Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F41.1)

Oleh :
Abkari Rizal Wahid
(101192210066)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN
RUMAH SAKIT JIWA SOFIFI
2021
LAPORAN KASUS

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F41.1)

Telah didiskusikan dan disetujui untuk dibawakan dalam acara Pertemuan ilmiah
dengan judul “Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)” pada Kepaniteraan Klinik
di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Khairun,
yang akan dilaksanakan pada :

Hari :

Waktu :

Tempat :

Pembimbing

dr. Yazzit Mahri, M.Kes, Sp.KJ

NIP.198309152011011004
IDENTIFIKASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.NA
Tempat, Tanggal Lahir : Mira, 16 Juli 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kel.Takoma, Kota Ternate
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Sudah menikah

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 26 Oktober 2021
di Poliklnik Jiwa RSJ Sofifi.

A. KELUHAN UTAMA
Pasien merasa sering cemas dan sering panik.
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
DM :Assalamualaikum, selamat pagi ibu NA! Perkenalkan saya dokter
muda Rizal. Saya ingin menanyakan beberapa hal terkait keluhan ibu.
Apakah boleh bu?
P :Walaikumsalam dok, iya boleh dok.
DM :Ibu datang dengan keluhan sering cemas dan sering panik yah bu?
Kalau boleh tau keluhannya sudah berlangsung berapa lama?
P :Keluhan ini sudah saya rasakan sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu
dok.
DM :apakah ada keluhan lain yang ibu rasakan selain keluhan tadi? Bisa
ibu ceritakan?
P :iya dok, saya kadang merasa nyeri ulu hati, kemudian sering cemas,
jantung berdebar, lemas, kaki tangan dingin, berkeringat dingin,
penglihatan buram, rasa ingin pingsan, seperti ada beban berat diatas
kepala dan rasa sesak nafas dok.
DM :oh, baik ibu. Terkait keluhan cemasnya, kalau boleh tau apa yang ibu
cemaskan ?
P :saya merasa taku mati dan takut penyakit berat dok.
DM :apakah keluhan ini sangat mengganggu ibu?
P :iya dok, kalau malam saya bahkan susah tidur.
DM :susah tidur bagaimana? Apakah ibu sulit untuk memulai tidur atau
pada saat tertidur ibu terbangun kemudian susah untuk tidur kembali?
P :saya susah untuk memulai tidur dok, kalaupun saya tertidur, mata
saya tertutup tapi pikiran saya kemana-mana.
DM :pikiran kemana-mana, maksudnya seperti apa ibu? Apa yang ibu
pikirkan?
P :iya dok, saya merasa was-was, saya merasa seperti ada yang akan
membunuh saya dan seperti ada yang akan mengirimkan sihir jahat
kepada saya dok. Hal itu membuat saya gelisah dan cemas dok.
DM :apakah keluhan susah tidur dan pikiran kemana-mana itu
berlangsung setiap malam atau seperti apa ibu?
P :iya dok, hampir setiap malam saya susah tidur dok.
DM :keluhan susah tidurnya sudah berlangsung sejak kapan ibu?
P :sudah sekitar 3 tahun terakhir dok, bersamaan dengan keluhan cemas
saya itu dok.
DM :apakah ibu pernah melihat bayangan-bayangan atau sesuatu yang
tidak dilihat oleh orang lain? Ataupun mendengar bisikan-bisakan?
P :iya dok, saya pernah melihat bayangan-bayangan hitam yang
menganggu saya dok, tapi itu pada saat awal-awal sakit saja dok.
DM :lalu bagaimana dengan bisikan-bisikan? Apakah ibu pernah
mendengar bisikan-bisikan?
P :pernah dok, saya mendengar bisikan dari dalam hati saya dok.
DM :apakah ibu mendengar bisikan tersebut melalui telinga ibu atau hanya
bergema dalam hati ibu?
P :saya kurang yakin dok, tapi saya dengar ada yang berbisik dok.
DM :apa yang dikatakan?
P :saya mendengar bisikan kalimat “saya akan membunuh kamu” secara
berulang-ulang dok.
DM :apakah ibu juga ada mimpi buruk atau sesuatu yang tidak
mengenakkan?
P :iya dok, saya kadang bermimpi dibunuh oleh orang yang tidak
dikenal, kadang bermimpi dikejar orang yang tidak dikenal juga saya
bermimpi disetubuhi orang yang tidak dikenal dok.
DM :apakah mimpi-mimpi buruk itu ibu alami setiap malam?
P :tidak setiap malam dok, sekali-sekali saja dok.
DM :oh iya, baik ibu. Apakah ada hal lain yang belum saya tanyakan atau
ingin ibu sampaikan?
P :iya ada dok.
DM :apa itu? Bisa ibu sampaikan?
P :saya juga sering panic kalau lagi di pasar atau di tempat yang ramai
dok.
DM :maksudnya panic bagaimana ibu?
P :saya rasa panik, seperti takut dok, saya merasa pusing, jantung
berdebar-debar, berkeringat dingin dan sesak. Sehingga saya akan
segera ke RS untuk mencari pertolongan dok.
DM :perasaan paniknya bisa berlangsung berapa lama ibu?
P : sekitar 15-30 menit begitu dok.
DM :berarti kurang dari satu jam ya ibu?
P :iya dok!
DM :ketika ibu mencari pertolongan ke RS apa yang ibu rasakan?
P :saya rasa langsung baikan dok, saya rasa sembuh (sambil tertawa).
DM :berarti karena sering merasa panic ketika dikeramaian, ibu sering
menghindari keramaian yah?
P :iya dok, saya lebih banyak dirumah dok, jarang keluar rumah. Saya
lebih banyak di kamar.
DM :oh iya baik ibu, apakah ibu tau awal keluhan muncul ini karena apa?
P :iya dok, awalnya saya sakit, saat tinggal bersama mertua dok, saya
merasa banyak tekanan dan sering stress ketika tinggal dengan mertua
dok.
DM :apa sekarang masih tinggal dengan mertua?
P :sudah tidak dok.
DM :apakah masih ada yang ingin disampaikan atau ingin ditayakan lagi
bu?
P :sudah tidak ada dok. Itu saja
DM :baik ibu, terima kasih informasinya (kemudian lanjut menyakan
pertanyaan lainnya).

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Gangguan psikiatri :
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya.
2. Riwayat gangguan medik :
Pasien memiliki riwayat nyeri ulu hati kurang lebih 3 tahun lalu.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif :
Pasien tidak pernah menggunakan zat-zat psikoaktif .

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat Prenatal dan natal :
Pasien lahir cukup bulan, lahir normal dibantu biang, minum ASI
sampai usia 3 tahun.
2. Riwayat Masa Kanak-kanak :
Pasien lebih banyak main disekitar rumah, pasien tidak begitu banyak
teman.
3. Masa remaja :
Pasien memiliki beberapa teman namun selalu merasa sendiri, pasien
sering dibully (gendut) disekolah, pasien lebih banyak dirumah.
4. Masa Dewasa
Pasien jarang bergaul, pasien masih sering mengingat momen-momen
ketika dia di bully saat remaja, pasien lebih banyak dirumah.
5. Riwayat Pendidikan
- SD : tamat
- SMP : tamat
- SMA : tamat
- Kuliah : tamat S1 Sastra di FIB UNKHAIR
6. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai seorang operator komputer di kantor
DPRD Propinsi Maluku Utara. Namun semenjak sakit pasien sudah
tidak lagi bekerja.
7. Riwayat beragama
Pasien seorang muslim, semenjak sakit pasien sudah jarang sholat
karena pusing dan cemas.
8. Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien kurang bergaul dengan tetangga sekitarnya dan hanya punya
sedikit teman sepergaulan dan setelah kondisi psikisnya memburuk
pasien cenderung lebih banyak di dalam rumah.Pasien menikah tahun
2016 dan memiliki 2 orang anak. Hubungan dengan suami baik.

E. RIWAYAT KELUARGA
Dalam keluarga tidak didapatkan anggota keluarga dengan keluhan
serupa.

1 2 3 4
Keterangan :

Pria

Wanita

Pasien

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG


Saat ini pasien tinggal bersama suaminya, pasien sudah tinggal
dirumah mertua dan semenjak pasien memiliki keluhan seperti sekarang,
yang menafkahi kehidupan keluarga adalah suami, sehingga pasien
dirumah bersama kedua anaknya. Pasien juga jarang bergaul dan
bekomunikasi dengan tetangga di lingkungan tempat tinggalnya.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan :
Seorang wanita berperawakan tinggi dan badan berisi,
menggunakan baju gamis berwarna hitam, menggunakan jilbab
hitam, dan masker putih, warna kulit putih, dan wajah sesuai usia,
penampilan tampak rapi, berpakaian seperti orang pada umumnya.
2. Kesadaran :
- Neurologis/biologis : Komposmentis, GSS 15 (E4M6V5)
- Psikiatrik : tidak tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
a. Sebelum wawancara : Pasien tampak tenang dan
berperilaku normal.
b. Selama wawancara : Pasien tampak kooperatif,
menjawab pertanyaan dengan baik dan normal.
c. Sesudah wawancara : Pasien tampak tenang dan
berperilaku normal.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif, pasien menjawab
pertanyaan pemeriksa dengan baik
5. Pembicaraan ( spontanitas, intonasi dan kecepatan) :
a. Cara berbicara : Relevan, koheren, spontan, intonasi sesuai dan
ritme sesuai
b. Gangguan berbicara :Tidak ada gangguan berbicara.
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Mood : Eutimia
2. Afek : Afek luas dan serasi
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Halusinasi visual (riwayat melihat bayangan-bayangan
hitam), Halusinasi auditorik (mendengar bisikan “saya akan
membunuhmu”)
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : sesuai dengan taraf pendidikan (S1)
2. Pengetahuan umum : Baik, sesuai dengan taraf pendidikan
3. Konsentrasi : Terganggu (pasien mengatakan tidak bisa
memikirkan hal-hal yang menurutnya sedikit rumit, dan pasien
mengatakan bahwa semenjak sakit pasien malas berpikir)
4. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien tau membedakan pagi dan siang
b. Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa sedang berada di RSJ
SOFIFI
c. Orang :Baik, pasien tahu bahwa yang memeriksa pasien adalah
dokter, yang mengantar pasien adalah suami pasien.
5. Daya ingat
a. Jangka panjang :Baik, pasien menceritakan masa lalunya
b. Jangka pendek : Baik, pasien mengingat kendaraan apa yang
digunakan saat ke RSJ.
c. Segera :Baik, pasien mengulang kata-kata yang diucapkan
pemeriksa secara berurutan.
6. Pikiran abstraktif : Baik.
7. Bakat kreatif: Tidak ada bakat kreatif
8. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik.
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : baik dan spontan
b. Kontinuitas : Koheren, relevan dan kontinyu.
c. Hendaya bahasa : tidak terdapat hendaya berbahasa
2. Isi pikir
a. Preokupasi : tidak terdapat preokupasi
b. Waham : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
e. Ide-ide : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS : pasien dapat mengendalikan impuls
dengan baik.
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik, ketika diberi pertanyaan apakah mencuri
itu baik atau tidak, pasien menjawab tidak baik)
2. Uji daya nilai : Baik, jika tetangga mengalami kebakaran pasien
akan membantu dengan menelepon pemadam kebakaran.
3. Daya nilai realitas : terganggu ( halusinasi auditorik dan visual)
H. TILIKAN : Tilikan derajat 6
RELIABILITAS : Dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Kesadaran : Composmentis (GCS 15 : E4M6V5)
2. Tekanan darah : 120/80 mmhg
3. Frekuensi nadi : 98x/menit
4. Frekuensi napas : 20x/menit
5. Suhu badan : 36,5ºC
6. Bentuk tubuh : Normal
7. Sistem kardiovaskular : Dalam batas normal
8. Sistem respiratorius : Dalam batas normal
9. Sistem gastrointestinal : Nyeri Lambung
10. Sistem Muskulokeletal : Dalam batas normal
11. Sistem Urogenital : Dalam batas normal
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranialis (I-XII) : Tak tampak abnormalitas
2. Tanda rangsang meningeal : Kaku kuduk (-), kernign (-).
3. Pupil (refleks) : +/+, isokor/isokor.
4. Motorik : Dalam batas Normal
5. Sensibilitas : Dalam batas normal
6. Fungsi luhur : Dalam batas normal
7. Gangguan khusus : Tidak ada gangguan khusus.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien dengan keluhan cemas berlebihan, sejak 3 tahun lalu, riwayat
nyeri ulu hati, pasien sering merasa cemas disertai gejala otonom lainnya,
pasien susah tidur, terdapat serangan panik jika berada di keramaian,
pasien sering masuk RS karena serangan paniknya, riwayat kehidupan
pribadi pasien sering di bully saat masa remaja-dewasa, pasien jarang
bergaul, pasien lebih banyak dirumah, terdapat halusinasi Visual dan
Auditorik.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah
dilakukan pada pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis
yang secara klinis bermakna sehingga dapat menyebabkan timbulnya
distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan
menderita gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I
Didapatkan gangguan berupa cemas disertai sulit tidur dan
serangan panik, juga terdapat gejala lain seperti takut mati, takut penyakit
berat, jantung berdebar, lemas, kaki tangan dingin, berkeringat,
penglihatan buram, rasa ingin pingsan dan seperti ada beban berat di atas
kepala serta pasien merasa sesak nafas. Pasien biasany mencari
pertolongan kedokter untuk mengobati gejala somatiknya. Didapatkan
adanya hendaya sosial dan pekerjaan.
Karena pasien memenuhi kriteria untuk diagnosis Gangguan
Cemas menyeluruh terpenuhi, maka pasienmasuk dalam diagnosis Aksis
I sebagai Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1).

Diagnosis Aksis II
Berdasarkan autoanamnesa didapatkan bahwa pasien memiliki rasa
tegang, cemas dan takut yang menetap, pasien merasa dirinya tidak
mampu, pasien melakukan penolakan terhadap situasi sosial, terdapat
keengganan untuk terlibat dengan orang lain, dan menghindari aktivitas
sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak sosial. Maka pada
aksis II didapatkan adanya Gangguan Kepribadian Cemas (menghindar)
(F60.6).

Diagnosis Aksis III


Pada anamnesis didapati bahwa pasien memiliki riwayat Sindrom
Dispepsia/Gastritis sejak 3 tahun yang lalu.
Diagnosis Aksis IV
Berdasarkan autoanamnesis pasien memiliki masalah keluarga,
masalah dengan lingkungan sosial dan masalah psikosoial dan lingkungan
lain.

Diagnosis Aksis V
Pada saat pasien masuk menujukkan GAF Scale (70-61) dimana di
dapatkan beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi dan secara umum masih baik.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
Aksis II : F60.6 Gangguan kepribadian Cemas (menghindar)
Aksis III : Penyakit sistem pencernaan
Aksis IV : Masalah keluarga, masalah dengan lingkungan sosial dan
masalah psikosoial dan lingkungan lain.
Aksis V : GAF scale (70-61).

VIII. PROGNOSIS
Quo Ad vitam : dubia ad bonam
Quo Ad functionam : dubia ad bonam
Quo Ad sanationam :dubia ad bonam

IX. DAFTAR MASALAH


Organobiologik :Gangguan saluran pencernaan (Sindrom
Dispepsia/Gastritis)
Psikologis :Terdapat gangguan cemas.
Sosioekonomi :Mengalami kesulitan dengan bersosialisasi dengan
lingkungannya.
X. TERAPI
Pagi : Lorazepam 0,5 mg
: Fluoxetin 10 mg
Malam : Alprazolam 0,25 mg
: Floxetin 10 mg

XI. DISKUSI
1. Kenapa pasien di diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh?
Jawab :
Menurut Revisi edisi keempat Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder (DSM-IV-TR) mendefinisikan gangguan ansietas
menyeluruh sebagai ansietas dan kekhawatiran yang berlebihan
mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir sepanjang hari
selama sedikitnya 6 bulan. Kekhawatiran ini sulit dikendalikan dan
berkaitan dengan gejala somatik seperti otot tegang, iritabilitas, sulit
tidur, dan gelisah. Ansietas ini sulit dikendalikan, secara subjektif
menimbulkan penderitaan, dan mengakibatkan hendaya pada area
penting kehidupan seseorang. Rasio perempuan banding laki-laki
pada gangguan ini sekitar 2 banding 1.
Gangguan ansietas menyeluruh adalah gangguan yang paling
sering muncul bersamaan dengan gangguan jiwa lain, biasanya fobia
sosial, (fobia spesifik, gangguan panik, atau gangguan depresif).
Mungkin 50 hingga 90 persen pasien dengan gangguan ansietas
menyeluruh memiliki gangguan jiwa lain. Sebanyak 25 persen pasien
akhirnya mengalami gangguan panik. Gangguan lazim lain yang
terkait gangguan ansietas menyeluruh adalah gangguan distimik serta
fobia sosial yang spesifik.
Kriteria diagnosis DSM-IV-TR memasukkan kriteria yang
membantu klinisi membedakan gangguan ansietas menyeluruh, ansietas
normal, dan gangguan mental lain, Perbedaan antara gangguan ansietas
menyeluruh dan ansietas normal adalah melalui penekanan pada
penggunaan kata “berlebihan” dan “sulit dikendalikan” dalam kriteria
dan melalui spesifikasi bahwa gejala dapat menyebabkan hendaya atau
distress yang signifikan.
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR untuk Gangguan Ansietas
Menyeluruh
a) Ansietas dan kekhawatiran berlebihan (perkiraan yang
menakutkan), terjadi hampir setiap hari selama
setidaknya 6 bulan, mengenal sejumlah kejadian atau
aktivitas (seperti bekerja dan bersekolah)
b) Orang tersebut merasa sulit mengendalikan
kekhawatirannya
c) Ansietas dan Kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau
lebih) dari keenam gejala berikut (dengan beberapa gejala
setidaknya muncul hampir setlap hari selama 6 bulan),
Perhatikan: hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-
anak.
1. gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok
2. mudah merasa Lelah
3. sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. mudah marah
5. otot tegang
6. gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau
tidur yang gelisah dan tidak puas)
d) Fokus dari ansietas dan kekhawatiran tidak terbatas hanya
pada gambaran gangguan Aksis I, mis., ansietas atau cemas
bukan karena mengalami serangan panik (seperti pada
gangguan panik), merasa malu berada di keramaian (seperti
pada fobia sosia), merasa kotor (seperti pada gangguan
obsesif kompulsif), jauh dari rumah atau kerabat dekat
(seperti pada gangguan ansietas perpisahan), bertambah
berat badan (seperti pada anoreksia nervosa), mengalami
keluhan fisik berganda (seperti pada gangguan somatisasi),
atau mengalami penyakit serius (seperti pada
hipokondriasis), juga ansietas dan kekhawatiran tidak
hanya terjadi selama gangguan stres pasca trauma.
e) Ansietas, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan
distress yang secara: klinis bermakna atau hendaya
sosial, pekerjaan, atau area penting fungsi lainnya.
f) Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis
langsung dari suatu zat (mis, penyalahgunaan obat,
obat-obatan) atau keadaan medis umum (mis,
hipertiroidisme) dan tidak terjadi hanya selama
gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan
perkembangan persuasif.
2. Apa Saja Gambaran Klinis pada pasien dengan gangguan cemas
menyeluruh?
Jawab:
Gejala utama gangguan ansietas menyeluruh adalah ansietas,
ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kesiagaan kognitif.
Ansietasnya berlebihan dan mengganggu aspek kehidupan lain.
Ketegangan motorik paling sering tampak sebagai gemetar, gelisah, dan
sakit kepala. Hiperaktivitas otonom sering bermanifestasi sebagai napas
pendek, keringat berlehihan, palpitasi, dan berbagai gejala
gastrointestinal. Pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh biasanya
mencari dokter umum atau dokter penyakit dalam untuk membantu
gejala somatik mereka.
3. Keadaan apa saja yang bisa membuat gangguan seperti Gangguan
cemas menyeluruh?
Jawab :
Pemeriksaan status mental dan anamnesis harus menggali
kemungkinan diagnostik gangguan panik. Umumnya, pasien dengan
gangguan panik mencari terapi lebih dan lebih dibuat tidak mampu
oleh penyakitnya, memiliki awitan gejala mendadak. dan tidak terlalu
direpotkan gejala somatik dibandingkan pasien dengan gangguan
ansietas menyeluruh.
4. Bagaimana perjalanan gangguan dan prognosis dari gangguan cemas
menyeluruh?
sebagian besar pasien dengan gangguan ini melaporkan bahwa
mereka telah cemas sepanjang yang mereka ingat. Hanya sepertiga
pasien yang memiliki gangguan ansietas menyeluruh mencari terapi
psikiatri Banyak pasien dating ke dokter umum, spesialis penyakit
dalam. Spesialis jantung, spesialis paru. Atau spesialis
gastroenterology. Mencari terapi untuk komponen somatik gangguan
mereka.
Pada umumnya prognosis gangguan cemas menyeluruh adalah
baik bila mendapat penatalaksanaan yang sesuai. Sekitar 50% pasien
mendapat perbaikan dalam tiga minggu pertama pengobatan.Sekitar
77% membaik dalam sembilan bulan pengobatan.

5. Terapi apa yang akan diberikan kepada pasien ini?


Jawab :
Pagi : Lorazepam 0,5 mg
: Fluoxetin 10 mg
Malam : Alprazolam 0,25 mg
: Floxetin 10 mg
 Benzodiazepin. Benzodiazepin merupakan obat pilihan untuk
gangguan ansietas menyeluruh Obat ini diresepkan bila perlu
sehingga pasien mengkonsumsi benzodiazepin kerja cepat saat
mereka terutama merasa cemas, Pendekatan alternatif adalah
meresepkan benzodiazepin untuk suatu periode waktu yang
terbatas, terapi untuk sebagian besar keadaan ansietas berlangsung
2 hingga 6 minghu diikuti 1 atau 2 minggu untuk menurunkan
dosis obat secara bertahap sebelum dihentikan. Untuk terapi
ansietas, biasa dilakukan pemberian obat yang dimulai dengan
dosis terendah dari kisaran terapeutik dan peningkatan dosis untuk
mendapatkan respons terapeutik.Golongan Benzodiazepine sebagai
obat anti-anxietas mempunyai ratio terapeutik lebih tinggi dan
lebih kurang menimbulkan adiksi dengan toksisitas yang rendah.
Golongan Benzodiazepind = “drug of choice” dari semua obat
yang mempunyai efek anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi
dan keamanannya.
Kenapa lorazepam? Karena dosis anti-anxietas dan anti-insomnia
berjauhan (dose-related), lebih efektif sebagai anti-anxietas.
Kenapa Alprazolam? Karena efektif untuk anxietas antisipatorik,
“ onset of action” lebih cepat dan mempunyai komponen efek anti-
depresi.
Cara Pemberian :
“Steady state” (keadaan dengan jumlah obat yang masuk ke dalam
badan sama dengan jumlah obat yang keluar dari badan) dicapai
setelah 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali sehari (half life ≤ 24 jam).
“onset of action” cepat dan langsung memberikan efek. Efek klinis
terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai “steady state”.
Pengaturan dosis tidak perlu seperti neuroleptika dan
antidepresan.Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) naikkan dosis
setiap 3 – 5 hari sampai mencapai dosis optimal, dipertahankan 2-3
minggu, diturunkan 1/8 x setiap 2-4 minggu, dosis minimal yang
masih efektif (maintenance dose), bila kambuh dinaikkan lagi dan
bila tetap efektif, pertahankan 4 – 8 minggu, tapering off. Pada
sindrom anxietas yang disebabkan faktor situasi eksternal,
pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan.
 Selective Serotonin Reuptake Inhibitors. SSRI dapat efektif
terutama untuk pasien dengan komorbid depresi. Kerugian SSRI
yang menonjol, terutama Auoxetine (Prozac), adalah bahwa obat
ini meningkatkan ansietas secara sementara. Oleh sebab itu. SSRI
sertralin (Zoloft) atau paroksetin (Paxil) adalah pilihan yang lebih
baik, Sangatlah beralasan untuk memulai terapi dengan sertralin
atau paroksetin ditambah benzodiazepin kemudian menurunkan
dosis benzodiazepin setelah 2 hingga 3 minggu. Studi terkontrol
diperlukan untuk menentukan apakah SSRI sama efektifnya untuk
gangguan ansietas menyeluruh karena SSRI digunakan juga untuk
gangguan panik dan gangguan obsesit kompulsif.
Kenapa Fluoxetin? efek sedasi, otonomik, kardiologik sangat
minimal. Pada usia dewasa & usia lanjut, atau yang dengan
gangguan jantung, berat badan lebih, dan keadaan lain yang
menarik manfaat dari efek samping yang minimal tersebut.
Pemberian Obat Anti-Depresi dapat dilakukan dalam jangka
panjang oleh karena “addiction potential”-nya sangat minimal.
Pada dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal. Untuk
golongan SSRI diberikan dosis tunggal pada pagi hari setelah
sarapan pagi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, dan Sadock VA (2010). Kaplan dan Sadock Buku ajar Psikiatri
Klinis. Edisi ke 2. Jakarta: EGC.
2. Maslim R (2013). Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari PPDGJ-
III dan DSM-5. Jakarta: PT Nuh Jaya.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2015) Tentang
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa.
4. Maslim R (2007). Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
Edisi Ketiga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai