SKRIPSI
OLEH
ABKARI RIZAL WAHID
09401711050
OLEH
ABKARI RIZAL WAHID
09401711050
PERNYATAAN KEASLIAN
iii
6
Latar Belakang : Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis¸ yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di
paru atau berbagai organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial
oksigen yang tinggi. Infeksi TB anak saat ini menunjukkan sumber penyakit TB
di masa depan. Tuberkulosis pada anak akan menyebabkan terjadinya gangguan
tumbuh kembang, bahkan sampai pada kematian. Beberapa faktor risiko yang
berperan penting dalam penularan penyakit TB pada anak diantaranya riwayat
kontak dengan penderita TB dewasa, status gizi, dan status imunisasi BCG.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif berdasarkan
umur, jenis kelamin, riwayat kontak dengan penderita TB, status imunisasi BCG,
status diagnosis dan status gizi dengan menggunakan data sekunder yang diambil
di beberapa Rumah Sakit dan Puskesmas yang ada diwilayah Kota Ternate
Periode 2019. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total sampling. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30
kasus Tuberkulosis pada anak, penyakit ini sering terjadi pada anak dengan usia 5-
15 tahun (56,7%), jenis kelamin perempuan (70%), tidak memiliki riwayat kontak
dengan penderita Tuberkulosis (73,3%), belum mendapatkan imunisasi BCG
(66,7%), terdiagnosis tuberkulosis klinis sebanyak (70%) dan Anak dengan status
gizi baik sebanyak 10 orang (58,8%).
v
6
ABSTRACT
Background: Pulmonary tuberculosis (TB) is a disease caused by
Mycobacterium tuberculosis¸ which is an aerobic bacteria that can live mainly in
the lungs or other organs of the body that have high partial oxygen pressure.
Current childhood TB infection represents a future source of TB disease.
Tuberculosis in children will cause growth and development disorders, even to
death. Several risk factors that play an important role in TB disease transmission
in children include history of contact with adult TB patients, nutritional status, and
BCG immunization status. Methods: This study is a retrospective descriptive
study based on age, sex, history of contact with TB sufferers, BCG immunization
status, diagnostic status and nutritional status using secondary data taken in
several hospitals and health centers in Ternate City for the period of 2019.
Technique The sampling used in this research is total sampling. Results: The
results of this study indicate that out of 30 cases of tuberculosis in children, this
disease often occurs in children aged 5-15 years (56.7%), female sex (70%), has
no history of contact with tuberculosis patients (73 , 3%), had not received BCG
immunization (66.7%), diagnosed with clinical tuberculosis (70%) and 10
children with good nutritional status (58.8%).
Keywords: Tuberculosis in children, nutritional status, BCG immunization.
MOTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan. (QS. Insyirah : 5-6)
Kebahagiaan yang hakiki adalah ketika engkau dapat membuat orang lain
bahagia bersamamu, maka teruslah menebar kebahagiaan ke seluruh
penjuru semesta. Bahagialah bersama!
(Abkari Rizal Wahid)
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang telah
mengasuh dan mendidik serta selalu memberikan dukungan kepada saya
sampai saat ini dan karya ini juga saya persembahkan pada almamater saya
tercinta Universitas Khairun.
RIWAYAT PENDIDIKAN
vii
6
Pendidikan formal penulis dimulai pada tahun 2005 di SD Negeri 1 Lede dan
lulus pada tahun 2011, pada tahun yang sama penulis diterima di MTs YPPT Lede
dan lulus pada tahun 2014. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1
Lede dan lulus pada tahun 2017. Pada tahun 2017 penulis diteima sebagai
mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas
Khairun Ternate melalui jalur seleksi Mandiri. Pada tahun 2020 penulis
melaksanakan Kubermas (Kuliah Berkarya dan Bermasyarakat) di Kel. Jati
Perumnas, Kec. Ternate Selatan, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Pada
tahun Januari 2021 penulis melakukan penelitian dengan judul “Karakteristik
Pasien Tuberkulosis Pada Anak di Kota Ternate Tahun 2019”. Hasilnya
dituangakan dalam tulisan ini sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh
gelar Sarjana Kedokteran Universitas Khairun Ternate.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Karakteristik Pasien Tuberkulosis Pada Anak Di Kota Ternate Tahun 2019”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan secara moril maupun materiil, untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.
Tidak lupa pula, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada Yth:
1. Prof. Dr. Husen Alting, SH.,MH, selaku Rektor Universitas Khairun Ternate.
3. dr. Liasari Armaijn, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter.
4. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kedokteran yang namanya tidak bisa
penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas arahannya.
5. dr. Tuthanurani Nachrawy, M.Kes selaku pembimbing utama dan dr. Liasari
Armaijn, M.Kes selaku pembimbing pendamping, yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis, terima kasih atas segala bimbingan dan arahannya selama ini.
6. dr. Marhaeni Hasan, Sp.A. M.M selaku ketua penguji, dr. Dwi Handoko, Sp.P
dan dr. Fera The, M.Kes selaku penguji anggota, yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama ini.
7. Ayahanda tercinta Umar Wahid Hamidu dan ibunda tercinta Hapsa Baco,
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas segala pengorbanan,
waktu, tenaga, biaya, kesabaran, serta kasih sayang yang telah dilimpahkan
selama membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh cinta.
Tiada yang dapat penulis persembahkan selain doa, semoga amal ibadah
dan jasa pihak-pihak yang tersebut di atas mendapat imbalan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan
ix
6
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2
1. Tujuan Umum............................................................................................2
2. Tujuan Khusus...........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
1. Bagi Peneliti..............................................................................................3
2. Bagi Institusi..............................................................................................3
A. Pengertian Tuberkulosis................................................................................4
C. Patogenesis Tuberkulosis..............................................................................5
D. Klasifikasi Tuberkulosis.............................................................................10
I. Kerangka Teori...........................................................................................23
1. Populasi...................................................................................................25
2. Sampel.....................................................................................................25
xi
6
D. Variabel Penelitian......................................................................................25
E. Kerangka Konsep........................................................................................26
F. Definisi Operasional...................................................................................26
J. Jadwal Penelitian.........................................................................................29
K. Alur Penelitian.............................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
DAFTAR TABEL
xiii
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2017 terdapat 10 juta kasus TB di dunia dan terdapat 1,6
juta jiwa meninggal karena TB.3 Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak
420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis
kelamin, jumlah kasus baru TB tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar
dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi
Tuberkulosis, prevalensi TB pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan
pada perempuan.4
1
2
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik pasien TB pada anak di Kota
Ternate Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti
A. Pengertian Tuberkulosis
4
5
paru, limpa, dan kelenjar limfe superfisialis. Selain itu, dapat juga bersarang di
organ lain seperti otak, hati, tulang, ginjal, dan lain-lain. Pada umumnya,
kuman di sarang tersebut tetap hidup, tetapi tidak aktif (tenang), demikian
pula dengan proses patologiknya. Sarang di apeks paru disebut dengan fokus
Simon, yang di kemudian hari dapat mengalami reaktivasi dan terjadi TB
apeks paru saat dewasa.
Bentuk penyebaran hematogen yang lain adalah penyebaran
hematogenik generalisata akut. Pada bentuk ini, sejumlah besar kuman TB
masuk dan beredar di dalam darah menuju ke seluruh tubuh. Hal ini dapat
menyebabkan timbulnya manifestasi klinis penyakit TB secara akut, yang
disebut TB diseminata. Tuberkulosis diseminata ini timbul dalam waktu 2−6
bulan setelah terjadi infeksi. Timbulnya penyakit bergantung pada jumlah dan
virulensi kuman TB yang beredar serta frekuensi berulangnya penyebaran.
Tuberkulosis diseminata terjadi karena tidak adekuatnya sistem imun pejamu
(host) dalam mengatasi infeksi TB, misalnya pada anak bawah lima tahun
(balita) terutama di bawah dua tahun.
Bentuk penyebaran yang jarang terjadi adalah protracted hematogenic
spread. Bentuk penyebaran ini terjadi bila suatu fokus perkijuan di dinding
vaskuler pecah dan menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sejumlah besar
kuman TB akan masuk dan beredar di dalam darah. Secara klinis, sakit TB
akibat penyebaran tipe ini tidak dapat dibedakan dengan acute generalized
hematogenic spread.13 Alur Patogenesis terjadinya TB dapat dilihat pada
gambar 2.
9
D. Klasifikasi Tuberkulosis
1. Klasifikasi Tuberkulosis Secara Umum
1. Umur
Menurut Permenkes No. 2 tahun 2020, usia anak adalah 0-18
tahun. Usia Anak sangat rentan tertular berbagai penyakit termasuk
TB, karena daya tahan dan sistem kekebalan tubuh anak masih lemah.
Tuberkulosis anak adalah tuberkulosis yang terjadi pada anak usia 0-
14 tahun.14,15,4
2. Jenis Kelamin
Penyakit TB paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin
laki-laki dibanding perempuan, karena kebiasaan merokok dan minum
alkohol sehingga sistem pertahanan tubuh menurun dan lebih mudah
terpapar dengan agent penyebab TB paru. Pada anak, menurut Data
dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019. Jumlah kasus
penderita TB anak terbanyak adalah anak laki-laki yaitu 33.122.7
3. Riwayat Kontak dengan Penderita Tuberkulosis
Pada kasus tuberkulosis anak, kontak dengan penderita
tuberkulosis dewasa aktif yang merupakan faktor resiko utama
terjadinya tuberkulosis pada anak, sedangkan jarang sekali anak
penderita tuberkulosis menularkan bakteri tuberkulosis ke anak dan
orang dewasa disekitarnya, karena tidak ada atau sedikitnya produksi
sputum dan tidak terdapatnya reseptor batuk di daerah parenkim yang
menyebabkan jarangnya terdapat gejala batuk pada tuberkulosis anak,
hal ini juga yang menyebabkan sulitnya mengambil sputum pada anak
untuk dijadikan pemeriksaan gold standar tuberculosis.16
4. Status Imunisasi BCG
Pada anak, tuberkulosis sering menyerang paru-paru, tetapi
karena kekebalan tubuh bayi dan anak belum sebaik dewasa, bakteri
ini dapat juga menyerang selaput otak, sendi, ginjal, hati dan juga usus.
Berdasarkan angka kejadian yang tinggi di negara kita, dengan
beratnya penyakit tuberkulosis bila mengenai bayi dan anak serta
proses penularannya sulit dicegah, maka pencegahan yang paling
efektif adalah melalui imunisasi BCG.Imunisasi adalah suatu proses
6
Ambang Batas ( Z –
Indeks Kategori Status Gizi
Score)
Berat badan sangat kurang < 3 SD
Berat Badan menurut Umur
Berat badan kurang -3 SD sd <-2 SD
( BB/U) anak usia 0 – 60
Berat badan normal 2 SD sd +1 SD
15
Berat Badan
menurut Gizi Buruk <-3 SD
Panjang Badan atau Tinggi Gizi Kurang -3 SD sd <-2 SD
Keterangan:
1. Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin memiliki masalah
pertumbuhan, perlu dikonfirmasi dengan BB/TB atau IMT/U
2. Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak
menjadi masalah kecuali kemungkinan adanya gangguan endokrin
seperti tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuk ke
dokter spesialis anak jika diduga mengalami gangguan endokrin
(misalnya anak yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkan tinggi
orang tua normal).
6
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB Tidak Jelas - Laporan BTA (+)
Keluarga, BTA
(-) / BTA tidak
jelas / tidak tahu
Uji Tuberkulin Negatif - - Positif (≥ 10 mm
(Mantoux) atau ≥ 5mm) pada
Imunokompromais
Berat Badan/Keadaan - BB/TB < 90% atau Klinis Gizi
17
Gejala klinis demam (≥2 minggu) dan batuk (≥3 minggu) lama, dapat
bernilai apabila tidak membaik setelah diberikan pengobatan, sesuai baku
terapi di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Selain itu, gambaran foto toraks
yang mendukung TB dapat berupa pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
dengan atau tanpa infiltrat, atelektasis, konsolidasi segmental atau lobar,
milier, kalsifikasi dengan infiltrat, ataupun tuberkuloma. Foto toraks bukan
merupakan alat diagnostik utama pada TB anak.
Anak dengan skor 6 yang diperoleh dari poin kontak dengan pasien
BTA positif dan hasil uji tuberkulin positif, tetapi tanpa gejala klinis, maka
pada anak tersebut belum perlu diberikan OAT. Anak tersebut cukup
dilakukan observasi atau diberi INH profilaksis, tergantung dari umur anak.
Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dengan gejala klinis yang
meragukan, maka pasien tersebut dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan, untuk evaluasi lebih lanjut . Anak dengan skor 5 yang terdiri dari
poin kontak BTA positif dan 2 gejala klinis lain, pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang tidak tersedia uji tuberkulin, maka dapat didiagnosis,
diterapi ,dan dipantau sebagai TB anak. Pemantauan dilakukan selama 2 bulan
terapi awal, dan apabila terdapat perbaikan klinis, maka terapi OAT
dilanjutkan sampai selesai 6 bulan. Semua bayi dengan reaksi cepat (<2
minggu) setelah pemberian imunisasi BCG, seharusnya dicurigai telah
terinfeksi TB, dan harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak.
Catatan
1. Anak dengan pembesaran kelenjar leher tidak selalu menderita TB
Anak. Pertimbangkan kemungkinan diagnosis yang lain misalnya
infeksi leher, amandel, dan keganasan. Pembesaran kelenjar leher yang
mendukung gejala TB Anak bersifat tidak nyeri, multiple, diameter
lebih dari 1 cm.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan fasilitas terbatas (misalnya tidak
terdapat Uji Tuberkulin, foto thorax) diperbolehkan untuk
mendiagnosis menggunakan Sistem Skoring, apabila terdapat keraguan
21
diminum. Apabila obat diberikan dalam bentuk puyer, harus dibuat terpisah
untuk masing-masing obat. Tidak diperbolehkan mencampur beberapa macam
obat dalam satu puyer. Apabila ada kenaikan berat badan pada anak, maka
dosis menyesuaikan dengan berat badan terakhir. Pada anak obesitas, dosis
KDT sesuai dengan berat badan ideal sesuai dengan umur. OAT kategori
Anak dalam bentuk KDT terdiri dari kombinasi INH, Rifampisin dan
Pirazinamid masing-masing 50mg, 75mg dan 150mg untuk fase intensif dan
kombinasi INH dan Rifampisin masing-masing 50mg dan 75mg untuk fase
lanjutan yang diberikan kepada anak sesuai dengan berat badan anak tersebut.
Bukti adanya infeksi TB diperoleh dari hasil uji tuberkulin (Mantoux tes) yang
positif yaitu munculnya indurasi dengan diameter ≥ 10mm.3
I. Kerangka Teori
TB Paru :
Pengertian
Etiologi dan Cara Penularan
Patogenesis
Klasifikasi
Gejala Klinis
Diagnosis Tatalaksana
23
Faktor Resiko :
Umur*
Jenis Kelamin*
Status Imunisasi BCG*
Riwayat Kontak dengan penderita TB*
Status Gizi*
*Yang diteliti
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian adalah pasien anak berusia 0-14 tahun yang
terkonfirmasi menderita TB di wilayah Kota Ternate pada tahun 2019.
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
Data rekam medis lengkap pasien anak terdiagnosis TB Mencakup
umur, jenis kelamin, riwayat kontak dengan penderita TB, status
imunisasi, status gizi dan TB diagnosis klinis atau bakteriologis.
b. Kriteria Eksklusi
Data rekam medis pasien anak terdiagnosis TB yang tidak
dilengkapi keterangan umur, jenis kelamin, riwayat kontak dengan
penderita TB, status imunisasi, status gizi dan TB diagnosis klinis atau
bakteriologis.
D. Variabel Penelitian
Status Gizi
6
Jenis Kelamin
F. Definisi Operasional
1. Umur
Menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Pasal 1 tentang
perlindungan anak. Anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan.18 Tuberkulosis anak adalah
tuberkulosis yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun.13. Umur responden
yang dihitung dalam definisi operasional ini adalah umur responden sejak
kelahiran sampai dilakukannya penelitian yang dinyatakan dalam satuan
tahun.
Kategori :
1. 0 – 5 Tahun
2. 5 – 14 Tahun
Skala : Interval
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin yaitu sesuai perbedaan jenis kelamin secara biologis.
Kategori :
1. Laki-Laki
2. Perempuan
27
Skala : Nominal
Kategori :
1. TB anak terkonfirmasi bakteriologis
2. TB anak klinis
Skala : Nominal
6. Status Gizi
Status gizi sesuai Kategori Status Gizi Berdasarkan Z Score.
1. Gizi buruk
2. Gizi Kurang
3. Gizi Baik
4.Gizi Lebih
Skala : Ordinal
G. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu dari data rekam medik pasien. Sumber data pada penelitian ini diperoleh
dari Puskesmas Bahari Berkesan, Puskesmas Hiri, Puskesmas Jambula,
Puskesmas Kalumata, Puskesmas Kalumpang, Puskesmas Perawatan Siko,
Puskesmas Sulamadaha, RSU Dharma Ibu Ternate dan RSUD Chasan
Boesoerie yang berada di wilayah Kota Ternate.
No Uraian
Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke
2. Seminar Proposal
3. Perbaikan Proposal
5. Pelaksanaan penelitian
6. Pengolahan Data
7. Penyusunan Laporan
K. Alur Penelitian
Pembuatan Surat
Perizinan di Kampus
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Negatif 20 66,7
Positif 10 33,3
Total 30 100
Berdasarkan Tabel 7, diketahui paling banyak responden tidak
diimunisasi BCG sebanyak 20 (66,7%) dan responden yang diimunisasi
BCG sebanyak 10 (33,3%).
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan Safitri (2019) dimana prevalensi anak dengan status imunisasi
BCG positif sebanyak (86,7%).20 sedangkan penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Mulyadi (2015) dimana prevalensi anak dengan
status imunisasi BCG negatif sebanyak (55.2%).23
6. Gambaran Status Diagnosis
Distribusi kasus tuberkulosis pada anak berdasarkan Status
Diagnosis dapat dilihat pada Tabel. 8.
Tabel 8. Gambaran Status Diagnosis Responden
skoring ini, anak didiagnosis TB Klinis jika jumlah skor ≥ 6, dengan skor
maksimal 13.17
7. Gambaran Status Gizi Responden
Distribusi kasus tuberkulosis pada anak berdasarkan status gizi
dapat dilihat pada Tabel. 9.
Tabel 9. Gambaran Status Gizi Responden
Status Gizi Frekuensi Persentase
Gizi Buruk 4 23,3
Gizi Kurang 3 13,3
Gizi Baik 10 56,7
Gizi Lebih 0 0
Total 17 100
Berdasarkan Tabel 9, diketahui paling banyak responden memiliki
status gizi baik sebanyak 10 orang (56,7%). Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Safitri (2019) dimana jumlah responden yang
memiliki status gizi baik sebanyak (70%). 20 Sedangkan penelitian ini
memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Mulyadi (2015)
dimana responden lebih banyak memiliki status gizi kurang sebanyak
(47,9%).23
B. Keterbatasan Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang meneliti
variabel terikat dan variabel bebas pada waktu yang sama sehingga tidak
bisa memberikan penjelasan yang pasti tentang adanya hubungan sebab
akibat.
2. Administrasi
Sulitnya prosedural pengajuan izin penelitian sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama serta belum diizinkannya proses
penelitian disalah satu Rumah Sakit yang menyebabkan berkurangya
sampel penelitian. Pencatatan dan penyimpanan rekam medik yang kurang
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Distribusi umur anak paling banyak adalah anak usia 5-15 tahun dengan
jumlah 17 orang (56,7%).
2. Perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, yakni laki-laki 9
orang (30%) dan perempuan 21 orang (70%).
3. Anak yang tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis
sebanyak 22 orang (73,3%) dan anak yang memiliki riwayat kontak
dengan penderita Tuberkulosis sebanyak 8 orang (26,7%).
6
DAFTAR PUSTAKA
1. Tabrani R. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media. 2010. H 157.
2. Aulia Husna C, Fitry Yani F, Masri MM. Gambaran Status Gizi Pasien
Tuberkulosis Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. J Kesehat Andalas.
2016;5(1):228–32.
3. Kementerian Kesehatan RI. TB Anak. Kementerian Kesehatan RI. 2019.
[Cited 1 November 2020] at htbs.tbindonesia.or.id
4. Kementerian Kesehatan RI. InfoDatin Tuberculosis. Kementerian
Kesehatan RI [Internet]. 2018;1.
6
17. Ikatan Dokter Anak Indonesia D.I Yogyakarta. Skoring TB pada Anak.
2015. [Internet] http://www.idaijogja.or.id/skoring-tb-pada-anak/
18. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Pasal 1 Tentang Perlindungan
Anak.
19. Karim, O. Gambaran Pemberian Vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG)
Terhadap Kejadian Inveksi Tuberkulosis Pada Anak Yang Kontak Dengan
Penderita Tuberkulosis Paru MDR. Jurnal Mahasiswan PSPD FK
Univeristas Tanjung Pura, 4(1).
20. Safitri, N. (2019). Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian
Tuberkulosis Paru Pada Anak Balita di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Periode 2016-2017 (Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Palembang).
21. Putra, I.A. (2013) Profil Tuberkulosis Pada Anak di Instalasi Rawat Jalan
RSUD. Raden Mattaher Jambi. JAMBI MEDICAL JOURNAL “Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan” 1(1).
22. Noviarisa, N., Yani, F. F., & Basir, D. (2019). Tren Kasus Tuberkulosis
Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-2016. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8(1S), 36-41.
23. Mulyadi, R. (2015). Gambaran Karakteristik, Status Gizi dan Imunisasi
Pada Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Wilayah Kota Tangerang
Selatan. 2015 (Bachelor’s thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;PKIK,
2015).
6
31
LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Data Mentah Pasien Tuberkulosis Pada Anak Di Kota
Ternate Tahun 2019
BERKESAN
18 PUSKESMAS BAHARI CN PR 1 6,5 GIZI BAIK (+) (-) KLINIS
BERKESAN
19 PUSKESMAS BAHARI AA LK 1 6,9 GIZI BAIK (+) (-) BAKTERIOLO
BERKESAN GIS
20 PUSKESMAS BAHARI LMT PR 11 26 - (-) (-) BAKTERIOLO
BERKESAN GIS
21 PUSKESMAS AS LK 15 35 - (-) (-) BAKTERIOLO
KALUMPANG GIS
22 PUSKESMAS H LK 4 10 GIZI (-) (-) KLINIS
KALUMPANG BURUK
23 PUSKESMAS SF PR 3 14 GIZI BAIK (-) (-) KLINIS
KALUMPANG
24 PUSKESMAS P. SIKO YO PR 10 16 - (+) (+) BAKTERIOLO
GIS
25 PUSKESMAS P. SIKO A PR 1 4,6 GIZI (-) (-) KLINIS
BURUK
26 PUSKESMAS P. SIKO H PR 14 15 - (+) (-) KLINIS
JAMBULA
29 PUSKESMAS RU LK 13 41 - (-) (-) KLINIS
SULAMADAHA
30 PUSKESMAS HIRI D PR 10 21 - (-) (+) KLINIS
Lampiran 2 :
35
Frequencies
Statistics
Riwayat_Kont Riwayat_Imun Status_Diagno
Inisial_nama Jenis_Kelamin Umur ak isasi sis Status_Gizi
N Valid 30 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Jenis_Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 9 30,0 30,0 30,0
Perempuan 21 70,0 70,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
6
Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0-5 13 43,3 43,3 43,3
5-15 17 56,7 56,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Riwayat_Kontak
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Negatif 22 73,3 73,3 73,3
Positif 8 26,7 26,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Riwayat_Imunisasi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
37
Status_Diagnosis
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Bakteriologi 10 33,3 33,3 33,3
s
Klinis 20 66,7 66,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Status_Gizi
6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid GIZI BURUK 4 13,3 13,3 13,3
GIZI KURANG 3 10,0 10,0 23,3
GIZI BAIK 10 33,3 33,3 56,7
TIDAK 13 43,3 43,3 100,0
DIKETAHUI
Total 30 100,0 100,0
49
Lampiran 3.
6
37
6
37
6
37
6
37