HASIL
OLEH
ABKARI RIZAL WAHID
09401711050
HALAMAN JUDUL
OLEH
ABKARI RIZAL WAHID
09401711050
Telah Disetujui :
Pembimbing Utama
Mengetahui
Ketua Program Studi Kedokteran
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................2
1
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR................................................................................................5
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................6
BAB I.......................................................................................................................7
PENDAHULUAN...................................................................................................7
A. Latar Belakang............................................................................................7
B. Rumusan Masalah.......................................................................................8
C. Tujuan Penelitian........................................................................................8
D. Manfaat Penelitian......................................................................................9
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
A. Pengertian Tuberkulosis.............................................................................4
C. Patogenesis Tuberkulosis...........................................................................5
D. Klasifikasi Tuberkulosis...........................................................................10
I. Kerangka Teori.........................................................................................23
BAB III..................................................................................................................24
METODE PENELITIAN.....................................................................................24
A. Jenis dan Metode Penelitian.....................................................................24
2
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................24
D. Variabel Penelitian....................................................................................25
F. Definisi Operasional..................................................................................26
J. Alur Penelitian...........................................................................................28
BAB IV..................................................................................................................29
HASIL PENELITIAN..........................................................................................29
A. Hasil Penelitian..........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
DAFTAR TABEL
3
Tabel 3. Distribusi Umur Responden.....................................................................29
Tabel 4. Distribusi Umur Responden.....................................................................30
Tabel 5. Gambaran Riwayat Kontak Responden dengan Penderita TB................30
Tabel 6. Gambaran Status Imunisasi BCG Responden..........................................31
Tabel 7. Gambaran Status Diagnosis Responden..................................................31
Tabel 8. Gambaran Status Gizi Responden...........................................................31
DAFTAR GAMBAR
4
Gambar 3. Alur diagnosis Tuberkulosis Anak.......................................................19
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2017 terdapat 10 juta kasus TB di dunia dan terdapat 1,6
juta jiwa meninggal karena TB.3 Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak
420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis
kelamin, jumlah kasus baru TB tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar
dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi
Tuberkulosis, prevalensi TB pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan
pada perempuan.4
7
berperan penting dalam penularan penyakit TB pada anak diantaranya riwayat
kontak dengan penderita TB dewasa, status gizi, dan status imunisasi BCG.5
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik pasien TB pada anak di Kota
Ternate Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
8
c. Mengetahui karakteristik pasien TB pada anak berdasarkan riwayat
kontak dengan penderita TB sebelumnya di Kota Ternate Tahun
2019.
d. Mengetahui karakteristik pasien TB pada anak berdasarkan status
riwayat imunisasi, di Kota Ternate Tahun 2019.
e. Mengetahui karakteristik pasien TB pada anak berdasarkan status
diagnosis, di Kota Ternate Tahun 2019.
f. Mengetahui karakteristik pasien TB pada anak berdasarkan status
gizi, di Kota Ternate tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tuberkulosis
4
5
kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke
lokasi fokus primer. Penyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamasi di
saluran limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena.
Jika fokus primer terletak di lobus bawah atau tengah, kelenjar limfe yang
akan terlibat adalah kelenjar limfe parahilus (perihiler), sedangkan jika fokus
primer terletak di apeks paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal.
Gabungan antara fokus primer, limfangitis, dan limfadenitis dinamakan
kompleks primer.Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB hingga
terbentuknya kompleks primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi.
Hal ini berbeda dengan pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain,
yaitu waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman hingga timbulnya gejala
penyakit. Masa inkubasi TB bervariasi selama 2−12 minggu, biasanya
berlangsung selama 4−8 minggu. Selama masa inkubasi tersebut, kuman
berkembang biak hingga mencapai jumlah 103–104, yaitu jumlah yang cukup
untuk merangsang respons imunitas selular.13
Pada saat terbentuknya kompleks primer, TB primer dinyatakan telah
terjadi. Setelah terjadi kompleks primer, munitas selular tubuh terhadap TB
terbentuk, yang dapat diketahui dengan adanya hipersensitivitas terhadap
tuberkuloprotein, yaitu uji tuberkulin positif. Selama masa inkubasi, uji
tuberkulin masih negatif. Pada sebagian besar individu dengan sistem imun
yang berfungsi baik, pada saat sistem imun selular berkembang, proliferasi
kuman TB terhenti. Akan tetapi, sejumlah kecil kuman TB dapat tetap hidup
dalam granuloma. Bila imunitas selular telah terbentuk, kuman TB baru yang
masuk ke dalam alveoli akan segera dimusnahkan oleh imunitas selular
spesifik.Setelah imunitas selular terbentuk, fokus primer di jaringan paru
biasanya akan mengalami resolusi secara sempurna membentuk fibrosis atau
kalsifikasi setelah terjadi nekrosis perkijuan dan enkapsulasi. Kelenjar limfe
regional juga akan mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tetapi
penyembuhannya biasanya tidak sesempurna fokus primer di jaringan paru.
Kuman TB dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun-tahun dalam
kelenjar ini, tetapi tidak menimbulkan gejala sakit TB.Kompleks primer dapat
7
D. Klasifikasi Tuberkulosis
1. Klasifikasi Tuberkulosis Secara Umum
1. Umur
Menurut Permenkes No. 2 tahun 2020, usia anak adalah 0-18
tahun. Usia Anak sangat rentan tertular berbagai penyakit termasuk
TB, karena daya tahan dan sistem kekebalan tubuh anak masih lemah.
Tuberkulosis anak adalah tuberkulosis yang terjadi pada anak usia 0-
14 tahun.4,14,15
2. Jenis Kelamin
Penyakit TB paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin
laki-laki dibanding perempuan, karena kebiasaan merokok dan minum
alkohol sehingga sistem pertahanan tubuh menurun dan lebih mudah
terpapar dengan agent penyebab TB paru. Pada anak, menurut Data
dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019. Jumlah kasus
penderita TB anak terbanyak adalah anak laki-laki yaitu 33.122.7
3. Riwayat Kontak dengan Penderita Tuberkulosis
Pada kasus tuberkulosis anak, kontak dengan penderita
tuberkulosis dewasa aktif yang merupakan faktor resiko utama
terjadinya tuberkulosis pada anak, sedangkan jarang sekali anak
penderita tuberkulosis menularkan bakteri tuberkulosis ke anak dan
orang dewasa disekitarnya, karena tidak ada atau sedikitnya produksi
sputum dan tidak terdapatnya reseptor batuk di daerah parenkim yang
menyebabkan jarangnya terdapat gejala batuk pada tuberkulosis anak,
hal ini juga yang menyebabkan sulitnya mengambil sputum pada anak
untuk dijadikan pemeriksaan gold standar tuberculosis.16
4. Status Imunisasi BCG
Pada anak, tuberkulosis sering menyerang paru-paru, tetapi
karena kekebalan tubuh bayi dan anak belum sebaik dewasa, bakteri
ini dapat juga menyerang selaput otak, sendi, ginjal, hati dan juga usus.
Berdasarkan angka kejadian yang tinggi di negara kita, dengan
beratnya penyakit tuberkulosis bila mengenai bayi dan anak serta
proses penularannya sulit dicegah, maka pencegahan yang paling
efektif adalah melalui imunisasi BCG.Imunisasi adalah suatu proses
14
Ambang Batas ( Z –
Indeks Kategori Status Gizi
Score)
Berat badan sangat kurang < 3 SD
Berat Badan menurut Umur
Berat badan kurang -3 SD sd <-2 SD
( BB/U) anak usia 0 – 60
Berat badan normal 2 SD sd +1 SD
15
Berat Badan
menurut Gizi Buruk <-3 SD
Panjang Badan atau Tinggi Gizi Kurang -3 SD sd <-2 SD
Keterangan:
1. Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin memiliki masalah
pertumbuhan, perlu dikonfirmasi dengan BB/TB atau IMT/U
2. Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak
menjadi masalah kecuali kemungkinan adanya gangguan endokrin
seperti tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuk ke
dokter spesialis anak jika diduga mengalami gangguan endokrin
(misalnya anak yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkan tinggi
orang tua normal).
16
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB Tidak Jelas - Laporan BTA (+)
Keluarga, BTA
(-) / BTA tidak
jelas / tidak tahu
Uji Tuberkulin Negatif - - Positif (≥ 10 mm
(Mantoux) atau ≥ 5mm) pada
Imunokompromais
Berat Badan/Keadaan - BB/TB < 90% atau Klinis Gizi
17
Gejala klinis demam (≥2 minggu) dan batuk (≥3 minggu) lama, dapat
bernilai apabila tidak membaik setelah diberikan pengobatan, sesuai baku
terapi di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Selain itu, gambaran foto toraks
yang mendukung TB dapat berupa pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
dengan atau tanpa infiltrat, atelektasis, konsolidasi segmental atau lobar,
milier, kalsifikasi dengan infiltrat, ataupun tuberkuloma. Foto toraks bukan
merupakan alat diagnostik utama pada TB anak.
Anak dengan skor 6 yang diperoleh dari poin kontak dengan pasien
BTA positif dan hasil uji tuberkulin positif, tetapi tanpa gejala klinis, maka
pada anak tersebut belum perlu diberikan OAT. Anak tersebut cukup
dilakukan observasi atau diberi INH profilaksis, tergantung dari umur anak.
Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dengan gejala klinis yang
meragukan, maka pasien tersebut dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan, untuk evaluasi lebih lanjut . Anak dengan skor 5 yang terdiri dari
poin kontak BTA positif dan 2 gejala klinis lain, pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang tidak tersedia uji tuberkulin, maka dapat didiagnosis,
diterapi ,dan dipantau sebagai TB anak. Pemantauan dilakukan selama 2 bulan
terapi awal, dan apabila terdapat perbaikan klinis, maka terapi OAT
dilanjutkan sampai selesai 6 bulan. Semua bayi dengan reaksi cepat (<2
minggu) setelah pemberian imunisasi BCG, seharusnya dicurigai telah
terinfeksi TB, dan harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak.
Catatan
1. Anak dengan pembesaran kelenjar leher tidak selalu menderita TB
Anak. Pertimbangkan kemungkinan diagnosis yang lain misalnya
infeksi leher, amandel, dan keganasan. Pembesaran kelenjar leher yang
mendukung gejala TB Anak bersifat tidak nyeri, multiple, diameter
lebih dari 1 cm.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan fasilitas terbatas (misalnya tidak
terdapat Uji Tuberkulin, foto thorax) diperbolehkan untuk
mendiagnosis menggunakan Sistem Skoring, apabila terdapat keraguan
21
diminum. Apabila obat diberikan dalam bentuk puyer, harus dibuat terpisah
untuk masing-masing obat. Tidak diperbolehkan mencampur beberapa macam
obat dalam satu puyer. Apabila ada kenaikan berat badan pada anak, maka
dosis menyesuaikan dengan berat badan terakhir. Pada anak obesitas, dosis
KDT sesuai dengan berat badan ideal sesuai dengan umur. OAT kategori
Anak dalam bentuk KDT terdiri dari kombinasi INH, Rifampisin dan
Pirazinamid masing-masing 50mg, 75mg dan 150mg untuk fase intensif dan
kombinasi INH dan Rifampisin masing-masing 50mg dan 75mg untuk fase
lanjutan yang diberikan kepada anak sesuai dengan berat badan anak tersebut.
Bukti adanya infeksi TB diperoleh dari hasil uji tuberkulin (Mantoux tes) yang
positif yaitu munculnya indurasi dengan diameter ≥ 10mm.3
I. Kerangka Teori
TB Paru :
Pengertian
Etiologi dan Cara Penularan
Patogenesis
Klasifikasi
Gejala Klinis
Diagnosis : Tatalaksana
1. TB anak klinis TB pada
2. TB anak terkonfirmasi anak
bakteriologis
23
Faktor Resiko :
Umur*
Jenis Kelamin*
Status Imunisasi BCG*
Riwayat Kontak dengan penderita TB*
Status Gizi*
*Yang diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian adalah pasien anak berusia 0-14 tahun yang
terkonfirmasi menderita TB di wilayah Kota Ternate pada tahun 2019.
2. Sampel
24
25
a. Kriteria Inklusi
Data rekam medis lengkap pasien anak terdiagnosis TB Mencakup
umur, jenis kelamin, riwayat kontak dengan penderita TB, status
imunisasi, status gizi dan TB diagnosis klinis atau bakteriologis.
b. Kriteria Eksklusi
Data rekam medis pasien anak terdiagnosis TB yang tidak
dilengkapi keterangan umur, jenis kelamin, riwayat kontak dengan
penderita TB, status imunisasi, status gizi dan TB diagnosis klinis atau
bakteriologis.
D. Variabel Penelitian
Umur
Jenis Kelamin
Status Gizi
F. Definisi Operasional
26
1. Umur
Menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Pasal 1 tentang
perlindungan anak. Anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan.18 Tuberkulosis anak adalah
tuberkulosis yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun.13. Umur responden
yang dihitung dalam definisi operasional ini adalah umur responden sejak
kelahiran sampai dilakukannya penelitian yang dinyatakan dalam satuan
tahun.
Kategori :
1. 0 – 5 Tahun
2. 5 – 14 Tahun
Skala : Interval
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin yaitu sesuai perbedaan jenis kelamin secara biologis.
Kategori :
1. Laki-Laki
2. Perempuan
Skala : Nominal
1. Gizi buruk
2. Gizi Kurang
3. Gizi Baik
4.Gizi Lebih
Skala : Ordinal
G. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu dari data rekam medik pasien. Sumber data pada penelitian ini diperoleh
dari Puskesmas Bahari Berkesan, Puskesmas Hiri, Puskesmas Jambula,
Puskesmas Kalumata, Puskesmas Kalumpang, Puskesmas Perawatan Siko,
28
Pembuatan Surat
Persiapan Penelitian Pengajuan Proposal
Perizinan di Kampus
Hasil Penelitian
1. Distribusi Kasus Tuberkulosis pada Anak di Kota Ternate Tahun
2019
Jumlah pasien tuberkulosis pada anak selama periode penelitian
sebanyak 37 anak. Dari 37 anak tersebut, tersebar pada beberapa Rumah
Sakit dan Puskesmas yang ada di wilayah Kota Ternate. Diantaranya, di
Puskesmas Bahari Berkesan 4 anak, Puskesmas Hiri 1 anak, Puskesmas
Jambula 2 anak, Puskesmas Kalumata 5 anak, Puskesmas Kalumpang 3
anak, Puskesmas Perawatan Siko 3 anak, Puskesmas Sulamadaha 1 anak,
RSU Dharma Ibu Ternate 3 anak dan RSUD Chasan Boesoerie 15 anak.
Namun pada penelitian ini data yang didapat dan sesuai dengan kriteria
inklusi sebanyak 30 sampel saja karena 3 sampel yang berada di RSU
Dharma Ibu Ternate tidak bisa didapatkan karena belum diizinkannya
penelitian dan pengambilan sampel selama masa pandemi Covid-19 dan 4
sampel lainnya yang berasal dari RSUD Chasan Boesoerie tidak
ditemukan datanya oleh bagian rekam medik.
2. Distribusi Umur
Kasus tuberkulosis pada anak di Kota Ternate pada tahun 2019
lebih banyak pada anak umur 5-15 tahun berjumlah 17 anak (56,7%).
Sedangkan anak berusia 0-5 tahun berjumlah 13 anak (43,3%). Distribusi
kasus tuberkulosis pada anak berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Umur Responden
29
30
Total 30 100
1. Tabrani R. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Media. 2010. H 157.
2. Aulia Husna C, Fitry Yani F, Masri MM. Gambaran Status Gizi Pasien
Tuberkulosis Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. J Kesehat Andalas.
2016;5(1):228–32.
3. Kementerian Kesehatan RI. TB Anak. Kementerian Kesehatan RI. 2019.
[Cited 1 November 2020] at htbs.tbindonesia.or.id
4. Kementerian Kesehatan RI. InfoDatin Tuberculosis. Kementerian
Kesehatan RI [Internet]. 2018;1.
5. PRAMANA, I. Korelasi status gizi dengan kejadian Tuberkulosis pada
anak di puskesmas Perak Timur. 2020. PhD Thesis. Wijaya Kusuma
Surabaya University.
6. World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2020. World
Health Organization. 2020.
7. Kementrian Kesehatan RI. Informasi Kesehatan Indonesia 2019.
kementrian Kesehatan RI. 2019;8(9):1–58.
8. Dinas Kesehatan Kota Ternate. 2019. Laporan Triwulan Penemuan Pasien
TB tahun 2019. Dinas Kesehatan Kota Ternate.2020
9. Koch, Anastasia et al. Trends in Microbiology, Volume 26, Issue 6, 555 -
556
10. Velayati, A. A. dan P. Farnia. Microscopic Anatomy of Mycobacterium
tuberculosis. Atlas of Myobacterium Tuberculosis. 17–69.
doi:10.1016/b978-0-12-803808-6.00002-5. 2017
11. Buntuan V. Gambaran Basil Tahan Asam (BTA) Positif Pada Penderita
Diagnosa Klinis Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam
Manado Periode Januari 2014 S/D Juni 2014. J e-Biomedik. 2014;2(2)
12. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. [Cited 1 November 2020].
36
37
40
41
BERKESAN
19 PUSKESMAS BAHARI AA LK 1 6,9 GIZI BAIK (+) (-) BAKTERIOLO
BERKESAN GIS
20 PUSKESMAS BAHARI LMT PR 11 26 - (-) (-) BAKTERIOLO
BERKESAN GIS
21 PUSKESMAS AS LK 15 35 - (-) (-) BAKTERIOLO
KALUMPANG GIS
22 PUSKESMAS H LK 4 10 GIZI (-) (-) KLINIS
KALUMPANG BURUK
23 PUSKESMAS SF PR 3 14 GIZI BAIK Tidak (-) KLINIS
KALUMPANG dikethui
24 PUSKESMAS P. SIKO YO PR 10 16 - (+) (+) BAKTERIOLO
GIS
25 PUSKESMAS P. SIKO A PR 1 4,6 GIZI Tidak (-) KLINIS
BURUK diketahui
26 PUSKESMAS P. SIKO H PR 14 15 - (+) (-) KLINIS
SULAMADAHA dikethui
30 PUSKESMAS HIRI D PR 10 21 - (-) (+) KLINIS
Statistics
Riwayat_Kont Riwayat_Imun Status_Diagno
Inisial_nama Jenis_Kelamin Umur ak isasi sis Status_Gizi
N Valid 30 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Jenis_Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 9 30,0 30,0 30,0
Perempuan 21 70,0 70,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
44
45
Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0-5 13 43,3 43,3 43,3
5-15 17 56,7 56,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Riwayat_Kontak
Frequen Valid Cumulative
cy Percent Percent Percent
Valid Negatif 18 60,0 60,0 60,0
Positif 8 26,7 26,7 86,7
Tidak 4 13,3 100,0
100,0
diketahui
Total 30 100,0 100,0
Riwayat_Imunisasi
46
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Negatif 20 66,7 66,7 66,7
Positif 10 33,3 33,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Status_Diagnosis
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Bakteriologi 10 33,3 33,3 33,3
s
Klinis 20 66,7 66,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Status_Gizi
47
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid GIZI BURUK 4 13,3 13,3 13,3
GIZI KURANG 3 10,0 10,0 23,3
GIZI BAIK 10 33,3 33,3 56,7
TIDAK 13 43,3 43,3 100,0
DIKETAHUI
Total 30 100,0 100,0
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data
48
49
50
51
52
53
54
55
56