Data wilayah
Aspek Lokasi
C. Struktur Organisasi
Kapala Puskesmas : dr. Suryanto Setyo Priyadi
NIP.19650621.199903.1.004
Dokter Gigi :
1. drg. Nugraheni Panca I
Bidan :
1. Fariatun
2. Nur Sri Pujiati
3. Ambatwati, SSt
4. Esti Wijayanti, AmKeb
5. Putu Widyadnyani, AmKeb
6. Indriyani Suryandari, AmKeb
Perawat Gigi :
1. Idah Hamidah
Farmasi :
1. Supriyanti S.Farm Apt
2. Sri Anggaini Amd.F
Epidemiolog :
1. Betty Khatalina SKM
Sanitarian :
1. Henny Tavivi SKM
Bendahara
1. Bendahara Rutin : Betty Kathalina, SKm
2. Bendahara BLUD : Putu Widyadnyani, AmKeb
3. Bendahara BOK : Indriyani S, AmKeb
Gizi :
1. Agus Suseno
Analis Kesehatan :
1. Suyutinah
2. Netty Purwandari AmAk
A. Lakukan leopold I
B. Lakukan leopold II
C. Lakukan leopold III
D. Lakukan leopold IV
13. Bidan melakukan pemeriksaan auskultasi: mendengarkan denyut
jantung janin selama 1 menit menggunakan droppler
14. Bidan menulis hasil pemeriksaan di buku RM
15. Bidan mengusulkan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan Laboratirum : Golongan Darah, Hb.
skreaning HIV dan Albumin, reduksi, protein bila dibutuhkan
sesuai tanda klinis
16. Bidan membuat kesimpulan hasil pemeriksaan menggunakan
diagnose kebidanan setelah menerima hasil pemeriksaan
laboratorium.
17. Bidan membuat rencana penatalaksanaan
18. Bidan menjelaskan hasil kesimpulan pemeriksaan meliputi usia
kehamilan, letak janin, posisi janin, tafsiran persalinan, resiko yang
ditemukan atau adanya penyakit lain menggunakan diagnose
kebidanan.
19. Bidan memberi rujukan internal kepada dokter sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan (dokter gigi, dokter umum, rujukan ke
gizi). Bila pasien menolak maka pasien / keluarganya diminta untuk
mengisi dan menandatangani inform consent.
20. Bidan melakukan edukasi meliputi :
- Konseling sesiau permasalahan yang dihadapi pasien
- Menjelaskan waktu untuk melakukan kunjungan ulang.
- Pentingnya perawatan payudara.
- Pentingnya ASI eksklusif
- Pola makan
- Pentingnya imunisasi TT
- Pentingnya tablet Fe
- Pentingnya KB pasca persalinan
21. Bidan mencatat hasil pemeriksaan di buku KIA
22. Bidan memberi resep kepada pasien sesuai dengan kebutuhan
23. Bidan memberikan imunisasi TT sesuai kebutuhan
24. Bidan mencatat di buku harian pasien dan SIMPUS
- Payudara : benjolan, hiperpigmentasi areola mammae, pembuluh
darah prominen
- Abdomen : strie gravidarum
- Ekstremitas : Oedem
19. Bidan menulis hasil di buku RM
C. Pemeriksaan khusus.
3. Tinggi fundus uteri
4. Pemeriksaan leopold
Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.
A. Lakukan leopold I
B. Lakukan leopold II
C. Lakukan leopold III
D. Lakukan leopold IV
20. Bidan melakukan pemeriksaan auskultasi: mendengarkan denyut jantung
janin selama 1 menit menggunakan droppler
21. Bidan menulis hasil pemeriksaan di buku RM
22. Bidan mengusulkan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan Laboratirum : Golongan Darah, Hb. skreaning HIV dan
Albumin, reduksi, protein bila dibutuhkan sesuai tanda klinis
23. Bidan membuat kesimpulan hasil pemeriksaan menggunakan diagnose
kebidanan setelah menerima hasil pemeriksaan laboratorium.
24. Bidan membuat rencana penatalaksanaa
25. Bidan menjelaskan hasil kesimpulan pemeriksaan
26. meliputi: usia kehamilan, letak janin, posisi janin, tafsiran persalinan, resiko
yang ditemukan atau adanya penyakit lain menggunakan diagnose
kebidanan.
27. Bidan memberi rujukan internal kepada dokter sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan (dokter gigi, dokter umum, rujukan ke gizi). Bila pasien
menolak maka pasien / keluarganya diminta untuk mengisi dan
menandatangani inform consent.
28. Bidan melakukan edukasi meliputi :
- Konseling sesiau permasalahan yang dihadapi pasien
- Menjelaskan waktu untuk melakukan kunjungan ulang.
- Pentingnya perawatan payudara.
- Pentingnya ASI eksklusif
- Pola makan
- Pentingnya imunisasi TT
- Pentingnya tablet Fe
- Pentingnya KB pasca persalinan
29. Bidan mencatat hasil pemeriksaan di buku KIA
Bidan mencatat di buku harian pasien dan SIMPUS
- Usia saat pertama menikah
- Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan
- Kebiasaan makan dan minum
- Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol
- Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari
- Pekerjaan pasangan
- Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan
32. Bidan meminta persetujuan dengan pasien untuk tindakan yang akan
dilakukan (Inform Consent)
33. Bidan menjaga privasi pasien (menutup korden)
34. Bidan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air
mengalir dan keringkan
35. Bidan mengukur BB,TB dan LiLa (untuk memperjelas jika bidan ragu)
36. Bidan melakukan pemeriksaan fisik :
37. Bidan mempersilahkan pasien tidur terlentang dan menyelimuti pasien
D. Pemeriksaan Umum.
38. Keadaan umum
39. Tanda vital : TD, Nadi, RR,HR
40. Status generalis Bumil
- Mata : anemis
- Mulut dan gigi
- Leher : hiperpigmentasi, Tiroid
H. Sosial: Identitas (nama, usia, pekerjaan, alamat)
I. Riwayat Penyakit Sekarang :
- HPHT, siklus haid
- Perdarahan pervaginam
- Keputihan
- Mual-muntah
- Keluhan lainnya
J. Riwayat Kontrasepsi
- Riwayat kontrasepsi terdahulu
- Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan
K. Riwayat Obstetri Lalu
- Jumlah kehamilan
- Jumlah persalinan
- Jumlah keguguran
- Jumlah anak hidup, berat lahir serta jenis kelamin
- Cara persalinan
- Perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu.
- Riwayat hipertensi pada kehamilan terdahulu
- Riwayat kehamilan sungsang
- Konsumsi jamu-jamuan
T. Riwayat Penyakit Keluarga
- Diabetes melitus
- Hipertensi
- Hehamilan ganda
- Kelainan kongenital
U. Riwayat Sosial Ekonomi
- Usia saat pertama menikah
- Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan
- Kebiasaan makan dan minum
- Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol
- Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari
- Pekerjaan pasangan
- Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan
62. Bidan meminta persetujuan dengan pasien untuk tindakan yang akan
dilakukan (Inform Consent)
63. Bidan menjaga privasi pasien (menutup korden)
64. Bidan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air
mengalir dan keringkan
65. Bidan mengukur BB,TB dan LiLa (untuk memperjelas jika bidan ragu)
66. Bidan melakukan pemeriksaan fisik :
67. Bidan mempersilahkan pasien tidur terlentang dan menyelimuti pasien
G. Pemeriksaan Umum.
68. Keadaan umum
69. Tanda vital : TD, Nadi, RR,HR
70. Status generalis Bumil
- Mata : anemis
- Mulut dan gigi
- Leher : hiperpigmentasi, Tiroid
- Payudara : benjolan, hiperpigmentasi areola mammae, pembuluh
darah prominen
- Abdomen : strie gravidarum
- Ekstremitas : Oedem
71. Bidan menulis hasil di buku RM
H. Pemeriksaan khusus.
7. Tinggi fundus uteri
8. Pemeriksaan leopold
Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.
A. Lakukan leopold I
B. Lakukan leopold II
P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) Pelayanan Antenatal Care
(ANC) Terpadu
- Pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Bangetayu terdiri
atas pelaporan harian, bulanan dan tahunan. Pelaporan harian
mammae, pembuluh darah prominen
- Abdomen : strie gravidarum
- Ekstremitas : Oedem
83. Bidan menulis hasil di buku RM
I. Pemeriksaan khusus.
9. Tinggi fundus uteri
10. Pemeriksaan leopold
Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.
A. Lakukan leopold I
B. Lakukan leopold II
C. Lakukan leopold III
D. Lakukan leopold IV
84. Bidan melakukan pemeriksaan auskultasi: mendengarkan denyut jantung
janin selama 1 menit menggunakan droppler
85. Bidan menulis hasil pemeriksaan di buku RM
86. Bidan mengusulkan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan Laboratirum : Golongan Darah, Hb. skreaning HIV dan
Albumin, reduksi, protein bila dibutuhkan sesuai tanda klinis
87. Bidan membuat kesimpulan hasil pemeriksaan menggunakan diagnose
kebidanan setelah menerima hasil pemeriksaan laboratorium.
88. Bidan membuat rencana penatalaksanaan
Bidan menjelaskan hasil kesimpulan pemeriksaandilaksanakan
setiap hari dicatat dalam buku register ibu dan SIMPUS. Pemegang
tanggung jawab laporan adalah penanggung jawab program. Data
pelaporan dikumpulkan setiap bulan berupa laporan bulanan dan
tahunan berupa laporan kinerja puskesmas.
3. Output
Cakupan kunjungan pasien antenatal care (ANC) di Unit KIA Puskesmas
Bangetayu pada tahun 2017 dari bulan Januari sampai bulan oktober yaitu
955 pasien, dengan rincian sebagai berikut:
a. Januari : 125 pasien
b. Februari : 158 pasien
c. Maret : 161 pasien
d. April : 125 pasien
e. Mei : 136 pasien
f. Juni : 109 pasien
g. Juli : 141 pasien
Kunjungan pasien antenatal care di unit KIA Puskesmas Bangetayu dalam
1 hari berkisar 10-20 pasien.
4. Outcome
Peningkatan mutu pelayananan akan mempengaruhi tingkat kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan antenatal care (ANC) terpadu di Puskesmas
Bangetayu.
5. Impact
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Halmahera dilihat dari indikator berupa penurunan angka mortalitas
(kematian) dan morbiditas (kesakitan) maternal.
A. Simple Problem
1. Identifikasi masalah mutu Pelayanan Antenatal Care (ANC) di wilayah
kerja Puskesmas Bangetayu
Pengamatan mengenai kepatuhan 3 petugas KIA terhadap SOP
pelayanan antenatal care (ANC). Sampel kepatuhan SOP hanya satu
petugas karena berkaitan dengan pembagian jam kerja pagi, siang, dan
malam. Observasi kepatuhan ini masing-masing dilakukan 30 kali
kegiatan untuk pasien rawat jalan. Penelitian dilakukan pada tanggal 21 –
25 Agustus 2017 dengan mengamati kegiatan petugas KIA menggunakan
daftar tilik kepatuhan petugas pelayanan antenatal care (ANC) terpadu.
Data yang diamati ditabulasi selanjutnya dinilai tingkat
kepatuhan/compliance rate (CR). CR dinilai baik bila lebih dari 80% dan
dinilai kurang baik jika kurang dari 80%.
Hasil perhitungan CR petugas KIA bidan ibu Sri Sugiyanti, S.SiT
adalah sebagai berikut :
CR Total Pelayanan Antenatal Care(ANC) Terpadu:
∑ 𝑌𝑎 861
𝑥 100% = 𝑥 100% = 86,01%
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 861 + 140
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan ibu Ambarwati, SSt
dalam pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dengan CR baik karena
diatas 80%.
CR yang kurang dari 80% dilihat pada masing-masing item SOP
Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu :
a. Petugas menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan
masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu
hamil (50 %)
b. Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah
risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (25,97 %)
c. Pengukuran suhu tubuh (45,45 %)
Kemudian, hasil perhitungan CR petugas KIA bidan ibu Ervina,
Am.Keb adalah sebagai berikut :
CR Total Pelayanan Antenatal Care(ANC) Terpadu:
∑ 𝑌𝑎 954
𝑥 100% = 𝑥 100% = 81,19 %
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 954 + 221
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan ibu Ervina, Am.Keb
dalam pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dengan CR baik karena
diatas 80%.
CR yang kurang dari 80% dilihat pada masing-masing item SOP
Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu :
a. Petugas menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan
masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu
hamil (47,5 %)
b. Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah
risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (43,61 %)
c. Pengukuran suhu tubuh (52,63 %)
Hasil perhitungan keseluruhan CR petugas KIA kedua bidan ibu Sri
Sugiyanti, S.SiT dan ibu Ervina, Am.Keb adalah sebagai berikut :
CR Total Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu:
∑ 𝑌𝑎 1479
𝑥 100% = 𝑥 100% = 80,38 %
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 1479 + 361
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan kedua petugas dalam
pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dengan CR baik karena diatas
80%.
CR yang kurang dari 80% dilihat pada masing-masing item SOP
Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu :
a. Petugas menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan
masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu
hamil (Masalah A 48,43 %)
b. Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah
risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (Masalah B
37,14 %)
c. Pengukuran suhu tubuh (Masalah C 50 %)
2. Prioritas masalah
Dari tiga masalah tersebut peneliti menentukan prioritas masalah.
Peneliti menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matrix
problem priority.
Matriks prioritas masalah atau problem priority matriks merupakan
salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah.
Setiap masalah ditentukan rangking manfaat dan rangking usahanya untuk
menyelesaikan masalah. Rangking dimulai dari yang terbaik dengan
urutan 1-5. Rangking manfaat kemudian dikalikan dengan nilai rangking
usaha sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih
sebagai prioritas masalah.
Penilaian dengan skala 1-5 :
a. Angka 5 melambangkan kemampuan besar
b. Angka 4 melambangkan kemampuan cukup
c. Angka 3 melambangkan kemampuan sedang
d. Angka 2 melambangkan kemampuan kurang
e. Angka 1 melambangkan kemampuan kecil
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai
extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat
dipilih prioritas masalah. Berikut adalah matriks prioritas masalah dari
beberapa masalah dalam penelitian ini :
Tabel 4.5 Matriks prioritas masalah Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Terpadu
Masalah Rangking Rangking usaha Extended value Urutan prioritas
manfaat
Masalah A 5 2 10 III
Masalah B 4 2 8 I
Masalah C 3 3 9 II
MARKETING MATERIAL
2.5
A
2
B
1.5 C
D
1
0.5
10 100%
9 90%
8 80%
7 70%
6 60%
5 50%
A 40%
4
3 B 30%
C 20%
2
D 10%
1
0
Penyebab Masalah
Alternatif I 5 2 2,5 I
Alternatif III 4 2 2 II
Keterangan :
a. Ranking 1
Optimalisasi mekanisme kerja pelayanan ANC dengan menggunakan
lembar check list pelayanan ANC dan membuat media edukasi berupa
poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual.
(Alternatif 1)
b. Ranking 2
Refreshing SOP pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu yang telah
direvisi dan dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala
IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 3)
c. Rangking 3
Penanggung jawab UKP Puskesmas atau pimpinan penjamin mutu
melakukan evaluasi tiga bulan sekali menggunakan daftar tilik
kepatuhan petugas pelayanan antenatal Care (ANC) terpadu dan
membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet
tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 2)
Berdasarkan nilai tertinggi dari manfaat dibanding biaya yang
dibutuhkan maka ditetapkan alternatif I sebagai alternatif terpilih.
7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action)
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah diambil, maka
disusun Plan Of Action dengan optimalisasi mekanisme kerja pelayanan
ANC dengan menggunakan lembar check list pelayanan ANC dan
membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet
tentang infeksi menular seksual.
Tahapan pembuatan lembar check list pelayanan ANC sebagai
berikut:
a. Persiapan dilakukan pada 30 Agustus 2017 dengan konsultasi dan
melakukan koordinasi kepada kepala puskesmas dan pemegang
program, menyiapkan konsep serta penyusunan konsep pembuatan
lembar check list pelayanan ANC dan materi tentang gejala – gejala
infeksi menular seksual (IMS).
b. Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 6 September 2017 dengan
kegiatan pembuatan lembar check list pelayanan ANC setelah
mendapat persetujuan dari kepala puskesmas serta pembuatan poster
gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksusal (IMS).
c. Evaluasi dilakukan dengan menilai kembali kepatuhan petugas KIA
(bidan) terhadap SOP antenatal care (ANC) terpadu yang
dilaksanakan bulan Desember 2017 di ruang KIA Puskesmas
Halmahera dengan menggunakan daftar tilik.
B. Compleks Problem
Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara wawancara dengan responden penerima pelayanan antenatal care (ANC)
yaitu sebanyak 30 responden. Wawancara dilakukan dengan menanyakan 14
buah pertanyaan sesuai dengan unsur minimal penilaian indeks kepuasan
masyarakat. Setelah semua pertanyaan dari 30 responden selesai
diwawancarai, maka data diolah dengan cara :
1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur
Menjumlahkan skor dari 14 pertanyaan pada setiap unsur.
2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur
Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden
3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.071 (Standart Baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Jumlah Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku).
6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan responden yang pernah mendapat
pelayanan antenatal care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Halmahera
menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dapat dilihat pada tabel
lampiran.
Tabel 4.11 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai standar
Nilai Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi IKM Konversi IKM pelayanan Pelayanan
1 1,00 - 1,75 25 – 43, 75 D Tidak Baik
2 1,76 - 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang Baik
3 2,51 - 3,25 62,50 – 82, 26 B Baik
4 3,26 - 4,00 82,27 – 100,00 A Sangat Baik
Nilai IKM yang didapatkan adalah 3,17 diasumsikan dengan interval
nilai indeks kepuasan masyarakat 2,51-3,25 (baik). Nilai IKM setelah
dikonversi adalah 79,25. Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kinerja unit Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu di wilayah kerja
Puskesmas Halmahera adalah baik.
Nilai tertinggi pada pertanyaan 11 yaitu 26 responden (87%) memberi
nilai 4, yang berarti biaya yang ditetapkan Puskesmas untuk kunjungan dalam
Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah tidak dipungut biaya tambahan.
C. Pemilihan Media Edukasi (Berdasarkan Skala Intensitas)
Media komunikasi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah adalah
media edukasi berupa leaflet dan poster. Ciri-ciri skala intensitas metode dan
media komunikasi poster dengan memperhatikan, hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor situasi
a. Waktu yang dibutuhkan dari peserta (Intensitas 1)
b. Keterlibatan staff (Intensitas 1)
c. Ruang khusus yang dibutuhkan (Intensitas 1)
2. Efisiensi
a. Harga/biaya awal (Intensitas 1)
b. Ongkos awal (Intensitas 2)
c. Ongkos pemeliharaan (Intensitas 1)
d. Luas ruangan (Intensitas 1)
e. Perbaikan alat penggantian (Intensitas 1)
3. Efektifitas
a. Ciri-ciri
1) Interaksi (Intensitas 1)
2) Perhatian warna (Intensitas 3)
3) Perhatian identitas (Intensitas 1)
4) Kemantapan retensi (Intensitas 2)
5) Kemantapan repetisi (Intensitas 1)
b. Tujuan pendidikan
1) Fakta (Intensitas 2)
2) Prosedur (Intensitas 2)
3) Prinsip-prinsip dan konsep (Intensitas 2)
4) Sikap/pendapat (Intensitas 1)
Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan membuat
media leaflet dan poster sebagai salah satu penyelesaian masalah kepatuhan
petugas adalah cukup baik, karena memiliki rata-rata skala intensitas 2
(sedang).
Selain itu, pemilihan media komunikasi berupa poster sebagai media
penunjang pelaksanaan POA karena poster diharapkan lebih menarik dan
mudah dihafalkan oleh petugas. Pilihan media edukasi yang kedua adalah
leaflet gejala IMS, latar belakang pemilihan media komunikasi tersebut diatas
adalah sebagai media penunjang dalam meningkatkan pemahaman tentang
gejala IMS sehingga diharapkan dengan adanya leaflet dapat meningkatkan
kepedulian petugas untuk menanyakan gejala IMS dan juga dapat dibawa serta
dibaca pasien dirumah untuk menambah wawasan dan kepedulian akan
kondisinya.
Langkah – langkah pembuatan media poster dan leaflet sebagai media
edukasi, yaitu:
1. Menentukan masalah yang akan diinformasikan kepada sasaran
2. Membuat konsep yang akan diinformasikan
3. Melakukan konsultasi dengan petugas KIA
4. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan poster dan leaflet
5. Membuat poster dan leaflet (pemilihan tulisan, gambar, pewarnaan,
desain dan masalah yang diinformasikan)
6. Melakukan konsultasi kembali dengan petugas KIA
7. Melakukan proses pembuatan poster dan leaflet untuk ruang KIA
8. Mencetak file poster dan leaflet
9. Memasang poster pada dinding di ruang KIA dan meletakkan leaflet di
meja pemeriksaan ruang KIA.