Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Sejarah singkat
Sejak tahun 1985 secara administrasi kecamatan Genuk berpisah dari
Kabupaten Demak dan selanjutnya masuk ke wilayah Semarang Pada awalnya
di Kecamatan Genuk hanya ada 1 Puskesmas yaitu Puskesmas Genuk, dengan
berjalannya karena wilayah Puskesmas Genuk yang terlalu luas dan jumlah
penduduk yang lebih dari 60.000 jiwa maka dibangun 1 lagi Puskesmas yaitu
Puskesmas Bangetayu, pada awal berdirinya Puskesmas Bangetayu hanya
melayani pemeriksaan rawat jalan seiring dengan perkembangannya pada tahun
2008 Puskesmas Bangetayu mulai melakukan pelayanan rawat inap dan pada
tahun 2010 Puskesmas Bangetayu mulai membuka pelayanan persalinan
sebagai salah satu Puskesmas PONED di Kota Semarang

Puskesmas Bangetayu pada awalnya memiliki 2 (dua) pustu yaitu Pustu


Kudu dan Pustu Karangroto, sejak bulan Maret tahun 2016 pelayanan Pustu
Kudu dialihkan ke Pustu Karangroto oleh karena gedung mengalami kerusakan.

Data wilayah

Secara Geografis Puskesmas Bangetayu berada pada ketinggian tanah


dari permukaan Laut 1,5 – 2 meter yang makin kearah utara makin rendah
sehingga bila hujan lebat di beberapa daerah akan tergenang air. Luas Wilayah
Puskesmas Bangetayu 11,67 Km2, dengan jumlah penduduk 58015 jiwa. Yang
mempunyai batas-batas sebagai berikut :

Bagian Utara : Kelurahan Banjardowo

Bagian Selatan : Kecamatan Pedurungan

Bagian Barat : Kelurahan Muktiharjo Lor

Bagian Timur : Kabupaten Demak

B. Sarana dan Prasarana


Puskesmas Bangetayu merupakan Puskesmas Induk dengan 2
puskesmas pembantu ( Pustu Kudu dan Pustu Karangroto )
Puskesmas Bangetayu selain memberikan pelayanan rawat jalan juga
memberikan pelayanan rawat inap dengan jumlah tempat tidur 6 dan 2 tempat
tidur nifas.
Untuk kebutuhan operasional Puskesmas Bangetayu mempunyai 1 unit
mobil puskesmas keliling dan 1 unit mobil ambulance.
Ruang Persalinan :

Aspek Lokasi

Secara geografis Puskesmas Bangetayu berada pada ketinggian tanah dari


permukaan Laut 1,5—2 meter dimana semakin ke arah utara semakin rendah
sehingga bila hujan lebat dibeberapa wilayah akan tergenang air.
Luas wilayah Puskesmas Bangetayu 11,67 Km2 dengan jumlah penduduk
58015 jiwa dengan batas wilayah sebagai berikut :
 Bagian Utara : Kelurahan Banjardowo
 Bagian Selatan : Kelurahan Pedurungan
 Bagian Barat : Kelurahan Muktiharjo Lor
 Bagian Timur : Kelurahan Demak
Puskesmas Bangetayu mempunyai 2 puskesmas pembantu yaitu puskesmas
Kudu dan puskesmas Karangroto, Puskesmas Bangetayu selain memberikan
pelayanan rawat jalan juga memberikan pelayanan rawat inap inap dan rawat
bersalin 24 jam dan menjadi salah satu Puskesmas PONED di Kota Semarang.

Tabel Jumlah luas wilayah dan Jml penduduk

Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


No Kelurahan
Wilayah(km2) RT RW KK Penduduk

1. Bangetayu Kulon 1,79 84 11 3884 16307

2. Bangetayu Wetan 1,85 70 6 3638 12824


3. Sembungharjo 2,50 62 10 3624 10744

4. Penggaron Lor 1,54 26 4 1502 5866

5. Kudu 1,84 48 7 2084 7047

6. Karangroto 2,15 81 13 3509 12520

JUMLAH 11,67 370 57 18241 65308

C. Struktur Organisasi
Kapala Puskesmas : dr. Suryanto Setyo Priyadi
NIP.19650621.199903.1.004

Ka. Sub. Bag. TU : Nurkhayati


NIP. 19641224.199003.2.002

Kelompok Jabatan Fungsional


Dokter Umum :
1. dr. Ninik Relaningsih
2. dr. Sri Wahyuningrum
3. dr. Yuni Susanti
4. dr. Dian Rukmorini

Dokter Gigi :
1. drg. Nugraheni Panca I

Bidan :
1. Fariatun
2. Nur Sri Pujiati
3. Ambatwati, SSt
4. Esti Wijayanti, AmKeb
5. Putu Widyadnyani, AmKeb
6. Indriyani Suryandari, AmKeb

Kelompok Jabatan Fungsional


Perawat :
1. Mulyo Widayati
2. Sukati Amd
3. Siti Nurkhasanah Amk
4. Djasmani Amd
5. Siti Nurkhamah Amk

Perawat Gigi :
1. Idah Hamidah

Farmasi :
1. Supriyanti S.Farm Apt
2. Sri Anggaini Amd.F

Epidemiolog :
1. Betty Khatalina SKM

Sanitarian :
1. Henny Tavivi SKM

Bendahara
1. Bendahara Rutin : Betty Kathalina, SKm
2. Bendahara BLUD : Putu Widyadnyani, AmKeb
3. Bendahara BOK : Indriyani S, AmKeb

Gizi :
1. Agus Suseno

Analis Kesehatan :
1. Suyutinah
2. Netty Purwandari AmAk

Kelompok Jabatan Staf :


1. Nur Hasanah
2. Anshori
3. M Abu Hasan
4. Sakban
5. Muhdi (pengemudi)
D. Bangunan
Dengan luas tanah 11,67 km2 Puskesmas bangetayu memiliki 1 bangunan induk
rawat jalan dan rawat inap,gudang dan garasi. Adapun untuk bangunan rawat
jalan terdiri dari :
1. Ruang pendaftaran
2. Ruang Ka.Sub.Bag. TU
3. Ruang Pemeriksaan Umum
4. Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut
5. Ruang Pemeriksaan Ibu, Anak, Imunisasi dan KB
6. Ruang Farmasi
7. Ruang Lansia
8. Ruang Laboratorium
9. Ruang Konseling
10. Ruang TB Paru
11. Gudang Obat
12. Gudang

Untuk bangunan rawat inap terdiri dari :


1. Ruang Gawat Darurat
2. Ruang perawatan
3. Ruang Persalinan
4. Ruang Pasca Persalinan

B. Gambaran Khusus Pelayanan Antenatal Care (ANC) terpadu di


Puskesmas Bangetayu
1. Input
a. Man
Jumlah petugas kesehatan ibu dan anak (KIA) untuk pelayanan
antenatal care (ANC) terpadu yaitu 3 orang bidan pns. Pelayanan
dilakukan setiap jam pelayanan sekitar jam 07.30 sampai jam 14.00.
Petugas KIA yang diambil sebagai responden 1 orang. Berpendidikan
diploma 4 kebidanan .
Petugas yang melayani pasien di KIA berjumlah 3 orang,
dimana 3 petugas masing-masing bertugas sebagai anamnesis dan
pemeriksaan fisik di meja yang berbeda. Saat pelayanan, petugas
belum sepenuhnya menerapkan isi SOP. Terdapat beberapa item SOP
yang tidak ditanyakan, terutama di bagian anamnesis dan edukasi.
Menurut petugas, hal ini dilakukan untuk mempersingkat waktu
pemeriksaan dan mempercepat pelayanan. Ini menunjukkan
mekanisme pembagian tugas pelayanan tidak efektif. Selain itu,
petugas KIA tidak hanya melayani pasien ANC saja. Petugas KIA
juga melayani kontrol ibu nifas, imunisasi, program KB (keluarga
berencana), dan memasukkan data ke SIMPUS. Hal ini menunjukkan
beban kerja petugas KIA cukup besar.
b. Money
Untuk biaya operasional pelayanan antenatal care, puskesmas
menggunakan dana yang berasal dari 2 sumber dana, yaitu:
1) APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Semarang
2) BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)
c. Method
Cara pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care (ANC)
menggunakan SOP Pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas
Bangetayu.
SOP antenatal care (ANC) yang digunakan Puskesmas
kemudian direvisi sesuai dengan teori serta referensi yang digunakan
sebagai acuan observasi tentang kepatuhan petugas KIA (bidan)
terhadap SOP pelayanan antenatal care (ANC).
d. Material
1) Sarana pelayanan KIA
Sarana pelayanan ANC terdiri dari tensimeter, stethoscope,
termometer, timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan,
meteran kain, leanec, doppler, examination bed, selimut, reflex
hammer, sarung tangan, jarum suntik disposibel 0,5 ml, lampu
halogen / senter, kalender kehamilan, kapas steril, alkohol 70 %,
jelly, sabun antiseptic, wastafel dengan air mengalir, hand scrub,
vaksin TT, meja dan kursi pencatatan, serta computer untuk
memasukkan data pemeriksaan pasien.
2) Pencatatan
Rekam medis, kartu ibu, buku KIA, buku register ibu, dan
SIMPUS.
e. Market
SOP pelayanan antenatal care (ANC) terpadu yang diusulkan
sebagai revisi SOP disosialisasikan kepada petugas KIA (bidan) di
unit KIA. Sosialisasi terhadap petugas dilakukan disela-sela
pelayanan dan setelah pelayanan sehingga penyampaian kurang
optimal.
f. Environment (Lingkungan)
Banyaknya kunjungan pasien antenatal care (ANC) di unit KIA
Puskesmas Bangetayu rata-rata perhari berkisar antara 10-20 orang.
2. Proses
a. P1 (Perencanaan) Pelayanan Antenatal Care (ANC)
1) SOP pelayanan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Bangetayu
yang sudah di revisi digunakan sebagai pedoman pada penelitian
ini.
2) Bidan mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk ANC
3) Bidan menyiapkan dokumen rekam medis yang diterima dari
loket pendaftaran
4) Bidan siap melayani ANC pukul 07.30 WIB.
b. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) Pelayanan Antenatal Care (ANC)
1) Bidan mempersilahkan pasien masuk dan duduk sesuai dengan
nomer antrian rekam medis
2) Petugas menyapa pasien dengan ramah dan mengucap salam
dengan sopan.
3) Bidan menanyakan keperluan pasien.
4) Bidan mempersilahkan pasangan pasien jika ikut dan jika tidak
ikut menyarankan pasien untuk membawa pasangan untuk
pemeriksaan selanjutnya.
5) Bidan meminta persetujuan pasien setiap akan melakukan
tindakan
6) Petugas Ruang KIA melakukan anamnesa meliputi :
A. Sosial: Identitas (nama, usia, pekerjaan, alamat)
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
- HPHT, siklus haid
- Perdarahan pervaginam
- Keputihan
- Mual-muntah
- Keluhan lainnya
C. Riwayat Kontrasepsi
- Riwayat kontrasepsi terdahulu
- Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan
D. Riwayat Obstetri Lalu
- Jumlah kehamilan
- Jumlah persalinan
- Jumlah keguguran
- Jumlah anak hidup, berat lahir serta jenis kelamin
- Cara persalinan
- Perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu.
- Riwayat hipertensi pada kehamilan terdahulu
- Riwayat kehamilan sungsang
- Riwayat kehamilan ganda
E. Riwayat Medis Lainnya
- Penyakit jantung
- Hipertensi
- Diabetes Melitus
- HIV (jika diketahui)
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Alergi obat dan atau makanan
- Riwayat imunisasi tetanus
- Riwayat operasi
- Obat yang rutin dikonsumsi
- Konsumsi jamu-jamuan
F. Riwayat Penyakit Keluarga
- Diabetes melitus
- Hipertensi
- Hehamilan ganda
- Kelainan kongenital
G. Riwayat Sosial Ekonomi
- Usia saat pertama menikah
- Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan
- Kebiasaan makan dan minum
- Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol
- Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari
- Pekerjaan pasangan
- Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan
6. Bidan meminta persetujuan dengan pasien untuk tindakan yang
akan dilakukan (Inform Consent)
7. Bidan menjaga privasi pasien (menutup korden)
8. Bidan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan
air mengalir dan keringkan
9. Bidan mengukur BB,TB dan LiLa (untuk memperjelas jika bidan
ragu)
10. Bidan melakukan pemeriksaan fisik :
11. Bidan mempersilahkan pasien tidur terlentang dan menyelimuti
pasien
A. Pemeriksaan Umum.
1. Keadaan umum
2. Tanda vital : TD, Nadi, RR,HR
3. Status generalis Bumil
- Mata : anemis
- Mulut dan gigi
- Leher : hiperpigmentasi, Tiroid
- Payudara : benjolan, hiperpigmentasi areola mammae, pembuluh
darah prominen
- Abdomen : strie gravidarum
- Ekstremitas : Oedem
12. Bidan menulis hasil di buku RM
B. Pemeriksaan khusus.
1. Tinggi fundus uteri
2. Pemeriksaan leopold
Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.

A. Lakukan leopold I
B. Lakukan leopold II
C. Lakukan leopold III
D. Lakukan leopold IV
13. Bidan melakukan pemeriksaan auskultasi: mendengarkan denyut
jantung janin selama 1 menit menggunakan droppler
14. Bidan menulis hasil pemeriksaan di buku RM
15. Bidan mengusulkan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan Laboratirum : Golongan Darah, Hb.
skreaning HIV dan Albumin, reduksi, protein bila dibutuhkan
sesuai tanda klinis
16. Bidan membuat kesimpulan hasil pemeriksaan menggunakan
diagnose kebidanan setelah menerima hasil pemeriksaan
laboratorium.
17. Bidan membuat rencana penatalaksanaan
18. Bidan menjelaskan hasil kesimpulan pemeriksaan meliputi usia
kehamilan, letak janin, posisi janin, tafsiran persalinan, resiko yang
ditemukan atau adanya penyakit lain menggunakan diagnose
kebidanan.
19. Bidan memberi rujukan internal kepada dokter sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan (dokter gigi, dokter umum, rujukan ke
gizi). Bila pasien menolak maka pasien / keluarganya diminta untuk
mengisi dan menandatangani inform consent.
20. Bidan melakukan edukasi meliputi :
- Konseling sesiau permasalahan yang dihadapi pasien
- Menjelaskan waktu untuk melakukan kunjungan ulang.
- Pentingnya perawatan payudara.
- Pentingnya ASI eksklusif
- Pola makan
- Pentingnya imunisasi TT
- Pentingnya tablet Fe
- Pentingnya KB pasca persalinan
21. Bidan mencatat hasil pemeriksaan di buku KIA
22. Bidan memberi resep kepada pasien sesuai dengan kebutuhan
23. Bidan memberikan imunisasi TT sesuai kebutuhan
24. Bidan mencatat di buku harian pasien dan SIMPUS
- Payudara : benjolan, hiperpigmentasi areola mammae, pembuluh
darah prominen
- Abdomen : strie gravidarum
- Ekstremitas : Oedem
19. Bidan menulis hasil di buku RM
C. Pemeriksaan khusus.
3. Tinggi fundus uteri
4. Pemeriksaan leopold
Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.

A. Lakukan leopold I
B. Lakukan leopold II
C. Lakukan leopold III
D. Lakukan leopold IV
20. Bidan melakukan pemeriksaan auskultasi: mendengarkan denyut jantung
janin selama 1 menit menggunakan droppler
21. Bidan menulis hasil pemeriksaan di buku RM
22. Bidan mengusulkan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan Laboratirum : Golongan Darah, Hb. skreaning HIV dan
Albumin, reduksi, protein bila dibutuhkan sesuai tanda klinis
23. Bidan membuat kesimpulan hasil pemeriksaan menggunakan diagnose
kebidanan setelah menerima hasil pemeriksaan laboratorium.
24. Bidan membuat rencana penatalaksanaa
25. Bidan menjelaskan hasil kesimpulan pemeriksaan
26. meliputi: usia kehamilan, letak janin, posisi janin, tafsiran persalinan, resiko
yang ditemukan atau adanya penyakit lain menggunakan diagnose
kebidanan.
27. Bidan memberi rujukan internal kepada dokter sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan (dokter gigi, dokter umum, rujukan ke gizi). Bila pasien
menolak maka pasien / keluarganya diminta untuk mengisi dan
menandatangani inform consent.
28. Bidan melakukan edukasi meliputi :
- Konseling sesiau permasalahan yang dihadapi pasien
- Menjelaskan waktu untuk melakukan kunjungan ulang.
- Pentingnya perawatan payudara.
- Pentingnya ASI eksklusif
- Pola makan
- Pentingnya imunisasi TT
- Pentingnya tablet Fe
- Pentingnya KB pasca persalinan
29. Bidan mencatat hasil pemeriksaan di buku KIA
Bidan mencatat di buku harian pasien dan SIMPUS
- Usia saat pertama menikah
- Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan
- Kebiasaan makan dan minum
- Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol
- Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari
- Pekerjaan pasangan
- Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan
32. Bidan meminta persetujuan dengan pasien untuk tindakan yang akan
dilakukan (Inform Consent)
33. Bidan menjaga privasi pasien (menutup korden)
34. Bidan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air
mengalir dan keringkan
35. Bidan mengukur BB,TB dan LiLa (untuk memperjelas jika bidan ragu)
36. Bidan melakukan pemeriksaan fisik :
37. Bidan mempersilahkan pasien tidur terlentang dan menyelimuti pasien
D. Pemeriksaan Umum.
38. Keadaan umum
39. Tanda vital : TD, Nadi, RR,HR
40. Status generalis Bumil
- Mata : anemis
- Mulut dan gigi
- Leher : hiperpigmentasi, Tiroid
H. Sosial: Identitas (nama, usia, pekerjaan, alamat)
I. Riwayat Penyakit Sekarang :
- HPHT, siklus haid
- Perdarahan pervaginam
- Keputihan
- Mual-muntah
- Keluhan lainnya
J. Riwayat Kontrasepsi
- Riwayat kontrasepsi terdahulu
- Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan
K. Riwayat Obstetri Lalu
- Jumlah kehamilan
- Jumlah persalinan
- Jumlah keguguran
- Jumlah anak hidup, berat lahir serta jenis kelamin
- Cara persalinan
- Perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu.
- Riwayat hipertensi pada kehamilan terdahulu
- Riwayat kehamilan sungsang
- Konsumsi jamu-jamuan
T. Riwayat Penyakit Keluarga
- Diabetes melitus
- Hipertensi
- Hehamilan ganda
- Kelainan kongenital
U. Riwayat Sosial Ekonomi
- Usia saat pertama menikah
- Status perkawinan, berapa kali menikah dan lama pernikahan
- Kebiasaan makan dan minum
- Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol
- Pekerjaan dan aktifitas sehari-hari
- Pekerjaan pasangan
- Kehidupan seksual dan riwayat seksual pasangan
62. Bidan meminta persetujuan dengan pasien untuk tindakan yang akan
dilakukan (Inform Consent)
63. Bidan menjaga privasi pasien (menutup korden)
64. Bidan mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air
mengalir dan keringkan
65. Bidan mengukur BB,TB dan LiLa (untuk memperjelas jika bidan ragu)
66. Bidan melakukan pemeriksaan fisik :
67. Bidan mempersilahkan pasien tidur terlentang dan menyelimuti pasien
G. Pemeriksaan Umum.
68. Keadaan umum
69. Tanda vital : TD, Nadi, RR,HR
70. Status generalis Bumil
- Mata : anemis
- Mulut dan gigi
- Leher : hiperpigmentasi, Tiroid
- Payudara : benjolan, hiperpigmentasi areola mammae, pembuluh
darah prominen
- Abdomen : strie gravidarum
- Ekstremitas : Oedem
71. Bidan menulis hasil di buku RM
H. Pemeriksaan khusus.
7. Tinggi fundus uteri
8. Pemeriksaan leopold
Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.

A. Lakukan leopold I
B. Lakukan leopold II
P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) Pelayanan Antenatal Care
(ANC) Terpadu
- Pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Bangetayu terdiri
atas pelaporan harian, bulanan dan tahunan. Pelaporan harian
mammae, pembuluh darah prominen
- Abdomen : strie gravidarum
- Ekstremitas : Oedem
83. Bidan menulis hasil di buku RM
I. Pemeriksaan khusus.
9. Tinggi fundus uteri
10. Pemeriksaan leopold
Bidan berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral kanan.

A. Lakukan leopold I
B. Lakukan leopold II
C. Lakukan leopold III
D. Lakukan leopold IV
84. Bidan melakukan pemeriksaan auskultasi: mendengarkan denyut jantung
janin selama 1 menit menggunakan droppler
85. Bidan menulis hasil pemeriksaan di buku RM
86. Bidan mengusulkan rujukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan Laboratirum : Golongan Darah, Hb. skreaning HIV dan
Albumin, reduksi, protein bila dibutuhkan sesuai tanda klinis
87. Bidan membuat kesimpulan hasil pemeriksaan menggunakan diagnose
kebidanan setelah menerima hasil pemeriksaan laboratorium.
88. Bidan membuat rencana penatalaksanaan
Bidan menjelaskan hasil kesimpulan pemeriksaandilaksanakan
setiap hari dicatat dalam buku register ibu dan SIMPUS. Pemegang
tanggung jawab laporan adalah penanggung jawab program. Data
pelaporan dikumpulkan setiap bulan berupa laporan bulanan dan
tahunan berupa laporan kinerja puskesmas.
3. Output
Cakupan kunjungan pasien antenatal care (ANC) di Unit KIA Puskesmas
Bangetayu pada tahun 2017 dari bulan Januari sampai bulan oktober yaitu
955 pasien, dengan rincian sebagai berikut:
a. Januari : 125 pasien
b. Februari : 158 pasien
c. Maret : 161 pasien
d. April : 125 pasien
e. Mei : 136 pasien
f. Juni : 109 pasien
g. Juli : 141 pasien
Kunjungan pasien antenatal care di unit KIA Puskesmas Bangetayu dalam
1 hari berkisar 10-20 pasien.
4. Outcome
Peningkatan mutu pelayananan akan mempengaruhi tingkat kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan antenatal care (ANC) terpadu di Puskesmas
Bangetayu.
5. Impact
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Halmahera dilihat dari indikator berupa penurunan angka mortalitas
(kematian) dan morbiditas (kesakitan) maternal.
A. Simple Problem
1. Identifikasi masalah mutu Pelayanan Antenatal Care (ANC) di wilayah
kerja Puskesmas Bangetayu
Pengamatan mengenai kepatuhan 3 petugas KIA terhadap SOP
pelayanan antenatal care (ANC). Sampel kepatuhan SOP hanya satu
petugas karena berkaitan dengan pembagian jam kerja pagi, siang, dan
malam. Observasi kepatuhan ini masing-masing dilakukan 30 kali
kegiatan untuk pasien rawat jalan. Penelitian dilakukan pada tanggal 21 –
25 Agustus 2017 dengan mengamati kegiatan petugas KIA menggunakan
daftar tilik kepatuhan petugas pelayanan antenatal care (ANC) terpadu.
Data yang diamati ditabulasi selanjutnya dinilai tingkat
kepatuhan/compliance rate (CR). CR dinilai baik bila lebih dari 80% dan
dinilai kurang baik jika kurang dari 80%.
Hasil perhitungan CR petugas KIA bidan ibu Sri Sugiyanti, S.SiT
adalah sebagai berikut :
CR Total Pelayanan Antenatal Care(ANC) Terpadu:
∑ 𝑌𝑎 861
𝑥 100% = 𝑥 100% = 86,01%
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 861 + 140
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan ibu Ambarwati, SSt
dalam pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dengan CR baik karena
diatas 80%.
CR yang kurang dari 80% dilihat pada masing-masing item SOP
Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu :
a. Petugas menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan
masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu
hamil (50 %)
b. Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah
risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (25,97 %)
c. Pengukuran suhu tubuh (45,45 %)
Kemudian, hasil perhitungan CR petugas KIA bidan ibu Ervina,
Am.Keb adalah sebagai berikut :
CR Total Pelayanan Antenatal Care(ANC) Terpadu:
∑ 𝑌𝑎 954
𝑥 100% = 𝑥 100% = 81,19 %
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 954 + 221
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan ibu Ervina, Am.Keb
dalam pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dengan CR baik karena
diatas 80%.
CR yang kurang dari 80% dilihat pada masing-masing item SOP
Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu :
a. Petugas menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan
masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu
hamil (47,5 %)
b. Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah
risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (43,61 %)
c. Pengukuran suhu tubuh (52,63 %)
Hasil perhitungan keseluruhan CR petugas KIA kedua bidan ibu Sri
Sugiyanti, S.SiT dan ibu Ervina, Am.Keb adalah sebagai berikut :
CR Total Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu:
∑ 𝑌𝑎 1479
𝑥 100% = 𝑥 100% = 80,38 %
∑ 𝑌𝑎 + ∑ 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 1479 + 361
Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan kedua petugas dalam
pelayanan antenatal care (ANC) terpadu dengan CR baik karena diatas
80%.
CR yang kurang dari 80% dilihat pada masing-masing item SOP
Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu :
a. Petugas menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan
masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu
hamil (Masalah A 48,43 %)
b. Petugas menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah
risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan (Masalah B
37,14 %)
c. Pengukuran suhu tubuh (Masalah C 50 %)
2. Prioritas masalah
Dari tiga masalah tersebut peneliti menentukan prioritas masalah.
Peneliti menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matrix
problem priority.
Matriks prioritas masalah atau problem priority matriks merupakan
salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah.
Setiap masalah ditentukan rangking manfaat dan rangking usahanya untuk
menyelesaikan masalah. Rangking dimulai dari yang terbaik dengan
urutan 1-5. Rangking manfaat kemudian dikalikan dengan nilai rangking
usaha sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih
sebagai prioritas masalah.
Penilaian dengan skala 1-5 :
a. Angka 5 melambangkan kemampuan besar
b. Angka 4 melambangkan kemampuan cukup
c. Angka 3 melambangkan kemampuan sedang
d. Angka 2 melambangkan kemampuan kurang
e. Angka 1 melambangkan kemampuan kecil
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai
extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat
dipilih prioritas masalah. Berikut adalah matriks prioritas masalah dari
beberapa masalah dalam penelitian ini :
Tabel 4.5 Matriks prioritas masalah Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Terpadu
Masalah Rangking Rangking usaha Extended value Urutan prioritas
manfaat
Masalah A 5 2 10 III
Masalah B 4 2 8 I
Masalah C 3 3 9 II

Matriks prioritas masalah disusun oleh peneliti kemudian melakukan


konfirmasi dan curah pendapat dengan pemegang program UKM. Dengan
demikian berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah diatas, maka
dicari penyebab masalahnya.
3. Identifikasi Penyebab Potensial
Identifikasi penyebab masalah tingkat kepatuhan petugas KIA dalam
menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di daerah risiko tinggi
IMS dan riwayat penyakit pada pasangan.
Tabel 4.6 Identifikasi penyebab dengan pendekatan sistem analisis
penyebab masalah.
Komponen Keterangan
Man Beban kerja petugas KIA cukup besar
Money -
Method Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif
Material Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang pelayanan
ANC
Marketing Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal
Lingkungan -

Cara pembagian tugas


Beban kerja petugas KIA
cukup besar. kerja pelayanan ANC
kurang efektif

MAN MONEY METHODE


Petugas menanyakan
gejala infeksi menular
seksual (IMS) di daerah
risiko tinggi IMS dan
riwayat penyakit pada
pasangan (37,14 %)

MARKETING MATERIAL

Sosialisasi SOP ANC revisi Kurangnya media informasi


yang kurang optimal tentang gejala IMS di ruang
pelayanan ANC

Gambar 4.3 Pendekatan Analisis Fish Bone untuk pelayanan ANC

4. Menentukan Penyebab Masalah Paling Mungkin


Setelah dilakukan identifikasi penyebab masalah melalui analisis
fish bone, maka langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas
penyebab masalah. Untuk menentukan prioritas penyebab masalah dapat
menggunakan diagram Pareto, untuk membuat diagram pareto berikut
langkah langkahnya.
a. Melakukan analisis tabel perbandingan berpasangan (Paired
comparison)

Tabel 4.7 Perbandingan Pelayanan Antenatal Care (ANC)


Berpasangan (Paired Comparasion)

No Penyebab Masalah I II III


1 Beban kerja petugas KIA cukup besar. 1 1 1
2 3 4
2 Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang 2 2
efektif 3 4
3 Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di 3
ruang pelayanan ANC 4
4 Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal
Keterangan :
1) Beban kerja petugas KIA cukup besar (0)
2) Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif (3)
3) Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang
pelayanan ANC (2)
4) Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal (1)
b. Distribusi frekuensi penyebab masalah

Dengan menjumlah penyebab masalah pada tabel Paired


Comparison yang dilingkari maka dapat dihitung jumlah distribusi
frekuensi penyebab masalah dengan cara membuat turus/tally. Hasil
tallynya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi penyebab masalah pelayanan ANC
terpadu
No Penyebab masalah Tally Jumlah
1. Beban kerja petugas KIA cukup besar. 0 0
2. Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC III 3
kurang efektif
3. Kurangnya media informasi tentang gejala II 2
IMS di ruang pelayanan ANC
4. Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang I 1
optimal

Berdasarkan analisis penyebab masalah dengan menggunakan


metode Paired Comparison dan melakukan turus/tally didapatkan
urutan prioritas penyebab masalah sebagai berikut:
1) Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif (3)
2) Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang
pelayanan ANC (2)
3) Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal (1)
4) Beban kerja petugas KIA cukup besar (0)
c. Membuat diagram frekuensi penyebab masalah
Langkah berikutnya adalah membuat diagram frekuensi penyebab
masalah berdasarkan hasil dari tally.
3.5

2.5
A
2
B

1.5 C
D
1

0.5

Gambar. 4.4 Diagram frekuensi penyebab masalah


Keterangan :
1) Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif (A)
2) Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang
pelayanan ANC (B)
3) Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal (C)
4) Beban kerja petugas KIA cukup besar (D)
d. Membuat tabel pareto
Tujuan pembuatan tabel pareto adalah sebagai dasar pembuatan
diagram analisis pareto dengan cara mengurutkan penyebab masalah
dimulai dari frekuensi terbesar ke frekuensi yang terkecil.

Tabel 4.9 Tabel Pareto untuk pelayanan ANC


No Penyebab masalah Frekuensi Jumlah Prosentase
kumulatif kumulatif

1. Cara pembagian tugas kerja 3 3 50%


pelayanan ANC kurang
efektif
2. Kurangnya media informasi 2 5 83%
tentang gejala IMS di ruang
pelayanan ANC
3. Sosialisasi SOP ANC revisi 1 6 100%
yang kurang optimal
4. Beban kerja petugas KIA 0 6 100%
cukup besar.

e. Diagram Analisis Pareto

10 100%

9 90%

8 80%

7 70%
6 60%

5 50%
A 40%
4

3 B 30%

C 20%
2
D 10%
1

0
Penyebab Masalah

Gambar 4.5 Diagram Analisis Pareto Pelayanan ANC Terpadu


Keterangan :
1) Cara pembagian tugas kerja pelayanan ANC kurang efektif (A)
2) Kurangnya media informasi tentang gejala IMS di ruang
pelayanan ANC (B)
3) Sosialisasi SOP ANC revisi yang kurang optimal (C)
Diagram pareto adalah alat statistik yang digunakan untuk
memilih faktor masalah bedasarkan fakta dan data. Azas pareto
mengungkapkan bahwa dengan mengendalikan yang sedikit 20%,
maka dengan cepat menguasai yang lebih besar (80%). Hal ini berarti
dengan menyelesaikan masalah pada tabel pareto maka bisa
menyelesaikan sebagian besar masalah terkait rendahnya kepatuhan
petugas dalam menanyakan gejala infeksi menular seksual (IMS) di
daerah risiko tinggi IMS dan riwayat penyakit pada pasangan.
Berdasarkan perhitungan dengan analisis pareto dalam
menyelesaikan suatu masalah maka dipilih satu masalah dengan
persentase kumulatif kurang dari 80% dan berupa persentase
kumulatif terendah (50%) yaitu cara pembagian tugas kerja pelayanan
ANC kurang efektif.
5. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan konfirmasi dan diskusi dengan pemegang program,
maka didapatkan prioritas masalah cara mekanisme kerja dengan
pembagian tugas pelayanan kurang efektif. Adapun beberapa alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut:
a. Optimalisasi mekanisme kerja pelayanan ANC dengan menggunakan
lembar check list pelayanan ANC dan membuat media edukasi berupa
poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual.
(Alternatif 1)
b. Penanggung jawab UKP Puskesmas atau pimpinan penjamin mutu
melakukan evaluasi tiga bulan sekali menggunakan daftar tilik
kepatuhan petugas pelayanan antenatal Care (ANC) terpadu dan
membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet
tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 2)
c. Refreshing SOP pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu yang telah
direvisi dan dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala
IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 3)

6. Keputusan Pemecahan Masalah


Alternatif pemecahan masalah dilakukan pengambilan keputusan
pemecahan masalah dengan menggunakan matriks cost benefit (manfaat
dibanding biaya).
Penilaian manfaat dapat dibuat dengan skala 1 – 5.
a. Angka 5 melambangkan manfaat besar
b. Angka 4 melambangkan manfaat cukup
c. Angka 3 melambangkan manfaat sedang
d. Angka 2 melambangkan manfaat kurang
e. Angka 1 melambangkan manfaat kecil
Penilaian biaya dapat dibuat dengan skala 1 – 5.
a. Angka 5 melambangkan biaya besar
b. Angka 4 melambangkan biaya cukup
c. Angka 3 melambangkan biaya sedang
d. Angka 2 melambangkan biaya kurang
e. Angka 1 melambangkan biaya kecil
Pengambilan keputusan pemecahan masalah dengan menggunakan
matriks cost benefit yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.9Matriks cost benefit
Alternatif Manfaat Biaya Ratio Ranking

Alternatif I 5 2 2,5 I

Alternatif II 5 3 1,6 III

Alternatif III 4 2 2 II

Keterangan :
a. Ranking 1
Optimalisasi mekanisme kerja pelayanan ANC dengan menggunakan
lembar check list pelayanan ANC dan membuat media edukasi berupa
poster tentang gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual.
(Alternatif 1)

b. Ranking 2
Refreshing SOP pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu yang telah
direvisi dan dan membuat media edukasi berupa poster tentang gejala
IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 3)
c. Rangking 3
Penanggung jawab UKP Puskesmas atau pimpinan penjamin mutu
melakukan evaluasi tiga bulan sekali menggunakan daftar tilik
kepatuhan petugas pelayanan antenatal Care (ANC) terpadu dan
membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet
tentang infeksi menular seksual. (Alternatif 2)
Berdasarkan nilai tertinggi dari manfaat dibanding biaya yang
dibutuhkan maka ditetapkan alternatif I sebagai alternatif terpilih.
7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action)
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah diambil, maka
disusun Plan Of Action dengan optimalisasi mekanisme kerja pelayanan
ANC dengan menggunakan lembar check list pelayanan ANC dan
membuat media edukasi berupa poster tentang gejala IMS dan leaflet
tentang infeksi menular seksual.
Tahapan pembuatan lembar check list pelayanan ANC sebagai
berikut:
a. Persiapan dilakukan pada 30 Agustus 2017 dengan konsultasi dan
melakukan koordinasi kepada kepala puskesmas dan pemegang
program, menyiapkan konsep serta penyusunan konsep pembuatan
lembar check list pelayanan ANC dan materi tentang gejala – gejala
infeksi menular seksual (IMS).
b. Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 6 September 2017 dengan
kegiatan pembuatan lembar check list pelayanan ANC setelah
mendapat persetujuan dari kepala puskesmas serta pembuatan poster
gejala IMS dan leaflet tentang infeksi menular seksusal (IMS).
c. Evaluasi dilakukan dengan menilai kembali kepatuhan petugas KIA
(bidan) terhadap SOP antenatal care (ANC) terpadu yang
dilaksanakan bulan Desember 2017 di ruang KIA Puskesmas
Halmahera dengan menggunakan daftar tilik.
B. Compleks Problem
Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara wawancara dengan responden penerima pelayanan antenatal care (ANC)
yaitu sebanyak 30 responden. Wawancara dilakukan dengan menanyakan 14
buah pertanyaan sesuai dengan unsur minimal penilaian indeks kepuasan
masyarakat. Setelah semua pertanyaan dari 30 responden selesai
diwawancarai, maka data diolah dengan cara :
1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur
Menjumlahkan skor dari 14 pertanyaan pada setiap unsur.
2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur
Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden
3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.071 (Standart Baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Jumlah Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku).
6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur)
Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan responden yang pernah mendapat
pelayanan antenatal care (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Halmahera
menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dapat dilihat pada tabel
lampiran.
Tabel 4.11 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai standar
Nilai Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi IKM Konversi IKM pelayanan Pelayanan
1 1,00 - 1,75 25 – 43, 75 D Tidak Baik
2 1,76 - 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang Baik
3 2,51 - 3,25 62,50 – 82, 26 B Baik
4 3,26 - 4,00 82,27 – 100,00 A Sangat Baik
Nilai IKM yang didapatkan adalah 3,17 diasumsikan dengan interval
nilai indeks kepuasan masyarakat 2,51-3,25 (baik). Nilai IKM setelah
dikonversi adalah 79,25. Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kinerja unit Pelayanan Antenatal Care (ANC) Terpadu di wilayah kerja
Puskesmas Halmahera adalah baik.
Nilai tertinggi pada pertanyaan 11 yaitu 26 responden (87%) memberi
nilai 4, yang berarti biaya yang ditetapkan Puskesmas untuk kunjungan dalam
Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah tidak dipungut biaya tambahan.
C. Pemilihan Media Edukasi (Berdasarkan Skala Intensitas)
Media komunikasi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah adalah
media edukasi berupa leaflet dan poster. Ciri-ciri skala intensitas metode dan
media komunikasi poster dengan memperhatikan, hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor situasi
a. Waktu yang dibutuhkan dari peserta (Intensitas 1)
b. Keterlibatan staff (Intensitas 1)
c. Ruang khusus yang dibutuhkan (Intensitas 1)
2. Efisiensi
a. Harga/biaya awal (Intensitas 1)
b. Ongkos awal (Intensitas 2)
c. Ongkos pemeliharaan (Intensitas 1)
d. Luas ruangan (Intensitas 1)
e. Perbaikan alat penggantian (Intensitas 1)
3. Efektifitas
a. Ciri-ciri
1) Interaksi (Intensitas 1)
2) Perhatian warna (Intensitas 3)
3) Perhatian identitas (Intensitas 1)
4) Kemantapan retensi (Intensitas 2)
5) Kemantapan repetisi (Intensitas 1)
b. Tujuan pendidikan
1) Fakta (Intensitas 2)
2) Prosedur (Intensitas 2)
3) Prinsip-prinsip dan konsep (Intensitas 2)
4) Sikap/pendapat (Intensitas 1)
Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan membuat
media leaflet dan poster sebagai salah satu penyelesaian masalah kepatuhan
petugas adalah cukup baik, karena memiliki rata-rata skala intensitas 2
(sedang).
Selain itu, pemilihan media komunikasi berupa poster sebagai media
penunjang pelaksanaan POA karena poster diharapkan lebih menarik dan
mudah dihafalkan oleh petugas. Pilihan media edukasi yang kedua adalah
leaflet gejala IMS, latar belakang pemilihan media komunikasi tersebut diatas
adalah sebagai media penunjang dalam meningkatkan pemahaman tentang
gejala IMS sehingga diharapkan dengan adanya leaflet dapat meningkatkan
kepedulian petugas untuk menanyakan gejala IMS dan juga dapat dibawa serta
dibaca pasien dirumah untuk menambah wawasan dan kepedulian akan
kondisinya.
Langkah – langkah pembuatan media poster dan leaflet sebagai media
edukasi, yaitu:
1. Menentukan masalah yang akan diinformasikan kepada sasaran
2. Membuat konsep yang akan diinformasikan
3. Melakukan konsultasi dengan petugas KIA
4. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan poster dan leaflet
5. Membuat poster dan leaflet (pemilihan tulisan, gambar, pewarnaan,
desain dan masalah yang diinformasikan)
6. Melakukan konsultasi kembali dengan petugas KIA
7. Melakukan proses pembuatan poster dan leaflet untuk ruang KIA
8. Mencetak file poster dan leaflet
9. Memasang poster pada dinding di ruang KIA dan meletakkan leaflet di
meja pemeriksaan ruang KIA.

Anda mungkin juga menyukai