PADA DIARE
Guidotti M et al:
gangguan menyeluruh sistem susunan saraf
pusat (SSP) akibat kelainan primer atau
sekunder di mana pasien sebelumnya sehat atau
tanpa kelainan neurologis.
Ensefalopati akut:
- kelainan SSP akut
- oleh kelainan primer ataupun sekunder
- sebelumnya normal
- penurunan derajat kesadaran yang cepat
Gejala lain:
berupa sakit kepala, tangis yang melengking
(high pitched crying), kejang, dan kelumpuhan
saraf otak serta saraf sensori-motoris
Etiologi ensefalopati
Kelainan metabolik:
- gangguan keseimbangan air dan elektrolit (ureum,
kreatinin, kalsium, osmolalitas plasma)
- hipoglikemia
- inborn errors of metabolism
iatrogenik dan toksik
infeksi intrakranial
ensefalopati parainfeksi
autoimun
penyebab vaskuler
neurologik primer
Patofisiologi diare
Kehilangan:
Air
Natrium
Kalium
Bikarbonat
Magnesium
Kalsium
.........patofisiologi diare
BB Kebutuhan ml/hari
< 10 kg 100 ml/kg BB
11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kg di atas BB 10 kg
> 20 kg 1500 ml + 20 ml/kg di atas BB 20 kg
…….mekanisme dan manifestasi klinis
gangguan keseimbangan air
Glukosa BUN
Osmolalitas plasma = 2 x Na plasma + 18 + 2,8
dalam mEq/L
Na K HCO3 Cl
Non-kolera 56 25 14 55
Kolera 101 27 32 92
Rotavirus 26 44 17 7
Plasma 131-150 3,5-5,5 19-30 100-106
…….mekanisme dan manifestasi klinis
gangguan keseimbangan elektrolit
Dehidrasi isonatremik
Proporsi jumlah air dan Na yang hilang lewat tinja
relatif sama:
► Kadar natrium plasma normal
► Osmolalitas plasma normal
► Jumlah total cairan tubuh berkurang
► Tidak terjadi pergeseran air ke dalam sel-sel otak
Wathen JE et al:
Dehidrasi isonatremia 96%
Dehidrasi hiponatremia 3%
Dehidrasi hipernatremia 1%.
…….mekanisme dan manifestasi klinis
gangguan keseimbangan elektrolit
Ewout J H et al:
dari 131 pasien diare 96 (73%) dengan
hiponatremia 40 (42%) terjadi setelah
perawatan di RS karena penggunaan
cairan hipotonik untuk kebutuhan
pemeliharaan
…….mekanisme dan manifestasi klinis
gangguan keseimbangan elektrolit
Michel L Moritz:
20% penyebab hipernatremia adalah diare
Etiologi:
diare, muntah, hiperventilasi, anoreksia,
demam, pemberian cairan Na hipertonis
…….mekanisme dan manifestasi klinis
gangguan keseimbangan elektrolit
Tabel 4: Gejala dehidrasi isotonik, hipertonik,
dan hipotonik
Gejala klinik Isotonik Hipertonik Hipotonik
Keadaan umum Apatis Gelisah Koma
Kulit Dingin Bervariasi Dingin
Selaput lendir Basah Kering Basah
Turgor & tonus Sangat kurang Sedikit kurang Sangat kurang
UUB Cekung Cekung Cekung
Mata Cekung Cekung Cekung
Nadi Cepat & lemah Cepat dan keras Sangat lemah
Terjadinya syok Bervariasi Lambat Cepat
Tekanan darah Rendah Rendah Sangat rendah
Hipokalemia (1)
Kalium:
- kation intraselular yang mengatur fungsi sel
- Konsentrasi K intraseluler: 150 mEq/L
- Konsentrasi ekstraseluler bervariasi 3,5-5,5 mEq/L
- Perbandingan K intra dan ekstraselular penting
pada resting membrane potensial
Hipokalemia (3)
Gejala hipokalemia:
- kelemahan umum
- reflek menurun
- bising usus menurun sampai hilang dan abdomen
menjadi tegang
- letargi, kacau hingga koma
- kemampuan ginjal untuk memekatkan urin
berkurang
EKG:
- repolarisasi ventrikel yang terhambat
- depresi pada ST, gelombang T yang rendah
- interval Q-T yang memanjang
- peninggian gelombang V
…….mekanisme dan manifestasi klinis
gangguan keseimbangan elektrolit
Hipomagnesemia (1)
Magnesium (Mg):
- kation intraseluler
- berikatan dengan protein dan molekul bermuatan
negatif
Hipomagnesemia (2)
Kehilangan Mg lewat saluran cerna dan ginjal
penyebab utama dari hipomagnesemia
Kehilangan Mg pada diare > 200 mg/L tinja
Steatorea mempermudah kehilangan Mg karena
adanya formasi garam magnesium-lipid
Hipomagnesemia: kadar magnesium plasma
kurang dari 1,5 mg/dL
Gejala klinis:
anoreksia, letargi, muntah-muntah, tetani,
aritmia, kejang, interval PR dan interval QT
memanjang
…….mekanisme dan manifestasi klinis
gangguan keseimbangan elektrolit
Hipokalsemia (1)
Fungsi Kalsium (Ca):
- koagulasi darah
- komunikasi seluler
- eksositosis
- endositosis
- kontraksi otot
- transmisi neuromuskuler
Hipokalsemia (2)
Hipokalsemia:
kadar kalsium plasma kurang dari 7 mg/dL, atau
8,8 mg/dL bila disertai gejala klinis
Gambaran klinis:
Ringan: pasien nampak bingung, ensefalopati,
depresi, dan psikosis.
Berat : tetani, kejang, laringospasme, dan nyeri otot
Pemeriksaan neurologi:
tanda Chvostek
tanda Trousseau
…….mekanisme dan manifestasi klinis
Gangguan keseimbangan
asam-basa
Mekanisme kompensasi agar pH tetap normal
sesuai dengan persamaan Henderson
Hesselbach:
pH = 6,1 + log HCO3
H2CO3
Manifestasi neurologik:
- kesadaran cepat menurun delirium-koma
- kadang-kadang disertai kejang
…….mekanisme dan manifestasi klinis
Hipoglikemia
Wethan JE et al:
- 9,9% pasien diare mengalami hipoglikemia.
- peneliti lain sebelumnya 2-3%
Tanda:
- kesadaran menurun sampai koma
- lemas
- peka rangsang
- tremor
- berkeringat
- pucat
- syok
Hipoglikemia:
kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg%
pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak
Tanda dan gejala klinis lainnya
Aktifitas motorik
Gejala khas yang timbul pada keadaan stupor:
tremor, asteriksis dan mioklonus multifokal
Gejala tidak khas: kelainan pada tenaga, tonus,
dan refleks
Kejang biasanya timbul pada saat koma
Refleks pupil
Refleks cahaya pupil masih ada
Depresi pernafasan
Rigiditas deserebrasi atau flaksiditas
.........tanda dan klinis lainnya
Elektroensefalogram (EEG)
Perlambatan yang bersifat difus
Aktivitas lambat dengan amplitudo tinggi yang kadang-
kadang disertai gelombang tajam
.........tanda dan klinis lainnya
CT scan kepala
Hiponatremia menunjukkan gambaran edema otak
Hipernatremia menunjukkan adanya pengerutan otak
intoksikasi air edema
Bayi dengan hipernatremia area dengan densitas
rendah di daerah basal ganglia
Khusus:
- Memperbaiki sirkulasi
- Evaluasi dan koreksi gangguan
keseimbangan elektrolit, asam-basa,
dan hipoglikemia
Lanjutan
Tata laksana khusus
Mengatasi dehidrasi berat (syok)
Tujuan terapi cairan:
- memperbaiki sirkulasi pada keadaan syok
- mengganti defisit
- rumatan
Diindikasikan untuk menggunakan cairan
parenteral
Jenis cairan: ringer laktat (RL), ringer asetat
atau NaCl 0,9%
..........tata laksana
khusus
Koreksi hiponatremia
Perbaiki sirkulasi
Kadar Na serum kurang dari 120 mEq/l koreksi
dengan Na hipertonik berdasarkan rumus:
Finberg:
- Koloid: Albumin 5% 20 ml/kg dalam 30-40 menit
- Natrium 75-80 mEq dalam dekstrose 5% sebanyak
50 mL/kg dalam 4-5 jam bila anuria
Koreksi hipomagnesemia
Hipomagnesemia: darurat
Tatalaksana awal: 2-4 gr magnesium sulfat
dalam 50 ml dekstrose 5% dalam 5-10 menit
dapat diulangi sampai total 10 gr dalam 6 jam
berikutnya
Lanjutkan penggantian selama 3 sampai 7 hari
dengan 48 mEq/L/24 jam
Jika tidak berat ganti dengan 0,03-0,06 gr/kg
BB/hari dalam 4-6 dosis sampai kadar
magnesium plasma normal
..........tata laksana
khusus
Koreksi hipokalsemia
Tatalaksana: kadar Ca harus dikoreksi menurut kadar
albumin.
Ca koreksi = Ca plasma terukur + {0,8 x (kadar
albumin plasma normal – terukur)}
Jika simtomatik: 10 ml kalsium glukonat 10% selama
15-30 menit lanjutkan dengan 60 ml kalsium glukonat
dalam dekstrose 5% dengan kecepatan 0,5-2 mg/kg
BB/jam
Ukur kadar kalsium setiap beberapa jam
Jika didapatkan hipomagnesemia harus dikoreksi
..........tata laksana
khusus
Penanganan hipoglikemia
Penanganan Kejang