Anda di halaman 1dari 20

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa

Panti Bina Sosial Bangun Insan Daya

Referat
Skizofrenia Paranoid

Oleh:

Bernadina S !ewowerang
""#$%"&#%'(
Pem)im)ing :
dr* Dan +idayat Sp*KJ

,akultas Kedokteran -ni.ersitas Kristen Krida /a0ana


Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061
Pendahuluan

Pada dasarnya, setiap manusia menghen daki hidup dan kehidupan yang tenang, tentram dan
bahagia, meskipun tidak selamanya kemauan dan keinginan tersebut tercapai. Salah satu gangguan
jiwa yang merupakan permasalahan kesehatan di seluruh dunia adalah skizofrenia. Para pakar
kesehatan jiwa menyatakan bahwa semakin modern dan industrial suatu masyarakat, semakin besar
pula stressor psikososialnya, yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena tidak
mampu mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah gangguan jiwa skizofrenia.

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai salah satu tipe skizofrenia
yaitu tipe paranoid. Jenis skizofrenia ini agak berbeda dari jenis-jenis yang lain dalam jalannya
jenis penyakit. Jenis ini mulai sesudah umur 3 tahun, penderita mudah tersinggung, cemas, suka
menyendiri, agak congkak dan kurang percaya pada orang lain. !al ini dilakukan penderita
karena adanya waham kebesaran dan atau waham kejar ataupun tema lainnya disertai juga
dengan halusinasi yang berkaitan.

Isi
Se1arah

"esarnya masalah klinis skizofrenia secara terus-menerus telah menarik perhatian tokoh-
tokoh utama psikiatri dan neurologi sepanjang sejarah gangguan ini. #ua tokoh tersebut adalah
$mil %raepelin &'()*-'+ * dan $ugen "leuler &'() -'+3+ . Sebelumnya, "enedict /orel &'( +-'( 3 ,
seorang psikiater perancis, menggunakan istilah demence precoce untuk pasien dengan
penyakit yang dimulai pada masa remaja yang mengalami perburukan0 %arl 1udwig %ahlbaum
&'( (-'(++ menggambarkan gejala katatonia0 $wold !acker &'(23-'+ + menulis mengenai perilaku
aneh pada pasien dengan hebefrenia.

$mile %raepelin

%raepelin menerjemahkan istilah demence precoce dari /orel menjadi #emensia prekoks,
suatu istilah yang menekankan proses kognitif &demensia dan awitan dini &prekoks yang nyata
dari gangguan ini. Pasien dengan demensia prekoks digambarkan memiliki perjalanan penyakit
yang memburuk dalam jangka waktu lama dan gejala klinis umum berupa
halusinasi dan waham. %raepelin membedakan pasien ini dengan mereka yang di klasifikasikan
menderita psikosis-depresif yang mengalami episode nyata penyakit yang berselang-seling
dengan periode berfungsi normal. ejala utama pasien dengan paranoia adalah waham kejar
persisten dan pasien tersebut digambarkan tidak begitu mengalami perjalanan penyakit

demensia prekoks yang memburuk serta gejala intermiten psikosis manik-depresif. '

$ugen "leuler

"leuler mencetuskan istilah skizofrenia, yang menggantikan demensia prekoks dalam


literatur. 4a memilih istilah tersebut untuk menunjukan adanya skisme &perpecahan, pen. antara
pikiran, emosi, dan perilaku pada pasien dengan gangguan ini. "leuler menekankan bahwa, tak
seperti konsep %raepelin tentang demensia prekoks, skizofrenia tak harus memiliki perjalanan
penyakit yang memburuk. Sebelum dipublikasikannya edisi ketiga diagnostic and statistical
manual of mental disoder &#S/ 444 , insidensi skizifrenia di 5merika Serikat &dengan para
psikiater mengikuti prinsip "leuler meningkat hingga mungkin mencapai dua kali insidensi di
$ropa & dengan para psikiater mengikuti prinsip %raepelin . Setelah #S/ 444 diterbitkan,
diagnosis skizofrenia di 5merika Serikat beralih ke konsep %raepelin. 6amun, istilah skizofrenia

dari "leuler menjadi label yang diterima secara internasional untuk gangguan ini. '

$mpat 5

"leuler mengindentifikasikan gejala fundamental &atau primer skizofrenia yang spesifik untuk
membangun teori mengenai perpecahan mental interna pada pasien. ejala tersebut meliputi
gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran0 gangguan afektif, autisme, dan ambi7alensi,

yang dirangkumkan menjadi empat 58 asosiasi, afek, autisme, dan ambi7alensi. "leuler juga
mengidentifikasi gejala asesoris &sekunder , yang banyak menambah pemahaman mengenai

skizofrenia.'

2tiologi
Skizofrenia didiskusikan seolah-olah sebagai suatu penyakit tunggal namun kategori
diagnostiknya mencakup sekumpulan gangguan, mungkin dengan kausa heterogen tapi dengan
perilaku yang sedikit banyak berupa. Pasien skizofrenia menunjukan presentasi klinis, respons
'
terhadap terapu dan perjalan penyakit yang berbeda-beda.
Biologi

9idak ada gangguan fungsional dan struktur yang patognomonik ditemukan pada
penderita skizofrenia. /eskipun demikian beberapa gangguan organic dapat terlihat pada
subpopulasi pasien. angguan yang paling banyak dijumpai yaitu pelebaran 7entrikel tiga dan
lateral yang stabil yang kadang-kadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit0 atropi bilateral
lobus temporal medial dan lebih spesifik yaitu girus parahipokampus, hipokampus dan amigdala0
disorientasi spasial sel pyramid hipokampus dan penurunan 7olume korteks prefrontal
dorsolateral. "eberapa penelitian melaporkan bahwa semua perubahan ini tampaknya statis dan
telah dibawa sejak lahir, dan pada beberapa kasus perjalanannya progresif. 1okasinya
menunjukan gangguan perilaku yang ditemui pada skizofrenia0 misalnya gangguan hipokampus
dikaitkan dengan impermen memori dan atropi lobus frontalis dihubungkan dengan symptom
negates skizofrenia. Penemuan lain yaitu adanya antibody sitomegalo7irus dalam cairan
serebrospinalis, lomfosit atipikal tipe P, gangguan fungsi hemisfer kiri, gangguan tranmisi dan
pengurangan ukuran korpus kalosum, pengecilan 7ermis serebri, penurunan aliran darah dan
metabolism glukosa di lobus frontal &dilihat dengan P$9 , kelainan $$ , $PP3 auditorik, sulit
memusatkan perhatian, dan perlambatan waktu reaksi, serta berkurangnnya kemampuan
menamakan benda.

Pada indi7idu yang berkembang menjadi skizofrenia terdapat peningkatan insiden komplikasi
persalinan premature berat badan lahir rendah, lahir pada masa epidemic influenza, lebih besar
kencenderungan lahir pada akhir musim dingin atau awal musim panas, dan terdapat gangguan
neurologi minor. %emaknaan penemuan-penemuan ini belum diketahui. "agaimanapu n, ini

menunjukan adanya dasar biologic dan heterogenitas skizofrenia.

Biokimia

$tiologi biokimia skizofrenia belum diketahui. !ipotesis yang paling banyak yaitu adanya
gangguan neurotransmitter sentral yaitu terjadinya peningkatan akti7itas dopamine sentral
&hipotesis dopamine . !ipotesis ini dibuat berdasarkan tiga penemuan utama 8

' $fekti7itas obat-obat neuroleptic &misalya fenotiazin pada skizofrenia, ia bekerja


memblok reseptor dopamine pasca sinaps &tipe # .
9erjadinya psikosis akibat penggunaan amfetamin. Psikosis yang terjadi sukar dibedakan,
secara klinik, dengan psikosis skizofrenia paranoid akut. 5mfetamin melepaskan
dopamine sentral. Selain itu, amfetamin juga memperburuk skizofrenia.
3 5danya peningkatan jumlah reseptor # di nucleus kaudatus, nucleus akumben, dan
putamen pada skizofrenia.

Penelitian reseptor #', #), dan #2, saat ini tidak memberika banyak hasil. 9eori lain yaitu
peningkatan serotonin disusunan saraf pusat &terutama )!9 5 dan kelebihan 6$ di forebrain

limbic &terjadi pada beberapa penderita skizofrenia . Setelah pemberian obat yang bersifat
antagonis terhadap neurotransmitter tersebut terjadi perbaikan klinik skizofrenia.

3enetika

Skizofrenia mempunyai komponen yang diturunkan secara signifikan, kompleks dan


poligen. Sesuai dengan penelitian hubungan darah, skizofrenia adalah gangguan bersifat
keluarga &misalnya terdapat dalam keluarga . Semakin dekat hubungan kekerabatan semakin
tinggi resiko. Pada penelitian anak kembar, kembar monozigot mempunyai resiko 2-* kali lebih
sering menjadi sakit bila dibandingkan dengan kembar dizigot. Pada penelitian adopsi, waktu
lahir, oleh keluarga normal, peningkatan angka sakitnya sama dengan bila anak-anak tersebut
diasuh sendiri oleh orang tuanya yang skizofrenia. :rekuensi kejadian gangguan non-psikotik
meningkat pada keluarga skizofrenia dan secara genetic dikaitkan dengan gangguan kepribadian
ambang dan skizotipal, gangguan obsesif-kompulsi, dan kemungkinan dihubungkan dengan
gangguan kepribadian paranoid dan anti sosial.

,aktor Keluarga

%ekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan


kekambuhan dan mempertahankan remisi. Pasien yang sering pulang kerumah sering relaps
pada tahun berikutnya bila dibandingkan dengan pasien yang ditempatkan residensial. Pasien
yang berisiko adalah pasien yang tinggal bersama keluarga yang hostilitas, memperlihatkan
kecemasan yang berlebihan, sangat protektif terhadap pasien, terlalu ikut campur, sangat
pengeritik. Pasien skizofrenia sering tidak dibebaskan oleh keluarganya. "eberapa peniliti
mengidentifikasikan suatu cara komunikasi yang patologi dan aneh pada keluarga-keluarga
skizofrenia. %emunikasi sering samar-samar atau tidak jelas dan sedikit tidak logis. Pada tahun
'+)*, betson menggambarkan suatu karateristik ;ikatan ganda< yaitu pasien sering diminta oleh
anggota keluarga untuk merespon pesan yang bentuknya kontradiksi sehingga membingungkan.
Penelitian terbaru menyatakan bahwa pola komunikasi keluarga tersebut meungkin disebabkan
oleh dampak memiliki anak skizofrenia.
2pidemiologi

#i 5merika Serikat, pre7alensi seumur hidup skizofrenia sekitar ' =, yang berarti bahwa
kurang lebih ' dari ' orang akan mengalami skizofrenia selama masa hidupnya. Studi
epidemiologi >atchman 5rea &$>5 yang disponsori 6ational 4nstitute of /ental !ealth &64/!
melaporkan pre7alensi seumur hidup sebesar ,*-',+ =. /enurut #S/-4?-9@, insidensi tahunan
skizofrenia berkisar antara ,)-), per ' dengan beberapa 7ariasi geografik &contoh, insidens lebih
tinggi pada orang yang lahir di daerah perkotaan di negara maju . Skizofrenia ditemukan pada
semua masyarakat dan area geografis dan angka insidens serta pre7alensinya secara kasar
merata di seluruh dunia. #i 5.S kurang lebih , ) = populasi

total menjalani pengobatan untuk skizofrenia setiap tahun dan hanya sekitar setengah dari semua
pasien skizofrenia mendapatkan pengobatan, meskipun penyakit ini termasuk penyakit berat.3

3am)aran Klinis

Pembahasan tanda dan gejala klinis skizofrenia mencuatkan tiga isu utama. Pertama ,
tidak ada tanda atau gejala yang patognomonik untuk skizofrenia0 tiap tanda atau gejala yang
tampak pada skizofrenia dapat terjadi pada gangguan pskiatrik dan neurologis lain. Pengamatan
ini bertentangan dengan opini klinis yang sering terdengar bahwa tanda dan gejala tertentu
bersifat diagnostic untuk skizofrenia. Aleh sebab itu, riwayat esensial untuk diagnosis pasien

skizofrenia 0 klinisi tidak dapat mendiagnosis skizofrenia dengan pemeriksaan status mental saja,
yang hasilnya dapat ber7ariasi. %edua, gejala pasien seringberubah dengan sering berjalannya

waktu. Sebagai contoh, pasien sering mengalami halusinasi intermitten dan kemampuan yang
beragam untuk tampail secara memadai pada situasi social atau gejala gangguan mood yang
signifikan datang datang dan pergi selama perjalanan penyakit skizofren ia. %etiga klinisi harus
mempertimbangkan pnedidikan pasien, kemampuan intelektual, serta keanggotaan kultural dan
subcultural. %emampuan yang terganggu untuk memahami konsep abstrak, contohnya, dapat
mencermikan tingkat pendidikan pasien maupun intelegensinya. Arganisasi religious dan sekte
memiliki adat istiadat yang tampak aneh bagi orang luar namun normal bagi mereka yang berada
dalam situasi kultural tersebut. '

4anda dan ge1ala premor)id

#alam rumusan teoritis mengenai perjalanan skizofrenia, tanda dan gejala premorbid
muncul sebelum fase prodromal penyakit. Pembedaan menyiratkan bahwa tanda dan gejala
premorbid telah ada sebelum proses penyakit munculdan bahwa tanda dari gejala prodoromal
merupakan bagian gangguan yang sedang berkembang. Pada riwayat premorbid skizofrenia
Bang tipikal namun bukan tanpa pengecualian, paisentelah memiiki kepribadian skizoid atau
skizotipal yang ditandai dengan sifat pendiam, pasif dan intro7ert0 sebagai anak hanya memiliki

beberapa teman.'
3e1ala Positif dan egatif

Pada tahun '+( , 9.J >row mengajukan klasifikasi pasien skizofrenik ke dalam tipe 4 dan 44,

berdasarkan ada atau tidaknya gejala positif &atau produktif dan negatif &atau defisit . Calaupun

sistem ini tidak di terima sebagai bagian klasifika si #S/-4?-9@, pembedaan klinis kedua tipe tersebut

secara signifikan memengaruhi penelitian psikiatrik. ejala positif mencakup waham dan halusinasi.

ejala negatif meliputi afek mendatar atau menumpul, miskin bicara&alogia atau isi bicara,

bloking,kurang merawat diri, kurang motifasi, anhedonia,dan penarikan diri secara sosial. Pasien tipe

4 cenderung memiliki sebagian besar gejala positif, struktur otak normal pada >9 scan, dan respons

relatif baik terhadap pengobatan. Pasien tipe 44 cenderung mengalami sebagian besar gejala negatif,

abnormalitas struktural otak pada >9 scan, dan respons buruk terhadap terapi. %ategori ketiga

disorganized, mencakup pembicaraan kacau& gangguan isi pikir ,

perilaku kacau defek kognitif, dan defisit atensi. 6ancy 5nderson telah mempelajari gejala positif
dan negatif secara mendalam.'
Pemeriksaan Status 5ental

Deskripsi -mum

Penampilan pasien skizofrenia dapat berkisar dari orang yang sangat berantakan,
menjerit-jerit dan teragitasi hingga orang yang terobsesi tampil rapi, sangat pendiam dan imobil.
#iantara kedua kutub ini, pasien dapat bersifat cerewet serta mungkin mempertontonkan postur
bizar. Perilaku mereka dapat menjadi teragitasi atau kasar, yang tampaknya tanpa pro7okasi
namun biasanya merupakan respons terhadap halusinasi. Sebaliknya, pada stupor katatonik
,yang sering disebut katatonia, pasien tampak tak bernyawa dan mungkin menunjukan tanda
seperi membisu, negati7ism dan kepatuhan otomatis.

Perasaan Prekoks

Sejumlah klinis berpengalaman melaporkan adanya perasaan prekoks, yaitu suatu


pengalaman intuitif akan ketidak mampuan mereka untuk membangun rapport emosional
dengan seorang pasien. /eski pengalaman ini lazim dijumpai, tidak ada data yang
mengidentifikasikan bahwa hal tersbeut merupakan kriteria yang sahih atau dapat diandalkan

dalam diagnosis skizorenia. '

5ood Perasaan dan 6fek

#ua gejala afektif yang umum pada skizofrenia adalah menurunnya responsi7itas
emosional, terkadang cukup parah hingga dapat disebut sebagau anhedonia, serta emosi yang
tidak tepat dan sangat aktif seperti kemarahan , kebahagian dan ansietas yang ekstrim, afek
yang datar atau menumpul dapat menjadi gejala penyakit itu sendiri, efek samping parkinsonism
pengobatan anti psikotik atau depresi dan pembedaan gejala ini dapat menjadi suatu tantangan

klinis. '

3angguan Peresptual

Panca indera yang manapun dapat dipengaruhi pengalaman halusinatorik pada pasien
skizofrenia. /eski demikian halusinasi yang paling umum adalah halusinasi auditorik , dengan

suara yang sering kali mengancam, bersifat cabul, menuduh atau menghina. #ua atau lebih suara
dapat saling bercakap-ca kap, atau satu suara dapat mengkomentari kehidupan atau perilaku

pasien. !alusinasi 7isual juga lazim, namun halusinasi taktil, olfatorik dan gustatorik tidak biasa
dijumpai, adanya halusinasi semacam itu seyogyanya mendorong klinisi untuk
mempertimbangkan kemungkinan gangguan neurologis atau medis yang mendasari yang

menyebabkan keseluruhan sindrom. '


Ilusi

Sebagaimana dibedakan dari halusinasi, ilusi merupakan distorsi citra atau sensasi yang
nyata, sementara halusinasi tidak didasarkan pada citra atau sensasi yang nyata. 4lusi dapat
terjadi pada pasien skizofrenik selama fase aktif, namun dapat pula terjadi selama fase
prodromal dan selama periode remisi. "ila ilusi atau halusinasi terjadi, klinisi sebaiknya
mempertimbangkan kemungkinan adanya kausa terkait zat untuk gejala tersebut, bahkan jika
'
pasien telah didiagnosis skizofrenia.

Pikiran

angguan pikiran merupakan gejala yang paling sulit dipahami banyak klinisi dan
mahasiswa namun mungkin menjadi gejala inti skizofrenia. Pembagian gangguan pikir menjadi
'
gangguan isi pikir, bentuk pikir, dan proses pikir adalah salah satu cara menjernihkannya.

Isi Pikir

angguan isi pikir mencerminkan ide, kepercayaan, dan interpretasi pasien terhadap
rangsang. Caham, contoh gangguan isi pikir yang paling jelas, ber7ariasi pada skizofrenia dan
dapat berbentuk kejar, kebesaran, religious atau somatic.
Pasien mungkin percaya bahwa entitas luar mengendalikan pikiran atau perilaku atau sebaliknya,
bahwa diri mereka mengendalikan peristiwa di luar dalam suatu cara yang luar biasa . pasien mungkin
mengalami preokupasi dengan ide-ide esoteric, abstrak, simbolik, psikologis dan fisiologis yang intens
dan menyita perhatian. Pasien juga mungkin mengkhawatirkan kondisi somatic yang dikatakan dapat
mengancamnyawa namun bizar dan tidak masuk akal, seperti

adanya makhluk luar angkasa di dalam testis pasien, yang mempengaruhi kemampuan
mempunyai anak. :rasa hilangnya batasan ego menggambarkan kurangnya kesadaran yang

jernih akan di mana badan , pikiran, pengaruh diri pasien berakhir, serta dimana badan, pikiran
dan pengaruh objek bernyawa dan tidak bernyaa lain dimulai. Sebagai contoh, pasien mungkin
berpikir bahwa orang lain, tele7ise, surat kabar membuat rujukan akan dirinya. ejala lain
hilangnya batasan ego meliputi perasaan bahwa pasien telah berfusi secara fisik dengan suatu
objek luar atau pasien telah mengalami disintegrasi dan berfusi dengan semesta alam. #engan
keadaan pikiran seperti ini, sejumpal pasien skizofrenia meragukan jenis kelamin atau orientasi
seksualnya. ejala ini sebaiknya jangan dikelirukan dengan tran7estisme, transeksualitas atau
homoseksualitas. '

Bentuk Pikir

angguan bentuk pikir secara objektif dapat diamati pada bahasa tutur atau tertulis
seorang pasien. angguan ini mencakup asosiasi longgar, melantur, inkoherensi, tangensial,
sirkumstansialitas, neologisme, ekolalia, 7erbigerasi, world salad , dan mutisme. /eski asosiasi
longgar dahulu disebut patognomonik untuk skizofrenia, gejala ini juga sering terdapat pada
mania. /embedakan antara asosiasi longgar dan tangensialitas dapat menjadi sulit bahkan untuk
'
klinisi yang paling berpengalaman sekalipun.

Proses Pikir

angguan proses pikir menyangkut bagaimana suatu ide dan bahasa dirumuskan.
Pemeriksa menyimpulkan suatu gangguan dari apa dan bagaimana pasien berbicara, menulis
dan menggambar. Pemeriksa juga mengkaji proses pikir pasien dengan mengamati perilakunya ,
terutama dalam mengerjakan tugas yang diskret, contohnya pada terapi okupasional. angguan
proses pikir berupa flight of ideas, bloking pikiran, atensi terganggu, miskin isi pikir, kemampuan
'
abstraksi buruk, perseberasi, asosiasi idiosinkratik, o7erinklusi dan sirkumstansialitas.

Impulsi.itas

Pasien skizofrenia menjadi agitasi dan memiliki pengendalian impuls yang minim saat
sedang sakit. /ereka juga mungkin mengalami sensiti7itas social yang berkurang dan tampak

impulsi7e saat, contohnya merebut rokok dari orang lain, tiba-tiba mengganti saluran tele7ise
atau melempar makanan ke lantai. "eberapa perilaku yang tampak impulsi7e, termasuk

percobaan bunuh diri dan pembunuhan, mungkin respon terhadap halusinasi yang
memerintahkan pasien untuk bertindak. '
Kekerasan

Perilaku kekerasan & tidak termasuk pembunuhan lazim djumpai diantara pasien skizofrenik
yang tak diobati. Caham yang bersifat kejar, episode kekerasan sebelumnya, dan defisit
neurologis merupakan risiko perilaku kekerasan atau impulsif.
Sensorium dan Kognisi
Orientasi

Pasien skizofrenia biasanya berorientasi terhadap, orang, waktu dan tempat. 9idak
adanya orientasi semacam itu seyogyanya mengharuskan klinisi untuk menyelidiki kemungkinan
adanya gangguan neurologis atau medis. "eberapa pasien skizofrenia mungkin memberikan
jawaban yang salah terhadap pertanyaan tentang orientasi, sebagai contoh ;saya adalah
'
%ristus0 ini surge dan sekarang tahun 3) /.<

5emori

/emori, seperti yang diujikan pada pemeriksaan status mental, biasanya intak. 6amun,
terkadang mustahil meminta pasien mengerjakan uji memori dengan baik agar kemampuannya
'
dapat dikasi adekuat.

Daya nilai dan tilikan

Secara klasik , pasien skizofrenia digambarkan memiliki tilikan buruk terhadap sifat dan
keparahan gangguannya. !al yang disebut tilikan kurang dikaitkan dengan buruknya kepatuhan
terhadap pengobatan. Saat memeriksa pasien skizofrenik, klinisi sebaiknya mengidentifikasi

secara tepat berbagai aspek tilikan. '

Relia)ilitas

Seorang pasien skizofrenia tidak kurang dapat dipercaya dibanding pasien pskiatrik lain.
6amun, sifat gangguan tersebut mengaruskan pemeriksa untuk memeriksa kembali informasi
'
yang penting dari sumber tambahan.

Pedoman Diagnostik Berdasarkan PPD3J III


Skizofrenia 7,$%82
• !arus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas &dan biasanya dua gejala atau lebih
bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas 8

&a - ;thought echo< D isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya
&tidak keras da nisi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda0 atau

- ;thought insertion< or withdrawal<D isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya
atau isi pikirannya diambil keluar oleh suatu dari luar dirinya &withdrawal 0 dan
- ;thought broadcasting<D isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya0

&b - ;delution of control< D waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar0 atau

- ;delution of influence< D waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar0 atau
- ;delution od passi7ity< D waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar0

&tentang dirinyaD secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh Eanggota gerak atau ke pikiran,
tindakan, atau penginderaan khusus 0

;delutional perception< D pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat0
&c halusinasi auditorik 8
- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien , atau

- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri &diantara berbagai suara yang
berbicara , atau
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh

&d waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar
dan suatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan
dan kemampuan diatas manusia biasa &misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain .

• 5tau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas 8
&e halusinasi yang mentap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai ide-ide berlebihan &o7er 7alued ideas yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus0

&f arus pikiran yang terputus &break atau yang mengalami sisipan &interpolation , yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak rele7an, atau neologisme0

&g perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah &eFcitement , posisi tubuh tertentu
&posturing , atau fleksibilitas serea, negati7ism, mutisme, dan stupor0
&h gejala-gejala ;negati7e<, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang tumpul dan tidak wajar, biasanya yang mengakibatnkan penarikan diri dari
pergaulan social dan menurunnya kinerja social0 tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut
tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika0

• 5tau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas 8

&e halusinasi yang mentap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai ide-ide berlebihan &o7er 7alued ideas yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus0

&f arus pikiran yang terputus &break atau yang mengalami sisipan &interpolation , yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak rele7an, atau neologisme0

&g perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah &eFcitement , posisi tubuh tertentu
&posturing , atau fleksibilitas serea, negati7ism, mutisme, dan stupor0

&h gejala-gejala ;negati7e<, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang tumpul dan tidak wajar, biasanya yang mengakibatnkan penarikan diri dari
pergaulan social dan menurunnya kinerja social0 tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut
tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika0

Skizofrenia Paranoid 7,$%*%8 Berdasarkan PPD3J III

4ni adalah skizofrenia yang paling sering dijumpai. ambaran klinis didominasi oleh waham
yang relatif stabil, sering bersifat paranoid, disertai oleh halusinasi &terutama halusinasi

pendengaran , dan gangguan persepsi. angguan afektif, kehendak, dan pembicaraan, serta
gejala katatonik tidak menonjol.

Pedoman diagnostik 8

' /emenuhi kriteria diagnostik skizofrenia


ejala tambahan 8

• !alusinasi dan atau waham harus menonjol 8


a Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberiperintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk 7erbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa.
b !alusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan
tubuh halusinasi 7isual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
c Caham dapat berupa hamp ir setiap jenis, tetapi wah am dikendalikan &delusion of control ,
dipengaruhi &delusion of influence , atau ;Passi7ity< &delusion of passi7ity , dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.
d angguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif
tidak nyata E menonjol.

Diagnosis Banding

Skizofrenia +er)efrenik

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja atau
antara ')- ) tahun. ejala yang menyolok ialah 8 gangguan proses berfikir, gangguan kemauan
dan adanya depersonalisasi atau double personality. angguan psikomotor seperti
mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat pada hebefrenia.

Caham dan halusinasi banyak sekali. 3

3angguan /aham

"erdasarkan re7isi teks edisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders &#S/-4?-9@ , diagnosis gangguan waham ditegakkan apabila seseorang
memperlihatkan waham tidak bizar dengan durasi sekurang-kurangnya ' bulan dan tidak
disebabkan oleh gangguan psikiatri lain. #efinisi istilah waham adalah suatu keyakinan yang
salah didasarkan pada kesimpulan salah mengenai realita eksterna yang sangat kuat
bertahan meskipun hampir semua orang percaya dan meskipun isi waham tersebut
membuktikan bahwa kenyataan terbukti berbeda dengan yang dipercaya. %eyakinan yang
secara umum tidak diterima anggota lain dalam budaya atau subkultur seseorang &contoh
bukan merupakan bagian keyakinan agamanya . Sedangkan tidak bizar berarti bahwa
waham harus mengenai situasi yang dapat terjadi dalam kehidupan nyata, seperti merasa
diikiti, terinfeksi, dicintai dari jauh, dan lain-lain0 yaitu, mereka biasanya harus mengalami
fenomena tersebut yang meskipun tidak nyata, dapat terjadi.
Penyebab gangguan waham tidak diketahui. Pasien yang saat ini digolongkan
mengalami gangguan waham mungkin mengalami sekelompok keadaan heterogen dengan
waham sebagai gejala yang menonjol. %onsep utama mengenai penyebab ganggguan
waham adalah perbedaannya dengan skizofrenia . angguan waham jauh lebih jarang
daripada skizofrenia, awitannya lebih lambat dan dominasi perempuan kurang nyata.
Pemantauan lanjutan jangka panjang pasien dengan gangguan waham menunjukkan bahwa
diagnosis gangguan waham relati7e menetap, kurang dari seperempat pasien akhirnya
direklasifikasi sebagai penderita skizofrenia. #ata tersebut menunjukkan bahwa gangguan
waham bukan suatu stadium awal perkem bangan salah satu atau kedua gangguan yang

lebih sering tersebut.'

4atalaksana
,armakoterapi

Pengobatan antipsikotik, yang diperkenalkan awal tahun '+) -an telah mere7olusi
penanganan skizofrenia. %urang lebih dia sampai empat kali lipat pasien mengalami relaps bila

diobati dengan placebo dibandingkan mereka yang menerima antipsikotik. 6amun, obat-obat ini
hanya menangani gejala gangguan, tidak menyembuhkan skizofrenia. Abat antipsikotik
'
mencakup dua kelas utama8 antagonis resptor dopamine.

5ntagonis @eseptor #opamin

5ntagonis reseptor dopamine efektif dalam penganganan skizofrenia, terutama terhadap


gejala posoitif. Abat-obat ini memiliki dua kekurangan utama. Pertama, hanya presentase kecil
pasien yang cukup membantu untuk dapat memulihkan fungsi mental normal secara bermakna.
Sebagaimana tercatat sebelumnya, bahkan dengan pengobatan, sekitar ) persen pasien pasien
skizofrenia tetap menjalani kehidupan dengan sangat terganggu. %edua, antagonis reseptor
dopamin dikaitkan dengan efek simpang yang mengganggu dan serius. $fek yang paling sering
mengganggu atalah akatisia dan gejala lir-parkinsonian berupa rigiditas dan tremor. $fek
'
potensia serius mencakup dyskinesia tardi7e dan sindrom neuroleptic maligna.

5ntagonis Serotonin-#opamin &S#5


S#5 menimbulkan gejala ekstrapiramidal yang minimal atau tidak ada, berinteraksi
dengan subtype reseptor dopamine yang berbeda dibanding anti-psikotik standard an
memengaruhi baik reseptor serotonin maupun glutamate. Abat ini juga menghasilkan efek
simpang neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta lebih efektif dalam mengangani
gejala negati7e skizofrenia, contohnya penarikan diri. Abat yang juga disebut sebagai obat anti
psikotik atipikal ini tampaknya efektif untuk pasien skizofrenia dalam kisaran yang lebih luas
dibanding agen antipsokotik antagonis reseptor dopamine yang tipikal. olongan ini setidaknya
sama efektifnya dengan haloperidol untuk gejala posotof skizofrenia, secara unik efektif untuk
gejala negati7e, dan lebih sedikit,bila ada, menyebabkan gejala ekstrapiramidal. "eberapa S#5
yang telah disetujui di antaranya adalah klozapin, risperidon, olanzapine, kuetapin dan
ziprasidon. Abat-obat ini tampaknya akan menggantikan antagonis reseptor dopamine sebagai
'
obat lini pertama untuk penanganan skizofrenia.

Prinsip 4erapeutik
'
Penggunaan obat antipsikotik pada skizofrenia seyogyanya mengikuti lima prinsip utama.
' klinisi sebaiknya secara cermat menentukan gejala target yang akan diobati.
Abat antipsikotik yang telah bekerja dengan baik di masa lalu bagi seorang pasien
sebaiknya digunakan kembali. "ila tidak ada informasi semacam itu, pilihan anti psikotik
biasanya didasrkan pada profil efek simpang. #ata yang kini tersedia mengindikasikan
bahwa S#5 mungkin menawarkan profil efek simpangyang superior serta kemanjuran
yang superior.
3 1ama minimum percobaan antipsikotik adalah 2 sampai * minggu pada dosis adekuat.
"ila percobaan tidak berhasil, obat antipsikotik yang berbeda, biasanya dari kelas yang

berbeda dapat dicoba.


2 Secara umum, penggunaan lebih dari satu obat anti psikotik pada satu waktu adalah
jarang, kalaupun pernah, diindikasikan. 6amun, terutama pada pasien yang resisten
pengobatan, kombinasi antipsikotik dengan obat lain contohnya karbamazepin mungkin
diindikasikan.
) Pasien sebaiknya dipertahankan pada dosis oba t efektif yang ser endah mungkin. #osis
rumatan seringkali lebih rendah daripada yang digunakan untuk mencapai pengendali an
gejala selama periode episode psikotik.
4erapi Psikososial
4erapi Perilaku

9eknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan keterampilan social untuk
meningkatkan kemampuan social, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis dan
komunikasi intrapersonal. Perilaku adaptif adala didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat
ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa dan hak jalan dirumah sakit. #engan
demikian perilaku maladapti7e dan menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara sendirian di

masyarakat dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.'

4erapi )erorintasi#keluarga

9erapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam keadaan
remisi parsial,dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi
keluarga yang singkat namun intensif &setiap hari . Setelah periode pemulangan

segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya
lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong

sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan akti7itas teratur terlalu cepat.
@encana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan
dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya.-5hli terapi harus membantu keluarga dan
pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati. Sejumlah penelitian telah
menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. #idalam penelitian
terkontrol, penurunan angka relaps adalah dramatik. 5ngka relaps tahunan tanpa terapi keluarga

sebesar )-) = dan ) - ' = dengan terapi keluarga.'

4erapi kelompok

9erapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan
hubungan dalam kehidupan nyata. %elompok mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasi
secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. 9erapi kelompok efektif dalam menurunkan
isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien
skizofrenia. %elompok yang memimpin dengan cara suportif, bukannya dalam cara interpretatif,

tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia. '


Psikoterapi indi.idual

Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi indi7idual dalam pengobatan
skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi akan membantu dan menambah efek terapi
farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien. Pengalaman tersebut dipengaruhi
olehdapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan
ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh pasien. !ubungan antara dokter dan pasien adalah
berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatan pasien non-psikotik. /enegakkan hubungan
seringkali sulit dilakukan, pasien skizofrenia seringkali kesepian dan menolak terhadap keakraban
dan kepercayaan dan kemungkinan sikap curiga, cemas, bermusuhan, atau teregresi jika
seseorang mendekati. Pengamatan yang cermat dari jauh dan rahasia, perintah sederhana,
kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan terhadap kaidah sosial adalah lebih disukai daripada
informalitas yang prematur dan penggunaan nama pertama yang merendahkan diri. %ehangatan
atau profesi persahabatan yang berlebihan adalah tidak tepat dan kemungkinan dirasakan

sebagai usaha untuk suapan, manipulasi, atau eksploitasi.'

Perawatan di Rumah Sakit 7Hosp tal !at on8

4ndikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuktujuan diagnostik, menstabilkan medik asi,
keamananpasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, prilaku yang sangat kacau terma suk
ketidakmampuanmemenuhi kebutuhan dasar.9ujuan utama perawatan dirumah sakit yang har
usditegakkan adalah ikatan efektif antara pasien dan sistempendukung masyarakat. @ehabilitasi d an
penyesuaianyang dilakukan pada perawatan rumah sakit harusdirencanakan. #okter harus juga
mengajarkan pasiendan pengasuh serta keluarga pasien tentang skizofrenia.Perawatan di rumah s
akit menurunkan stres padapasien dan membantu mereka menyusun akti7itas harianmereka. 1am
anya perawatan rumah sakit tergantung darikeparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitaspe
ngobatan rawat jalan. @encana pengobatan di rumahsakit harus memiliki orientasi praktis ke arah
masalahkehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan

hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harusdiarahkan untuk mengikat pasien dengan fasilita
sperawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang
membantu pasien dalam memperbaiki kualitas hidup. '

Prognosis
Sejumlah studi menunjukan bahwa selama periode ) sampai ' tahun setelah rawat inap
psikiatrik yang pertama untuk skizofrenia, hanya sekitar ' - persen pasien yang dapat di
deskripsikan memiliki hasil akhir baik. 1ebih dari ) persen pasien dapat digambarkan memiliki
hasil akhir yang buruk, dengan rawat inap berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood
mayor dan percobaan bunuh diri. /eski terdapat gambaran yang kelam ini skizofrenia tidak selalu

memiliki perjalanan yang buruk dan sejumlah factor dikaitkan dengan prognosis yang baik. '

Kesimpulan

Skizofrenia Paranoid merupakan gangguan psikotik yang merusak, yang dapat melibatkan
gangguan yang khas dalam berpikir &delusi , persepsi &halusinasi , pembicaraan,emosi dan
perilaku. %eyakinan irasional bahwa dirinya seorang yang penting &delusigrandeur atau isi
pikiran yang menunjukkan kecurigaan tanpa sebab yang jelas, seperti bahwa orang lain
bermaksud buruk atau bermaksud mencelakainya. Para penderita skizofrenia tipe paranoid
secara mencolok tampak berbeda karena delusi dan halusinasinya,sementara keterampilan
kognitif dan afek mereka relatif utuh. /ereka pada umumnya tidak mengalami disorganisasi dalam
pembicaraan atau afek datar.
Daftar Pustaka

' Sadock "J, Sadock ?5. Skizofrenia. #alam 8 %aplan dan sadock buku ajar pskiatri klinis.
$disi ke- . Jakarta8 Penerbit "uku %edokteran $ >0 ' . !.'2 - .

/aslim @, editor. #iagnosis gangguan jiwa. Jakarta8 "agian 4lmu %edokteran Jiwa Gnika
5tma Jaya, 3.

3 $l7ira S#, !adisukanto . "uku ajar Psikiatri. Jakarta8 Penerbit :%G40 ' .

2 5merican Psychiatric 5ssociation. #iagnostic and Statistical /anual of /ental #isoders.


5P50 ).P. (+.

Anda mungkin juga menyukai