Oleh
NIM : P17331117027
Kelas: 2A
1. Identifikasi data yang ada dan berkaitan dengan masalah gizi pasien dan lakukan
pengkajian gizi
2. Tentikan diagnosa gizi berdasarkan data yang ada
3. Susun rencana intervensi gizi terkait dengan diagnosa gizi
4. Susun rancangan diet dan menu untuk pasien tersebut
5. Tentukan rencana monitoring dan evaluasi gizi terkait diagnosa gizi
DATA PASIEN/KLIEN
Nama : Tn.Hr
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur: 57 tahun
BB : 60,0 kg
TB: 175.0 cm
1. Patofisiologi Penyakit
Sirosis hati adalah keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik
yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hati dan pembentukan
nodulus regeneratif, yang mengakibatkan penurunan fungsi hati.1 Sirosis hati dengan
komplikasinya merupakan masalah kesehatan yang masih sulit diatasi di Indonesia. Hal ini
ditandai dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Secara umum diperkirakan angka
insiden sirosis hati di rumah sakit seluruh Indonesia berkisar antara 0,6-14,5%.2 Penelitian di
Indonesia menyebutkan bahwa virus hepatitis B menyebabkan sirosis sebesar 40-50% dan virus
hepatitis C 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya tidak diketahui, alkohol sebagai penyebab
sirosis hati di Indonesia mungkin frekuensinya kecil sekali karena belum ada datanya.3
Berdasarkan data World Health Organisation (WHO) 2004 sirosis hati merupakan penyebab
kematian ke delapan belas di dunia, dengan prevalensi 1,3%.
Meskipun ada beberapa faktor yang terlibat dalam etiologi sirosis, konsumsi minuman
beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama. Sirosis terjadi dengan frekuensi paling
tinggi pada peminum minuman keras. Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein
turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun asupan alkohol yang berlebihan
merupakan faktor penyebab yang utama pada perlemakan hati dan konsekuensi yang
ditimbulkannya. Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki
kebiasaan minum minuman keras dan pada individu yang dietnya normal tetapi dengan konsumsi
alkohol yang tinggi (Smeltzer & Bare, 2001). Sebagian individu tampaknya lebih rentan terhadap
penyakit ini dibanding individu lain tanpa ditentukan apakah individu tersebut memiliki
kebiasaan meminum minuman keras ataukah menderita malnutrisi. Faktor lainnya dapat
memainkan peranan, termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbon tetraklorida, naftalen
terklorinasi, asen atau fosfor) atau infeksi skistosomiasis yang menular. Jumlah laki-laki
penderita sirosis adalah dua kali lebih banyak daripada wanita, dan mayoritas pasien sirosis
berusia 40-60 tahun (Smeltzer & Bare, 2001). Sirosis alkoholik atau secara historis disebut sirosis
Laennec ditandai oleh pembentukan jaringan parut yang difus, kehilangan selsel hati yang
uniform, dan sedikit nodul regeneratif. Sehingga kadangkadang disebut sirosis mikronodular.
Sirosis mikronodular dapat pula diakibatkan oleh cedera hati lainnya. Tiga lesi utama akibat
induksi alkohol adalah perlemakan hati alkoholik, hepatitis alkoholik, dan sirosis alkoholik
(Tarigan, 2001)
2. Assesment Gizi
ASSESSMENT GIZI
Assesment Gizi Comparative Standar (CS) Interpretasi
Domain : Riwayat Klien “Client History” (CH)
1. Riwayat Personal
1.1 Data Personal
Umur : Kategori Umur menurut Depkes Masa lansia akhir
57 tahun RI,2009
1. Masa balita : 0-5 tahun
2. Masa kanak-kanak: 5-11
tahun
3. Masa remaja awal :12-16
tahun
4. Masa remaja akhir : 17-
25 tahun
5. Masa dewasa awal : 26-
35 tahun
6. Masa dewasa akhir : 36-
45 tahun
7. Masa lansia awal :46-55
tahun
8. Masa lansia akhir : 56-65
tahun
Masa manula atas : 65-keatas
Jenis kelamin : laki-laki
2. Riwayat medis/Kesehatan Pasien/Klien/Keluarga
2.1 Riwayat medis/Kesehatan Pasien/Klien/Keluarga
Riwayat penyakit
hepatitis B 3 tahun lalu
3. Riwayat Sosial
3.1 Riwayat Sosial
Pekerjaan :
Wiraswasta
Domain : Riwayat Terkait Gizi dan Makanan “Food History’ (FH)
1. Asupan Makanan dan Zat Gizi
1.1 asupan energy
1.1.1 Asupan energy
Asupan Energi Total : Peraturan Menteri Kesehatan Asupan energy
875 Kkal RI No. 75 Tahun 2013 Tentang inadekuat
AKG
Perempuan usia 50-64 tahun
dengan kebutuhan Energi 1990
Kkal/ hari
1.2 asupan makanan dan
minuman
1.2.1 asupan cairan minuman
pasien setiap hari Pedoman umum gizi seimbang Asupan cairan kurang
minum kopi hitam 1-2 (DepKes,2014) dengan
gelas, minuman membiasakan konsumsi air
kemasan seperti soft putih
dring atau teh manis 3-
4 kali per minggu.
1.5 asupan zat gizi makro
1.5.1 asupan lemak dan
kolesterol
: 35 gr
1.5.2 asupan protein : 27 gr
1.5.3 Asupan karbohidrat : 187
gr
3.1 pengobatan
: obat obatan herbal
5.4 perilaku makan
sering makan di warung
makan pinggir jalan.
Pasien sangat menyukai
goreng-gorengan dan
hampir dikonsumsi setiap
hari,
pasien setiap hari minum
kopi hitam 1-2 gelas,
minuman kemasan
seperti soft dring atau teh
manis 3-4 kali per
minggu.
Domain : Pengukuran Antropometri “Anthropometry” (AD)
1.1 Komposisi/Pertumbuhan Tubuh/Riwayat Berat Badan
Tinggi Badan : 175 cm IMT menurut kemenjkes RI Kurang/kurus
Berat badan : 54 kg 2013
IMT : 17,63 kg/ m2 < 18,5 : kurang/kurus
18,5 – 24,9 :normal
25 – 27 : overweight
>27 : obesitas
• Mual
• Muntah
• Perut membesar
• Nyeri perut
1.1.21 Tanda tanda vital
Suhu : 38, 5 ˚C Normal : 36,5-37,5 (depkes) Demam
Nadi 80x/menit Normal
Menurut JNC 7:
Normal = 60-100x/mnt
Bradikardi <60x/mnt
Takhikardi >100x/mnt
3. Diagnosis Gizi
Problem Etiologi Sign/Symptom
NI.2.1 asupan oral tidak Mual dan muntah, kurang Hasil recall asupan makan
adekuat pengetahuan gizi E : 875 kkal dan P : 27 gr
L: 35 gr Kh: 187 gr
NB.1.1 kurang Kurang terpapar informasi Pasien sangat
pengetahuan terkait yang akurat terkait gizi menyukai goreng-
makanan dan gizi gorengan dan
hampir dikonsumsi
setiap hari
Pasien setiap hari
minum kopi hitam
1-2 gelas,
Minuman kemasan
seperti soft drink
atau teh manis 3-4
kali perminggu
NC.2.2. perubahan nilai Sirosis hepatic Nilai hemoglobin rendah,
lab terkait gizi bilirubin total direk dan
indirek diatas normal,
asites, SGOT & SGPT
diatas normal
NC.3.1. Berat badan Penurunan kemampuan untuk IMT 17,6 kg/m²
kurang/underweight mengonsumsi energy yang
cukup
b. Rekomendasi Diet:
– Diet hati II
c. syarat diet
Tinggi energy 25-50 Kkal/Kg BB
Cukup lemak 20-25% dari kebutuhan energy total
Tinggi Protein 1-1,2 g/Kg BB (P Nabati)
Vitamin dan mineral sesuai dengan tingkat defisiensi
Rendah Na
Cairan lebih dari biasanya
Vitamin B kompleks, Ca, K, Zn dan Mg tinggi
(bila tidak terpenuhi dari makanan dianjurkan untuk ditambah suplemen)
Membetasi makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh
Membatasi makanan yang menimbulkan gas (kacang merah, kol, sawi, lobak,
durian, nangka)
Bentuk makanan disesuaikan kondisi pasien
Frekuensi makan sering dengan porsi kecil (3 kali makanan utama, 2-3 kali
makanan selingan.
d. Preskripsi Diet:
Kebutuhan Zat Gizi Makro:
E = 60 – ( 60 x 10%)
= 54 x 60
= 2160
= 2160 x 120%
= 2592
P = 1 x 54
= 54 gr 8,3 %
26,7% 𝑥 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 35% 𝑥 2592
L = =
9 9
= 76,89 gr
65% 𝑥 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 50% 𝑥 2592
KH = =
4 4
=421,2 gr
Kebutuhan Zat Gizi Mikro
Bentuk Makanan
Makanan lunak
Frekuensi Makan
3x makan utama, 3x makanan selingan
Rute Pemberian Makan
Oral
Perubahan lab terkait Memperbaiki nilai lab Hb : 120 hari Mencapai nilai lab Pemeriksaan
gizi terkai gizi Albumin : 2 minggu yang normal lab
sekali
Awaludin, Hildan. 2017 . “ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sirosis” diakses online
pada http://repository.ump.ac.id/3910/3/HILDAN%20AWALUDIN%20BAB%20II.pdf ( 23 April 2019 )