Anda di halaman 1dari 8

EBM CRITICAL APPRAISAL KEDOKTERAN KELUARGA

Labetalol Versus Nifedipine as Antihypertensive


Treatment for Chronic Hypertension in Pregnancy A
Randomized Controlled Trial

Disusun oleh :
Nama : Fitri Annisah
NPM : 1102014105
SKENARIO
Pasien G1P0A0 dengan usia kehamilan 36-37 minggu datang ke Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih untuk kontrol kehamilan. Pasien mengeluh badan terasa lemas,
namun tidak begitu mengganggu. Pasien mempunyai riwayat tekanan darah tinggi sebelum
dan selama hamil tetapi pasien tidak pernah memeriksakan tekanan darahnya ketika tidak
hamil. Keluhan juga disertai nyeri kepala yang dialami sejak tadi pagi. Nyeri kepala
dirasakan menyeluruh dan biasanya sembuh bila meminum obat dari dokter. Pandangan
kabur atau berkunang-kunang dan nyeri ulu hati disangkal. Mules-mules belum dirasakan
oleh ibu. Nyeri pinggang yang menjalar ke perut bawah disangkal, keluar lendir maupun
darah dari kemaluan disangkal oleh pasien. Kaki bengkak saat kehamilan sebelumnya
disangkal.

Pertanyaan (Foreground Question)


Bagaimana efektivitas Labetalol dalam mengatasi hipertensi kronik dalam kehamilan dibanding
Nifedipine?

PICO
Population (P) : Ibu Hamil

Intervention (I) : Labetalol

Comparison (C) : Nifedipine


Outcomes (O) : Efektivitas mengatasi hipertensi kronik dalam kehamilan

Pencarian bukti ilmiah:


Alamat website : ebscohost.com
Kata kunci : Labetalol versus Nifedipine and
antihypertensive agents and chronic
hypertension in pregnancyand
randomized controlled trials
Limitasi : 5 tahun
Hasil Pencarian : 49

Dipilih artikel berjudul

Labetalol Versus Nifedipine as Antihypertensive Treatment for Chronic Hypertension in Pregnancy A


Randomized Controlled Trial
CRITICAL APPRAISAL

VALIDITY

1. Apakah penempatan pasien ke dalam kelompok terapi dirandomisasi?


Ya, penempatan pasien dilakukan secara randomisasi (acak)

Terdapat pada Methods:

2. Apakah semua pasien yang dimasukkan ke dalam penelitian


dipertimbangkan dan disertakan dalam pembuatan kesimpulan?

a. Apakahfollow-up
lengkap? Ya, terdapat
pada Figure :
b. Apakah pasien dianalisis pada kelompok
randomisasi semula?
Tidak, karena ada pasien yang tidak di follow up
dan keluar dari penelitian terdapat pada Figure :

3. Apakahpasien, klinisi dan staf peneliti dibutakan terhadap terapi?


Tidak hanya pasien saja

4. Apakah
kedua kelompok sama pada awal penelitian?
Ya,kedua kelompok sama pada awal penelitian, karena untuk
memulai penelitian ini digunakan kriteria kriteria tertentu.

Terdapat pada Methods :


5. Selain
perlakuan eksperimen, apakah kedua kelompok mendapat
perlakuan yang sama?
Tidak

IMPORTANCE

• Berapa besar efek terapi?


Data diperoleh dari hasil perhitungan pada Tabel 1.

Tabel 1. Outcome JUMLAH (Ʃ)


Ʃ % Ʃ %
Ya Tidak
Nifedipine 42 78 12 22 57
Labetalol 45 76 13 24 55
JUMLAH 87 25 112

a. EER (Experimental Event Rate)


Proporsi outcome pada kelompok
eksperimental. Rumus :

=b/a+b = 0,22 = 22%

Artinya, kemungkinan bad outcomes setelah pemberian


Labetalol adalah 22%

b. CER (Control Event Rate)


Proporsi outcome pada kelompok
control
Rumus :

=d/c+d = 0,24 = 24%

Artinya , kemungkinan bad outcomes setelah pemberian


Nifedipine adalah 24%

c. RR (Relative Risk)
Perbandingan antara insiden penyakit yang muncul dalam
kelompok terpapar dengan insiden penyakit yang muncul
dalam kelompok tidak terpapar.

Rumus : EER/CER

= 0,22/ 0,24 = 0,91

Artinya, Perbandingan perbaikan dari hipertensi kronik yang


diberikan Labetalol dan Nifedipine adalah 0,91 . RR<1

d. RRR (Relative Risk Reduction)


Berapa persen terapi yang diuji memberikan perbaikan dibanding kontrol.

Rumus : (CER-EER)/CER
= (0,24-0,22)/0,24=0,083 = 8,3%
Berarti pemberian Nifedipine 8,3% memberikan perbaikan dibanding
control.

e. ARR (Absolute Risk Reduction)


Beda proporsi kesembuhan atau kegagalan antara terapi
eksperimen dan kontrol.

Rumus : CER – EER


= 0,24 – 0,22 = 0,02 = 2%
Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan proporsi kesembuhan terapi nifedipine dan
labetalol adalah 2%

f. NNT (Number Needed to Treat)


Berapa jumlah pasien yang harus diterapi dengan obat
eksperimental untuk memperoleh tambahan satu kesembuhan
atau menghindari kegagalan.
Rumus : 1 / ARR
= 1/ 0,02 = 50
Berarti perlu 50 orang yang diberikan terapi untuk memberikan 1 kesembuhan.

g. Bagaimana presisi estimasi efek terapi?


Rumus : 95% confidence interval (CI)
A. Upper Limit = ARR + 1,96 SE
= 0,02 + 1,96 [ (CER) (1-CER)/ N2 ] + [(EER) (1-EER)/ N1]
= 0,02 + 1,96 [ (0,24) (1- 0,24) / 57] + [ (0,22) (1-0,22) / 55]
= 0,02 + 1,96 [ 0,0032 + 0,0031 ]
= 0,02 + 1,96 [ 0,0063 ]
= 0,02 + 0,012
= 0,032

B. Upper Limit = ARR - 1,96 SE


= 0,02- 1,96 [ (CER) (1-CER)/ N2 ] + [(EER) (1-EER)/ N1]
= 0,02 - 1,96 [ (0,24) (1- 0,24) / 57] + [ (0,22) (1-0,22) / 55 ]
= 0,02 - 1,96 [ 0,0032 + 0,0031 ]
= 0,02 - 1,96 [ 0,0063 ]
= 0,02 - 0,012
= 0,008
Rentang CI nya adalah 0,008-0,032. Semakin besar rentangnya berarti hasil
kurang akurat.

APPLICABILITY
h. Apakah hasil ini dapat diterapkan kepada pasien saya?
Ya, hasil penelitian ini dapat diterapkan kepada pasien
saya namun kurang relevan karena usia kandungan pasien
saya tidak sesuai dengan pasien pada penelitian.

i. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien.


Keuntungan : Dalam jurnal disebutkan bahwa kedua
obat baik labetalol ataupun nifedipine sama efektifnya
dalam mengobati hipertensi kronik pada kehamilan
Kerugian : Bahwa penggunaan nifedipine memiliki efek samping
hipertensi berkembang menjadi preeklampsia lebih besar disbanding
penggunaan labetalol

Anda mungkin juga menyukai