang menuju ke paru.
Pada keadaan setelah lahir darah dari ventrikel kanan seluruhnya ke paru.
5. Pada saat janin, paru memperoleh oksigen dari darah yang mengambilnya dari
rendah. Sedangkan pada keadaan setelah lahir hal ini tidak ada.
SIRKULASI JANIN SEBELUM LAHIR
(AHA) pada 2006 prevalensinya di Asia mencapai 5,2% dengan angka mortalitas
34,3% dari seluruh penyebab kematian. Penyakit degenerative yang dipengaruhi
faktor genetik dan gaya hidup, termasuk merokok, kurangnya olahraga serta
perkembangan CVD, dimana deviasi pada pertumbuhan janin yang secara umum
terlihat dari berat lahir rendah menurut usia kehamilan, merupakan prediktor resiko
penyakit kemudian hari ini dikenal sebagai fetal programming. Fetal programming
fisiologi dan metabolik janin ini dapat menjamin kelangsungan hidup, namun pada
pada morfologi atau struktur organ, fungsi metabolik, fungsi endokrin dan fisiologi
sampai postnatal serta menjadi faktor predisposisi individu mengalami CVD di usia
selanjutnya. Efek adaptasi ini bergantung pada waktu paparan dan dapat terjadi
tanpa efek yang nyata pada ukuran tubuh.Organ manusia yang terbentuk pada
awal kehidupan adalah jantung, otak dan hati. Jantung janin pada kehamilan 6
Salah satu resiko penyakit kardiovaskuler pada janin yaitu PJT (Pertumbuhan
dengan berat badan lahir berada dibawah persentil 10. PJT merupakan satu dari
termasuk genetik, hormon, nutrisi, antropometri ibu, infeksi dan avaibilitas oksigen,
dihambat oleh keterbatasan penyediaan oksigen dan nutrisi dari ibu. Kondisi yang
berkaitan dengan hipoksia janin, seperti dataran tinggi, anemia, penyakit paru, pre-
prioritisasi pada perkembangan jaringan yang penting seperti otak dan jantung
dengan penyesuaian pada organ atau jaringan lain seperti visera abdomen,
adrenal (HPA), terutama sekresi kortisol. Pada PJT terjadi perubahan sirkulasi
perifer dan fungsi jantung janin. Saat ini dengan bantuan alat ultrasonograf
Doppler,M-Mode, gray scale atau warna terdapat berbagai metode yang dapat
digunakan untuk menilai fungsi sistolik dan diastolik jantung pada PJT.
Dibandingkan janin dengan berat badan sesuai masa kehamilan, baik kecepatan
puncak sistolik aorta dan pulmonar maupun waktu pulmonar untuk mencapai
kecepatan puncak aorta meningkat. Pengisian diastolik ventrikel kiri dan kanan PJT
secara signifikan lebih rendah dibandingkan janin dengan berat badan sesuai usia
Peningkatan CBF terlihat pada PJT, janin anemia, janin dengan penyempitan
duktus arteriosus atau bradikardi. Pada janin dengan berat badan sesuai usia kehamilan,
PENUTUP
A. Kesimpulan
organ jantung dan pembuluh darah. Jantung merupakan organ berongga dan
berotot yang memompa darah melalui sirkulasi pulmonal dan sistemik. Arteri
ataupun akibat pengaruh luar. Melalui pemahaman anatomi pada sistem ini akan
Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa, hal ini dikarenakan
pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut
adalah paru jani dan alat gastroinstestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.
Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk berlangsungnya
sirkulasi darah pada janin diantaranya: foramen ovale, ductus arteriosus bothalii,
ductus venousus aranthii, vena umbilikalis, dan arteri umbilikalis dan plasenta. Jalur
peredaran janin dapat digambarkan sebagai berikut: Plasenta -> vena umbilicalis ->
hati -> ductus venosus/vena hepatica -> vena cava inferior -> atrium kanan ->
foramen oval -> atrium kiri -> ventrikel kiri-> oarta -> kepal, tangan/abdomen, thorax,
darah ibu, namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubah pada saat
bayi lahir dan menangis. Hal ini akan dapat memberikan perubahan pada organ
paru dimana paru-paru mulai berkembang dan aliran darah akan berubah pada
B. Saran
mengetahui sirkulasi darah janin dan bayi sehingga bisa memberikan solusi jika
Andersen LG, Angquist L, Eriksson JG, Forsen T, Gamborg M, Osmond C et al. Birth
weight, childhood body mass index and risk of coronary heart disease in adult:
combined historical cohort studies. Plos one 2013;5;11:1-6.
Bahtiyar, MO, Cope JA.2012. Cardiac changes in the intrauterine growth restricted
fetus. Semin Perinatol;23:190-3
Evans SCL, McMullen S. Developmental of origins of adult disease. Med Princ Pract
2014;19:87-89.
Manuaba Ayu Candranita. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Kedokteran