Anda di halaman 1dari 22

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN NOVEMBER 2019


UNIVERSITAS HASANUDDIN

VERTIGO SENTRAL

Disusun oleh:

Ummu Aiman (C014182022)

Andi Miftachul Jannah (C014182023)

Pembimbing:
dr. Risna Fitriana Amusroh

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

1. Nama : Ummu Aiman


NIM : C014182022
2. Nama : Andi Miftachul Jannah
NIM : C014182023

Judul Referat : Vertigo Sentral

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, November 2019


Supervisor Pembimbing Pembimbing

dr. Risna Fitriana Amusroh

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul………………………………………………………… i

Halaman Pengesahan……………………………………………………. i

Diaftar Isi………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 2

BAB III KESIMPULAN………………………………………………... 17

Daftar Pustaka…………………………………………………………… 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa


berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan
sekitar. Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah
non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalam 4 subtipe tergantung gejala yang
digambarkan oleh pasien.1

Terdapat empat tipe dizziness yaitu vertigo, lightheadedness,


presyncope, dan disequilibrium. Yang paling sering adalah vertigo yaitu sekitar
54% dari keluhan dizziness yang dilaporkan pada primary care. 2

Diagnosis banding vertigo meliputi penyebab perifer vestibular (berasal dari


system saraf perifer), dan sentral vestibular (berasal dari system saraf pusat) dan
kondisi lain. 93% pasien pada primary care mengalami BPPV, acute vestibular
neuronitis, atau menire disease. 2

Karena pasien dengan dizziness seringkali sulit menggambarkan gejala


mereka, menetukan penyebab akan menjadi sulit. Penting untuk membuat
sebuah pendekatan menggunakan pengetahuan dari kunci anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan temuan radiologis akan membantu dokter unutk menegakkan diagnosis
dan member terapi yang tepat untuk pasien. 3

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar


mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar.
Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah
non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalan 4 subtipe tergantung gejala yang
digambarkan oleh pasien. Dizziness dapat berupa vertigo, presinkop (perasaan
lemas disebabkan oleh berkurangnya perfusi cerebral),light-headness,
disequilibrium (perasaan goyang atau tidak seimbang ketika berdiri). 1

B. Epidemiologi

Vertigo merupakan gejala yang sering didapatkan pada individu dengan


prevalensi sebesar 7%. Beberapa studi telah mencoba untuk menyelidiki
epidemiologi dizziness, yang meliputi vertigo dan non vestibular dizziness.
Dizziness telah ditemukan menjadi keluhan yang paling sering diutarakan oleh
pasien, yaitu sebesar 20-30% dari populasi umum. Dari keempat jenis dizziness
vertigo merupakan yang paling sering yaitu sekitar 54%. Pada sebuah studi
mengemukakan vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita disbanding pria
(2:1), sekitar 88% pasien mengalami episode rekuren

C. Anatomi dan Fisiologi Alat Keseimbangan tubuh


1. Anatomi Alat Keseimbangan Tubuh

Terdapat tiga sistem yang mengelola pengaturan keseimbangan


tubuh yaitu : sistem vestibular, sistem proprioseptik, dan sistem optik.
Sistem vestibular meliputi labirin (aparatus vestibularis), nervus
vestibularis dan vestibular sentral. Labirin terletak dalam pars petrosa os
temporalis dan dibagi atas koklea (alat pendengaran) dan aparatus
vestibularis (alat keseimbangan). Labirin yang merupakan seri saluran,
terdiri atas labirin membran yang berisi endolimfe dan labirin tulang berisi

5
perilimfe, dimana kedua cairan ini mempunyai komposisi kimia berbeda
dan tidak saling berhubungan. 4

Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan


tiga pasang kanalis semisirkularis. Otolith terbagi atas sepasang
kantong yang disebut sakulus dan utrikulus. Sakulus dan utrikulus
masing-masing mempunyai suatu penebalan atau makula sebagai
mekanoreseptor khusus. Makula terdiri dari sel-sel rambut dan sel
penyokong. Kanalis semisirkularis adalah saluran labirin tulang yang
berisi perilimfe, sedang duktus semisirkularis adalah saluran labirin
selaput berisi endolimfe. Ketiga duktus semisirkularis terletak saling
tegak lurus. 4

Sistem vestibular terdiri dari labirin, bagian vestibular nervus


kranialis kedelapan (yaitu,nervus vestibularis, bagian nervus
vestibulokokhlearis), dan nuklei vestibularis di bagian otak, dengan
koneksi sentralnya. Labirin terletak di dalam bagian petrosus os
tempolaris dan terdiri dari utrikulus, sakulus, dan tigan kanalis
semisirkularis. Labirin membranosa terpisah dari labirin tulang oleh
rongga kecil yang terisi dengan perilimf; organ membranosa itu sendiri
berisi endolimf. Urtikulus, sakulus, dan bagian kanalis semisirkularis yang
melebar (ampula) mengandung organ reseptor yang berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan. 2

6
Gambar 1. Organ pendengaran dan keseimbangan 4

Tiga kanalis semisirkularis terletak di bidang yang berbeda.


Kanalis semisirkularis lateral terletak di bidang horizontal, dan dua
kanalis semisirkularis lainnya tegak lurus dengannya dan satu sama
lain. Kanalis semisirkularis posterior sejajar dengan aksis os petrosus,
sedangkan kanalis semisirkularis anterior tegak lurus dengannya. Karena
aksis os petrosus terletak pada sudut 450 terhadap garis tengah, kanalis
semisirkularis anterior satu telinga pararel dengan kanalis semisirkularis
posterior telinga sisi lainnya, dan kebalikannya. Kedua kanalis
semisirkularis lateralis terletak di bidang yang sama (bidang horizontal). 5

Masing-masing dari ketiga kanalis semisirkularis berhubungan


dengan utrikulus. Setiap kanalis semisirkularis melebar pada salah satu
ujungnya untuk membentuk ampula, yang berisi organ reseptor sistem

7
vestibular, krista ampularis. Rambut-rambut sensorik krista tertanam pada
salah satu ujung massa gelatinosa yangmemanjang yang disebut kupula,
yang tidak mengandung otolit. Pergerakan endolimf di kanalis
semisirkularis menstimulasi rambut-rambut sensorik krista, yang dengan
demikian, merupakan reseptor kinetik (reseptor pergerakan). 5

Gambar 2. Krista ampularis

Utrikulus dan sakulus mengandung organ resptor lainnya,


makula utrikularis dan makula sakularis. Makula utrikulus terletak di
dasar utrikulus paralel dengan dasar tengkorak, dan makula sakularis
terletak secara vertikal di dinding medial sakulus. Sel-sel rambut
makula tertanam di membrana gelatinosa yang mengandung kristal
kalsium karbonat, disebut statolit. Kristal tersebut ditopang oleh sel-sel
penunjang. 4

Reseptor ini menghantarkan implus statik, yang menunjukkan posisi


kepala terhadap ruangan, ke batang otak. Struktur ini juga memberikan
pengaruh pada tonus otot. Implus yang berasal dari reseptor labirin
membentuk bagian aferen lengkung refleks yang berfungsi untuk
mengkoordinasikan otot ekstraokular, leher, dan tubuh sehingga
keseimbangan tetap terjaga pada setiap posisi dan setiap jenis pergerakan
kepala. 4

8
Stasiun berikutnya untuk transmisi implus di sistem vestibular adalah
nervus vestibulokokhlearis. Ganglion vestibulare terletak di kanalis auditorius
internus; mengandung sel-sel bipolar yang prosesus perifernya menerima input
dari sel resptor di organ vestibular, dan yang proseus sentral membentuk
nervus vestibularis. Nervus ini bergabung dengan nervus kokhlearis, yang
kemudian melintasi kanalis auditorius internus, menmbus ruang
subarakhnoid di cerebellopontine angle, dan masuk ke batang otak di taut
pontomedularis. Serabut-serabutnya kemudian melanjutkan ke nukleus
vestibularis, yang terletak di dasar ventrikel keempat. 4

2. Fisiologi Alat Keseimbangan Tubuh

Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan ditangkap


oleh respetor vestibuler visual dan propioseptik. Dan ketiga jenis reseptor
tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi paling besar, yaitu lebih
dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil
konstibusinya adalah propioseptik. 2

Arus informasi berlangusng intensif bila ada gerakan atau


perubahan gerakan dari kepala atau tubuh, akibat gerakan ini menimbulkan
perpindahan cairan endolimfe di labirin dan selanjutnya bulu (cilia) dari sel
rambut (hair cells) akan menekuk. Tekukan bulu menyebabkan
permeabilitas membran sel berubah sehingga ion Kalsium menerobos masuk
kedalam sel (influx). Influx Ca akan menyebabkan terjadinya depolarisasi
dan juga merangsang pelepasan NT eksitator (dalam hal ini glutamat)
yang selanjutnya akan meneruskan impul sensoris ini lewat saraf aferen
(vestibularis) ke pusat-pusat alatkeseimbangan tubuh di otak. 4

Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama diduga di inti


vertibularis menerima impuls aferen dari propioseptik, visual dan vestibuler.
Serebellum selain merupakan pusat integrasi kedua juga diduga merupakan
pusat komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan informasi
gerakan yang sudah lewat, oleh karena memori gerakan yang pernah
dialami masa lalu diduga tersimpan di vestibuloserebeli. Selain serebellum,

9
informasi tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori prefrontal korteks
serebri. 2

D. Etiologi Vertigo Sentral


1. Supratentorial
- Trauma
- Epilepsi
2. Infratentorial
- Insufisiensi vertebrobasiler
3. Obat

Beberapa obat ototoksik dapat menyebabkan vertigo yang disertai


tinitus dan hilangnya pendengaran. Obat-obat itu antara lain aminoglikosid,
diuretik loop, antiinflamasi nonsteroid, derivat kina atau antineoplasitik
yang mengandung platina. Streptomisin lebih bersifat vestibulotoksik,
demikian juga gentamisin; sedangkan kanamisin, amikasin dan
netilmisin lebih bersifat ototoksik. Antimikroba lain yang dikaitkan dengan
gejala vestibuler antara lain sulfonamid, asam nalidiksat, metronidaziol dan
minosiklin. Terapi berupa penghentian obat bersangkutan dan terapi fisik,
penggunaan obat supresan vestibuler tidak dianjurkan karena jusrtru
menghambat pemulihan fungsi vestibluer. Obat penyekat alfa adrenergik,
vasodilator dan antiparkinson dapat menimbulkan keluhan rasa melayang
yang dapat dikacaukan dengan vertigo.7

E. Gejala Klinis
Gejala klinis pasien dengan dizziness dan vertigo dapat berupa gejala
primer, sekunder ataupun gejala non spesifik. Gejala primer diakibatkan
oleh gangguan pada sensorium. Gejala primer berupa vertigo, impulsion,
oscilopsia, ataxia, gejala pendengaran. Vertigo, diartikan sebagai sensasi
berputa. Vertigo dapat horizontal, vertical atau rotasi. Vertigo horizontal
merupa tipe yang paling sering, disebabkan oleh disfungsi dari telinga
dalam. Jika bersamaan dengan nistagmus, pasien biasanya merasakan
sensasi pergerakan dari sisi yang berlawanan dengan komponen lambat.
Vertigo vertical jarang terjadi, jika sementara biasanya disebabkan oleh

10
BPPV. Namun jika menetap, biasanya berasal dari sentral dan disertai dengan
nistagmus dengan gerakan ke bawah atau ke atas. Vertigo rotasi merupakan jenis
yang paling jarang ditemukan. Jika sementara biasnaya disebabakan BPPV
namun jika menetap disebabakan oleh sentral dan biasanya disertai dengan
rotator nistagmus. 12

Impulsi diartikan sebagai sensasi berpindah, biasanya dideskrepsikan


sebagai sensais didorong atau diangkat. Sensasi impulse mengindikasi
disfungsi apparatus otolitik pada telinga dalam atau proses sentral sinyal
otolit. Oscilopsia ilusi pergerakan dunia yang dirovokasi dengan pergerakan
kepala. Pasien dengan bilateral vestibular loss akan takut untuk membuka
kedua matanya. Sedangkan pasien dnegan unilateral vestibular loss akan
mengeluh dunia seakan berputar ketika pasien menoleh pada sisi telinga yang
mengalami gangguan. Ataksia adalah ketidakstabilan berjalan, biasnaya
universal pada pasien dengan vertigo otologik dan sentral. Gejala
pendengaran biasanya berupa tinnitus, pengurangan pendengaran atau distorsi
dan sensasi penuh di telinga. Gejala sekunder meliputi mual, gejala otonom,
kelelahan, sakit kepala, dan sensivitas visual. Gejala nonspesifik berupa
giddiness dan light headness. Istilah ini tidak terlalu memiliki makna pada
penggunaan biasanya. Jarang dignkan pada pasien dengan disfungsi telinga
namun sering digunakan pada pasien vertigo yang berhubungan dengan
problem medic. 12

Suatu informasi penting yang didapatkna dari anamnesis dapat digunakan


untuk membedakan perifer atau sentral meliputi: 2

 Karekteristk dizziness

Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah


sensasi berputar, atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau lihat
headness, atau hanya suatu perasaan yang berbeda (kebingungan)

 Keparahan

Keparahan dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya: pada


acute vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang

11
dalam beberapa hari kedepan. Pada Ménière’s disease, pada awalnya
keparahan biasanya meningkat dan kemudian berkurang setelahnya.
Sedangakan pasien mengeluh vertigo ynag menetap dan konstan
mungkin memilki penyebab psikologis. 3

 Onset dan durasi vertigo

Durasi tiap episode memiliki nilai diagnostic yang signifikan,


semakin lama durasi vertigo maka kemungkinan kea rah vertigo sentral
menjadi lebih besar. Vertigo perifer umumnya memilki onset akut
dibandingkan vertigo sentral kecuali pada cerebrovascular attack.
Perbedaan onset dan durasi maisng-masing penyebab vertigo dapat
dilihat pada table 4. 2

Vertigo sentral biasanya berkembang bertahap (kecuali pada vertigo


sentral yang berasal dari vascular misalnya CVA). Lesi sentral biasanya
menyebabkan tanda neurologis tambahan selain vertigonya,
menyebabkan ketidakseimbnagan yang parah, nystagmus murni
vertical, horizontal atau torsional dan tidak dapat dihambat oleh
fiksasi mata pada objek.

Tabel 2. Perbedaan Durasi gejala untuk berbagai Penyebab vertigo 2

Durasi episode Kemungkinan diagnosis


Beberapa detik Peripheral cause: unilateral loss of
vestibular
function; late stages of acute vestibular
neuronitis
Detik sampai menit Benign paroxysmal positional vertigo;
perilymphatic fistula
Beberapa menit sampai satu Posterior transient ischemic attack;
jam perilymphatic fistula
Beberapa jam Ménière’s disease; perilymphatic fistula
from
trauma or surgery; migraine; acoustic
neuroma
Beberapa hari Early acute vestibular neuronitis*; stroke;
migraine; multiple sclerosis

12
Beberapa minggu Psychogenic

Tabel 3. Klinis vertigo vestibular, perifer dan sentral 9

Perifer Sentral
Bangkitan vertigo Mendadak Lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala (+) (-)
Gejala otonom (++) (-)
Gangguan pendengaran (+) (-)

Selain itu kita bisa membedakan vertigo sentral dan perifer berdasarkan
nystagmus. Nystagmus adalah gerakan bola mata yang sifatnya involunter,
bolak balik, ritmis, dengan frekuensi tertentu. Nystagmus merupakan bentuk
reaksi dari refleks vestibulo oculer terhadap aksi tertentu. Nystagmus bisa bersifat
fisiologis atau patologis dan manifes secara spontan atau dengan rangsangan alat
bantu seperti test kalori, tabung berputar, kursi berputar, kedudukan bola mata
posisi netral atau menyimpang atau test posisional atau gerakan kepala. 7

Tabel 4. Membedakan nystagmus sentral dan perifer adalah sebagai berikut


:7

No Nystagmus Vertigo sentral Vertigo perifer


1. Arah Berubah-ubah Horizontal/horizontal
rotatoar
2. Sifat Unilateral/bilateral Bilateral
3. Test posisional
- Latensi Singkat Lebih lama
- Durasi Lama Singkat
- Intensitas Sedang Larut/sedang
- Sifat Susah ditimbulkan Mudah ditimbulkan
4. Test dengan Dominasi arah jarang Sering ditemukan
rangsang (kursi ditemukan

13
putar, irigasi
telinga)
5. Fiksasi mata Tidak pengaruh Terhambat

 Gejala Penyerta

Gejala penyerta berupa penurunan pendengaran, nyeri, mual, muntah


dan gejala neurologis dapat membantu membedakan diagnosis penyebab
vertigo. Kebanyakan penyebab vertigo dengan gangguan pendengaran
berasal dari perifer, kecuali pada penyakit serebrovaskular yang mengenai
arteri auditorius interna atau arteri anterior inferior cebellar. Nyeri yang
menyertai vertigo dapat terjadi bersamaan dengan infeksi akut telinga
tengah, penyakit invasive pada tulang temporal, atau iritasi meningeal.
Vertigo sering bersamaan dengan muntah dan mual pada acute vestibular
neuronitis dan pada meniere disease yang parah dan BPPV.

Pada vertigo sentral mual dan muntah tidak terlalu parah. Gejala
neurologis berupa kelemahan, disarthria, gangguan penglihatan dan
pendengaran, parestesia, penurunan kesadaran, ataksia atau perubahan lain
pada fungsi sensori dan motoris lebih mengarahkan diagnosis ke vertigo
sentral misalnya penyakit cererovascular, neoplasma, atau multiple
sklerosis. Pasien denga migraine biasanya merasakan gejala lain yang
berhubungan dengan migraine misalnya sakit kepala yang tipikal
(throbbing, unilateral, kadnag disertai aura), mual, muntah, fotofobia, dan
3
fonofobia. 21-35 persen pasien dengan migraine mengeluhkan vertigo.

F. Diagnnosis
1. Anamnesis
Anamnesis yang cermat dapat memberikan petunjuk membedakan antara
vertigo sentral dan perifer. Gejala vertigo perifer biasanya disertai dengan
mual, muntah, gangguan telinga dan onset mendadak, tanpa ada defisit
neurologis lain (kelemahan saraf kranialis). Sedangkan pada sentral vertigo,
biasanya onsetnya gradual (kecuali stroke), dengan gejala yang intensitas
lebih rendah dibandingkan vertigo perifer. Apabila ada kecurigaan vertigo

14
sentral yang berkaitan dengan stroke, dapat dijumpai faktor risiko stroke
misalnya hipertensi, atrial fibrilasi, adanya riwayat stroke, dan usia lanjut.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang teliti meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital,
pemeriksaan neurologis, dan jantung. Pemeriksaan yang penting pada vertigo
sentral diantaranya :
1. Kesadaran
Penurunan kesadaran dapat merupakan suatu tanda lesi pada batang
otak.
2. Nistagmus
Nistagmus merupakan salah satu kunci penting untuk menegakkan
diagnosis perifer atau sentral.
Nistagmus Sentral Perifer
Tipe Horizontal, torsional, Horizontal, torsional
vertikal
Arah Dapat berubah Unilateral
Intensitas nistagmus Tidak terpengaruh Menurun
dipengaruhi oleh
fiksasi
Fatigability Tidak menghilang Berkurang atau
pada pemeriksaan menghilang pada
berulang-ulang pemeriksaan berulang-
ulang

3. Kelemahan saraf kranialis


Kelemahan saraf kranialis lain, misalnya N . III, N.VII, N XII. Secara
klinis ditunjukkan dengan wajah merot, gaze palsy, disartria.
4. Pemeriksaan motorik dan refleks patologis
Adanya hemiparesis atau hemiplegi, hemihipestesia, dan refleks patologis
menunjukkan adanya lesi sentral
5. Tanda lesi serebelum
Ataksia menunjukkan adanya ciri khas dari lesi serebellum.

15
6. Pemeriksaan jantung
Adanya aritmia atau murmur dapat merupakan faktor risiko vertigo
sentral.
7. Pemeriksaan keseimbangan (pemeriksaan khusus neuro-otologi
• Tes nistagmus:
Nistagmus disebutkan berdasarkan komponen cepat, sedangkan
komponen lambat menunjukkan lokasi lesi: unilateral, perifer,
bidireksional, sentral.
• Tes Rhomberg :
Jika pada keadaan mata terbuka pasien jatuh, kemungkinan kelainan
pada serebelum. Jika pada mata tertutup pasien cenderung jatuh ke
satu sisi, kemungkinan kelainan pada system vestibuler atau
proprioseptif.
• Tes rhomberg dipertajam (Sharpen Rhomberg): Jika pada keadaan
mata terbuka pasien jatuh, kemungkinan kelainan pada serebelum.
Jika pada mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi,
kemungkinan kelainan pada system vestibuler atau proprioseptif.
• Tes jalan tandem: pada kelainan serebelar, pasien tidak dapat
melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu sisi. Pada kelaianan
vestibuler, pasien akan mengalami deviasi.
• Tes Fukuda, dianggap abnormal jika deviasi ke satu sisi lebih dari 30
derajat atau maju mundur lebih dari satu meter.
• Tes past pointing, pada kelainan vestibuler ketika mata tertutup maka
jari pasien akan deviasi ke arah lesi. Pada kelainan serebelar akan
terjadi hipermetri atau hipometri.
8. Pemeriksaan lain
HINTS test adalah pemeriksaan klinis sederhana yang dapat
memngidentifikasi adanya vertigo sentral yaitu :
a. Head impulse untuk menilai fungsi refleks vestibulo ocular
Pemeriksa duduk di depan pasien, dengan kedua tangan memegang
kepala pasien di samping. Pandangan pasien fokus pada hidung
pemeriksa. Secara cepat dan mendadak pemeriksa menggerakkan

16
kepala pasien ke samping kanan atau kiri. Kemudian di evaluasi adanya
gerakan sakadik. Pada individu normal, mata tetap bisa memfiksasi
fokus penglihatan (di hidung pemeriksa). Sedangkan bila terjadi
gangguan, akan muncul gerakan sakadik, untuk memfiksasi fokus
penglihatan.
b. Nistagmus
Adanya nistagmus dinilai dari nistagmus spontan, dan saat mata
dilirikkan ke kiri dan kanan.
c. Test of Skew
Tes spesifik untuk mengetahui keterlibatan batang otak. Adanya skew,
dapat membedakan false (+) dari head impulse karena gangguan
vestibuler perifer. Skew ini menunjukkan adanya diskonjugasi
pandangan vertikal pada lesi vestibuler sentral. Cara pemeriksaan :
pandangan pasien fokus pada hidung pemeriksa, kemudian tutupi salah
satu mata dengan kertas. Kemudian secara cepat buka penutup mata.
Evaluasi adanya gerakan mata untuk mensejajarkan ke dua mata. Ulangi
untuk mata sebelahnya.
Pemeriksaan HINT test yang negatif dapat menyingkirkan adanya
stroke lebih baik dibandingkan DWI MRI yang negatif dalam 24-48
jam pertama setelah onset gejala, dengan spesifitas 96%.
HINTS test Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Head Impulse Abnormal unilateral Bilateral abnormal, bila
(ke sisi telinga yang unilateral diikuti
sakit) sensorineural hearing
loss
Nistagmus Horizontal, arah tetap Vertikal, torsional, atau
horizontal yang berubah
arah
Test of Skew Negatif Positif

17
Algoritma

Stroke Ve rtebrobasiler (terutama


≥1 PICA, AICA dan SCA
Sindrom Vestibuler Akut
1. Onset akut vertigo/dizzines
2. Intoleransi gerakan kepala
3. Nistagmus spontan atau 1. Adanya skew deviation
dipicu lirikan 2. Head Impulse Test normal
4. Ketidakstabilan saat berjalan 3. Adanya nistagmus tipe sentral
5. Mual dan atau muntah Arah nistagmus berubah saat
6. Durasi ≥ 24 jam lirikan eksentris
Nistagmus vertikal atau rotatoar
Nistagmus periodik alternating
Nistagmus yang berubah arah
setelah head shaking test
See saw nystagmus
4. Intensitas nistagmus tidak
berkurang dengan fiksasi visual

1. Stroke Vertebrobasiler
(-) terutama disebabkan stroke
area AICA
≥1 2. Labirintis perifer atau
berasal dari nervus
1. Diikuti oleh sensorineural vestibularis
hearing loss
2. Instabilitas postural berat
3. Onset gejala hiperakut dan Vestibular Neuritis
mencapai intensitas maksimum (-)
dalam beberapa menit

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan etiologi. Dapat
dipertimbangkan pemeriksaan sebagai berikut :
• Pemeriksaan darah rutin seperti elektrolit, kadar gula darah
direkomendasikan bila ada indikasi tertentu dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisis.
• CT Scan atau MRI Brain

G. Diagnosis banding
• Stroke vertebrobasilar
• Penyakit demielinisasi

18
• Meniere disease
• Neuritis vestibulari

H. Tatalaksana
Penatalaksanaan vertigo sentral tergantung dari penyebabnya.
Medikamentosa
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita sering kali merasa
sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan
pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus
terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan yang
sering digunakan:

1. Antihistamin (dimenhidrinat, difenhidramin, meksilin, siklisin)


• Dimenhidrinat lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Obat dapat diberi per
oral atau parenteral (suntikan intramuskular dan intravena), dengan dosis
25 mg – 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari.
• Difenhidramin HCl. Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan
dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per oral.
• Senyawa Betahistin (suatu analog histamin):
a) Betahistin Mesylate dengan dosis 12 mg, 3 kali sehari per oral.
b) Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3 kali sehari. Maksimum 6
tablet dibagi dalam beberapa dosis.

2. Kalsium Antagonis
Cinnarizine, mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular dan dapat
mengurangi respons terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis
biasanya ialah 15-30 mg, 3 kali sehari atau 1x75 mg sehari.

Operatif
Tindakan operatif untuk kasus-kasus
1. Spondilosis servikalis bila ada penekanan pada arteria vertebralis
2. Tumor / perdarahan serebellum

19
3. Tumor serebello pontin
4. Tumor ventrikel IV
Rehabilitasi
Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular exercise) dengan metode
BrandDaroff.

Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua tungkai


tergantung, dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat ke
salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik. Setelah itu duduk kembali.
Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi lain. Pertahankan selama
30 detik, lalu duduk kembali. Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang
dan malam hari masingmasing diulang 5 Kali serta dilakukan selama 2
minggu atau 3 minggu dengan latihan pagi dan sore hari.

20
BAB III

KESIMPULAN

Vertigo merupakan suatu perasaan gangguan keseimbangan yang seringkali


dinyatakan sebagai rasa pusing, sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia
sekelilingnya berputar. Vertigo vestibular dibagi menjadi dua yaitu vertigo perifer
dan vertigo sentral. Vertigo perifer merupakan vertigo yang terjadi akibat gangguan
organ keseimbangan tubuh di labirin (telinga dalam) atau di saraf kranial VIII (Saraf
Vestibulokoklear) divisi vestibular, sedangkan Vertigo sentral merupakan vertigo
yang terjadi akibat gangguan organ keseimbangan tubuh di sistem saraf pusat, baik
di pusat integrasi (serebelum dan batang otak)maupundiareapersepsi(korteks).

Penegakan diagnosis dari vertigo sentral diperoleh melalui anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Prinsip utama penatalaksanaan
vertigo sentral adalah adalah terapi kausal dan simptomatik dengan tujuan utama
terapi yaitu, mengupayakan tercapainya kualitas hidup yang optimal sesuai dengan
perjalanan penyakitnya, dengan mengurangi atau menghilangkan sensasi vertigo
dengan efek samping obat yang minimal

21
Daftar Pustaka

1. Shahrami A, Norouzi M, Kariman H, et al. True vertigo patients in emergency


department an epidemiologic study. Emergency. 2016; 4 (1): 25-28
2. Venhovens J, Meulstee J, Verhagen WIM. Acute vestibular syndrome: a
critical review and diagnostic algorithm concerning the clinical differentiation
of peripheral versus central aetiologies in the emergency department. J Neurol.
2016
3. Kim HA, Lee H. Recent advances in central acute vestibuler syndrome of a
vascular cause. Journal of the Neurological Sciences. 2012; 321 : 17-22
4. Lee SH, Kim JS. Acute diagnosis and management of stroke presenting
dizziness or vertigo. Neurol clin. 2015;
5. Kim JS, Lee H. Vertigo due to posterior circulation stroke. Semin Neurol.
2013; 179-84.
6. Kim HA, Yi HA, Lee H. Recent advances in cerebellar ischemic stroke
syndromes causing vertigo and hearing loss.
7. Perdossi, 2016. Panduan Praktis Klinis Neurologi.

22

Anda mungkin juga menyukai