Pembimbing :
Disusun Oleh :
TAHUN 2019
I. STATUS PASIEN
Identitas Pasien
No CM : 61.95.34
Nama : Ny. O
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Alamat : Cibogo 01/02 Desa Wargasari Kecamatan
Kadupandak, Kabupaten Cianjur
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan Terakhir : SD
Tanggal Masuk RS : 31-07-2019 pukul 13.50 WIB
Cara Masuk RS : Diantar/dirujuk dari Puskesmas Kadupandak
Identitas Suami Pasien
Nama Suami : Humaeni
Usia Suami : 29 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Cibogo 01/02 Desa Wargasari Kecamatan
Kadupandak, Kabupaten Cianjur
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
2
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Sayang dengan keluhan
kejang. Kejang dirasakan 2x sebelum masuk RS yaitu pada jam 10.30
dan saat di perjalan ke RS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku hamil 8 bulan, perut terasa mulas, pandangan tidak
jelas, pusing dan nyeri ulu hati yang dirasakan sehari sebelum masuk
RS, kemudian pasien datang ke bidan dan diberi obat penambah
darah. Saat itu tekanan darah pasien belum tinggi.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-), penyakit
jantung (-), Riwayat operasi kandungan (-), pada kehamilan
sebelumnya tidak ada masalah
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-), penyakit
jantung (-)
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya pasien meminum obat penambah darah
Riwayat Alergi
Tidak ada alergi makanan maupun obat-obatan
Riwayat Pernikahan
Saat ini merupakan pernikahan yang pertama, dan pasien sudah
menikah sekitar 6 tahun
Riwayat Menstruasi
Menarke : 13 tahun
HPHT : 10 Januari 2019
Siklus : Teratur
Durasi : 7 hari
3
Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengkonsumsi pil KB selama kurang lebih 5 tahun
Riwayat Persalinan
4
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi : Vesicular +/+
o Jantung : Bunyi I/II murni, regular
o Abdomen : cembung lunak
o Ekstremitas Atas : Akral hangat (+/+), Edem (-), dan Crt : < 2 detik (+/+)
o Ekstremitas Bawah : Akral hangat (+/+), Edem (-), dan Crt : < 2 detik (+/+)
5
Pemeriksaan Laboratorium
6
Glukosa Darah
GDS 62 74-106 mg%
Fungsi Hati
AST (SGOT) 94 <31 U/L
ALT (SGPT) 55 <32 U/L
Fungsi Ginjal
Ureum 23.3 10-50 mg%
Kreatinin 0.7 0.5-1.0 mg%
Elektrolit
Natrium (Na) 147 135-148 mEq/L
Kalium (K) 3.43 3.50-5.30 mEq/L
Calcium ion 1.13 1.15-1.29 mmol/L
Hepatitis Marker
HBsAg Non reactive Non reactive index
V. RESUME
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Sayang dengan keluhan kejang.
Kejang dirasakan 2x sebelum masuk RS yaitu pada jam 10.30 dan saat di
perjalan ke RS. Pasien mengaku hamil 8 bulan, perut terasa mulas (+),
pandangan tidak jelas (+), pusing (+) dan nyeri ulu hati (+) yang dirasakan
sehari sebelum masuk RS, kemudian pasien datang ke bidan dan diberi
obat penambah darah. Saat itu tekanan darah pasien belum tinggi. TD
170/110 mmHg, N 81x/mntt, R 21x.mnt, S 36 oC, TFU 27 cm, DJJ
155x/mnt. Pada periksa Dalam v/v Tidak ada kelainan, Porsio kuncup
7
VI. DIAGNOSIS MASUK
DASAR DIAGNOSIS
G2P1A0 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis pasien, pasien
mengaku saat ini merupakan kehamilan yang kedua dan tidak
pernah mengalami keguguran. Anak pertama dalam keadaan
hidup.
Gravida 31- HPHT pasien yaitu tanggal 10 Januari 2019.
32 minggu Rumus taksiran usia kehamilan= Hari pemeriksaan-HPHT
x 4 1/3 dan didapatkan hasil usia kehamilan yaitu 31 minggu 5
hari
Eklampsia Eklamsi adalah penyakit akut dengan kejang dan coma pada
wanita hamil dan wanita dalam nifas disertai hipertensi, udem
dan proteinuria, dan didahului oleh gejala-gejala preeklamsi
berat setelah kehamilan lebih dari 20 minggu. Gejala preeklamsi
berat seperti:
- sakit kepala
- penglihatan kabur
- nyeri di ulu hati
a. Pada pasien : pasien mengalami kejang, pusing, nyeri
ulu hati dan pandangan tidak jelas serta terjadi
peningkatan proteinuria ++
Diagnosis: G2P1A0 Gravida 31-32 minggu dengan eklampsia
8
VIII. WAKTU PERSALINAN
Tanggal : 31-07-19
Waktu : 16.00
Jenis Persalinan : Sectio Caesaria
BB : 2300 gram
PB : 48 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Keterangan : Bayi hidup
IX. DIAGNOSIS AKHIR
P2A0 Post SC dengan eklampsia
X. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
01-08-2019 Pasien belum bisa TD: 130/80 P2A0 Post SC - Observasi TTV
BAK secara N: 72x/mnt dengan eklampsia - MgSO4 sampai 24
spontan, nyeri luka R: 26x/mnt jam post partum
post operasi S: 36.2 oC - Asam Mefenamat
2x1 tab
02-08-2019 TD: 160/100 P2A0 Post SC - Observasi TTV
N: 68x/mnt dengan eklampsia - Methyl dopa 3x1
R: 22x/mnt tab
S: 36.5 oC
9
XI. ANALISIS KASUS
1. Kejang
Kejang disebabkan oleh karena keadaan disfungsi endotel atau
rusaknya seluruh struktur endotel. Kerusakan ini akan menyebabkan
agregasi sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agregasi sel trombosit ini akan memproduksi
tromboksan (TXA2) yang merupakan vasokonstriktor kuat. Jika
vasokonstriksi terjadi pada pembuluh darah otak maka akan
menyebabkan vasospasme serebri dan iskemia serebre yang dapat
menyebabkan kejang.
2. Peningkatan tekanan darah
Disfungsi endotel akan mempengaruhi fungsi dari sel endotel yang
salah satunya adalah untuk memproduksi prostaglandin/protasiklin.
Ketika endotel rusak akan terjadi gangguan metabolisme
prostaglandin, dimana fungsi prostaglandin adalah sebagai
vasodilator kuat. Selain itu disfungsi endotel juga akan
menyebabkan agregasi trombosit yang memproduksi tromboxan
(TXA2). Dalam keadaan normal, kadar prostaglandin/protasiklin
lebih tinggi tetapi pada keadaan preeclampsia kadar tromboxan
lebih tinggi sehingga terjadi kenaikan tekanan darah akibat
vasokonstriksi.
3. Proteinuria
Proteinuria terjadi akibat kerusakan sel glomerulus yang
mengakibatkan meningkatnya permeabilitas membrane basalis
sehingga terjadinya kebocoran yang mengakibatkan proteinuria.
4. Pandangan kabur atau tidak jelas
Akibat adanya spasme arteri retina dan edema retina sehingga dapat
terjadi gangguan visus.
5. Nyeri ulu hati dan peningkatan kadar enzim hepar
(SGOT/SGPT)
Vasokonstriksi pembuluh darah juga terjadi di hepar sehingga akan
menyebabkan vasospasme, iskemia, dan perdarahan. Bila terjadi
perdarahan pada sel periportal lobus perifer, akan terjadi nekrosis
sel hepar dan meningkatkan enzim hepar. Perdarahan ini dapat
10
meluas hingga dibawah kapsula hepar yang disebut subkapsular
hematoma. Subkapsular hematoma ini yang menimbulkan rasa nyeri
di daerah epigastrium (nyeri ulu hati).
6. Penurunan kadar kalium dan calcium
Pada waktu kejang, kadar bikarbonat menurun, yang disebabkan
timbulnya asidosis laktat sebagai akibat kompensasi hilangnya
karbondioksida.
11
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi Eklampsia
Eklampsia adalah penyakit akut dengan kejang dan koma pada wanita
hamil dan wanita dalam nifas disertai dengan hipertensi, udema dan
proteinuria.
b. Gejala
Eklampsia selalu didahului oleh gejala-gejala preeclampsia berat seperti:
Sakit kepala
Penglihatan kabur
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
Proteinuria >5g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif
Oliguria, yaitu produksi urin <500 cc/24 jam
Kenaikan kadar kreatinin plasma
Gangguan visus serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma
dan pandangan kabur
Edema paru dan sianosis
Hemolisis mikroangiopatik
Trombositopenia berat <100.000 sel/mm3
Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular) peningkatan kadar
alanine dan aspartate aminotransferase
Pertumbuhan janan intrauterine terhambat
12
c. Patofisiologi
Teori kelainan vascular plasenta
Pada kehamilan normal, uterus dan plasenta mendapat aliran
darah dari cabang-cabang arteri uterine dan arteri ovarika. Kedua
pembuluh darah tersebut menembus myometrium berupa arteri arkuata
dan bercabang menjadi arteri radialis. Arteri radialis menembus
endometrium menjadi arteri basalis dan bercabang menjadi arteri
spiralis. Pada kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas,
terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis yang
menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi
arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri
spiralis, sehingga matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen
arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan dilatasi
lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vascular dan peningkatan aliran darah pada
daerah utero plasenta, sehingga aliran darah ke janin cukup banyak dan
perfusi meningkat dan pertumbuhan janin baik.
Pada hipertensi dalam kehamilan, tidak terjadi invasi sel-sel
trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks
sekitarnya, sehingga lapisan otot arteri spiralis tidak mengalami
distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis mengalami
vasokonstriksi dan aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta.
Teori iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas
13
Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan kadar peroksida lemak meningkat
dan akan beredar ke seluruh tubuh melalui pebuluh darah sehingga
dapat merusak membrane sel endotel.
Disfungsi sel endotel
14
- Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia
sehingga terjadi oliguria bahkan anuria
- Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan
meningkatnya permeabilitas membrane basalis sehingga
terjadinya kebocoran dan meningkatkan proteinuria
Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel
endotel kapilar. Edema yang patologi adalah edema yang
nondependent pada muka dan tangan, atau edema generalisata dan
biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.
Hepar
Akibat dari vasospasme pembuluh darah di hepar maka terjadi
nekrosis pada sel hepar sehingga akan meningkatkan enzim hepar.
Adanya obstruksi aliran darah pada hepar akan mengakibatkan distensi
dan mengakibatkan nyeri pada epigastrium dan kuadran kanan atas.
Nyeri epigastrium juga dapat disebabkan karena perdarahan dibawah
kapsula hepar yang disebut subkapsular hematoma.
e. Penatalaksanaan eklampsia
Stabilisasi fungsi vital dengan Airway, Breathing, Circulation (ABC)
Mengatasi dan mencegah kejang
Obat antikejang yang menjadi pilihan pertama adalah magnesium
sulfat (MgSO4). Magnesium sulfat menghambat dan menurunkan
kadar asetilkolin pada rangsangan serat saraf dengan menghambat
transmisi neuromuscular. Transmisi neuromuscular membutuhkan
kalsium pada sinaps. Pada pemberian magnesium sulfat, magnesium
akan menggeser kalsium, sehingga aliran rangsangan tidak terjadi
(terjadi kompetitis inhibition antara ion kalsium dan ion magnesium).
Cara pemberian Magnesium Sulfat:
- Loading dose:initial dose
4-6 gram MgSO4 intravena (40% dalam 10 cc) selama
15 menit
- Maintanance dose
15
Diberikan infus 6 gram dalam larutan ringer/6 jam atau
diberikan 4 atau 5 gram intramuscular. Selanjutnya
maintenance dose diberikan 4 gram im tiap 4-6 jam.
Pemberian antihipertensi
1. Hydralazine
- 5-10 mg i.v dosis awal
- 10 mg i.v setelah 15-20 menit dari dosis awal
2. Labetalol
- Dosis awal 10 mg i.v
- Diberikan 20 mg i.v jika tekanan darah tidak turun dalam 10
menit, jika tidak turun setelah pemberian dosis kedua 10
menit diberikan 40 mg i.v
Atau
- Diberikan dosis awal 20-40 mg setiap 10-15 menit dengan
dosis maksimal 220 mg
3. Nifedipine
- Dosis awal 10 mg per oral setelah 20-30 menit 10-20 mg
jika diperlukan
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham et al. Obstetri William. Edisi 25th. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2018
2. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta. PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo Jakarta. 2016
3. Bagian Obstetri &Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
bandung. Obstetri Patologi. Elstar Offset Bandung
4. Cipolla et al. Seizures in Women With Preeclampsia: Mechanism and
Management. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles di akses 4 July 2019
20.48
5. Munro T Philip et al. Management of Eclampsia In The Accident And Emergency
Department. https://emj.bmj.com di akses 4 july 2019 19.57
17