TAHUN 2020
OLEH:
WAHYU KURNIADI
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT karena rahmat dan karunia nyalah kami
dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam tidak lupa
kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari
zaman kebodohan sampai zaman yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penyusunan laporan ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Surveilans
Kesehatan Masyarakat. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini, kepada Ibuk Cici
Aprilliani, SKM, MKM yang telah membimbing dan membantu dalam penyelesaian
laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami memohon maaf kepada pembaca atas kritik dan
saran nya guna melengkapi laporan ini pada Mata Kuliah Surveilans Kesehatan
Masyarakat. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
pembaca itu sendiri maupun pihak yang lainnya.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Kelompok 7
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
iii
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan negara urutan ke-4 dengan kasus TB paru terbanyak pada tahun
2010 setelah India, Cina, dan Afrika Selatan. Prevalensi kasus TB paru di
Indonesia sebesar 244 per 100.000 dan insidensi untuk semua tipe TB paru
adalah 228 per 100.000.Insidensi kasus TB paru-BTA positif sebesar 102 per
100.000 dan angka kematian mencapai 39 kasus per 100.000 atau sekitar 250
orang per hari. Fakta tersebut didukung oleh kondisi lingkungan perumahan,
1
2
mencapai 3.697 kasus pada tahun 2012 (Data BBKPM Surakarta, 2012).
penderita.Masa inkubasi dari penyakit TBC paru adalah sekitar dari mulai
terinfeksi sampai juga pada lesi primer yang muncul, sedangkan waktunya
paru pada pasien yang telah sembuh. Disisi lain bronkiektasis yang
terjadi karena mucus pada bronkus dapat menjadi media infeksi yang baik
2007).
3
TB sampai tahun 2008 telah dapat menurunkan insiden kasus menular dari
pada tahun 2015, menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat
sedikitnya 70% kasus TB Paru dan diobati melalui program DOTS (Directly
Oleh karena itu dalam hal pengobatan dan pencegahan penularan penyakit
berperan supaya tidak terjadi penularan dalam anggota keluarga lainnya. Akan
tetapi penyakit Tuberkulosis paru (TBC paru) dapat dicegah dengan berbagai
cara yaitu dengan hidup sehat (makan makanan bergizi, istirahat cukup, olah
raga teratur, hindari rokok, alkohol, obat bius dan hindari stres), bila batuk
responden
1.3. Manfaat
datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TB Paru
2.1.1. Definisi
banyak aliran darah dan oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya menyebar
melewati pembuluh darah dan kelenjar getah bening, tetapi secara utama
dilakukan pengobatan.
sebelum sekarang ini. Namun,Apakah berasal TBC pada sapi dan kemudian
ditransfer ke manusia, atau menyimpang dari satu nenek moyang, saat ini tidak
TB, dan pembusukan TBC telah ditemukan di punggung mumi Mesir 3000-
paling luas kali melibatkan batuk darah dan demam, yang hampir selalu fatal.
Studi genetik menunjukkan bahwa TB hadir di Amerika dari sekitar tahun 100
Masehi.
Aktif. TB Laten merupakan bentuk non-aktif dari penyakit ini karena sistem
6
7
kekebalan tubuh dapat melawan bakteri TB. Orang dengan TB Laten tidak
akan mengalami keluhan selama penyakit tersebut tidak menjadi aktif. Dan TB
Laten ini tidak menular. Sedangkan TB Aktif terjadi ketika bakteri mulai
2.1.2. Etiologi
berbentuk batang lurus tidak berspora dan juga tidak berkapsul. Bakteri ini
lemak yang cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel M. Tuberculosis
adalah asam mikolat, lilin kompleks, trehalosa dimikolat yang disebut cord
arabinomanan.
Tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap
batang, non motil, habitatnya ditanah, lingkungan akuatik air, binatang dan
penyuit seperti :
2.1.3. Epidemiologi
ini TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Pada bulan
dianggap sebagai masalah penting karena lebih kurang 1/3 penduduk dunia
terinfeksi oleh mikobakterium TB. Pada tahun 1998 ada 3.617.047 kasus TB
dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002
kematian akibat TBC dilakukan berdasarkan analisis dari semua data yang
tersedia, seperti pelaporan kasus, prevalensi infeksi dan penyakit, lama waktu
sakit, proporsi kasus BTA positif, jumlah pasien yang mendapat pengobatan
dan yang tidak mendapat pengobatan, prevalensi dan insidens HIV, angka
tangga di 30 propinsi. Studi ini akan memberikan data terbaru yang dapat
pelaporan kasus sejak tahun 1996. Yang paling dramatis terjadi pada tahun
2001, yaitu tingkat pelaporan kasus TBC meningkat dari 43 menjadi 81 per
angka insidensi TBC secara perlahan bergerak ke arah kelompok umur tua
(dengan puncak pada 55-64 tahun), meskipun saat ini sebagian besar kasus
masih terjadi pada kelompok umur 15-64 tahun. [Attachment : Age Specific
usia produktif yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat dan tingginya
prevalensi maka lebih dari 65% dari kasus-kasus TB yang baru dan kematian
disebabkan :
mencatat sekitar 477 kasus TBC (Tuberculosis) yang terjadi. Dinas Kesehatan
Dijelaskan dari catatan kesehatan daerah Papua bahwa sebanyak 477 kasus
TBC, diantaranya 417 kasus sudah sembuh, 15 kasus meninggal, dan 45 kasus
55,3 persen dengan angka keberhasilan pengobatan hanya 75,5 persen. Dari
pengawasan langsung.
a. Orang
Karena bakteri menginfeksi melalui udara maka setiap orang sangat rentan
untuk terinfeksi penyakit TB ini. Terutama yang termasuk usia produktif (15-
50 tahun) dan anak-anak. Masyarakat yang rentan terkena penyakit ini biasanya
berada dekat sumber penularan (Penderita TB), lingkungan yang kotor, serta
daya tahan tubuh yang lemah, karena resiko untuk terkena TB meningkat pada
b. Tempat
Dimana jika lingkungan itu tidak terjaga dengan baik, maka bisa dipastikan
c. Waktu
dari seseorang ke orang lain. Apabila penderita TB batuk, berbicara, atau bersin
maka hal ini tentu saja dapat menularkan kepada orang lain.
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala
khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.Gambaran secara klinis
tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
a. Gejala umum
b. Gejala khusus
1) Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan
� 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa
serologi/darah.
dari terinfeksi sampai pada lesi primer muncul, sedangkan waktunya berkisar
kepada banyaknya basil tuberkulosis dalam sputum, virulensi atas basil dan
peluang adanya pencemaran udara dari batuk, bersin dan berbicara keras secara
ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, tua muda, bayi dan balita.
Kepekaan tertinggi pada anak kurang dari tiga tahun terendah pada anak akhir
usia 12-13 tahun, dan dapat meningkat lagi pada umur remaja dan awal tua.
radiologik dan tuberkulin test. Pada pemeriksaan biakan hasilnya akan didapat
terlalu lama. Sehingga pada saat ini pemeriksaan dahak secara mikroskopis
biayanya rendah.
dibawah mikroskopis bila jumlah kuman paling sedikit sekitar 5000 batang
1) Bentuk
2) Penanaman
tidak tumbuh pada suhu 25°C atau lebih dari 40°C. Medium padat yang
3) Sifat-sifat
Mycobacterium tidak tahan panas, akan mati pada 6°C selama 15-
20 menit. Biakan dapat mati jika terkena sinar matahari lansung selama
percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari.Biakan basil ini dalam
suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari
dengan suhu 20°C selama 2 tahun. Myko bakteri tahan terhadap berbagai
khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam
sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinctur dalam
b. Pemeriksaan Laboratorium
1. Bahan pemeriksaan
ludah. Paling baik adalah sputum pagi hari pertama kali keluar. Kalau
pemeriksaan.
b) Air Kemih, Urin pagi hari, pertama kali keluar, merupakan urin
dua golongan:
biru muda.
17
JH 12.
penyakit tuberkulosis.
1. Faktor Host
rentan, yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah akan dapat
hewan.
2. Faktor Agent
3. Faktor Lingkungan
erat juga dengan penularan TBC, karena pendapatan yang kecil membuat
2. Status Gizi.
3. Umur.
usaia produktif (15 –50) tahun. Dewasa ini dengan terjadinya transisi
penyakit TB -Paru.
4. Jenis Kelamin.
ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga
2.1.8. Komplikasi
tidak ditangani atau diobati dengan segera antara lain sebagai berikut :
Nyeri tulang punggung dan kerusakan sendi bisa terjadi ketika infeksi
tulang iga juga bisa terinfeksi dan memicu nyeri di bagian tersebut.
20
2. Kerusakan otak
pada membran yang menyelimuti otak dan seringkali berakibat fatal atau
mematikan.
Hati dan ginjal membantu menyaring pengotor yang ada adi aliran darah.
4. Kerusakan jantung
yang membuat jantung jadi tidak efektif dalam memompa darah dan
5. Gangguan mata
6. Resistensi kuman
disiplin, bahkan ada yang putus obat karena merasa bosan. Pengobatan yang
tidak tuntas atau tidak disiplin membuat kuman menjadi resisten atau kebal,
sehingga harus diganti dengan obat lain yang lebih kuat dengan efek
dalam bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk atau bersin.Droplet
yang sangat kecil ini mengering dengan cepat dan menjadi droplet yang
jam. Droplet yang mengandung kuman ini dapat terhirup oleh orang lain. Jika
kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari orang yang menghirupnya,
maka kuman mulai membelah diri (berkembang biak) dan terjadilah infeksi
Tindakan Pencegahan :
e. Memberantas penyakti TBC pada pemerah air susu dan tukang potong
udara yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen dan
sebagainya.
penyakit TB yang antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang
ditimbulkannya.
23
yang cukup.
lain) dan lainnya yang terindikasi dengan vaksin BCG dan tindak
kerja penderita.
pemberian obat.
dicegah
kader.
kejadiannya paling tinggi dijumpai di India sebanyak 1.5 juta orang, urutan
26
kedua dijumpai di Cina yang mencapai 2 juta orang dan Indonesia menduduki
penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang dikenal
paru.Pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan
terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian
Menurut WHO (1999), di Indonesia setiap tahun terjadi 583 kasus baru
kasus tuberkulosa paru yang tinggi ini paling banyak terjadi pada kelompok
disebabkan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi dan kebersihan diri
1) Oleh penderita, dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk dan
TB yang antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang ditimbulkannya.
27
khusus TBC. Pengobatan mondok dirumah sakit hanya bagi penderita yang
5) Des-Infeksi, Cuci tangan dan tata rumah tangga kebersihan yang ketat, perlu
sangat dekat (keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan lain) dan lainnya
yang terindikasi dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang positif
tertular.
keluarga dengan foto rontgen yang bereaksi positif, apabila cara-cara ini
penyelidikan intensif.
dengan tekun dan teratur, waktu yang lama ( 6 atau 12 bulan). Diwaspadai
dokter.
28
BAB III
METODOLOGI
kejadian TB Paru.
29
30
dengan pengobatan
strategi DOTS.
3. Praktik/perilaku Tindakan yang Kuesioner Ordinal Baik : x>14
PMO dilakukan oleh PMO Kurang :
terhadap penderita x<14
dengan pengobatan
strategi DOTS.
4. Kesembuhan Pasien yang telah Catatan Nominal Sembuh : 1
menyelesaikan medis (kartu Tidak
pengobatan strategi pengobatan Sembuh : 0
DOTS secara lengkap tuberkulosis)
dan pemeriksaan
dahak paling sedikit
dua kali berturutturut
yaitu pada akhir bulan
ke-2 dan akhir bulan
ke-6 dan dinyatakan
sembuh/tidak sembuh
oleh dokter
berdasarkan catatan
rekam medis.
HASIL PENYELIDIKAN
1. Letak Geografis
Gambar 4.1.1
32
33
2. Keadaan Penduduk
Pua di Jorong Limo Suku berprofesi sebagai pandai besi dan konveksi.
3. Pendidikan
(SLTA).
4. Derajat Kesehatan
a. Pelayanan Imunisasi
Hasil Penyelidikan
) Tahun 2020
Tabel 4.2.1
Daftar Nama, Jenis kelamin, Umur, Alamat
Kasus TB Paru
Dari data sekunder Puskesmas Sungai Pua Kasus TB Paru di wilayah limo
pengobatan selama 2 kali pengobatan dan tertular dari suaminya yaitu ibuk
Masnirianti.
Dari 6 kasus yang ada setelah kami turun lapangan ditemukan bahwa 1
kasus sudah meninggal yaitu Almh. Gustinawati, pada kasus ini ibuk tersebut
Tabel 4.2.2
Daftar Identifikasi Suspek Tb Paru
Suspek bisa juga disebut sebagai kontak erat, yang dimaksud dengan kontak
erat ialah orang orang yang berada di sekeliling penderita baik itu yang memiliki
gejala atau tidak, biasanya yang menjadi kontak erat ialah anggota keluarga,
penderita.
Seperti yang kami temukan dilapangan, suspek yang didapat yaitu dari
diantaranya memiliki gejala dari TB Paru, yaitu batuk berdahak lebih dari 2
minggu, berat badan berkurang, sering merasa lelah, dan kurang enak badan.
Tabel 4.2.2
Daftar Identifikasi Kasus ada/ tidak komplikasi
NO NAMA KOMPLIKASI
1 Armen Ada ( asam lambung )
2 Alfi Tidak Ada
3 Masnirianti Ada ( asam lambung )
4 Mahendri Tidak Ada
37
Tabel 4.2.4
Daftar gejala yang dialami kasus
d. Kontak Erat Kasus TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pua (Jorong
Limo Suku)
Tabel 4.2.6
Daftar Nama, Jenis Kelamin, Umur dan alamat Kontak Erat Kasus
NO NAMA GEJALA
2 Harzanil Ada
4 Yusnidar Ada
g. Faktor Resiko
Ekonomi,Gizi, dan
Keturunan
5 Ahmad Perilaku,Lingkungan Fisik
Rumah,Status
Ekonomi,Gizi, dan
Keturunan
6 Ehsan Perilaku,Lingkungan Fisik
Rumah,Status
Ekonomi,Gizi, dan
Keturunan
7 Mukhlis Perilaku,Lingkungan Fisik
Rumah,Status
Ekonomi,Gizi, dan
Keturunan
8 Ningsih Perilaku,Lingkungan Fisik
Rumah,Status
Ekonomi,Gizi, dan
Keturunan
9 Arif Perilaku,Lingkungan Fisik
Rumah,Status
Ekonomi,Gizi, dan
Keturunan
10 Sartini Perilaku,Lingkungan Fisik
Rumah,Status
Ekonomi,Gizi, dan
Keturunan
Tabel 4.3.1
Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Jenis Kelamin
1 Laki-laki 4
2 Perempuan 3
Grafik 4.3.1
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pua tahun 2019 pada Bulan Januari-
resiko dari penyakit Tb Paru, karena kandungan zat dan asap yang
dikeluarkannya, selain itu aktivitas diluar ruangan yang lebih sering jika
dibandingkan perempuan, dimana hal ini membuat laki laki lebih mudah
44
terpapar asap, debu dan polusi yang merupakan salah satu faktor resiko dari
TB Paru.
NO UMUR JUMLAH
1 < 1 tahun 0
2 1 – 3 tahun 0
3 4 – 6 tahun 0
4 7 – 9 tahun 0
5 10 – 12 tahun 0
6 13 -15 tahun 0
7 16-20 tahun 1
8 21-30 tahun 0
9 31-40 tahun 0
10 41-50 tahun 4
11 50-60 tahun 0
12 60-70 tahun 2
13 70-80 tahun 0
JUMLAH 7
paling banyak diderita oleh usia 41-50 tahun yaitu pada usia Produktif.
pendidikan yang rendah pada kasus usia produktif. Rata rata pendidikan
sebaliknya.
NO NAGARI Jumlah
1 Limo Suku 6
2 Tangah Koto 5
3 Kapalo Koto 2
4 L. Kampuang 2
5 Batagak 1
6 Sawah Landek 1
7 Talao 4
8 Kubu 1
9 Simpang Tigo 3
10 Sariak Ateh 1
11 Luar Wilayah 4
Jumlah 30
Grafik 4.3.3
Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Tempat
46
didapatkan hasil bahwa wilayah limo suku merupakan wilayah yang paling
Pua lainnya, selain itu wilayah limo suku terletak dekat dengan kaki
masyarakat yang mau membuka jendela bahkan ada kami temukan jendela
nya ditutup dengan plastic agar udara dirumahnya tidak menjadi dingin.
Hal ini tentunya berpengaruh pada keadaan udara dirumah mereka dimana
tidak adanya cahaya matahari yang masuk dan juga sangat pengap karena
pekerjaan sebagai pandai besi dan memiliki konveksi dirumah. Hal ini juga
banyaknya debu yang mereka hirup pada saat bekerja. Penyebab lainnya
yaitu merokok, banyak dari kasus saat kami tanya mereka memang
perokok.
NO TAHUN JUMLAH
1 2012 11
2 2013 9
3 2014 6
47
4 2015 3
5 2016 6
6 2017 6
7 2018 3
8 2019 6
JUMLAH 50
Tabel 4.4.1
Distribusi Kasus Menurut Status Imunisasi TB Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Pua
NO IMUNISASI TB JUMLAH
PARU
1 Ada 4
2 Tidak 3
JUMLAH 7
Grafik 4.4.1
Distribusi Kasus Menurut Status Imunisasi TB Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Pua
48
Grafik 4.4.2
Distribusi Status Imunisasi pada Kontak Erat Kasus di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Pua
2 Batuk berdahak 7
3 Nafsu makan menurun 5
4 Berat badan turun 6
5 Nyeri dada 7
6 Keringat malam 5
7 Sesak nafas 6
8 Lain-lain 3
Grafik 4.4.1
Distribusi Frekuensi Gejala Penyakit TB Paru pada Kasus
NO GEJALA JUMLAH
1 Demam meriang 3
2 Batuk berdahak 3
50
0
demam batuk bb turun nyeri dada sesak lain lain
meriang berdahak nafas
Dari grafik terlihat, pada kontak erat kasus TB Paru mengalami gejala
sesak nafas, keringat malam hari, berat badan turun, nafsu makan menurun
sebanyak 2 orang. Disusul gejala terbanyak berikutnya yaitu batuk berdahak,
demam meriang dan nyeri dada sebanyak 3 orang.
4. Hasil Laboratorium
a. Penderita TB Paru
Tabel 4.2.2
Daftar Nama, Jenis kelamin, Umur, Hasil Sampel Postputum TB
yang didapat dari 3 penderita Tb Paru yaitu BTA Negatif (-), hal ini
b. Suspek Tb Paru
Tabel 4.2.2
Daftar Nama, Jenis kelamin, Umur, Hasil Sampel Postputum TB
didapat dari 3 Suspek Tb Paru yaitu BTA Negatif (-), hal ini dikarenakan
ketika pengambilan sputum Suspek memberikan alasan sputum tidak ada dan
52
tidak mau keluar sehingga suspek hanya memberikan air ludah, tidah berupa
sputum. Selain itu diperkirakan suspek sudah menyikat giginya terlebih dahulu
kepada kasus dan suspek mengenai TB Paru, cara penularannya, gejala yang
ada, bagaimana etika batuk yang benar serta pentingnya mengkonsumsi secara
rutin obat TB. Selain itu kami juga menyarankan kepada kasus dan suspek serta
mereka mudah terkontaminasi debu, dan untuk menghindari hal tersebut bisa
bahaya rokok dan kandungan zat yang ada pada rokok. Kami juga
53
54
55
56
57