Anda di halaman 1dari 12

LOGBOOK PRAKTIKUM

DIETETIK PENYAKIT INFEKSI

ASUHAN GIZI PADA KASUS SIROSIS HATI

PROGRAM STUDI D-3


JURUSAN GIZI

Oleh

Nama : Felia Zahrawani P

NIM : P17331117027

Kelas: 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2019
KASUS
Tn HR masuk rumah sakit dengan keluhan mual, kadang-kadang muntah serta panas
badan sejak 2 hari yang lalu. Pasien datang dengan kondisi perut membesar dan nyeri perut. Usia
: 57 tahun, BB : 60kg, TB : 175cm, Pekerjaan wiraswasta. Pasien mempunyai riwayat penyakit
Hepatitis B pada 3 tahun lalu, setelah membaik tidak melakukan kontrol ke dokter tetapi berobat
ke alternatif dan mendapat obat-obatan herbal. Kebiasaan makan pasien sering makan di warung
makan pinggir jalan. Pasien sangat menyukai goreng-gorengan dan hampir dikonsumsi setiap
hari, pasien setiap hari minum kopi hitam 1-2 gelas, minuman kemasan seperti soft dring atau teh
manis 3-4 kali per minggu. Pasien belum pernah konsultasi gizi.
Diketahui Asupan makanan terakhir:
Energi : 875 kkal, Protein: 27 gr, lemak :35 gr, KH : 187 gr. Data klinis terakhir : TD
110/70mmHg, Pernapasan : 24x/menit, Suhu tubuh : 38,5◦C, Nadi : 80x/menit. Dokter
mendiagnosa tn HR sirosis hepatik.
Hasil pemeriksaan Lab diketahui : Hb 11,8mg/dl, SGOT 50 IU, SGPT 75 IU, Albumin 2,7g/DL,
Bilirubin total 1,8 mg/DL, Bilirubin direk 0,79mg/dL Bilirubin indirek 1,01 mg/dL
Tugas :

1. Identifikasi data yang ada dan berkaitan dengan masalah gizi pasien dan lakukan
pengkajian gizi
2. Tentikan diagnosa gizi berdasarkan data yang ada
3. Susun rencana intervensi gizi terkait dengan diagnosa gizi
4. Susun rancangan diet dan menu untuk pasien tersebut
5. Tentukan rencana monitoring dan evaluasi gizi terkait diagnosa gizi
 DATA PASIEN/KLIEN
Nama : Tn.Hr
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur: 57 tahun
BB : 60,0 kg
TB: 175.0 cm
1. Patofisiologi Penyakit
Sirosis hati adalah keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik
yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hati dan pembentukan
nodulus regeneratif, yang mengakibatkan penurunan fungsi hati.1 Sirosis hati dengan
komplikasinya merupakan masalah kesehatan yang masih sulit diatasi di Indonesia. Hal ini
ditandai dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Secara umum diperkirakan angka
insiden sirosis hati di rumah sakit seluruh Indonesia berkisar antara 0,6-14,5%.2 Penelitian di
Indonesia menyebutkan bahwa virus hepatitis B menyebabkan sirosis sebesar 40-50% dan virus
hepatitis C 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya tidak diketahui, alkohol sebagai penyebab
sirosis hati di Indonesia mungkin frekuensinya kecil sekali karena belum ada datanya.3
Berdasarkan data World Health Organisation (WHO) 2004 sirosis hati merupakan penyebab
kematian ke delapan belas di dunia, dengan prevalensi 1,3%.
Meskipun ada beberapa faktor yang terlibat dalam etiologi sirosis, konsumsi minuman
beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama. Sirosis terjadi dengan frekuensi paling
tinggi pada peminum minuman keras. Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein
turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun asupan alkohol yang berlebihan
merupakan faktor penyebab yang utama pada perlemakan hati dan konsekuensi yang
ditimbulkannya. Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki
kebiasaan minum minuman keras dan pada individu yang dietnya normal tetapi dengan konsumsi
alkohol yang tinggi (Smeltzer & Bare, 2001). Sebagian individu tampaknya lebih rentan terhadap
penyakit ini dibanding individu lain tanpa ditentukan apakah individu tersebut memiliki
kebiasaan meminum minuman keras ataukah menderita malnutrisi. Faktor lainnya dapat
memainkan peranan, termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbon tetraklorida, naftalen
terklorinasi, asen atau fosfor) atau infeksi skistosomiasis yang menular. Jumlah laki-laki
penderita sirosis adalah dua kali lebih banyak daripada wanita, dan mayoritas pasien sirosis
berusia 40-60 tahun (Smeltzer & Bare, 2001). Sirosis alkoholik atau secara historis disebut sirosis
Laennec ditandai oleh pembentukan jaringan parut yang difus, kehilangan selsel hati yang
uniform, dan sedikit nodul regeneratif. Sehingga kadangkadang disebut sirosis mikronodular.
Sirosis mikronodular dapat pula diakibatkan oleh cedera hati lainnya. Tiga lesi utama akibat
induksi alkohol adalah perlemakan hati alkoholik, hepatitis alkoholik, dan sirosis alkoholik
(Tarigan, 2001)
2. Assesment Gizi

ASSESSMENT GIZI
Assesment Gizi Comparative Standar (CS) Interpretasi
Domain : Riwayat Klien “Client History” (CH)
1. Riwayat Personal
1.1 Data Personal
 Umur : Kategori Umur menurut Depkes Masa lansia akhir
57 tahun RI,2009
1. Masa balita : 0-5 tahun
2. Masa kanak-kanak: 5-11
tahun
3. Masa remaja awal :12-16
tahun
4. Masa remaja akhir : 17-
25 tahun
5. Masa dewasa awal : 26-
35 tahun
6. Masa dewasa akhir : 36-
45 tahun
7. Masa lansia awal :46-55
tahun
8. Masa lansia akhir : 56-65
tahun
Masa manula atas : 65-keatas
 Jenis kelamin : laki-laki
2. Riwayat medis/Kesehatan Pasien/Klien/Keluarga
2.1 Riwayat medis/Kesehatan Pasien/Klien/Keluarga
 Riwayat penyakit
hepatitis B 3 tahun lalu

3. Riwayat Sosial
3.1 Riwayat Sosial
 Pekerjaan :
Wiraswasta
Domain : Riwayat Terkait Gizi dan Makanan “Food History’ (FH)
1. Asupan Makanan dan Zat Gizi
1.1 asupan energy
1.1.1 Asupan energy
 Asupan Energi Total : Peraturan Menteri Kesehatan Asupan energy
875 Kkal RI No. 75 Tahun 2013 Tentang inadekuat
AKG
Perempuan usia 50-64 tahun
dengan kebutuhan Energi 1990
Kkal/ hari
1.2 asupan makanan dan
minuman
1.2.1 asupan cairan minuman
pasien setiap hari Pedoman umum gizi seimbang Asupan cairan kurang
minum kopi hitam 1-2 (DepKes,2014) dengan
gelas, minuman membiasakan konsumsi air
kemasan seperti soft putih
dring atau teh manis 3-
4 kali per minggu.
1.5 asupan zat gizi makro
1.5.1 asupan lemak dan
kolesterol
: 35 gr
1.5.2 asupan protein : 27 gr
1.5.3 Asupan karbohidrat : 187
gr
3.1 pengobatan
: obat obatan herbal
5.4 perilaku makan
 sering makan di warung
makan pinggir jalan.
 Pasien sangat menyukai
goreng-gorengan dan
hampir dikonsumsi setiap
hari,
 pasien setiap hari minum
kopi hitam 1-2 gelas,
 minuman kemasan
seperti soft dring atau teh
manis 3-4 kali per
minggu.
Domain : Pengukuran Antropometri “Anthropometry” (AD)
1.1 Komposisi/Pertumbuhan Tubuh/Riwayat Berat Badan
 Tinggi Badan : 175 cm IMT menurut kemenjkes RI Kurang/kurus
 Berat badan : 54 kg 2013
 IMT : 17,63 kg/ m2 < 18,5 : kurang/kurus
18,5 – 24,9 :normal
25 – 27 : overweight
>27 : obesitas

Domain : Biochemical Data, Medical Test and Procedures (BD)


 Hemoglobin : 11,8 gr/dl Kadar hb menurut WHO, Rendah
• Anak 6 bln-6 thn 11,0
gr/dl
• Anak 6 thn-14 thn 12,0
gr/dl
• Pria dewasa 13,0 gr/dl
• Ibu hamil 11,0 gr/dl
Wanita dewasa 12,0 gr/dl
 SGOT : 50 IU 5-35 mikro/L (depkes RI, 2011) = Tinggi
normal
 SGPT : 75 IU 5-35 mikro/L (depkes RI, 2011) = Tinggi
normal
 Albumin : 2,7 g/dl 3,4-5,4 g/dl (kemenkes, 2011) = Normal
normal
 Bilirubin total : 1,8 mg/dl <1,4 mg/dl (depkes RI, 2011) = Tinggi
normal
 Bilirubin direk : 0.79 <0,4 mg/dl (depkes RI, 2011) = Tinggi
normal
 Bilirubin indirek : 1,01 0.1 – 1 mg/dl = normal Diatas normal
Domain : Nutrition-Focus Physical Findings (PD)

• Mual
• Muntah
• Perut membesar
• Nyeri perut
1.1.21 Tanda tanda vital
 Suhu : 38, 5 ˚C Normal : 36,5-37,5 (depkes) Demam
 Nadi 80x/menit Normal
Menurut JNC 7:
 Normal = 60-100x/mnt
 Bradikardi <60x/mnt
Takhikardi >100x/mnt

 Pernapasan 28x / menit Menurut JNC Seven : Normal


 Takipnea >24x/mnt
(dewasa)
 Bradipnea <10x/mnt
Apnea : tidak bernapas
< 120/80 (JNC 7) Normal
 Tekanan darah 110/70
mmHg

3. Diagnosis Gizi
Problem Etiologi Sign/Symptom
NI.2.1 asupan oral tidak Mual dan muntah, kurang Hasil recall asupan makan
adekuat pengetahuan gizi E : 875 kkal dan P : 27 gr
L: 35 gr Kh: 187 gr
NB.1.1 kurang Kurang terpapar informasi  Pasien sangat
pengetahuan terkait yang akurat terkait gizi menyukai goreng-
makanan dan gizi gorengan dan
hampir dikonsumsi
setiap hari
 Pasien setiap hari
minum kopi hitam
1-2 gelas,
 Minuman kemasan
seperti soft drink
atau teh manis 3-4
kali perminggu
NC.2.2. perubahan nilai Sirosis hepatic Nilai hemoglobin rendah,
lab terkait gizi bilirubin total direk dan
indirek diatas normal,
asites, SGOT & SGPT
diatas normal
NC.3.1. Berat badan Penurunan kemampuan untuk IMT 17,6 kg/m²
kurang/underweight mengonsumsi energy yang
cukup

b. Pernyataan Diagnosis Gizi


NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan mual dan muntah ditandai dengan Pasien
hanya mampu menghabiskan makanan dari RS < 50%
NB.1.1 kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan Kurang terpapar
informasi yang akurat terkait gizi ditandai dengan Pasien sangat menyukai goreng-gorengan dan
hampir dikonsumsi setiap hari Pasien setiap hari minum kopi hitam 1-2 gelas, Minuman
kemasan seperti soft drink atau teh manis 3-4 kali perminggu
NC.2.2. perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan sirosis hepatic ditandai dengan Nilai
hemoglobin rendah, respiratory rate diatas normal, bilirubin total direk dan indirek diatas normal,
asites, SGOT & SGPT diatas normal
NC.3.1. Berat badan kurang/underweight berkaitan dengan Penurunan kemampuan untuk
mengonsumsi energy yang cukup ditandai dengan IMT 17,6 kg/m²

4. Perencanaan Intervensi Gizi


a. Tujuan Diet:
 Meningkatkan asupan oral
 Menyediakan makanan yang mudah dicerna
 Memperbaiki makanan yang salah
 Mengontrol kadar laboratorium yang terkait HB, bilirubin, SGOT, dan
SGPT hingga normal.

b. Rekomendasi Diet:
– Diet hati II
c. syarat diet
 Tinggi energy 25-50 Kkal/Kg BB
 Cukup lemak 20-25% dari kebutuhan energy total
 Tinggi Protein 1-1,2 g/Kg BB (P Nabati)
 Vitamin dan mineral sesuai dengan tingkat defisiensi
 Rendah Na
 Cairan lebih dari biasanya
 Vitamin B kompleks, Ca, K, Zn dan Mg tinggi
 (bila tidak terpenuhi dari makanan dianjurkan untuk ditambah suplemen)
 Membetasi makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh
 Membatasi makanan yang menimbulkan gas (kacang merah, kol, sawi, lobak,
durian, nangka)
 Bentuk makanan disesuaikan kondisi pasien
 Frekuensi makan sering dengan porsi kecil (3 kali makanan utama, 2-3 kali
makanan selingan.

d. Preskripsi Diet:
 Kebutuhan Zat Gizi Makro:
E = 60 – ( 60 x 10%)
= 54 x 60
= 2160
= 2160 x 120%
= 2592
P = 1 x 54
= 54 gr  8,3 %
26,7% 𝑥 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 35% 𝑥 2592
L = =
9 9
= 76,89 gr
65% 𝑥 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 50% 𝑥 2592
KH = =
4 4

=421,2 gr
 Kebutuhan Zat Gizi Mikro

Vitamin A 500 mcg


Vitamin D 15 mcg
Vitamin E 15 mg
Vitamin K 55 mcg
Vitamin B1 1 mg
Vitamin B2 1,1 mg
Vitamin B3 10 mg
Vitamin B5 5 mg
Vitamin B6 1,5mg
Vitamin B9 400 mcg
Vitamin B12 2,4 mcg
Vitamin C 75 mg
Kalsium 1000 mg
Fosfor 700 mg
Magnesium 320 mg
Natrium 1300 mg
Kalium 4700 mg
Mangan 1,8 mg
Tembaga 900 mcg
Besi 12 mg
Iodium 150 mcg
Seng 10 mg
Selenium 30 mcg
Fluor 2,7 mg

 Bentuk Makanan
Makanan lunak
 Frekuensi Makan
3x makan utama, 3x makanan selingan
 Rute Pemberian Makan
Oral

e. Standar Makanan dan Distribusi Makanan Sehari


 Standar Makanan
Karbohidrat Protein Lemak
Bahan Makanan Penukar Penukar Kalori
(gram) (gram) (gram)
I Sumber Karbohidrat 5.5 220 22 0 962.5
II Sumber Protein Hewani
Rendah Lemak 0 0 0 0
Lemak Sedang 2 0 14 10 150
Tinggi Lemak 0 0 0 0
III Sumber Protein Nabati 2 14 10 6 150
IV Sayuran
Golongan A 0 0 0 0
Golongan B 3 15 3 0 75
Golongan C 0 0 0 0
V Buah-buahan 6 72 0 0 300
Gula 6 72 0 0 300
VI Susu
Tanpa Lemak 0 0 0 0 0
Lemak Sedang 1 10 7 6 125
Tinggi Lemak 0 0 0 0 0
VII Minyak
Lemak Tidak Jenuh 4 1/2 0 0 22.5 225
Lemak Jenuh 6 0 0 30 300
Makanan Tanpa Kalori
TOTAL 36 403 56 74.5 2587.5
persentase (%) 95.68 103.70 96.89 99.83

 Distribusi Makan Sehari

snack snack snack


Bahan Makanan Penukar Penukar pagi siang malam
pagi siang malam
I Sumber Karbohidrat 5.5 1 0.50 1.5 1 1.00 0.5
II Sumber Protein Hewani
Rendah Lemak
Lemak Sedang 2 1 0.5 0.5
Tinggi Lemak
III Sumber Protein Nabati 2 0.5 1 0.5
IV Sayuran
Golongan A 0
Golongan B 3 1 1 1
Golongan C
V Buah-buahan 6 1 1 2 1 1
Gula 6 2 2 2
VI Susu 0
Tanpa Lemak
Lemak Sedang 1 0.25 0.5 0.25
Tinggi Lemak
VII Minyak 0
Lemak Tidak Jenuh 4.5 1 2 1.5
Lemak Jenuh 6 2 2 2
VIII Makanan Tanpa Kalori
36 6.5 4.75 6 7.5 6.00 5.25
2. Edukasi Gizi ( E ) dan Konseling Gizi ( C )
-memberikan pengetahuan tentang makanan dan gizi yang seimbang untuk mencukupi kebutuhan
tubuh
-memberikan pengetahuan penyebab dari keluhan pasien
-memberikan pemahaman terkait gizi sesuai penyakit sirosis hati
-memberikan pemahaman terkait jenis makanan yang baik untuk kondisi pasien yang sedang
menderita sirosis hati
- Menganjurkan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

3. Koordinasi Asuhan Gizi


Berkoordinasi dengan keluarga, dokter, apoteker , dan tenaga medis penunjang lain untuk
mengetahui perkembangan kondisi pasien serta memotivasi pasien dalam masa pemulihan.
4. Perencanaan monitoring dan evaluasi gizi
Indikator Evaluasi Pelaksanaan ( waktu) Target parameter
Total energy oral Meningkatkan asupan Setiap hari Mencapai > 80% dari Asupan
makanan agar energy kebutuhan total
, kh,protein, lemak
terpenuhi
Variasi memilih Memperbaiki perilaku Setiap hari Mencapai perilaku Perilaku
bahan makanan makan dan pemilihan bahan makan
makanan yang baik

Perubahan lab terkait Memperbaiki nilai lab Hb : 120 hari Mencapai nilai lab Pemeriksaan
gizi terkai gizi Albumin : 2 minggu yang normal lab
sekali

Status gizi Memperbaiki status Seminggu sekali Mencapai gizi Bb/tb


gizi normal
DAFTAR PUSTAKA
Marselina, Ni. 2014. “GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR
KARIADI SEMARANG PERIODE 2010-2012 “ diakses online file:///C:/Users/User/Downloads/7838-14950-
1-SM.pdf ( 23 April 2019 )

Awaludin, Hildan. 2017 . “ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sirosis” diakses online
pada http://repository.ump.ac.id/3910/3/HILDAN%20AWALUDIN%20BAB%20II.pdf ( 23 April 2019 )

Anda mungkin juga menyukai