Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

FISIOLOGI KARDIOVASKULER JANIN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fetomaternal


Dosen Pengampu : Erna Widyastuti, S. SiT., M. Kes

Disusun Oleh :
Nama : Endang Sri Purwatmi
NIM : P1337424821574

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


KELAS KERJASAMA IBI KOTA MAGELANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrohim,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah

Fetomaternal dengan tema “Fisiologi Kardiovaskuler Janin” dengan baik.

Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengambu mata Kuliah

Berpikir Kritis dalam Kebidanan Ibu Erna Widyastuti, S.SiT. M.Kes yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada kami, semoga Allah SWT

senantiasa melimpahkan rahmat, berkah, dan karunia-Nya. Semoga tugas ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam pengembangan

pendidikan kebidanan berkelanjutan.

Magelang, 23 Februari

2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi dalam

perkembangan manusia. Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang

secara umum berperan mengedarkan darah ke seluruh tubuh, sekaligus membawa

oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh serta mengangkut semua zat

buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan darah. Jantung

adalah organ berongga dan berotot yang memompa semua darah; sebanyak lebih

kurang lima liter; ke seluruh tubuh sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat di

saat berolahraga. Darah mengalir melalui jaringan pembuluh yangmencapai semua

bagian tubuh. Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluh-pembuluh yang

lebih kecil, lalu ke kapiler-kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena,

yang membawa darah kembali ke jantung.

Fungsi sistem kardiovaskuler antara lain: (1) sebagai alat transportasi,

mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan sel seperti oksigen, glukosa, dan lain-

lain, serta membawa bahan sisa seperti CO2, urea untuk dibuang; (2) sebagai

pengatur/regulasi, yang berperan dalam meyampaikan hormone ke organ target,

serta berperan dalam regulasi suhu; (3) sebagai proteksi, ikut berperan dalam

sistem imunitas tubuh dan pembekuan darah. Dimana terjadi pembentukan

pembuluh darah dan sel darah yang dimulai pada minggu ketiga dan bertujuan

menyuplai oksigen dan nutrien dari Ibu kepada embrio. Saat akhir minggu ketiga,

tabung jantung mulai berdenyut. Hingga minggu keempat dan kelima, jantung
berkembang menjadi organ empat serambi. Dan pada tahap akhir masa embrio,

perkembangan jantung sudah lengkap.

Terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir di peredaran darah, yaitu

setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh jaringan

tubuh, maka terdapat perubahan, yaitu pada atrium jantung, foramen ovale menjadi

menutup, dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta. Oleh

karena itu, pada bayi dengan kelainan kongenital terdapat salah satu kelainan

adanya peningkatan dramatis dalam darah, aliran di paru menurun, dan kemudian

pembalikan pirau di foramen ovale dan duktus arteriosus. Kegagalan transisi paru

fisiologis ini biasa menyebabkan sindrom PPHN. Pada saat bayi lahir terdapat

berbagai macam perubahan fisiologis atau adaptasi fisiologis yang bertujuan untuk

memfasilitasi penyesuaian pada kehidupan ekstrauterin (luar uterus). Pada masa

transisi dari intrauterin (dalam uterus) ke ekstrauterin (luar uterus) tersebut perlu

pernapasan spontan dan perubahan kardiovaskuler beserta perubahan organ lain

menjadi organ dengan fungsi tidak lagi tergantung pada ibu

Perubahan fisiologis sistem peredaran darah pada bayi baru lahir ketika bayi itu

lahir terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh, yaitu dengan

penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan ductus arteriosus

antara arteri paru dan aorta. Bayi baru lahir melalui periode transisi yang

merupakan fase tidak stabil selama enam sampai delapan jam pertama kehidupan,

yang akan dilalui oleh semua bayi dengan mengabaikan usia gestasi atau sifat

persalinan dan kelahiran. Dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar

biasa terjadi di dalam jantung dan sirkulasi bayi baru lahir.


B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud pembuluh darah?

2. Bagaimana anatomi jantung?

3. Bagaimana sistem sirkulasi pada janin?

4. Apa saja perubahan dan adaptasi sistem kardiovaskuler pada bayi baru lahir?

5. Bagaimana sistem kardiovaskuler janin dan bayi baru lahir?

6. Apa saja resiko penyakit kardiovaskuler pada janin?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pembuluh darah

2. Untuk mengetahui anatomi jantung

3. Untuk mengetahui sirkulasi janin

4. Untuk mengetahui perubahan dan adaptasi sistem kardiovaskuler bayi baru

lahir

5. Untuk mengetahui sistem kardiovaskuler janin dan bayi baru lahir

6. Resiko Penyakit Kardiovaskuler Pada Janin


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembuluh Darah

Fungsi pembuluh darah adalah sebagai alat transpor darah menuju organ-

organ, seperti paru-paru untuk terjadi pertukaran CO2 dengan O2 melalui kapiler;

organ intestinal untuk mengabsorbsi nutrisi dalam bentuk cair; kelenjar endokrin,

dimana hormon berjalan melalui dindingnya dan pembuluh darah akan

mendistribusikan ke sel tujuan; organ sekresi seperti ginjal, intestinal, paru-paru

dan kulit.

1. Tipe Pembuluh Darah

a. Arteri

Arteri berfungsi membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya

ke bagian tubuh lain. Pembuluh arteri berdinding tebal, berotot, dan elastis

untuk menahan tingginya tekanan darah yang dipompa dari jantung. Dinding

arteri mempunyai 3 (tiga) lapisan, yang dapat mengembang dan berkontraksi

yaitu tunica adventitia, tunica media dan tunica intima. Lapisan yang terdiri

dari otot polos mempunyai kemampuan kontraksi yang besar sedangkan

lapisan dengan jaringan konektif hanya dapat berkontraksi sedikit.

Kerusakan pada tunica intima yaitu pada lapisan endotelium dapat

mengakibatkan tertimbunnya zat-zat yang dapat menghalangi lancarnya

aliran darah atau bahkan menyumbat lumen pembuluh darah. Keadaan ini

disebut dengan atherosclerosis. Timbunan bahan-bahan pada dinding

endotel yang disebut dengan plak dapat berasal dari sel-sel lemak, sel-sel
radang dan lain-lain. Akibat dari keadaan ini maka jaringan dapat mengalami

kekurangan suplai oksigen dan nutrisi sehingga mengakibatkan matinya

jaringan.

Kelainan yang lain adalah aneurysma, yaitu tipisnya salahsatu lapisan

dari dinding arteri. Keadaan ini dapat menjadi fatal jika dinding arteri yang

menipis tersebut pecah akibat tekanan darah yang naik tiba-tiba.

Berdasarkan besar dan struktur dindingnya, terdapat 3 (tiga) jenis arteri

yaitu: arteri elastic, muskularis dan arteriol.

b. Vena

Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah kembali ke

jantung. Vena berdinding lebih tipis dan mudah teregang, memungkinkannya

mengembang dan membawa darah berjumlah besar saat tubuh sedang

beristirahat. Dinding dalam pada banyak vena mempunyai lipatan yang

berperan sebagai katup searah untuk mencegah darah bergerak ke arah

yang salah. Biasanya berdampingan erat dengan arteri sebagai satu pasang

atau lebih (vena komitans). Vena membawa darah venosa yang bewarna

kehitaman karena mengandung CO2, kecuali vena pulmonalis yang bewarna

lebih terang karena mengandung O2.

Venula yaitu vena dengan ukuran terkecil, merupakan cabang paling

akhir dari vena yang langsung terhubung dengan jaringan dan akan

membentuk kapiler bersama dengan arteriol. Kerusakan pada dinding vena

timbul diawali dengan kerusakan dari katup-katup vena (valve). Akibatnya

darah mengalir dari dalam ke permukaan karena tidak ada lagi tahanan yang

menghalangi dan mencegah darah bergerak ke arah yang salah, sehingga


dinding vena terdesak dan melebar serta berkelok-kelok. Kelainan ini disebut

dengan varices.

c. Kapiler

Terdiri dari jaringan anastomosis yang disebut selimut kapiler. Tersebar

di seluruh tubuh dan bersentuhan langsung dengan sel jaringan.

Menghubungkan arteriol dengan venula. Pada kapiler terjadi pertukaran

bahan terlarut secara difusi melintasi dinding endothel arteriol ke ruang

jaringan, dan dari jaringan ke darah melalui dinding venula. Kapiler tidak

dijumpai pada cornea, epidermis dan cartilago hyalin.

d. Sinusoid

Lebih luas daripada kapiler dan bentuk lebih tidak beraturan. Sinusoid

merupakan pengganti kapiler pd hepar, lien, sumsum tulang merah, corpus

caroticus, adeno hypophisis, cortex supra renal dan glandula parathyroid.

Dindingnya terutama terdiri dari sel fagosit. Merupakan bagian dari sistem

retikuloendothel, berhubungan dengan pembentukan fagositosis dan

antibodi.

B. Jantung

1. Anatomi Jantung

Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan

tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah

dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang,

2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya

dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang


memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri

dinamakan septum.

2. Batas - Batas Jantung

a. Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior

(VCI)

b. Kiri : ujung ventrikel kiri

c. Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel kiri.

d. Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis

e. Inferior : ventrikel kanan

f. Superior : apendiks atrium kiri

Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat

katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar

darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup

trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup

pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral
yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di

antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet

anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet).

Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang keduanya sistem saraf simpatis

dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dari saraf vagus melalui preksus

jantung. Serabut post ganglion pendek melewati nodus SA dan AV, serta hanya

sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis berasal dari trunkus toraksik

dan servikal atas, mensuplai kedua atrium dan ventrikel. Walaupun jantung

tidak mempunyai persarafan somatik, stimulasi aferen vagal dapat mencapai

tingkat kesadaran dan dipersepsi sebagai nyeri.

Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan

berasal dari sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan

apendiks atrium kanan, turun ke lekukan A-V kanan sampai mencapai lekukan

interventrikuler posterior. Pada 85% pasien arteri berlanjut sebagai arteri

posterior desenden/ posterior decendens artery (PDA) disebut dominan kanan.

Arteri koroner kiri berasal dari sinus aorta posterior kiri dan terbagi menjadi

arteri anterior desenden kiri/ left anterior descenden (LAD) interventrikuler dan

sirkumfleks. LAD turun di anterior dan inferior ke apeks jantung. Mayoritas

darah vena terdrainase melalui sinus koronarius ke atrium kanan. Sinus

koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik pada atrium kanan, secara

morfologi berhubungan dengna atrium kiri, berjalan dalam celah

atrioventrikuler.

3. Fisiologi Jantung
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait

fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-

ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa

jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan

bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh

tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses

yang berkesinambungan dan berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen

manusia demi kelangsungan hidupnya. Ada 5 pembuluh darah mayor yang

mengalirkan darah dari dan ke jantung. Vena cava inferior dan vena cava

superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena (disebut darah biru) dan

mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah kanan. Darah masuk ke

atrium kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke

paru-paru melalui katup pulmonal.

Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalami

oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah. Darah

merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari

atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup mitral dan selanjutnya

dipompakan ke aorta.Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri,

dinamakan tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi maksimal,

ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium kiri akan mengalir

ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun saat ventrikel terisi

darah. Tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan darah diastolik. Kedua

atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan kedua ventrikel.


C. Sirkulasi Janin

Pada fetus/janin oksigenasi darah terjadi di plasenta, tidak di dalam paru-paru.

Sebelum lahir terdapat 3 jalan pintas secara parsial yang melampaui paru-paru dan

hepar yaitu foramen ovale, ductus arteriosus botalli dan ductus venosus arantii.

Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak sama dengan sirkulasi darah

setelah lahir atau pada orang dewasa, karena paru janin belum berkembang

sehingga oksigen diambil melalui perantaraan plasenta. Plasenta merupakan

jaringan dinding rahim dengan jonjot-jonjot yang mengandung banyak pembuluh

darah, merupakan tempat pertukaran zat dimana zat yang diperlukan diambil dari

darah ibu dan yang tidak berguna dikeluarkan. Plasenta terbentuk pada minggu ke

8 kehamilan dan merupakan bagian konsepsi yang menempel pada endometrium

uterus serta terikat kuat sampai bayi lahir. Fungsi plasenta antara lain:

menyediakan makanan untuk janin yang diambil dari darah ibu, bekerja sebagai

paru janin dengan menyediakan oksigen darah janin, menyingkirkan sisa

pembakaran dari janin serta sebagai penghalang mikroorganisme penyebab

penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh janin.

Sistem sirkulasi darah janin meliputi vena umbilikalis, duktus venosus arantii,

foramen ovale, duktus arteriosus botalli, dan arteri umbilikalis. Vena umbilikalis

yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari plasenta ke peredaran darah

janin, darah yang dibawanya banyak mengandung nutrisi dan oksigen. Duktus

venosus arantii, pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan

vena cava inferior. Foramen ovale yaitu suatu lubang antara atrium kanan dan kiri,

lubang ini akan tertutup setelah janin lahir. Duktus arteriosus botalli yaitu pembuluh

darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta. Sedangkan arteri


umbilikalis yaitu pembuluh darah yang membawa darah janin ke plasenta. Kedua

arteri dan vena umbilikalis terbungkus dalam suatu saluran yang disebut duktus

umbilikalis (tali pusat). Perjalanan sirkulasi janin bersifat pararel yang artinya

sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik berjalan sendiri-sendiri dan antara keduanya

dihubungkan oleh pirau intrakardiak dan ekstrakardiak. Untuk memenuhi

kebutuhan respirasi, nutrisi, dan ekskresi, janin memerlukan sirkulasi yang berbeda

dengan sirkulasi ekstrauterin. Kondisi ini berbeda dengan sirkulasi bayi, dimana

sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik berjalan secara seri.

Pada janin sirkulasi darah dengan oksigen relatif yang cukup (pO2=30 mmHg)

mengalir dari plasenta melalui vena umbilikalis. Separuh jumlah darah ini mengalir

ke hati, dan melalui vena hepatika ke vena cava inferior, sedangkan sisanya

melalui ductus venosus langsung (memintas hati) ke vena cava inferior, yang juga

menerima darah dari tubuh bagian bawah. Sebagian besar darah dari vena cava

inferior mengalir ke dalam atrium kiri melalui formen ovale, selanjutnya ke ventrikel

kiri yang kemudian dipompa memasuki aorta asendens dan sirkulasi koroner.

Dengan demikian sirkulasi otak dan sirkulasi koroner mendapat darah dengan pO2

yang cukup. Sebagian kecil darah dari vena cava inferior memasuki ventrikel kanan

melalui katup trikuspid. Darah yang kembali dari leher dan kepala janin

mengandung O2 sangat rendah (pO2 = 10 mmHg) memasuki atrium kanan melalui

vena cava superior, dan bergabung dengan darah dari sinus koronarius menuju

ventrikel kanan, selanjutnya ke arteri pulmonalis. Pada janin hanya 15% darah dari

ventrikel kanan yang memasuki paru, selebihnya melewati duktus arteriosus

menuju aorta desendens, bercampur dengan darah dari aorta asendens. Darah

dengan kandungan oksigen yang rendah ini akan mengalir ke organ-organ tubuh
sesuai dengan tahanan vaskuler masing-masing, dan juga ke plasenta melalui

arteri umbilikalis yang keluar dari arteri iliaka interna.

Dari gambaran sirkulasi tersebut, aorta asendens menerima darah yang jauh

lebih sedikit daripada aorta desendens yang selain menerima darah dari aorta

asendens juga dari duktus arteriosus. Kondisi ini membuat istmus aorta janin

sempit dan melebar setelah lahir ketika duktus menutup. Diameter ductus

arteriosus pada janin sama dengan diameter aorta dan tekanan arteri pulmonalis

juga sama dengan tekanan aorta. Tahanan vaskuler pulmoner masih tinggi oleh

karena konstruksi otot arteri pulmonalis. Dimensi aorta dan arteri pulmonalis

dipengaruhi oleh aliran darah ke kedua pembuluh ini. Pada kelainan dengan

hambatan aliran ke arteri pulmonalis, seluruh curah jantung akan menuju aorta

asendens hingga penyempitan istmus tidak terjadi. Sebaliknya, apabila aliran ke

aorta asendens terhambat, misalnya pada stenosis aorta, maka arteri pulmonalis

berdilatasi dan terjadi hipoplasia aorta asendens serta istmus aorta.

D. Perubahan Dan Adaptasi Sistem Kardiovaskuler Bayi Baru Lahir

Perubahan yang paling penting dalam sirkulasi setelah bayi lahir adalah karena

penghentian mendadak aliran darah dari plasenta dan dimulainya pernapasan

melalui paru, sehingga pengambilan oksigen terjadi di sistem pembuluh darah

paru. Perubahan yang terjadi adalah: penurunan tahanan vaskuler pulmonal,

peningkatan tahanan vaskuler sistemik, penutupan foramen ovale, penutupan

duktus arteriosus, duktus venosus, vena umbilikalis dan arteri umbilikalis.

1. Penurunan tahanan vaskuler paru dan peningkatan tahanan sistemik

Penurunan tahanan vaskuler paru terjadi akibat ekspansi mekanik paru,

peningkatan saturasi oksigen arteri pulmonalis dan PO2 alveolar ketika bayi
menangis untuk pertama kalinya. Penurunan tahanan arteri pulmonalis,

menyebabkan aliran darah pulmonal meningkat sehingga paru dapat

berkembang. Penurunan tahanan arteri pulmonalis dipengaruhi oleh perubahan

pada dinding sarteriol paru. Lapisan medial arteri pulmonalis perifer berangsur-

angsur menipis, dan pada usia 10-14 hari tahanan arteri pulmonalis sudah

seperti kondisi orang dewasa. Sedangkan tekanan darah sistemik tidak segera

meningkat dengan pernapasan pertama, biasanya terjadi secara berangsur-

angsur, bahkan mungkin tekanan darah turun lebih dulu dalam 24 jam pertama.

2. Penutupan foramen ovale

Setelah plasenta terlepas dari sirkulasi, aliran darah melalui vena cava

inferior yang menuju ke kedua atrium menurun. Ketika pernapasan dimulai,

aliran darah ke atrium kiri yang melalui jaringan pulmonal meningkat.

Perubahan pola aliran yang menuju ke jantung ini mengubah hubungan antara

tekanan atrium kiri dan kanan. Tekanan atrium kiri, yang pada janin dalam

kandungan lebih rendah daripada atrium kanan, kini menjadi lebih tinggi,

sehingga menyebabkan katup foramen ovale menutup. Walaupun penutupan

fungsional foramen ovale terjadi pada kebanyakan bayi, penutupan secara

anatomis tidak selalu sempurna, dan foramen tersebut dapat tetap ada untuk

beberapa tahun, kadang-kadang sampai dewasa.

3. Penutupan ductus arteriosus

Duktus arteriosus menutup secara fungsional pada 10-15 jam setelah

lahir. Penutupan permanen terjadi pada usia 2-3 minggu. Duktus arteriosus

janin mengandung otot polos medialis yang dipertahankan dalam keadaan

relaksasi oleh kerja prostaglandin E2 sirkulasi. Setelah persalinan, plasenta


yang merupakan sumber PGE2 diangkat dan terjadi peningkatan aliran darah

pulmonal yang meningkatkan metabolisme seluruh PGE sirkulasi. Sebagai

akibatnya, konsentrasi PGE2 dalam serum menurun dan tidak ada yang

menghalangi konstriksi duktus arteriosus. Di samping itu, peningkatan tekanan

oksigen arteri (PaO2) dan peningkatan substansi vasoaktif seperti bradikinin,

katekolamin dan histamin juga menyebabkan konstriksi dari otot polos dari

dinding pembuluh darah duktus arteriosus. Oksigen yang mencapai paru pada

waktu pernapasan pertama merangsang pelepasan bradikinin. Bradikinin

mempunyai efek kontraktil terhadap otot polos. Aksi ini tergantung dari kadar

oksigen yang tinggi dalam darah arteri setelah terjadinya pernafasan pertama.

Ketika PO2 dalam darah diatas 50 mmHg, dinding duktus arteriosus akan

mengalami konstriksi. Pada keadaan hipoksia seperti sindrom gangguan

pernafasan dan prematuritas, ductus arteriosus dapat tepat terbuka atau

disebut ductus arteriosus persisten.

4. Penutupan ductus venosus, vena dan arteri umbilikalis

Terputusnya hubungan peredaran darah ibu dan janin akibat dipotong dan

diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus akan mengalami

obliterasi, dengan demikian kebutuhan oksigen dan nutrisi tidak tergantung lagi

dari ibu. Melainkan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisap paru, dan

nutrisi akan diperoleh dari makanan yang dicerna oleh sistem pencernaan bayi

itu sendiri.

E. Sistem Kardiovaskuler Janin dan Bayi Baru Lahir

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui

plasenta kemudian setelah lahir melalui paru. Janin cukup bulan mengalami
penurunan cairan paru pada hari-hari sebelum persalinan. Janin dalam Rahim

sebenarnya sudah mampu bernapas dalam rahim. Namun air ketuban tidak masuk

ke dalam alveoli paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh kadar O2 dan CO2 di

dalam tubuh janin. Paru janin mulai berkembang pada saat berusia sekitar enam

minggu di perut ibu dan akan ketika berusia sekitar delapan bulan. Selama bulan-

bulan terakhir kehamilan, tubuh menghasilkan sejenis zat minyak yang akan

melindungi paru janin agar tak terisi cairan. Paru manusia tercipta khusus untuk

menampung udara, tidak yang lain. Meskipun paru bayi baru berfungsi sesaat

setelah lahir, paru sudah mulai menunjukkan aktivitasnya sejak masih dalam

uterus. Tali pusar yang menempel pada ibu terdiri atas dua pembuluh nadi dan

sebuah pembuluh vena: vena mengangkut oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan

untuk perkembangan janin sedangkan nadi mengangkut karbondioksida dan sisa-

sisa nutrisi yang harus dibuang kembali kepada ibu. Pertukaran antara oksigen

dengan karbondioksida inilah yang disebut bernapas.

Ketika tali pusar dipotong saat kelahiran, bayi yang baru lahir harus belajar

untuk hidup tanpa bantuan ibunya. Hanya dalam beberapa detik paru mulai

terbuka, darah mulai mengalir, dan paru bayi mulai berfungsi sebagaimana

mestinya. Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah

pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru tidak berfungsi sebagai alat pernapasan,

pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel

darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan memenuhi kebutuhan embrio dengan

oksigen dan nutrisi dari ibu.

Terdapat perbedaan antara sirkulasi janin dan setelah lahir, sebagai berikut:
1. Pada janin terdapat pirau intrakardiak (foramen ovale) dan pirau ekstrakardiak

(duktus arteriosus Botalli, duktus venosus Arantii) yang efektif. Arah pirau

adalah dari atrium kanan ke atrium kiri melalui foramen ovale, dan dari arteri

pulmonalis menuju ke aorta melalui duktus arteriosus. Pada sirkulasi setelah

lahir pirau intrakardiak maupun intrakardiak ini tidak ada.

2. Pada janin, ventrikel kiri dan kanan bekerja serentak, sedangkan pada keadaan

setelah lahir ventrikel kiri berkontraksi sedikit lebih awal dari ventrikel kanan.

3. Pada janin ventrikel kanan memompa darah ke sistemik yang tahanannya

tinggi, sedangkan ventrikel kiri melawan tahanan yang rendah yaitu plasenta.

Pada keadaan setelah lahir, ventrikel kanan akan memompa darah ke paru

yang tahannnya jauh lebih rendah daripada tahanan sistemik yang dibawa oleh

ventrikel kiri.

4. Pada janin darah yang dipompa oleh ventrikel kanan sebagian besar menuju

aorta melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian kecil yang menuju ke paru.

Pada keadaan setelah lahir darah dari ventrikel kanan seluruhnya ke paru.

5. Pada saat janin, paru memperoleh oksigen dari darah yang mengambilnya dari

plasenta, setelah janin lahir paru memberi oksigen pada

6. Pada janin, plasenta merupakan tempat terutama untuk pertukaran gas,

makanan, dan ekskresi. Pada keadaan setelah lahir organ-organ lain

mengambil alih berbagai fungsi tersebut.

7. Pada janin, adanya plasenta menjamin adanya pertukaran gas bertahanan

rendah. Sedangkan pada keadaan setelah lahir hal ini tidak ada.
SIRKULASI JANIN SEBELUM LAHIR

SIRKULASI JANIN SETELAH LAHIR

F. Resiko Penyakit Kardiovaskuler Pada Janin

Cardiovascular diseases (CVD) merupakan penyebab kematian dan disabilitas

utama di negara berkembang. Berdasarkan data dari American Heart Association

(AHA) pada 2006 prevalensinya di Asia mencapai 5,2% dengan angka mortalitas
34,3% dari seluruh penyebab kematian. Penyakit degenerative yang dipengaruhi

faktor genetik dan gaya hidup, termasuk merokok, kurangnya olahraga serta

obestitas. Kondisi lingkungan saat dalam kandungan juga berperan pada

perkembangan CVD, dimana deviasi pada pertumbuhan janin yang secara umum

terlihat dari berat lahir rendah menurut usia kehamilan, merupakan prediktor resiko

beberapa penyakit di usia selanjutnya, termasuk CVD.

Konsep fisiologi hubungan proses kehidupan intrauterin dengan dampak

penyakit kemudian hari ini dikenal sebagai fetal programming. Fetal programming

atau imprinting didefinisikan sebagai respon permanen terhadap stimulus, yang

dialami selama periode kritis perkembangan intrauterin. Perkembangan janin

melalui sejumlah periode perkembangan kritis saat terjadi organogenesis dan

diferensiasi. Periode pertumbuhan, perkembangan cepat dan maturasi ini adalah

tahap dimana janin rentan terhadap stressor seperti malnutrisi, gangguan

penyediaan oksigen, infeksi atau gangguan lingkungan lain terjadi. Adaptasi

fisiologi dan metabolik janin ini dapat menjamin kelangsungan hidup, namun pada

titik kritis perkembangan menyebabkan perubahan jangka panjang atau permanen

pada morfologi atau struktur organ, fungsi metabolik, fungsi endokrin dan fisiologi

sampai postnatal serta menjadi faktor predisposisi individu mengalami CVD di usia

selanjutnya. Efek adaptasi ini bergantung pada waktu paparan dan dapat terjadi

tanpa efek yang nyata pada ukuran tubuh.Organ manusia yang terbentuk pada

awal kehidupan adalah jantung, otak dan hati. Jantung janin pada kehamilan 6

minggu sudah mulai berdetak.

Salah satu resiko penyakit kardiovaskuler pada janin yaitu PJT (Pertumbuhan

Janin Terhambat) adalah janin yang mengalami hambatan pertumbuhan selama


intrauterin sehingga tidak mencapai potensial pertumbuhan sesuai usia kehamilan

dengan berat badan lahir berada dibawah persentil 10. PJT merupakan satu dari

penyebab BBLR (kurang dari 2500 gram). Etiologi PJT bermacam-macam,

termasuk genetik, hormon, nutrisi, antropometri ibu, infeksi dan avaibilitas oksigen,

meskipun demikian kebanyakkan penelitian menunjukkan pertumbuhan janin

dihambat oleh keterbatasan penyediaan oksigen dan nutrisi dari ibu. Kondisi yang

berkaitan dengan hipoksia janin, seperti dataran tinggi, anemia, penyakit paru, pre-

eklamsi dan merokok juga berkaitan dengan PJT.

Adaptasi janin pada kondisi ini melalui beberapa mekanisme programming;

prioritisasi pada perkembangan jaringan yang penting seperti otak dan jantung

dengan penyesuaian pada organ atau jaringan lain seperti visera abdomen,

menurunkan sekresi atau sensitivitas terhadap hormon pertumbuhan janin, insulin

dan insulin-like growth factor (IGF-I) dan up regulation aksis hipotalamus-pituitari-

adrenal (HPA), terutama sekresi kortisol. Pada PJT terjadi perubahan sirkulasi

perifer dan fungsi jantung janin. Saat ini dengan bantuan alat ultrasonograf

Doppler,M-Mode, gray scale atau warna terdapat berbagai metode yang dapat

digunakan untuk menilai fungsi sistolik dan diastolik jantung pada PJT.

Dibandingkan janin dengan berat badan sesuai masa kehamilan, baik kecepatan

puncak sistolik aorta dan pulmonar maupun waktu pulmonar untuk mencapai

kecepatan puncak PJT lebih berkurang, sedangkan waktu untuk mencapai

kecepatan puncak aorta meningkat. Pengisian diastolik ventrikel kiri dan kanan PJT

secara signifikan lebih rendah dibandingkan janin dengan berat badan sesuai usia

kehamilan, tanpa perubahan fungsi diastolik signifikan. PJT mengalami

peningkatan ukuran jantung sebanding dengan berat tubuh mereka karena


hipertrofi dinding ventrikel tanpa dilatasi. Aliran darah koroner (CBF), yang penting

dalam metabolisme miokard, memainkan peran dalam adaptasi jantung janin.

Peningkatan CBF terlihat pada PJT, janin anemia, janin dengan penyempitan

duktus arteriosus atau bradikardi. Pada janin dengan berat badan sesuai usia kehamilan,

CBF tidak terlihat.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem peredaran darah yang melibatkan

organ jantung dan pembuluh darah. Jantung merupakan organ berongga dan

berotot yang memompa darah melalui sirkulasi pulmonal dan sistemik. Arteri

membawa darah dari jantung ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil, lalu ke

kapiler-kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa

darah kembali ke jantung. Kelainan-kelainan yang terjadi pada jantung dan

pembuluh darah dapat berhubungan dengan proses pembentukan (embriologi)

ataupun akibat pengaruh luar. Melalui pemahaman anatomi pada sistem ini akan

membantu memahami kelainan yang terjadi pada penyakit-penyakit kardiovaskuler.

Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa, hal ini dikarenakan

pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut

adalah paru jani dan alat gastroinstestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.

Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk berlangsungnya

sirkulasi darah pada janin diantaranya: foramen ovale, ductus arteriosus bothalii,

ductus venousus aranthii, vena umbilikalis, dan arteri umbilikalis dan plasenta. Jalur

peredaran janin dapat digambarkan sebagai berikut: Plasenta -> vena umbilicalis ->

hati -> ductus venosus/vena hepatica -> vena cava inferior -> atrium kanan ->

foramen oval -> atrium kiri -> ventrikel kiri-> oarta -> kepal, tangan/abdomen, thorax,

kaki -> arteri umbilicalis -> plasenta.


Aliran darah yang kaya dengan nutrisi dan oksigen yang berasal dari sirkulasi

darah ibu, namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubah pada saat

bayi lahir dan menangis. Hal ini akan dapat memberikan perubahan pada organ

paru dimana paru-paru mulai berkembang dan aliran darah akan berubah pada

sirkulasi darah seperti orang dewasa.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengerti, memahami

secara detail mengenai fisiologi kardiovaskuler janin. Sebagai bidan harus

mengetahui sirkulasi darah janin dan bayi sehingga bisa memberikan solusi jika

terjadi kasus mengenai sirkulasi janin dan bayi.


DAFTAR PUSTAKA

Andersen LG, Angquist L, Eriksson JG, Forsen T, Gamborg M, Osmond C et al. Birth
weight, childhood body mass index and risk of coronary heart disease in adult:
combined historical cohort studies. Plos one 2013;5;11:1-6.

Azhibekov T, Noori S, Soleymani S, Seri I. 2013. Transitional cardiovascular


physiology and comprehensive hemodynamic monitoring in the neonate:
Relevance to research and clinical care. Seminars in Fetal & Neonatal Medicine

Bahtiyar, MO, Cope JA.2012. Cardiac changes in the intrauterine growth restricted
fetus. Semin Perinatol;23:190-3

Evans SCL, McMullen S. Developmental of origins of adult disease. Med Princ Pract
2014;19:87-89.

Feriyawati, Lita. 2012. Sistem Kardiovaskuler. Departemen Anatomi Fakultas


Kedokteran. Universitas Sumatera Utara

Kuswanti, Ina. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Manuaba Ayu Candranita. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Kedokteran

Rilanto L. 2012s. Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai