Anda di halaman 1dari 21

STATUS PSIKIATRI

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Disusun Oleh:
Flora Ratu Putribunda
03012110

Penguji :
dr. Asmarahadi, Sp.KJ
dr. Ayesha Devina, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
PERIODE 5 NOVEMBER – 1 DESEMBER 2018
STATUS UJIAN
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

Nama : Flora Ratu Putribunda


NIM : 03012110
Universitas : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta
Dokter Penguji: Tanda tangan:

dr. Asmarahadi, Sp.KJ


Dokter Penguji: Tanda tangan:

dr. Ayesha Devina, Sp.KJ

I. IDENTITAS
Nama : Tn. SW
Tempat, tanggal lahir : Depok, 23 Juli 1996
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karawang
Agama : Islam
Bangsa/ Suku : Indonesia, Sunda
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Dokter yang merawat : dr. Ayesha Devina, Sp.KJ
Ruang perawatan : Ruang Merak/Elang
Tanggal Masuk RSJSH : Rabu, 26 Oktober 2018
Rujukan/datang sendiri/ Keluarga : Diantar Keluarga (Orang tua)
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis :
a. Tanggal 23 November 2018, pukul 16.00, di Ruang Merak
b. Tanggal 24 November 2018, pukul 10.00 dan 16.00, di Ruang Merak
c. Tanggal 26 November 2018, pukul 11.00, di Ruang Elang

Alloanamnesis :
Tanggal 23 November 2018, pukul 18.30, via telephone dengan Ibu Pasien

Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh Orang tua ke IGD Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan karena marah-marah sejak 3 hari SMRS.

1. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien merupakan Tn. SW, seorang laki-laki berusia 21 tahun, belum
menikah, saat ini tidak bekerja, tinggal bersama orang tuanya, beragama
Islam, dan berasal dari Karawang. Pasien datang di bawa oleh Orang tua
ke IGD Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal 26 Oktober
2018 karena marah-marah dan mengamuk hingga melempari dan merusak
barang-barang yang ada dirumah serta sering berbicara sendiri. Namun
saat di tanyakan oleh pewawancara pasien mengatakan marah-marah dan
mengamuk karena tidak diizinkan kerja oleh orangtuanya, pasien sadar
perbuatannya salah, namun tidak dapat mengendalikan emosinya. Menurut
ibunya sebelumnya pasien bekerja selama 2 tahun di kolam renang, namun
dikeluarkan karena sering ribut dengan pegawai yang lain. Lalu di ajak
tetangganya untuk kerja di pasar malam, namun tetap saja, pasien selalu
marah-marah dan tidak dapat mengendalikan emosinya. Menurut pasien,
setiap dia bekerja tak pernah mengecewakan bosnya, namun pernyataan
terbalik dari Orangtuanya.
Menurut orangtuanya pasien sering marah-marah dan berbicara sendiri,
pasien juga berkata dulu pernah mendengar suara-suara orang ketawa yang
orang lain tidak dapat dengar, namun saat ini tidak lagi mendengar suara-
suara tersebut.
Menurut pasien, pasien pernah belajar ilmu kebatinan, dan ketika belajar
ilmu tersebut pasien pernah melihat sosok pocong yang diyakininya sosok
tersebut adalah kiriman dari guru kebatinannya, dan pasien juga
mengatakan ia memiliki khodam, khodam tersebut dapat muncul bila ia,
puasa, sholat dan witir. Pasien juga mengaatakan bahwa dia menguasai
beberapa jurus silat dan bergabung dalam IPSI (Ikatan Pancak Silat
Indonesia), dia belajar silat dari kakak iparya dengan tujuan untuk
melindungi wanita, pasien juga sambil memperagakan beberapa jurus
silatnya.
Selama pasien dirawat pasien beberapa kali masuk Isolasi karena berkelahi
dengan temannya, dan pasien mengatakan saya tau dia mau berbuat jahat,
makannya saya serang dia.
Menurut orangtuanya pasien pernah berbicara ingin bunuh diri dan ingin
mengambil golok, tetapi tidak sampai pasien lakukan.
Dalam kepatuhan minum obat, pasien sering tidak minum obat (putus
obat) karena pasien merasa dirinya sudah sembuh dan tidak memerlukan
obat lagi, dan pasien mengatakan, jika minum obat suara-suara bisikan
terkadang muncul kembali, namun jika tidak minum obat, tidak
mendemgar suara bisikan-bisikan tersebutbat Obat Triheksifenidil yang
diberikan dokter, dia jual seharga 20.000/5 butir. Pemeriksa juga
menanyakan sikap dan sifat /kepribadian pasien sebelum sakit, pasien suka
memendam perasaan atau masalah yang pasien alami, pasien pandai
bersosialisasi mempunyai banyak teman, dengan tetanggapun pasien
berhubungan baik dan sopan.
pasien sejak kelas 2 SMP Merokok 1 bungkus/hari. mengkonsumsi
alkohol sejak sesudah pasien dirawat di RSJSH tahun. Sekitar 1 tahun
yang lalu karena diajak dengan teman-temannya.
Pada saat bertemu di ruang Merak tanggal 23 November 2018, keadaan
pasien sudah tenang, Pasien sangat aktif, menyapu dan mengepel, pasien
berkata jika dia ingin kerja dan dapat uang, pernyataan tersebut terus dia
ulang-ulang, Pada saat ditanyakan kembali mengenai suara bisikan, pasien
tmengatakan sudah tidak mendengar bisikan.. ketika ditanya mengapa
pasien suka marah-marah hingga mengamuk, pasien tidak bisa untuk
mengendalikan emosinya meski hanya masalah kecil. Pasien juga
mengatakan bahwa dia mudah tersinggung, tidak suka jika ada orang lain
meremehkannya.

2. Riwayat Gangguan Sebelumnya


a. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien sudah 4 kali dirawat di RSJ, sejak tahun 2014, dengan gejala
kekambuhan yang sama, diawali oleh marah-marah, mengamuk, dan
sulit tidur, sering berbicara sendiri.
Pertama kali keluhan dirasakan pada tahun 2010 menurut ibunya
ketika itu pasien kelas 2 SMP, Pasien di palak dan di kempeskan ban
sepedanya oleh temannya, setelah kejadian itu pasien teriak-teriak dan
emosinya tidak terkontrol, pasien juga sering berbicara sendiri, karena
hal tersebut sangat menganggu pasien, akhirnya pasien berhenti
sekolah, pasien tidak langsung dibawa ke RS, melainkan diobati oleh
ustadz, mulai ada perbaikan, namun ketika 2014 ketika usia 18 tahun
pasien dibawa ke RS karena mengeluhkan sering berbicara sendiri,
mendengar suara-suara yang menyuruhnya pergi dan keluyuran,
pasien dirawat di RSJSH, Namun ketika kontrol karena obat habis
pasien banyak bicara tidak jelas meksudnya, mengatakan sedih karena
Hpnya diambil orang dan menangis, Emosi masih tampak labil, tidak
mau mendengarkan Orang tua ketika menasehatinya, Pada tahun yang
sama pasien dirawat di RSJSH.
Ketika 2015 pasien dirawat di RSJ Klender karena marah-marah,
berbicara sendiri, sulit tidur, dan berkata akan bunuh diri dan ingin
mengambil golok pasien juga mendengar ada suara yang
menertawakannya namun orang lain tidak mendengarnya. Pasien
mengatakan dia bukun tipe yang gampang melamun.
Tahun 2018 pasien dibawa kebali ke RSJ Soeharto Heerejan karena
mengalami keluhan yang sama, marah-marah hingga membanting
barang, sering berbicara sendiri, sulit untuk tidur karena dia merasa
terlalu bersemangat, pasien juga mengatakan dia tipe orang yang
senang terus dan aktif. Pasien juga merasa memiliki khodam, yang
akan muncul jika dia sholat, puasa, dan witir. Jika Khodamnya muncul
maka sekali tonjokan langsung hancur.
b. Riwayat Gangguan Medik
Menurut keluarga pasien, pasien pernah jatuh dari tangga ketika SMP,
kepala terbentur hingga benjol, namun tidak ada kelainan yang
bermakna hingga kepala pusing, tidak sadarkan diri maupun muntah-
muntah, 1 tahun yang lalu dirawat di RS karena Demam Berdarah
Dengue. pasien tidak pernah memiliki riwayat kejang, demam (-),
Diabetes Melitus (-), Hipertensi (-), jantung (-) paru (-).
c. Riwayat Penggunaan NAPZA
Pasien mengonsumsi Alkohol sejak 1 tahun yang lalu dan merokok
dari SMP hingga saat ini 1 bungkus/hari
.
d. Riwayat Perjalanan Penyakit
Tingkat Keparahan gangguan

2010 2014 2015 2018

o Teriak-teriak o Ingin bunuh


o Tidak bisa o Mendengar diri dan
o Memiliki
mengontrol bisikan mengambil
khodam
emosi menyuruhnya golok
o Mudah
o Berbicara pergi dan o Mendengar
tersinggung
sendiri kluyuran ada suara yang
o Sulit tidur menertawakan
nya

2. Riwayat Kehidupan Pribadi


a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara, pasien termasuk anak yang
direncanakan dan diinginkan oleh orangtuanya. Saat ibu pasien mengandung
pasien tidak ada masalah. Pasien lahir spontan, lahir dalam keadaan sehat,
langsung menangis dan berat badan lahir normal. Riwayat komplikasi
kelahiran, trauma, dan cacat bawaan disangkal.
b. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a) Masa Kanak Awal (0 – 3 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, pasien tergolong anak yang sehat,
dengan tingkah laku dan proses tumbuh kembang sesuai anak usianya.
Pasien tidak pernah mengalami sakit yang serius maupun berat, tidak
pernah mengalami kejang atau trauma kepala saat kecil. Pasien juga
merasa bahagia, senang tanpa hambatan dan dapat berkomunikasi
dengan teman sebayanya
b) Masa Kanak Pertengahan (3 – 11 tahun)
Pasien dulu merupakan anak yang termasuk aktif dan mempunyai
banyak teman. Tidak ada keluhan mengikuti pelajaran saat di sekolah.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Selama masa remaja, perkembangan kepribadian pasien cukup baik,
pasien memiliki banyak teman dan tidak pernah mengalami masalah
dengan kerabat ataupun teman-temannya, sikap dengan lawan jenis
pasien mengaku dia sering dikejar-kejar oleh wanita.
Pasien mulai mengalami perubahan sikap semenjak di bully oleh
teman-temannya, dan tidak mampu untuk mengendalikan emosi.
d) Masa Dewasa
Menjadi sangat pemarah, bahkan hal-hal kecilpun dibesar-besarkan
oleh pasien. Pasien juga tidak mau mendengarkan nasehat dari
keluarga dan akan mengancam ingin menyakiti keluarga jika
keinginannya tidak dipenuhi
c. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan di SMP namun tidak sampai selsai.
d. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan pasien selama 2 tahun kerja di kolam renang, namun hanya 2
tahun karena pasien marah-marah dengan pekerja lainnya. Lalu pasien
bekerja di pasar malam, namun tidak lama, dikarenakan emosi pasien
yang labil.
e. Kehidupan Beragama
Pasien beragama islam. Pasien biasa melakukan sholat dan mengaji,
pasien mengaku belum melaksanakan sholat 5 waktu secara rutin setiap
harinya.
f. Kehidupan Perkawinan/Psikoseksual
Pasien belum menikah, pasien mengatakan banyak wanita yang
menyukainya.
g. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak
pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.
h. Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarganya baik. Saat ini pasien tinggal
dengan kedua orang tuanya. Pasien sering beranggapan jika orang
tersebut ingin melukainya, sehingga sebelum orang itu melukainya, dia
menantangnya lebih dulu.
3. Riwayat Keluarga
keluarga
Gambar pohon keluarga / Genogram

Keterangan :

Laki – laki Perempuan

Pasien Meninggal
III. STATUS FISIK
a. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
1. Tekanan darah : 110/80 mmHg
2. Suhu : 37,2oC
3. Nadi : 81x/menit
4. Respirasi : 18x/menit
5. TB/BB : 160/55
6. BMI : 21,4 kg

1. Kepala
Kepala : Normochepali
Rambut : Berdistribusi normal, rambut berwarna
hitam, tidak mudah cabut.
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung
+/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas
cuping hidung (-), sekret -/-
Telinga : Sekret -/-, membran timpani intak +/+,
nyeri tekan -/-
Mulut : Bibir berwarna merah muda, sianosis (-),
trismus (-)
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah
kotor (-)
Gigi geligi : Dalam batas normal
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid
tidak teraba membesar

2. Thoraks
a) Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam
keadaan statis maupun dinamis, efloresensi
primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi
abnormal (-), gerak nafas simetris, irama
teratur, retraksi suprasternal (-).
Palpasi : Gerak nafas simetris, vocal fremitus
simetris
Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang
paru
b) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur - , gallop –

3. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen,
shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba membesar, ballotement (-)
4. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-), tidak ada bekas luka sayat di
tangan kanan atau kiri
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-)

b. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-),
rigiditas (-), tonus otot (n), tremor(-),
distonia (-), disdiadokokinesis (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Saran :
Pemeriksaan Darah Lengkap

V. STATUS MENTAL
Dilakukan pemeriksaan status mental pada tanggal 12 April 2018 di Ruang
Kenanga RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki berumur 21 tahun, tampak sesuai dengan
usianya dan tampak terawat.
2. Kesadaran
Kesadaran Neurologi : Compos Mentis
Kesadaran Psikologi : Terganggu
Kesadaran Sosial : Baik
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
a) Sebelum wawancara
Pada saat pewawancara datang dan ingin mewawancarai pasien di
ruang merak, pasien terlihat senang dan menyambut pewawancara.
Sebelum dipanggil pasien sedang menyapu dan mengepel. Saat
dipanggil pasien langsung merespon panggilan yang dilakukan
pemeriksa dan juga saat pemeriksa menjulurkan tangan untuk
bersalaman pasien merespon salaman yang diberikan pemeriksa.
b) Selama wawancara
Pasien duduk selama wawancara. Kontak mata terhadap pasien
kurang baik, karena pasien mudah teralihkan pandangannya. Pasien
bergerak normal, tidak terdapat perlambatan gerakan, gerakan kaki
yang berulang, kejang, maupun kekakuan gerakan tidak ada, pasien
terlihat cukup berenergi.
c) Sesudah wawancara
Pasien merasa senang telah dikunjungi dan diwawancara. Pasien
merasa ada teman dan merasa adanya kehangatan antara
pewawancara dengan pasien.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif
5. Pembicaraan
Cara bicara : Pasien banyak berbicara, berbicara
spontan, dan menjawab dengan baik setiap
pertanyaan yang diberikan. Saat pasien
berbicara artikulasi jelas, intonasi dan
volume cukup.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara
b. Alam Perasaan
Mood : Irratable
Afek : Luas
Keserasian : Serasi
c. Gangguan persepsi
Halusinasi : (+) Auditorik
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

d. Proses Pikir
Arus Pikir
Produktivitas : Logorrhea
Kontinuitas : Flight of Idea
Hendaya Bahasa : Tidak ada
Isi Pikir
Waham : Kejar (Karena pasien curiga dan merasa bahwa
orang di sekitarnya akan mencelakakan dirinya)
Kebesaran (Pasien merasa memiliki Khodam dan
mempunyai Ilmu kebatinan)
Preokupasi : Ada (Pasien terus berkata ingin bekerja)
Fobia : Tidak ada
Obsesi : Tidak ada

e. Fungsi Intelektual
Pengukuran ini dilakukan pada tanggal 23 November 2018 pukul 16:00
di ruang Merak
Taraf Pendidikan SMP
Pengetahuan Umum Baik (pasien mengetahui nama-nama daerah di
indonesia, dan mengetahui presiden pertama adalah
Soekarno)
Kecerdasan Rata-rata
Atensi Konsentrasi baik, perhatian baik
Orientasi
- Waktu Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang, dan
malam dan pasien dapat menyebutkan jam pada saat
wawancara)

- Tempat Baik (pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dia


berada di mana)
- Orang Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh
dokter muda dan mengenal pasien lain yang berada di
satu ruangan dengan pasien, pasien mengingat nama
keluarganya)
Daya Ingat
- Jangka Panjang Baik (pasien ingat tempat sekolah pasien dan dimana
dia dilahirkan)
- Jangka Pendek Baik (pasien mengingat apa yang pasien kerjakan saat
pagi hari)
- Segera Baik (pasien dapat mengingat 3 nama benda dengan
benar)
Pikiran Abstrak Baik (pasien dapat mendeskripsikan mengenai
persamaan bola dan jeruk)
Visuospasial Baik (pasien dapat menggambar jam yang waktunya
ditentukan oleh pemeriksa)
Kemampuan Baik (pasien dapat makan, mandi, dan berpakaian
Menolong Diri sendiri)

f. Pengendalian Impuls
- Terganggu (Pasien masih seka berkelahi dengan temannya)

g. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial
Baik (Pasien menyadari bahwa marah-marah dan mengamuk itu
salah, namun pasien tidak mampu mengendalikan emosinya)
2. Uji Daya Nilai
Baik (Pasien mampu melakukan sesuatu dengan benar, saat
diberikan emosi imajiner)
3. Daya Nilai Realita (RTA)
Terganggu (terdapat halusinasi auditorik, waham kejar dan waham
kebesaran)

h. Tilikan
Derajat 4 = pasien mengaku sakit, mengetahui butuh bantuan, tapi tidak
tahu penyebabnya

i. Reliabilitas
Dapat dipercaya

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien laki-laki 21 tahun, telihat sesuai usia, penampilan cukup terawat.
Pasien datang ke IGD Rumah dr. Soeharto Heerdjan dibawa oleh Orang
tuanya karena marah-marah dan mengamuk hingga membating barang-
barang, pasien sering berbicara sendiri.
Awal keluhan pasien dirasakan pada tahun 2010. Saat itu pasien di palak
oleh temannya dan ban sepedanya di kempesi. Mulai saat itu pasien teriak-
teriak, sering ngomong sendiri, tidak bisa mengontrol emosi, sulit untuk
tidur, namun pada saat itu pasien tidak dibawa ke RS, namun dibawa ke
Ustadz. Pasien sering berbicara sendiri, mendengar suara-suara yang
menyuruhnya pergi dan keluyuran, Menurut pasien, pasien pernah belajar
ilmu kebatinan, dan ketika belajar ilmu tersebut pasien pernah melihat sosok
pocong yang diyakininya sosok tersebut adalah kiriman dari guru
kebatinannya, berkata akan bunuh diri dan ingin mengambil golok pasien
juga mendengar ada suara yang menertawakannya namun orang lain tidak
mendengarnya. Pasien mengatakan dia bukun tipe yang gampang melamun.
Menurut pasein, pasien bisa tau jika ada orang yang ingin menyakitinya,
maka sebelum orang itu menyakitinya, dia lebih dahulu untuk marah-marah
terhadap orang tersebut.
Pasien belum pernah menikah, namun menurut pasien banyak wanita yang
menyukai dia. Pasien mempunyai banyak teman dilingkungannya. Dari
pemeriksaan fisik, tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan
psikiatri, didapatkan halusinasi audiotorik, waham kebesaran dan waham
kejar.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


a. Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi
Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat
digolongkan ke dalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
a) Gangguan / hendaya dan disabilitas : hendaya dalam fungsi sosial,
pasien sering berbicara sendiri dan membuat orang lain tidak
nyaman. Pasien juga sangat mudah tersinggung dan marah-marah
padahal hanya dipicu oleh hal-hal kecil sehingga membuat orang
disekitarnya takut.
b) Distress / penderitaan : Marah-marah dan mengamuk tanpa sebab,
mendengar suara-suara ditelingannya.
2. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena :
a) Tidak ada gangguan kesadaran neurologis
b) Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit
metabolik, infeksi, neoplasma)
c) Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
d) Tidak disebabkan oleh Trauma kepala
3. Gangguan psikotik, karena:
a) Adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan dengan
adanya halusinasi auditorik, waham kebesaran dan waham kejar.
4. Gangguan ini termasuk gangguan skizoafektif karena:
a) Memenuhi kriteria umum skizofrenia :
o Terdapat isi pikir yang berulang
o Terdapat waham, yaitu waham kejar dan kebesaran
o Terdapat halusinasi, yaitu halusinasi auditorik.
b) Terdapat gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat
bersamaan dengan skizofrenia.
c) Saat ini pasien memenuhi kriteria manik manik (Mood irritable,
Kebutuhan tidur menurun, pasien tetap bertenaga walaupun tidak
tidur, pasien mudah mengalami distraksi saat bekerja, gejala tidak
memenuhi kriteria episode campuran, gangguan mood berpengaruh
dengan sosial dan pekerjaan pasien, tidak disebabkan oleh
penggunaan zat atau kondisi medis umum)

b. Aksis II : Ciri Kepribadian dan Retardasi Mental


Gangguan kepribadian pasien perlu dilakukan eksplorasi lebih jauh,
karena pada autoanamnesis dan alloanamnesis tidak dapat disimpulkan
ciri kepribadian pasien. Pasien tidak memiliki retardasi mental,
dibuktikan dengan tidak ada keterlambaran, belajar, berbicara, berjalan
dan berinteraksi dengan teman sebaya sejak ia masih kanak-kanak.

c. Aksis III : Kondisi Medis Umum


Tidak ditemukan adanya kelainan pada kondisi fisik

d. Aksis IV : Problem Pribadi dan Lingkungan


- Masalah berkaitan dengan Primary Support Group. Walaupun
orang tua dan keluarga pasien selalu mendukung pasien. Pasien
selalu bersikap kasar kepada mereka. Sehingga pasien senjadi
tidak dipedulikan lagi oleh keluarga semenjak sering dirawat di
RSJ. Pasien juga jarang dijenguk oleh keluarganya.
- Masalah Compliance obat : ada, pasien tidak rutin control dan
minum obat. Karena menurut pasien, pasien sudah sembuh dan
tidak butuh obat.
e. Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current : 40-31 (Beberapa disabilitas dalam hubungan
dengan realita dan komunikasi, dan disabilitas berat dalam beberapa
fungsi)
GAF HLPY : 70-61 (Beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


a. Aksis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif tipe Manik DD F31.2
Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik tanpa Gejala Psikotik
b. Aksis II : Perlu eksplorasi
c. Aksis III : Tidak ada
d. Aksis IV : Primary Support Group dan Compliance obat
e. Aksis V : GAF current : 40-31
GAF HLPY : 70-61

IX. DAFTAR MASALAH


a. Organobiologi : Tidak ditemukan adanya kelainan organik.
b. Psikologik : Terdapat halusinasi auditorik, waham kebesaran,
waham kejar, dan gangguan impuls. Suka berbicara sendiri, mudah
tersinggung dan marah-marah hingga melukai orang lain, sulit tidur.
c. Sosiologik : Kurangnya dorongan keluarga untuk membantu
mendorong pasien melakukan pengobatan rutin.
X. PENATALAKSANAAN
a. Rawat Inap
Dengan indikasi:
1. Membahayakan lingkungan karena mengamuk dan membanting dan
merusak barang-barang di rumah.
2. Ketidakpatuhan minum obat.
3. Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
4. Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan

b. Psikofarmaka :
1. Risperidone 2x2 mg PO
2. Lithium carbonat 3 x 300 mg PO

c. Psikoterapi
1. Psikoterapi supportif
a) Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin
kontrol.
b) Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya
c) Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-
hari secara bertahap dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa
d) Menggali kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa
dikembangkan
2. Psikoedukasi
Kepada keluarga:
a) Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien
tentang gangguan yang dialami pasien
b) Menyarankan kepada keluarga pasien agar lebih berpartisipasi
dalam pengobatan pasien secara teratur seperti memberikan
suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan
pemeliharaan pasien, mengingatkan pasien agar teratur minum
obat, serta mengantar pasien saat pasien kontrol. Dan juga menjadi
media cerita terhadap pasien.

XI. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia Ad Bonam (tidak ada tanda gangguan
mental organik)
Ad Functionam : Dubia Ad Bonam (selama minum obat gejala
terkontrol sehingga pasien dapat bekerja dan melakukan kegiatan).
Ad Sanationam : Dubia Ad Malam (Keluarga pasien yang kurang
perhatian karena sibuk bekerja sehingga kurang mengawasi kepatuhan
minum obat)

Anda mungkin juga menyukai