Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya data dasar Puskesmas Purwoharjo tahun
2018 dapat disusun.

Penyusunan data dasar Puskesmas Purwoharjo tahun 2018 ini dimaksudkan


untuk menyediakan informasi di bidang kesehatan di Puskesmas Purwoharjo yang
sangat diperlukan tidak hanya oleh petugas kesehatan dan mengambil keputusan di
bidang kesehatan, tetapi juga mahasiswa, peneliti, dan pihak lain yang bergerak di
bidang kesehatan serta untuk mengetahui gambaran pencapaian kinerja dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan di Puskesmas Purwoharjo selama priode 1
Januari sampai 31 Desember 2018

Terima kasih kami sampaikan kepada lintas sektor terkait yang mendukung
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Purwoharjo berupa
kerjasama dalam proses perencanaan tingkat puskesmas (PTP) melalui forum resmi
seperti rapat tim perencanaan kesehatan, maupun kegiatan lainya.

Penyusunan data dasar Puskesmas ini masih jauh dari sempurna, masih
diperlukan adanya pemaparan dalam bentuk narasi yang dapat menceritakan
capaian hasil kegiatan sehingga dapat menggambarkan upaya pembangunan yang
telah dilaksanakan oleh seluruh jajaran kesehatan di Puskesmas Purwoharjo,
sehingga data dasar Puskesmas Purwoharjo tahun 2018 masih terus kami perbaiki
bersama dengan adanya saran, masukan serta kritik membangun untuk perbaikan
data dasar kesehatan ini.

Purwoharjo, Januari 2019

Kepala UPTD Puskesmas Purwoharjo,

dr. NI PUTU AYU RAHMAWATI


Penata
NIP. 19710303 200312 2 005
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan


kesehatan yang berkualitas, di antaranya adalah dengan meningkatkan akses
terhadap pelayanan kesehatan dasar. Peran puskesmas dan jaringannya
sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang
pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi sangat penting.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.

Untuk meningkatkan kinerja puskesmas, diperlukan informasi yang


lengkap tentang puskesmas, di antaranya berkaitan dengan kondisi bangunan
puskesmas dan sarananya, kondisi jaringan puskesmas, dan tenaga di
puskesmas. Informasi tersebut digunakan sebagai masukan pengambilan
keputusan dalam proses manajemen pembangunan puskesmas di setiap
jenjang administrasi kesehatan.

b. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pendataan data dasar puskesmas adalah untuk
menyediakan data dasar puskesmas terkini untuk evaluasi dan pengambilan
keputusan pemangku kepentingan kesehatan yang membutuhkannya di
seluruh jenjang administratif.

c. Ruang Lingkup

Data yang disajikan berupa data individu per puskesmas. Publikasi


berupa kode, nama, alamat, dan titik koordinat puskesmas; kemampuan
penyelenggaraan; wilayah kerja; karakteristik wilayah kerja; status akreditasi;
jumlah tempat tidur; waktu tempuh; akses jalan depan gedung puskesmas;
kendaraan yang dapat melalui jalan depan puskesmas; kondisi bangunan
puskesmas; jumlah dan kondisi puskesmas pembantu; jumlah dan kondisi
rumah dinas tenaga kesehatan; jumlah ketenagaan; sumber listrik; waktu
ketersediaan listrik; telepon kabel; radio komunikasi; jaringan internet; jumlah
komputer; jumlah laptop; sumber air bersih; jumlah dan kondisi ambulans;
jumlah dan kondisi sepeda motor; jumlah dan kondisi puskesmas keliling; dan
jumlah poskesdes, poskestren, posyandu lansia, posbindu PTM, dan
posyandu.
BAB II
DATA DASAR PUSKESMAS

A. DATA UMUM :

Nomor Kode Puskesmas : P 3 510 030 101


Nama Puskesmas : PURWOHARJO
Puskesmas Pedesaan dengan
Tipe : rawat inap besar
Akreditasi : TERAKREDITASI
Kecamatan : PURWOHARJO
Kabupaten : BANYUWANGI
Propinsi : JAWA TIMUR
Telepon : 0333 - 396491
Email : pkm_purwoharjo@yahoo.co.id

B. DATA WILAYAH
Luas Wilayah : 37,23 Km²
wilayah dataran rendah : 99%
wilayah dataran tinggi : 1%
LS :- 8.474921, BT :
Titik Koordinat : 114.226463
Jumlah desa / Kelurahan : 4 desa/kel
yang dapat dijangkau kendaraan roda 4 : 4 desa/kel
yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 : 4 desa/kel
yang tidak dapat dijangkau oleh roda 4 & 2 : 0 desa/kel
: Kecamatan. : Sungai.

: Balai Desa. : Jalan Desa.

: Puskesmas Induk. : Jalan Utama

: Pustu. : Batas RW

: Kantor POS : Batas Dusun


Food Mart

: Pasar. : Batas Desa.

: Lapangan. : Koramil

: Tempat Ibadah : Pertanian / Ladang.

: Jembatan. : Sarana Pendidikan


Wilayah kerja Puskesmas Purwoharjo dengan batas-batas sebagai
berikut :
 Utara : Desa Tampo, kecamatan Cluring.
 Timur : Desa Wringinpitu, kecamatan Tegaldlimo
 Selatan : Desa Karetan, kecamatan Purwoharjo.
 Barat : Desa Bangorejo, kecamatan Bangorejo.
Wilayah kerja Puskesmas Purwoharjo merupakan bagian dari wilayah
kecamatan Purwoharjo, meliputi 4 desa, yaitu :
a. Desa Kradenan.
b. Desa Purwoharjo.
c. Desa Bulurejo.
d. Desa Sidorejo.

Jarak Puskesmas Purwoharjo ke :


Banyuwangi kota : 45 Km
Kantor Camat : 3 Km
Kantor Desa Purwoharjo : 1 Km
Kantor Desa Kradenan : 1,5 Km
Kantor Desa Bulurejo : 3 Km
Kantor Desa Sidorejo : 4 Km

Transportasi Umum :
Sarana angkutan di wilayah kerja Puskesmas Purwoharjo :
 Bus umum
 Angkutan pedesaan
 Sepeda motor
 Becak

Sebagian besar wilayah kerja dapat dijangkau oleh Pusling baik musim
kemarau maupun musim penghujan.
C. DEMOGRAFI

1. Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa :

No Desa Dusun RW/RT

1. Purwoharjo 3 20/77
2. Kradenan 5 24/74
3. Bulurejo 4 7/53
4. Sidorejo 3 9/63
Total 15 60/267

2. Penduduk wilayah kerja Puskesmas Purwoharjo :

No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Purwoharjo 4830 4869 9699

2. Kradenan 5070 4947 10017

3. Bulurejo 4183 4073 8256

4. Sidorejo 3480 3557 7037

Total 17563 17446 35009

PIRAMIDA PENDUDUK
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PURWOHARJO TAHUN 2018
3 Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 11040 KK
4 Jumlah Penduduk Total Miskin (PBI) : 11007 Jiwa
5 Jumlah Kepala Keluarga Miskin (KK) : 3725 KK
6 Jumlah Anggota Keluarga Miskin (PBI) : 10363 orang
7 Jumlah yang mempunyai kartu JKN ( PBI ) : 10363 orang
8 Jumlah ibu hamil : 522 orang
9 Jumlah ibu hamil Miskin : - orang
10 Jumlah bayi ( < 1 tahun ) : 574 bayi
11 Jumlah Anak balita ( 1-4 tahun) : 1951 anak
13 Jumlah Wanita Usia Subur : 5424 orang
14 Jumlah Pasangan Usia Subur : 7748 pasang
15 Jumlah ibu bersalin : 498 orang
16 Jumlah ibu Nifas : 498 orang
17 Jumlah Ibu meneteki : 498 orang

III. PENDIDIKAN
a) Jumlah Sekolah
1 Taman Kanak-kanak yang ada : 23 buah
2 SD / MI yang ada : 17/7 buah
3 SLTP / MT yang ada : 3/2 buah
4 SMU / MA yang ada : 3/2 buah
5 Akademi yang ada : - buah
6 Perguruan Tinggi yang ada : - buah
7 Jumlah Ponpes yang ada : 2 buah
b) Jumlah murid yang ada
1 Taman Kanak-kanak : 920 murid
2 SD / MI : 3054 murid
3 SLTP / MT : 1281 murid
4 SMU / MA : 2124 murid
5 Akademi : - mahasiswa
6 Perguruan Tinggi : - mahasiswa
7 Jumlah santri Ponpes yang ada : 250 santri

BAB III
DEFINISI OPERASIONAL

A. PELAYANAN KESEHATAN
1. JENIS PELAYANAN
 Berdasarkan Tempat Layanan
1. Dalam Gedung
a. Rawat Jalan terdiri dari
- Balai Pengobatan Umum
- Apotik
- Balai pengobatan Gigi
- Konseling
- KIA
- Pemeriksaan (catin,haji,dll)
- Laboratorium
- UGD
b. Rawat Inap terdiri dari
- Rawat Inap Umum
- Rawat Inap BPJS Kesehatan
- PONED dan Persalianan Normal
2. Luar Gedung
- Posyandu Balita, Keswa dan lansia
- UKS dan UGKS
- Serta pelayanan kesehatan lain di masyarakat yang berupa
preventif dan promotif
3. Layanan Penunjang
- Ambulance
- Kios
- Mushola
- Tempat Parkir
- Ruang tunggu yang asri dan nyaman
 Berdasarkan Pembiayaan
1. Umum (JPKMB, membayar berdasar perda 16 tahun 2012).
2. BPJS Kesehatan

B. PROSEDUR PELAYANAN
1. Pelayanan Dalam Gedung
a. Cara Pendaftaran ( Loket )
1. Kunjungan pertama membawa identitas (Kartu BPJS
Kesehatan/KTP/SIM) atau mengetahui alamat dengan jelas (Nomor
telepon / HP sendiri / tetangga / teman yang mudah dihubungi).
2. Dengan metode registrasi computerized penderita untuk kunjungan ke
dua dan seterusnya tidak harus membawa identitas (Kartu Kunjung).
3. Pengguna layanan BPJS Kesehatan harus membawa kartu ( KIS,
ASKES,Kartu BPJS) yang masih berlaku.
4. Pengguna layanan GAKIN harus membawa kartu BPJS Kesehatan atau
bukti Gakin lain yang sah.

- Biaya
Sejak 1 Nopember 2005 Kunjungan Umum Bebas beaya termasuk
pemeriksaan laboratorium sederhana kecuali pemeriksaan rujukan
penunjang yang mutlak diperlukan (Lab, Foto / USG dll).

- Jam Pelayanan
 Senin - Kamis : Pukul 07.00 s/d 14.00
 Jum’at : Pukul 07.00 s/d 11.00
 Sabtu : Pukul 07.00 s/d 13.00
b. Balai Pengobatan Umum
- Prosedur untuk mendapatkan pelayanan
 Penderita datang sendiri / dengan pendamping
 Membawa identitas
 Melalui loket (ikuti alur) ibu hamil
- Hasil pelayanan yang akan diterima oleh pasien dan pendamping :
 Memperoleh pemeriksaan kesehatan sesuai dengn penyakit /
keluhan yang diderita dengan tata cara pemerikasaan sesuai
pedoman pemerikasaan.
 Memperoleh tindakan medis yang tepat apabila diperlukan.
 Resep untuk mengambil obat sesuai dengan penyakitnya di ruang
obat (Apotek Puskesmas) kecuali penderita dirujuk.
 Penderita berhak meminta Resep dan menebus obat di apotek
lain.
 Surat Rujukan (kasus yang perlu dirujuk)
 Informasi media tentang :
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan Medis yang akan dilakukan dan TT persetujuan
tindakan Medis beserta resiko yang mungkin terjadi.
 Penyuluhan personal
1. Kompetensi petugas :Aspek Akademis / Keahlian
 Dokter Umum : 2 orang
 Perawat : 5 orang
 Analis Kesehatan : 1 orang
 Tenaga Administrasi : 3 orang
jumlah : 11 orang
2. Aspek Mental :
 Ramah (santun)
 Komunikatif
 Empati
 Responsif
c. Sarana
 BP Kit
 Obat-obatan emerjensi dan pendukungnya
 Obat-obatan injeksi tertentu, alkohol, kapas, kasa steril
 Spuit Disposibel (1 ml, 3 ml, 5 ml, dan 10 ml)
 Protap-protap penyakit dan prosedur penanganan shock
Anafilaktik
 Thermometer
 Tempat tidur lengkap

d. Poli Gigi
1. Prosedur pengajuan
 Penderita dating sendiri / dengan pendamping
 Membawa identitas
 Melalui loket (ikuti alur) kedaruratan gigi
2. Hasil pelayanan yang akan diterima oleh pasien dan pendamping :
 Memperoleh pemeriksaan kesehatan sesuai dengn penyakit /
keluhan yang diderita dengan tata cara pemerikasaan sesuai
pedoman pemerikasaan.
 Memperoleh tindakan medis yang tepat apabila diperlukan.
 Resep untuk mengambil obat sesuai dengan penyakitnya di ruang
obat (Apotek Puskesmas).
 Surat Rujukan (kasus yang perlu dirujuk)
 Informasi media tentang :
1) Penyakit dan masalah gigi mulut yang dikeluhkan
2) Tindakan Medis yang akan dilakukan dan TT persetujuan
tindakan Medis beserta resiko yang mungkin terjadi.
 Penyuluhan personal

3. Kompetensi petugas :
1) Aspek Akademis / Keahlian
 Dokter Gigi : 1 orang
 Perawat Gigi : 1 orang
 Analis Kesehatan : 1 orang
 Tenaga Administrasi : 3 orang
jumlah : 6 orang
2) Aspek Mental :
 Ramah (santun)
 Komunikatif
 Empati
 Responsif
4. Sarana
 Dental Kit
 Obat-obatan emerjensi dan pendukungnya
 Obat anastesi injeksi dan spray
 Obat-obatan injeksi tertentu, alkohol, kapas, kasa steril
 Mess No. 11
 Spuit Disposibel (1 ml, 3 ml, 5 ml, dan 10 ml)
 Almari data
 Sterilisator
 Protap
 Poster-poster gigi mulut
 Air mengalir
 Meja kursi
 Rencana kerja petugas
 Lantai / dinding keramik

e. KIA / KB / Konseling PUS dan Remaja


1. Prosedur pengajuan
 Penderita dating sendiri / dengan pendamping
 Membawa identitas
 Melalui loket (ikuti alur) kecuali kedaruratan bumil
2. Hasil pelayanan yang akan diterima oleh pasien dan pendamping :
 Memperoleh pemeriksaan kesehatan ssuai dengn penyakit / keluhan
yang diderita dengan tata cara pemerikasaan sesuai pedoman
pemerikasaan.
 Memperoleh tindakan medis yang tepat apabila diperlukan.
 Resep untuk mengambil obat sesuai dengan penyakitnya dan Vitamin
yang dibutuhkan di ruang obat (Apotek Puskesmas).
 Imunisasi sesuai jadwal
 Perbaikan gizi
 Surat Rujukan kasus Resiko Tinggi dan kasus lain yang seharusnya
dirujuk
 Informasi media tentang :
1) Keadaan dan masalah kehamilan / persalinan / meneteki,
kesehatan ibu bayi dan anak
2) Tindakan Medis yang akan dilakukan dan TT persetujuan tindakan
Medis beserta resiko yang mungkin terjadi.
 Penyuluhan personal
3. Kompetensi petugas :
1. Aspek Akademis / Keahlian
 Dokter Umum : 1 orang
 Bidan D3 : 4 orang
 Analis Kesehatan : 1 orang
 Tenaga Administrasi : 3 orang
jumlah : 9 orang

2. Aspek Mental :
 Ramah (santun)
 Komunikatif
 Empati
 Responsif
4. Sarana
 KIA Kit
 Obat-obatan emerjensi dan pendukungnya
 Obat-obatan kontrasepsi injeksi
 Spuit Disposibel (1 ml, 3 ml, 5 ml, dan 10 ml)
 Obat-obatan injeksi tertentu, alkohol, kapas, kasa steril
 Thermometer rectal
 Lampu sorot dan senter
 Kursi roda
 Protap KIA dan Poster-poster
 Timbangan bayi dan dewasa
 Ukuran tinggi badan anak-anak dan dewasa serta kuran Lingkar
Lengan
 Meteran kayu dan kain
 Kayu blok 15 cm
 Rencana kerja petugas
 Meja gym, Meja tulis, kursi, tempat tidur periksa, almari data &
instrumen
 Air mengalir
 Buku konseling PUS / remaja dan buku lembar balik penyuluhan

f. Rawat Inap MELATI HUSADA BHAKTI


1. Prosedur untuk mendapatkan pelayanan
 Penderita datang sendiri / keluarga pendamping / diantar orang
lain
 Penjemputan penderita dengan ambulance untuk kasus gawat
darurat
 Rujukan Poli Umum / Poli Gigi / KIA / Pustu / Nakes / BP Swasta
 Membawa identitas
 Melalui loket (ikuti alur) kecuali kedaruratan
2. Hasil pelayanan yang akan diterima oleh pasien :
 Memperoleh pemeriksaan kesehatan sesuai dengn penyakit /
keluhan yang diderita dengan tata cara pemerikasaan sesuai
pedoman pemerikasaan.
 Memperoleh tindakan medis yang tepat apabila diperlukan.
 Resep untuk mengambil obat sesuai dengan penyakitnya di
ruang obat (Apotek Puskesmas).
 Pelayanan Rawat Darurat / Gawat Darurat
 Pemeriksaan umum dan penunjang (Lab dan lain-lain bila
diperlukan)
 Perawatan dan pengobatan paripurna
 Akomodasi dan konsumsi sesuai kelar ruangan
 Tindakan medis
 Surat Rujukan (kasus yang perlu dirujuk)
 Informasi media tentang :
1) Penyakit yang di derita
2) Perkiraan lama perawatan / pengobatan dan besarnya biaya
3) Tindakan Medis yang akan dilakukan dan TT persetujuan
tindakan Medis beserta resiko yang mungkin terjadi.
 Penyuluhan personal dan umum
 Penderita / keluarga berhak untuk menolak dirawat dan pulang
paksa dengan menanda tangani lembar penolakan dan pulang
paksa.
 Layanan Ambulance 24 jam untuk kasus rujukan dan pindah
Rumah Sakit.
3. Kompetensi petugas :
1. Aspek Akademis / Keahlian
 Dokter Umum : 1 orang
 Perawatan kesehatan : 1 orang
 D3 Keperawatan : 9 orang
 Bidan D3 : 4 orang
 Analis Kesehatan : 1 orang
 Manaj. Amd RS : 1 orang
 Juru Obat : 1 orang
 Tenaga Administrasi : 4 orang
jumlah : 23 orang

2. Aspek Mental :
 Ramah (santun)
 Komunikatif
 Empati
 Responsif
4. Sarana
 UGD Kit dan instrument medis dan alat-alat non medis rawat
inap
 2 ruang (untuk 10 bed/pasien) dengan fasilitas tambahan
 TV Hiburan
 Kamar Mandi / WC di setiap ruangan
 Ruang obat dan Obat-obatan emerjensi dan umum
 Kursi roda
 Ambulance
 Brand kard / Bed dorong
 Oxygine
 Air mengalir
 Audio sentral
 Cleaning service
 Meja kursi, kursi tinggu kayu, almari data & almari obat.

g. Laboratorium Klinik.
1. Cara Mendapatkan Layanan.
 Penderita dating atas rujukan Poli Umum, Poli gigi, KIA,
permintaan sendiri/permintaan Klinik/Pustu dan rujukan Nakes
swasta.
 Penderita Rawat Inap untuk penunjang diagnosa, penderita
dating ke lab bila mungkin kalau tidak bahan pemeriksaan di
ambil petugas.
 Jenis pemeriksaan yang belum bias dilayani dirujuk ke Lab lain.
 Dalam pemeriksaan tertentu memerlukan persiapan yang harus
dipenuhi oleh penderita, untuk memperoleh hasil yang akurat
petugas berhak menunda pemeriksaan bila penderita belum siap.
 Mengikuti tata cara pengambilan bahan pemeriksaan Lan lain
yang dibutuhkan sesuai dengan pedoman pengambilan bahan.

2. Jenis Pelayanan Laboratorium


NO JENIS PEMERIKSAAN LAMA LAYANAN

(Menit)
1 Hb 15
2 Protein uri 15
3 Reduksi 15
4 Cedimen 15
5 Darah lengkap 60
6 PCV Trombosit 30
7 Golongan Darah 5
8 Urine lengkap 30
9 Malaria 60
10 Gula Darah 06
11 SGOT/SGPT 60
12 Cholesterol 60
13 Asam Urat 60
14 Trigliserida 60
15 Ureum/Creatinin 60
16 Widal 60
17 Sputum 120

ALUR PELAYANAN DIPASIEN


PUSKESMAS PURWOHARJO
PASIEN
DATANG
DATANG

TIDAK PERLU RAWAT


LOKET
LOKET UGD INAP

PERLU RAWAT INAP

PERLU
PENPENANGANAN RUJU
RAWAT INAP K
LANJUTAN

POLI GIGI POLI POLI KIA


UMUM
UNIT GIZI UNIT UNIT
UNIT
SANITASI PROMKES
LABORATORI PEMBERIAN
RESEP PSIKOLOGI
UM

KAMAR
OBAT
PASIEN
PASIEN
tidak ya

KETERANGAN:

: Garis Tujuan Berobat

: Garis Koordinasi

KETERANGAN:

2 Pelayanan Luar Gedung : Garis Tujuan Berobat

1. Puskesmas Pembantu : Garis Koordinasi


2. Posyandu balita dan posyandu kesehatan jiwa
3. Pusling
4. Posbindu PTM

BAB IV
JUMLAH DAN KONDISI BANGUNAN DAN PRASARANA DI PUSKESMAS

B. DATA KHUSUS

I. DERAJAT KESEHATAN
1 Jumlah Kematian Ibu : - orang
2 Jumlah kematian perinatal : - orang
3 Jumlah Kematian Neonatal : - orang
4 Jumlah lahir mati : - orang
5 Jumlah lahir hidup : 459 orang
6 Jumlah kematian bayi : - orang
7 Jumlah kematian Balita : - orang
8 Jumlah Kematian semua umur : - orang

II. KETENAGAAN
1 Dokter : 1 orang
2 Dokter gigi : 1 orang
3 Jumlah dokter mahir jiwa : - orang
4 Sarjana Kesehatan Masyarakat : - orang
5 Bidan : - orang
- P2B 1 orang
- D3 Kebidanan 18 orang
6 Bidan di desa : - orang
7 Perawat Kesehatan :
- SPK 1 orang
- D3 Keperawatan 9 orang
- S1 Keperawatan 7 orang
8 Perawat Gigi : 1 orang
9 Perawat mahir jiwa : - orang
10 Sanitarian/D3 Kesling : 1 orang
11 Petugas Gizi/ D3 Gizi : 1 / - orang
12 Asisten Apoteker / Apoteker : 1 / 1 orang
13 Analis laboratorium/D3 Laboratorium : 1 orang
14 Juru Imunisasi / juru malaria : - orang
15 Tenaga Administrasi : 2 orang
16 Sopir , penjaga : 1 orang
17 Lain lain : - orang

III. SARANA KESEHATAN


1 Rumah Sakit
-Rumah Sakit Pemerintah :
-Rumah Sakit Swasta : - Unit
2 Rumah bersalin : - Unit
3 Puskesmas Pembantu : 2 Unit
4 Puskesmas keliling : 1 Unit
5 Polindes : 4 Unit
6 Posyandu : 49 Unit
7 BP Swasta : 5 Unit
8 Praktek Dokter Swasta : 4 Unit
9 Praktek Bidan Swasta : 9 Unit
10 Praktek Perawat : 13 Unit
11 Apotek : 2 Unit
12 Toko Obat/Jamu : 6 Unit

IV. PERAN SERTA MASYARAKAT


1 Jumlah Dukun Bayi : 4 orang
2 Jumlah kader Posyandu : 245 orang
3 Jumlah Kader Poskesdes : - orang
4 Jumlah kader Tiwisada : 350 orang
5 Jumlah Guru UKS : 35 orang
6 Jumlah Santri Husada : 20 orang
7 Jumlah Kader Lansia : 55 orang
8 Jumlah kelompok Usia lanjut : 11 kelompok
9 Jumlah kelompok batra : - kelompok
10 Jumlah Posyandu : 49 Pos
11 Jumlah Polindes : 3 Pos
12 Jumlah Poskesdes : 4 Pos
13 Jumlah Poskestren : 2 Pos
14 Jumlah Pos UKK : 1 Pos
15 Jumlah Saka Bhakti Husada : 2 SBH
Jumlah Organisasi Masyarakat/LSM peduli
16 kesehatan : 1 kelompok
17 Jumlah Panti Asuhan : - Unit
18 Jumlah Panti Wreda : - Unit
19 Jumlah Posyandu Lansia : 21 Unit
20 Jumlah UKBM lainnya : - Pos
21 Jumlah Kader Kes.jiwa : 36 orang

V. PROGRAM KESEHATAN
a. Perbaikan Gizi
1 Penimbangan
a. Jumlah balita yg ada (S) : 2316 Anak
b. Jumlah balita yg punya KMS (K) : 2316 Anak
c. Jumlah balita yg ditimbang (D) : 2047 Anak
d. Jumlah balita yg naik BB (N) : 1682 Anak
e. Jumlah balita yang tetap/turun berat badannya : 274 orang
f. Jumlah bayi dengan ASI Eksklusif 2230 Anak
b Penyehatan Lingkungan
1 Jumlah TPA yang ada / terdaftar : - Buah
2 Jumlah TPA yang memenuhi syarat : - Buah
3 Jumlah TPS yang ada / terdaftar ( diperiksa ) : 2 Buah
4 Jumlah TPS yang memenuhi syarat : 1 Buah
5 Jumlah TTU yang ada / terdaftar : 45 Buah
6 Jumlah TTU yang memenuhi syarat : 38 Buah
7 Jumlah SAB : 9013 Buah
8 Jumlah SAB yang memenuhi syarat : 8801 Buah
9 Jumlah TPM yang ada / terdaftar : 41 Buah
10 Jumlah TPM yang Laik sehat : 35 Buah
11 Jumlah penjamah makanan yang ada : 20 Buah
12 Jumlah JAGA yang ada / berfungsi : 8664 Buah
13 Jumlah IPAL yang ada / berfungsi : 1 Buah
14 Jumlah rumah yang ada : 12094 Buah
15 Jumlah Rumah memenuhi syarat : 10109 Buah

c Pencegahan & Pemberantasan Penyakit Menular


Jmlh kasus diare yg ditemukan & diobati (semua
1 umur) : 503 orang
2 Jumlah kasus diare yang mendapatkan oralit : 503 orang
Jumlah kasus diare yang mendapatkan cairan ringer
3 lactat (RL) : 195 orang
4 Jumlah penderita diare balita : 230 orang
Jmlh penderita diare balita yg mendapatkan
5 tambahan tablet zinc : 230 orang
6 Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) diare : - orang
7 Jumlah penderita KLB diare : - orang
8 Jumlah Kematian KLB diare : - orang
9 Jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan : 2 orang
10 Jumlah kasus pneumonia balita yang dirujuk : 1 orang
11 Jumlah kasus pneumonia balita yang meninggal : - orang
Jumlah penderita kusta baru ditemukan & diobati
12 (MDT) : 24 orang
13 Jumlah penderita kusta baru anak (usia < 15 th) : - orang
14 Jumlah penderita kusta baru dengan cacat TK.II : - orang
15 Jumlah penderita kusta PB yang RFT : 2 orang
16 Jumlah penderita kusta MB yang RFT : 1 orang
17 Jumlah suspek penderita TB yang diperiksa dahak : 174 orang
18 Jumlah pasien baru BTA positif diobati : 296 orang
19 Jumlah pasien baru BTA positif konversi : 296 orang
20 Jumlah pasien baru BTA positif yang sembuh : 18 orang
Jumlah pasien BTA positif yang berobat lengkap
21 (PL) : - orang
22 Jumlah kasus HIV/AIDS : 112 orang
23 Jumlah kasus HIV/AIDS yang meninggal : 0 orang
24 Jumlah kasus IMS yang ditemukan dan diobati : 69 orang
25 Jumlah kasus DBD : 28 orang
26 Jumlah kematian kasus DBD : - orang
Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kasus
27 DBD : 560 kali
Pelaksanaan Penanggulangan Focus (PF) kasus
28 DBD : 2 kali
29 Jumlah desa endemis DBD : 2 desa
30 Jumlah desa Sporadis DBD : - desa
31 Jumlah Desa potensial/bebas DBD : - desa
32 Jumlah tenaga pemantau jentik : 245 orang
33 Jumlah rumah yang diperiksa jentik : 560 rumah
34 Jumlah rumah yang positif jentik : 252 rumah
35 Jumlah sediaan darah malaria yang diperiksa : 0 sediaan
Jumlah penderita positif malaria (ACD,PCD, lain-
36 lain) : - orang
37 Jumlah penderita positif malaria yang diobati ACT : - orang
38 Jumlah penderita positif malaria yang diobati non : - orang
ACT
Jumlah penderita positif malaria yang diobati dan di
39 Follow up : - orang
40 Jumlah penderita malaria yang meninggal : - orang
41 Jumlah Desa HCl malaria : - desa
42 Jumlah Desa MCl malaria : - desa
43 Jumlah Desa LCl malaria : - desa
Jumlah kasus yg kena gigitan hewan perantara
44 rabies : - orang
45 Jumlah kasus Filaria diobati : - orang
46 Kasus TN yang ditemukan : - orang

d Kesehatan Keluarga
1 Jumlah ibu hamil Risiko tinggi ditemukan : 79 orang
2 Jumlah bumil dengan Hb < 11 g% : 17 orang
3 Jumlah bumil dengan LILA < 23,5 cm : - orang
4 Jumlah peserta KB aktif semua metode : 4599 orang
5 Jumlah peserta KB baru Semua Metode : 674 orang
Jumlah peserta KB yg mengalami kegagalan
6 Semua Metode : - orang
7 Jumlah peserta KB Semua Metode yg drop out : 340 orang
Jumlah peserta KB yg mengalami efek samping
8 Semua Metode : 86 orang
Jumlah peserta KB yang mengalami komplikasi
9 semua metode : 340 orang

e. Kesehatan Indera penglihatan & pendengaran


1 Jumlah penderita yg diskrining katarak : 45 orang
2 Jumlah penderita yg diskrining kelainan refraksi : 25 orang
3 Jumlah kasus buta katarak : - kasus
Jumlah kasus sulit dan dirujuk ke Spesialis THT
4 (pendengaran) : 5 kasus
Jumlah komplikasi operasi kasus pendengaran yang
5 ditemukan : 283 kasus

f Kesehatan O(lah raga


Jumlah pelatihan kes.olahraga yg pernah dilakukan
1 dimasy : - buah
(kader posyandu, PKK,dll)
Jumlah kelompok olahraga (club kebugaran, fitnes
2 center, : 11 buah
Usila, Ibu hamil, Penyakit tdk menular, jamaah
haji,dll)
Jumlah kelompok olahraga yg dibina (club
3 kebugaran, fitnes center, : 11 buah
Usila, Ibu hamil, Penyakit tdk menular, jamaah
haji,dll)
Pembinaan kelompok olahraga berdasarkan
4 kelompok khusus : 11 buah
(Ibu hamil,Lansia,Penyakit tdk menular, Haji,
penyandang cacad,dll)
5 Jumlah siswa yg diukur kebugaran jasmani
a SD : 519 orang
b SMP : 487 orang
c SMA : 585 orang

g Kesehatan Jiwa
1 Jumlah kasus NAPZA : 23 kasus
2 Jumlah kasus keswa : 41 kasus
3 Jumlah Bumil dengan gangguan jiwa : - orang

h Kesehatan Kerja
Jumlah pekerja formal yg mndpt pelayanan
1 kesehatan : 5625 orang
2 Jumlah pekerja formal yg ada : 5625 orang
3 Jumlah klinik perusahaan yang berijin dan dibina : - buah
4 Jumlah Klinik perusahaan yang ada : - buah

i Data Morbiditas
1 Angka Kesakitan 15903 100%
2 Jumlah 10 Penyakit terbesar
N
O NAMA PENYAKIT JUMLAH KASUS
1 Infeksi Akut Sal Pernafasan Atas 1626 10,2%
2 Gastritis Dan Duodenitis 1264 7,9%
3 Badan Capek Dan Pegal-pegal 1161 7,3%
4 Penyakit Darah Tinggi Primer 1091 6,9%
5 DM (NIDDM) 865 5,4%
6 Kelebihan Gigi 729 4,6%
7 Periodontitis Akut 638 4,0%
8 Nyeri Kepala 575 3,6%
9 Diare Dan Gastroenteritis Yg Kurang Jelas Batasannya 504 3,2%
10 Demam Yang Tidak Diketahui Sebabnya 440 2,8%
11 Schisofrenik 412 2,6%
12 Demam Typhoid dan Paratyphoid 353 2,2%
13 Luka Terbuka Pada Anggota Gerak Atas 348 2,2%
14 Penyakit Tekanan Darah Tinggi Sekunder 309 1,9%
15 TB Paru, Bta (+) 296 1,9%
16 Penyakit Kulit Alergi 273 1,7%
17 Mual Dan Muntah 242 1,5%
18 Asma 227 1,4%
19 Luka Terbuka Pada Anggota Gerak Bawah 214 1,3%
20 Nekrosis Pulpa 205 1,3%
21 Penyakit Pd Sistem Saluran Kencing 157 1,0%

b. Sarana dan Fasilitas


a. Fasilitas Kesehatan

No Fasilitas Kesehatan Jumlah

1. Puskesmas 1
2. Pustu 2
3. Polindes 5
4. Kamar Bersalin 1
5. Pos Kesehatan 0
6. Posyandu/kader 49/245
7. Apotik 2
8. Toko obat/Jamu 6
BAB III
UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA)
Antenatal Care atau kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan merupakan point penting dalam
keberhasilan melalui masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan baik
bagi ibu maupun bayi. Pelayanan antenatal care dapat dipantau melalui
pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan
kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K4) dengan
distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua
dan dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan ANC yang dilakukan pada
tenaga kesehatan meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur
tekanan darah,nilai status gizi, ukur tinggi fundus uteri,menentukan presentasi
janin dan DJJ, skrining status imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah,
periksa laboratorium, tatalaksana/ penanganan kasus dan temu wicara
(konseling).
Dalam setiap pelayanan kesehatan, kehamilan merupakan kejadian
yang selalu mendapatkan perhatian yang luat biasa karena merupakan masa
yang rawan dari segi kesehatan, baik kesehatan ibu hamil maupun janin yang
dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan
secara teratur. Disamping guna menghindari gangguan sedini mungkin dari
segala sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin juga
digunakan untuk mengantisipasi segala kejadian yang timbul pada masa
kehamilan, melahirkan, masa nifas sampai masa perawatan ibu dan bayi.
Didapatkan data dari laporan Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) di Puskesmas Purwoharjo pada tahun
2018.

Grafik cakupan pelayanan K-1 tahun 2018

Grafik cakupan pelayanan K-4 tahun 2018


Berdasarkan grafik diatas tidak ada kesenjangan cakupan pelayanan
K-1 dan K-4 pada tahun 2018 Melebihi 5 %, pencapaian ini berkaitan dengan
penerapan pelayanan bumil terpadu dipuskesmas. Di harapkan ibu hamil
tidak terjadi komplikasi selama masa kehamilan, persalinan maupun masa
nifas, jika komplikasi itu terjadi dapat segera terdeteksi dan mendapatkan
penanganan yang optimal sehingga akan berkontribusi pada penurunan
angka kematian ibu.

2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi


Kebidanan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya di bidang kesehatan, peningkatan kualitas pelayanan menjadi
target pemerintah guna menurunkan Angka Kematian Ibu maupun Angka
Kematian Bayi. Salah satunya adalah mengupayakan pertolongan persalinan
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten di bidang kebidanan.
Diharapkan setiap persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten untuk mencegah adanya komplikasi yang mungkin muncul pada
masa kehamilan, persalinan dan nifas.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil (kompeten)
merupakan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Menurut data
penelitian di berbagai Negara tingginya cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan terampil di yakini dapat membantu menurunkan komplikasi
dan angka kematian ibu. Deparetemen Kesehatan RI merekomendasi
pelaksanaan strategis Making Pregnancy Safer (MPS) dengan tiga pesan
kunci : 1) Setiap persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan terampil 2)
Setiap komplikasi obstetric dan neonatal secara adekuat 3) setiap wanita usia
subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran.
Dapat digambarkan melalui grafik proporsi pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan pada tahun 2018.

Grafik cakupan persalinan tenaga kesehatan tahun 2018.

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpilkan cakupan persalinan tenaga


kesehatan pada tahun 2018 mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 95
%. Artinya cakupan persalinan yang berkompenten telah tercapai.
Cakupan pelayanan nifas di puskesmas purwoharjo sebesar 83 % dari 441
Jumlah persalinan nakes.

3. Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas


Masalah gizi mikro dalam bentuk Kurang Vitamin A (KVA) merupakan
salah satu masalah kurang gizi yang perlu ditanggulangi mengingat
dampaknya terhadap peningkatan angka kesakitan dan angka kematian bayi
dan anak balita. Strategi penanggulangan kurang vitamin A dilaksanakan
secara komprehensif, terdiri dari pembagian suplementasi vitamin A dosis
tinggi setiap bulan Februari dan Agustus, penyuluhan gizi seimbang untuk
meningkatkan konsumsi bahan pangan sumber vitamin A dan fortifikasi
pangan.
Untuk pencapaian kapsul vitamin A pada ibu nifas di Puskesamas
Purwoharjo pada tahun 2015 yaitu 454 (95%) telah mencapai target yang
diharapkan.

4. Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Ditangani.


Penanganan masalah kesehatan ibu hamil merupakan prioritas yang
tidak dapat diabaikan begitu saja. Dalam memberikan pelayanan khusunya
oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki
resiko tinggi dan memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya dalam
memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan
ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.
Tahun 2015 jumlah sasaran ibu hamil mencapai 475 kasus sedangkan
jumlah ibu hamil dengan resiko tinggi sebanyak 92 kasus. Diharapkan
penanganan komplikasi kebidanan yang ditangani harus mencapai 80%.
Peningkatan akses pelayanan kesehatan harus menjadi fokus utama dalam
percepatan tujuan global.

5. Neonatal Resiko Tinggi yang Ditangani.


Kelahiran bayi dengan keadaan sehat, tanpa komplikasi jelas menjadi
harapan keluarga. Akan tetapi, kondisi fisik bayi baru lahir pada dasarnya
masih sangat rentan terhadap serangan penyakit. Bayi hingga usia kurang
dari satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan
kesehatan yang paling tinggi. Upaya penanganan kesehatan yang dilakukan
untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus.
Penanganan neonatus risti/komplikasi yang meliputi asfiksia, tetanus
neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah),
sindroma gangguan pernafasan dan kelainan nonatal yang mendapat
pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter, dan bidan di
polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah maupun
swasta.
Pada tahun 2015, ditemukan 69 kasus (80%) neonatal resiko tinggi
yang ditangani.
6. Pelayanan Keluarga Berencana.
Program Keluarga Berencana diselenggarakan oleh pemerintah
dengan tujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, yang nantinya
diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan mutu sumber daya
manusia . Sesuai dengan hasil Konferensi Internasional Population and
Development ( ICPD ) di Kairo tahun 1994, serta visi dan misi BKKBN yaitu
pendekatan Keluarga Berencana (KB) ke arah pendekatan kesehatan
reproduksi. Program KB dan Kesehatan Reproduksi saat ini tidak hanya
ditujukan untuk penurunan angka kelahiran namun dikaitkan pula pada
dengan tujuan untuk pemenuhan hak-hak reproduksi, promosi, pencegahan,
penanganan masalah-masalah kesehatan reproduksi dan seksual serta
menjaga kesehatan dan kesejahteraan ibu,bayi dan anak. Target pemerintah
Indonesia mengenai kesehatan reproduksi yang akan dicapai sampai pada
tahun 2015 yang terangkum dalam indikasi keberhasilan program Millenium
Development Goals (MDGs) adalah cakupan layanan KB pada pasangan
usia subur (PUS) 70%, penurunan prevalensi kehamilan “4 terlalu” mencapai
50%, penurunan kejadian komplikasi KB serta penurunan angka drop out
penggunaan alat kontrasepsi.
Masa subur seseorang mempunyai pengaruh penting dalam proses
terjadinya kehamilan, sehingga peluang wanita hamil dan melahirkan
menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian masa subur seorang wanita
antara umur 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran
atau menjarangkan kelahiran, wanita/ pasangan lebih di prioritaskan untuk
menggunakan alat/cara KB yang lebih modern dengan tujuan mengurangi
komplikasi yang muncul saat ber-KB yang dikaitkan dengan kesehatan
reproduksi jangka panjang.
Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat digambarkan
melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan dengan kelompok sasaran
program yang sedang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan
serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana Aktif di Puskesmas Purwoharjo
cakupan KB aktif pada tahun 2015 dengan jumlah PUS 6.908 tercapai 4599
(95%), cakupan peserta KB baru 674 (85%), cakupan KB Drop Out 340
(100%), cakupan peserta KB mengalami komplikasi 340 (100%), cakupan
peserta KB yang mengalami kegagalan Kontrasepsi 0% dan cakupan peserta
KB mengalami efek samping 86 (100%).

7. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas bidang
kesehatan, sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk
mencapai Millenium Development Goals (MDGs), Khususnya menurunkan
angka kematian pada anak. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dapat tercapai bila perlindungan yang diberikan mencapai hasil yang
optaimal. Pencapaian Universal Child Immunization pada dasarnya
merupakan suatu gambaran terhadap cakupan atas imunisasi secara
lengkap pada sekelompok bayi yang merupakan upaya perlindungan sedini
mungkin. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batas wilayah tertentu, berarti
dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan
masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan PD3I.
Dalam hal ini Puskemas Purwoharjo menargetkan pencapaian UCI
pada wilayah pada wilayah 4 desa. Cakupan untuk desa UCI Puskesmas
Purwoharjo pada tahun 2015 tercapai 4 desa (100%). Cakupan imunisasi
DPT/HB-3 pada bayi tercapai 441 (100%), Cakupan imunisasi dasar lengkap
tercapai 458 (100%).

8. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi dan anak balita


Masalah gizi mikro dalam bentuk Kurang Vitamin A (KVA) merupakan
salah satu masalah kurang gizi yang perlu ditanggulangi mengingat
dampaknya terhadap peningkatan angka kesakitan dan angka kematian bayi
dan anak balita. Strategi penanggulangan kurang vitamin A dilaksanakan
secara komprehensif, terdiri dari pembagian suplementasi vitamin A dosis
tinggi setiap bulan Februari dan Agustus, penyuluhan gizi seimbang untuk
meningkatkan konsumsi bahan pangan sumber vitamin A dan fortifikasi
pangan.
Strategi penanggulangan kurang vitamin A dilaksanakan secara
komprehensif, terdiri dari pembagian suplementasi vitamin A dosis tinggi
setiap bulan Februari dan Agustus, penyuluhan gizi seimbang untuk
meningkatkan konsumsi bahan pangan sumber vitamin A dan fortifikasi
pangan.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 2 x pertahun
tercapai 1830 (100%).

9. Pemantauan Status Gizi


Upaya pemantauan pertumbuhan balita dilakukan melalui penimbangan
Posyandu secara rutin setiap bulan. Karena dengan adanya kegiatan ini
dapat berguna untuk memantau pertumbuhan anak, memantau
kesehatan anak, mencegah terjadinya masalah gizi dan deteksi dini masalah
gizi anak. Cakupan penimbangan diposyandu dilihat dari indikator D/S yang
merupakan indikator berkaitan dengan pelayanan gizi pada balita dan
pelayanan kesehatan dasar misalnya imunisasi dan penanggulangan diare.
Kurangnya Tingkat Partisipasi Masyarakat untuk berkunjung ke Posyandu
ini disebabkan oleh tidak tersedianya dana operasional untuk
menggerakkan kegiatan di posyandu, kurangnya dukungan dari pemangku
kepentingan, sarana dan prasarana serta bahan penyuluhan yang belum
memadai, pengetahuan kader masih rendah dan kemampuan petugas
dalam pemantauan pertumbuhan serta konseling masih lemah, masih
kurangnya pemahaman keluarga dan masyarakat akan manfaat posyandu.
Kurangnya pemahaman keluarga dan masyarakat terbukti dengan balita
yang telah mendapatkan imunisasi lengkap tidak datang ke posyandu
lagi,sedangkan balita dengan usia diatas tiga tahun sudah masuk ke PAUD /
play group / Taman Kanak – Kanak , orang tua malu karena anaknya tidak
berstatus gizi baik , tatus ekonomi yang mengharuskan ibu bekerja, orang
tua sibuk bekerja akibatnya anak ditempatkan dipenitipan dan kurangnya
inovasi masyarakat di Posyandu, sehingga ada anggapan pada sebagian
masyarakat bahwa kegiatan di posyandu hanya sebatas menimbang saja
sehingga masyarakat merasa jenuh.
Balita Bawah Garis Merah
Balita yang ditimbang berat badannya berada dibawah garis merah pada
KMS (Kartu Menuju Sehat) di Puskesmas Purwoharjo rata – rata tiap bulan
sebesar 2043 balita (100%)
10. Penanganan gangguan gizi
Kurang Energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah
gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Perawatan gizi buruk
dilaksanakan melalui rawat inap dan rawat jalan. Anak gizi buruk disertai
komplikasi penyakit dirawat di Puskesmas Purwoharjo. Sedangkan anak gizi
buruk tanpa komplikasi dapat dirawat jalan. Perawatan anak gizi buruk
dirumah dilakukan melalui pembinaan petugas kesehatan dan dokter.
Jumlah gizi buruk yang ditemukan pada tahun 2015 sebanyak 9 kasus
dan semua sudah mendapat perawatan. Dari 9 kasus disebabkan karena
BBLR, karena sakit,karena kemiskinan dan karena pengetahuan ibu atau
keluarga masih kurang, pengetahuan yang meliputi pola asuh, pemantauan
pertumbuhan, PHBS dan masalah gizi. Salah satu upaya yang dilakukan
dalam penanggulangan balita KEP ini adalah dengan pemberian intervensi
berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan dan
PMT Penyuluhan serta rujukan bagi balita gizi buruk yang memerlukan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. PMT Pemulihan diberikan kepada gizi
buruk dari gakin dan PMT Penyuluhan diberikan kepada balita non gakin di
posyandu. Adapun PMT yang dilaksanakan di wilayah puskesmas
Purwoharjo berasal dari berbagai macam sumber dana, dan diberikan
kepada sasaran sesuai dengan skala prioritas.
11. Pelayanan Kesehatan Anak, Usia sekolah dan Remaja
Balita dan anak pra sekolah adalah harapan masa depan bangsa.
Sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pemantauan secara intensif
terhadap perkembangannya. Pelayanan kesehatan pada kelompok balita dan
anak pra sekolah, dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap
tumbuh kembang, deteksi dini masalah kesehatan anak menggunakan
MTBS dan penanganannya serta pelayanan rujukan ke fasilitas yang lebih
mampu. Pelayanan tersebut dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung
seperti posyandu, Taman Kanak-Kanak, tempat penitipan anak, Panti
Asuhan dan sebagianya oleh dokter, bidan perawat yang memiliki
kompetensi klinis anak, DDTK, MTBM, MTBS. Adapun kelompok usia sekolah
dan remaja merupakan pelayanan perpaduan lintas program dan lintas
sektor. Pemeriksaan kesehatan anak sekolah dasar/sederajat, serta elayanan
kesehatan ada remaja yang dilakukan secara berjenjang (penjaringan awal
oleh guru dan kader kesehatan terlatih, penjaringan lanjutan oleh tenaga
kesehatan).
Pencapaian jumlah murid yang dilakukan penjaringan kesehatannya
baik SD/MI, SMP/MTS, DAN SMA/MA tercapai 100%. Frekuensi pembinaan
kesehatan kesehatan disekolah dilakukan 7 kali pertahun persekolahan
(100%).

12. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi


Pembinaan kesehatan gigi di posyandu, TK dan SD/MI dilaksanakan
sesuai target 4 kali pertahun dengan pencapaian 100%, Perawatan
kesehatan gigi pada bumil tercapai 100%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan sikat gigi massal pada SD/MI telah
dilaksanakan secara optimal.

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


1. Jaminan Kesehatan Pra Bayar
Jaminan Kesehatan Nasional Kesehatan adalah hak dasar setiap orang,
dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD
1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya
yang miskin dan tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan
daerah. Pada UUD 1945 Perubahan, Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa
negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemerintah menjalankan UUD 1945 tersebut dengan mengeluarkan UU No 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk memberikan
jaminan sosial menyeluruh bagi setiap orang dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar hidup yang layak menuju terwujudnya masyarakat Indonesia
yang sejahtera, adil dan makmur. Sesuai dengan UU No 40 Tahun 2004, SJSN
diselenggarakan dengan mekanisme Asuransi Sosial dimana setiap peserta
wajib membayar iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial
ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya. Dalam SJSN,
terdapat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bentuk komitmen
pemerintah terhadap pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia
seluruhnya. Seiring dengan dimulainya JKN per 1 Januari 2014, semua
program jaminan kesehatan yang telah dilaksanakan pemerintah tersebut
(Askes PNS, JPK Jamsostek, TNI, Polri, dan Jamkesmas), diintegrasikan ke
dalam satu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan). Sama halnya dengan program Jamkesmas, pemerintah
bertanggungjawab untuk membayarkan iuran JKN bagi fakir miskin dan orang
yang tidak mampu yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran
(PBI).
Kepesertaan program JKN terdiri dari PBI APBN, PBI APBD, Pekerja
Penerima upah (PPU), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri dan
Bukan Pekerja (BP).
Di Puskesmas Purwoharjo pada tahun 2018 Jumlah kapitasi peserta
BPJS sebanyak 13.906 orang.

2. Upaya Pelayanan Kesehatan


Upaya pelayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas Purwoharjo
meliputi pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap. Pelayanan
kesehatan tersebut bisa dididapatkan di puskesmas rawat inap, BP (Balai
Pengobatan), KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
Pencapaian BOR Puskesmas tempat tidur tercapai 70 %. Pelayanan
poned melayani maternal risti / komplikasi dan neonatal risti / komplikasi.
Visite rate pengobatan pada tahun 2015 tercapai 25 % dan contact rate
pasien baru 0,57 %.

3. Pelayanan Kesehatan Rujukan (RS)


Bila masyarakat mengalami gangguan kesehatan berat dan
penanganan penyakit tersebut di luar kemampuan puskesmas, maka
dilakukan rujukan ke Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang melaksanakan kegiatan kuratif, rehabilitatif dan
sekaligus berfungsi sebagai pelayanan kesehatan rujukan.

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT


PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga,
atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan. Jumlah PHBS
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pun
sangat banyak, bahkan bisa mencapai ratusan. Misalnya tentang
mengkonsumsi multi vitamin, istirahat yang cukup, membuang sampah pada
tempatnya, hingga mampu mengendalikan emosi diri. Sedangkan yang akan
dibahas disini adalah PHBS dalam lingkungan rumah tangga. PHBS rumah
tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga, agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang Balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan pakai
6. Gunakan Jamban Sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Berdasarkan hasil survei PHBS dengan pengkajian Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat pada tatanan Rumah Tangga pada tahun 2015 dilaksanakan
20 % jumlah KK perdesa tercapai 100%. Intervensi dan penyulihan prilaku
hidup bersih dan sehat pada kelompok rumah tangga 247 (99%), institusi
pendidikan sekolah 100%, institusi sarana kesehatan 100%, institusi TTU
100%, institusi tempat kerja 100%, dan pondok pesantren 100%.

D. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih,
tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik,
kepadatan hunian yang sesuai dan lantai tidak terbuat dari tanah. Rumah
yang tidak sehat akan berisiko menjadi sumber penularan berbagai jenis
penyakit (Depkes RI, 2007).
Pencapaian rumah tangga sehat (10 indikator) di Puskesmas
Purwoharjo pada tahun 2018 tercapai 88 % dari jumlah rumah tangga yang
dikaji 2303.
2. Akses Air Minum Berkualitas Layak
Air minum yang berkualitas (layak) adalah Air minum yang terlindung
meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air,
penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur
bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan
kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk
air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur
dan mata air tidak terlindung.
Pengawasan sarana air bersih (SAB) di Puskesmas Purwoharjo pada
tahun 2018 tercapai 100 % dan sarana air bersih yang memenuhi
persyaratan kesehatan tercapai 98%.
3. Sarana Sanitasi Dasar (Jamban Sehat)
Sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga dalam hal ini adalah
jamban sehat. Dari 7.544 KK yang memiliki akses terhadap jamban 100 %
jamban sehat.
4. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
STBM adalah suatu pendekatan partisipatif yang mengajak masyarakat
untuk mengalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses pemicuan,
sehingga masyarakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk
meninggalkan kebiasaan buang air besar mereka yang masih di tempat
terbuka dan sembarang tempat. Pendekatan yang dilakukan dalam STBM
menyerang/menimbulkan rasa ngeri dan malu kepada masyarakat tentang
kondisi lingkungannya. Melalui pendekatan ini kesadaran akan kondisi yang
sangat tidak bersih dan tidak nyaman di timbulkan. Dari pendekatan ini juga
ditimbulkan kesadaran bahwa sanitasi (kebisaan BAB di sembarang tempat)
adalah masalah bersama karena dapat berimplikasi kepada semua
masyarakat sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan dipecahkan
secara bersama.
Jumlah desa yang melaksanakan kegiatan STBM pada tahun 2015 1
desa yaitu desa Bulurejo. Hal itu tentunya menjadi motivasi tersediri bagi
desa lain dan petugas kesehatan untuk berkomitmen mewujudkan desa
STBM.
5. Tempat-tempat Umum
Tempat – Tempat Umum merupakan suatu sarana yang dikunjungi
banyak orang dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit.
Sedangkan tempat-tempat umum yang sehat adalah tempat umum dan
pengolahan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang cukup, luas lantai ( luas ruangan)
yang cukup memadai.
Di Puskesmas Purwoharjo pada tahun 2018 jumlah tempat - tempat umum
sebanyak 77 TTU. 100% TTU dilakukan pembinaan secara berkala. Jumlah
TTU yang memenuhi persyaratan kesehatan ada 54 TTU.
6. Penyehatan Makanan Dan Minuman
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) merupakan suatu sarana yang
dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat penyebaran
penyakit. TPM meliputi warung makan, pasar, sekolah dan lain- lain.
Sedangkan TPM sehat adalah tempat umum dan pengolahan makanan dan
minuman yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang
cukup, luas lantai ( luas ruangan) yang cukup memadai.
Di Puskesmas Purwoharjo terdapat 33 TPM yang dibina secara berkala
dan yang memenuhi syarat kesehatan 23 TPM.

BAB IV
SUMBER DAYA KESEHATAN

I SARANA KESEHATAN

1. Rumah Sakit

- Rumah Sakit Pemerintah : 0 Buah

- Rumah Sakit Swasta : 0 Buah

2. Rumah Bersalin : 1 Buah

3. Puskesmas Pembantu : 2 Buah

4. Puskesmas Keliling : 1 Buah


5. Polindes : 4 Buah

6. BP Swasta : 2 Buah

7. Praktek Dokter Swasta : 4 Buah

8. Praktek Bidan Swasta : 9 Buah

9. Praktek Perawat : 13 Buah

10. Ponkesdes : 1 Buah

B. KETENAGAAN

JENIS TENAGA YANG ADA JUMLAH

1. Dokter Umum 2

2. Dokter Gigi 1

3. Dokter Spesialis 2

4. Perawat S1 Keperawatan 14

5. Perawat D3 9

6. Perawat Gigi 1

7. Apoteker 1

8. Asisten Apoteker 1

9. Bidan D3 19

10. Bidan D4 5

11. Analis Laboratorium 1

12. Sanitarian / S1/D.III Tehnik 1


Lingkungan

13. Ahli Gizi 2

14. Staf Administrasi 7

1. Keamanan 1

15. Kebersihan 2

16. Sopir 1
BAB V
PENUTUP

Perencanaan suatu kegiatan sangat penting dan menentukan suatu


keberhasilan program. Dan perencanaan harus dibuat berdasarkan pada
data yang valid dan up to date. Data dan Informasi kesehatan merupakan
salah satu aspek terpenting bagi pimpinan organisasi dalam mengambil
kebijakan dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data dan
informasi yang berkualitas sangat diperlukan.
Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui
penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan. Salah satu output utama
Sistem Informasi Kesehatan adalah berupa Data dasar Puskesmas
Purwoharjo yang merupakan paket yang disajikan dalam bentuk kumpulan
informasi yang sangat penting, karena dibutuhkan oleh berbagai pihak baik
jajaran kesehatan sendiri, lintas sektor, maupun masyarakat.
Data dasar Puskesmas Purwoharjo juga dapat menjadi salah satu
bahan untuk menilai pencapaian program. Dengan adanya penyajian data
dan informasi dalam Data dasar Puskesmas Purwoharjo dalam bentuk narasi
dan lampiran, dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah perbaikan
dalam setiap program, sehingga hasilnya dapat lebih dirasakan oleh
masyarakat dalam bentuk pelayanan yang bermutu dan terjangkau.

Anda mungkin juga menyukai