Disusun Oleh:
Flora Ratu Putribunda
03012110
Penguji :
dr. Asmarahadi, Sp.KJ
dr. Ayesha Devina, Sp.KJ
I. IDENTITAS
Nama : Tn. SW
Tempat, tanggal lahir : Depok, 23 Juli 1996
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karawang
Agama : Islam
Bangsa/ Suku : Indonesia, Sunda
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Dokter yang merawat : dr. Ayesha Devina, Sp.KJ
Ruang perawatan : Ruang Merak/Elang
Tanggal Masuk RSJSH : Rabu, 26 Oktober 2018
Rujukan/datang sendiri/ Keluarga : Diantar Keluarga (Orang tua)
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis :
a. Tanggal 23 November 2018, pukul 16.00, di Ruang Merak
b. Tanggal 24 November 2018, pukul 10.00 dan 16.00, di Ruang Merak
c. Tanggal 26 November 2018, pukul 11.00, di Ruang Elang
Alloanamnesis :
Tanggal 23 November 2018, pukul 18.30, via telephone dengan Ibu Pasien
Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh Orang tua ke IGD Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan karena marah-marah sejak 3 hari SMRS.
Keterangan :
Pasien Meninggal
III. STATUS FISIK
a. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
1. Tekanan darah : 110/80 mmHg
2. Suhu : 37,2oC
3. Nadi : 81x/menit
4. Respirasi : 18x/menit
5. TB/BB : 160/55
6. BMI : 21,4 kg
1. Kepala
Kepala : Normochepali
Rambut : Berdistribusi normal, rambut berwarna
hitam, tidak mudah cabut.
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung
+/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas
cuping hidung (-), sekret -/-
Telinga : Sekret -/-, membran timpani intak +/+,
nyeri tekan -/-
Mulut : Bibir berwarna merah muda, sianosis (-),
trismus (-)
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah
kotor (-)
Gigi geligi : Dalam batas normal
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid
tidak teraba membesar
2. Thoraks
a) Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam
keadaan statis maupun dinamis, efloresensi
primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi
abnormal (-), gerak nafas simetris, irama
teratur, retraksi suprasternal (-).
Palpasi : Gerak nafas simetris, vocal fremitus
simetris
Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang
paru
b) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur - , gallop –
3. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen,
shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba membesar, ballotement (-)
4. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-), tidak ada bekas luka sayat di
tangan kanan atau kiri
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-)
b. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-),
rigiditas (-), tonus otot (n), tremor(-),
distonia (-), disdiadokokinesis (-)
V. STATUS MENTAL
Dilakukan pemeriksaan status mental pada tanggal 12 April 2018 di Ruang
Kenanga RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki berumur 21 tahun, tampak sesuai dengan
usianya dan tampak terawat.
2. Kesadaran
Kesadaran Neurologi : Compos Mentis
Kesadaran Psikologi : Terganggu
Kesadaran Sosial : Baik
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
a) Sebelum wawancara
Pada saat pewawancara datang dan ingin mewawancarai pasien di
ruang merak, pasien terlihat senang dan menyambut pewawancara.
Sebelum dipanggil pasien sedang menyapu dan mengepel. Saat
dipanggil pasien langsung merespon panggilan yang dilakukan
pemeriksa dan juga saat pemeriksa menjulurkan tangan untuk
bersalaman pasien merespon salaman yang diberikan pemeriksa.
b) Selama wawancara
Pasien duduk selama wawancara. Kontak mata terhadap pasien
kurang baik, karena pasien mudah teralihkan pandangannya. Pasien
bergerak normal, tidak terdapat perlambatan gerakan, gerakan kaki
yang berulang, kejang, maupun kekakuan gerakan tidak ada, pasien
terlihat cukup berenergi.
c) Sesudah wawancara
Pasien merasa senang telah dikunjungi dan diwawancara. Pasien
merasa ada teman dan merasa adanya kehangatan antara
pewawancara dengan pasien.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif
5. Pembicaraan
Cara bicara : Pasien banyak berbicara, berbicara
spontan, dan menjawab dengan baik setiap
pertanyaan yang diberikan. Saat pasien
berbicara artikulasi jelas, intonasi dan
volume cukup.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara
b. Alam Perasaan
Mood : Irratable
Afek : Luas
Keserasian : Serasi
c. Gangguan persepsi
Halusinasi : (+) Auditorik
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
d. Proses Pikir
Arus Pikir
Produktivitas : Logorrhea
Kontinuitas : Flight of Idea
Hendaya Bahasa : Tidak ada
Isi Pikir
Waham : Kejar (Karena pasien curiga dan merasa bahwa
orang di sekitarnya akan mencelakakan dirinya)
Kebesaran (Pasien merasa memiliki Khodam dan
mempunyai Ilmu kebatinan)
Preokupasi : Ada (Pasien terus berkata ingin bekerja)
Fobia : Tidak ada
Obsesi : Tidak ada
e. Fungsi Intelektual
Pengukuran ini dilakukan pada tanggal 23 November 2018 pukul 16:00
di ruang Merak
Taraf Pendidikan SMP
Pengetahuan Umum Baik (pasien mengetahui nama-nama daerah di
indonesia, dan mengetahui presiden pertama adalah
Soekarno)
Kecerdasan Rata-rata
Atensi Konsentrasi baik, perhatian baik
Orientasi
- Waktu Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang, dan
malam dan pasien dapat menyebutkan jam pada saat
wawancara)
f. Pengendalian Impuls
- Terganggu (Pasien masih seka berkelahi dengan temannya)
g. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial
Baik (Pasien menyadari bahwa marah-marah dan mengamuk itu
salah, namun pasien tidak mampu mengendalikan emosinya)
2. Uji Daya Nilai
Baik (Pasien mampu melakukan sesuatu dengan benar, saat
diberikan emosi imajiner)
3. Daya Nilai Realita (RTA)
Terganggu (terdapat halusinasi auditorik, waham kejar dan waham
kebesaran)
h. Tilikan
Derajat 4 = pasien mengaku sakit, mengetahui butuh bantuan, tapi tidak
tahu penyebabnya
i. Reliabilitas
Dapat dipercaya
b. Psikofarmaka :
1. Risperidone 2x2 mg PO
2. Lithium carbonat 3 x 300 mg PO
c. Psikoterapi
1. Psikoterapi supportif
a) Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin
kontrol.
b) Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya
c) Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-
hari secara bertahap dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa
d) Menggali kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa
dikembangkan
2. Psikoedukasi
Kepada keluarga:
a) Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien
tentang gangguan yang dialami pasien
b) Menyarankan kepada keluarga pasien agar lebih berpartisipasi
dalam pengobatan pasien secara teratur seperti memberikan
suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan
pemeliharaan pasien, mengingatkan pasien agar teratur minum
obat, serta mengantar pasien saat pasien kontrol. Dan juga menjadi
media cerita terhadap pasien.
XI. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia Ad Bonam (tidak ada tanda gangguan
mental organik)
Ad Functionam : Dubia Ad Bonam (selama minum obat gejala
terkontrol sehingga pasien dapat bekerja dan melakukan kegiatan).
Ad Sanationam : Dubia Ad Malam (Keluarga pasien yang kurang
perhatian karena sibuk bekerja sehingga kurang mengawasi kepatuhan
minum obat)