Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. i


DAFTAR ISI .................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................. 1
1.3 TUJUAN .................................................................. 2
1.4 MANFAAT .................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TUBERKULOSIS .................................................................. 3
2.2 PENYAKIT TBC .................................................................. 3
2.3 PENYEBAB TBC .................................................................. 4
2.4 CARA PENULARAN .................................................................. 5
2.5 GEJALA TBC .................................................................. 7
2.6 RIWAYAT TBC .................................................................. 8
2.7 PEMBERANTASAN .................................................................. 9
2.8 PENGOBATAN .................................................................. 9
2.9 METODE PENEMUAN
KASUS .................................................................. 10
2.10 KASUS TB DI UPT
DURI KOTA .................................................................. 11
BAB III PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN .................................................................. 12
1. Proses Pembentukan
Pos TB .................................................................. 12
2. Tugas Kader TB .................................................................. 13
3. Jadwal dan Tempat .................................................................. 14
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN .................................................................. 15
4.2 SARAN .................................................................. 15

DOKUMENTASI KEGIATAN

1
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat


dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut.
Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti keikut sertaan seluruh
anggota masyarakat dalam memecahkan setiap permasalahan. Di dalam hal ini
masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan, merencanakan, melaksanakan,
melaksanakan dan mengevaluasikan program-program kesehatan
masyarakatnya. Lembaga atas wadah yang ada di masyarakat hanya dapat
memotivasi, mendukung dan membimbingnya. (Notoatmodjo, 2007)
Peran serta masyarakat sangat menentukan terhadap keberhasilan,
kemandirian dan kesinambungan pembangunan kesehatan, oleh karena itu
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan harus terus dipupuk
karena kesehatan bukan hanya masalah dari pemberi pelayanan kesehatan
(Provider), melainkan juga masalah masyarakat sendiri (Consumer). Salah satu
bentuk peran serta masyarakat adalah memberdayakan masyarakat melalui
pembentukan Kader Pos TB Desa.
Pos TB Desa Merupakan wadah komunikasi dan informasi kesehatan serta
pengembangan masyarakat dalam rangka penanggulangan Tuberkulosis atas
dasar swadaya masyarakat, disamping itu Pos TB Desa dapat didefinisikan
sebagai tempat dimana masyarakat dengan mudah memperoleh pelayanan
pengobatan Tuberkulosis di bawah pengawasan tenaga kesehatan yakni
petugas Puskesmas yang membawahinya.

I.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang di maksud Pos TB Desa?
2. Apa Tujuan Pos TB Desa?
3. Bagaimana Program Kerja Pos TB Desa?

2
I.3 TUJUAN
Tujuan dari pembentukan Pos TB Desa ini adalah untuk :
1. Sebagai sarana komunikasi dan informasi kesehatan serta
pengembangan masyarakat dalam rangka penanggulangan Tuberkulosis
2. Penjaringan dan penemuan dini suspek Tb di Masyarakat
3. Memudahkan jangkauan Masyarakat memperoleh pelayanan
pengobatan Tuberkulosis

I.4 MANFAAT
1. Bagi Dinas Kesehatan :

Diperolehnya Data cakupan Suspek Tuberkulosis sesuai dengan target dan

sebagai dasar pengambilan keputusan untuk program selanjutnya.

2. Bagi UPT Puskesmas Duri Kota Kecamatan Mandau :

- Meningkatkan cakupan suspek TB

- Sebagai dasar untuk pengambilan keputusan

- Meningkatkan kerjasama lintas sektoral

3. Bagi Masyarakat :

- Memudahkan masyarakat memperoleh Informasi dan berkomunikasi

dengan petugas Kesehatan

- Memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan Tuberkulosis

di wilayahnya

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TUBERKULOSIS (TBC)

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang

disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan

bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk

mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru

dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Insidensi TBC dilaporkan

meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.

Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah

kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian

penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk

lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India

dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah

TBC terbesar di dunia.

  Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus

meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan

setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan

setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di

Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu

mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan

informasi lengkap tentang penyakit TBC .

4
2.2 PENYAKIT TBC

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,

perempuan,miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia

bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000

kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia

adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi

TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan

bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan

menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO

pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus

(256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan

merupakan kasus baru.

2.3 PENYEBAB PENYAKIT TBC

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).

Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret

1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil

Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch

Pulmonum (KP). Bakteri Mikobakterium tuberkulosa.

5
a)  KUMAN TBC

Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC

(Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang

paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk

batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada

pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam

(BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi

dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.

Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama

beberapa tahun.

2.4 CARA PENULARAN TBC

a. Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan

bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat

penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya

berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk

dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi

banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang

rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau

kelenjar getah bening.

Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh

organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan,

6
tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh

yang paling sering terkena yaitu paru-paru. 

Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya

menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant

(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat

sebagai tuberkel pada pemeriksaan fotorontgen.

b. Gizi Buruk 

Terdapat bukti sangat jelas bahwa kelaparan atau gizi buruk

mengurangi daya tahan terhadap penyakit TB. Faktor ini sangat

penting pada masyarakat miskin, baik pada orang dewasa maupun

pada anak. Kompleks kemiskinan seluruhnya ini lebih memudahkan

TB berkembang menjadi penyakit. Namun anak dengan status gizi

yang baik tampaknya mampu mencegah penyebaran penyakit tersebut

di dalam paru itu sendiri.

c. Orang Berusia Lanjut atau Bayi Pengidap Infeksi HIV/AIDS

Pengaruh infeksi HIV/AIDS mengakibatkan kerusakan luas system

daya tahan tubuh, sehingga jika terjadi infeksi seperti tuberculosis

maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa

mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV

meningkat, maka jumlah penderita TBC akan meningkat, dengan

demikian penularan TBC di masyarakat akan meningkat pula.

7
2.5 GEJALA TBC

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus

yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak

terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa

secara klinik.

1. GEJALA SISTEMIK/UTAMA

Demam tidak  terlalu  tinggi  yang  berlangsung  lama, biasanya dirasakan

malam hari disertai keringat malam.

a) Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang

timbul.

b) Penurunan nafsu makan dan berat badan.

c)  Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai

dengan darah).

d) Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2.   GEJALA KHUSUS

a)  Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi

sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)

akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan

menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

b) Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat

disertai dengan keluhan sakit dada.

8
c)  Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang

yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit

diatasnya, pada muara  ini  akan keluar  cairan nanah.

d)  Pada anak – anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan

disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah

demam tinggi,  adanyapenurunan kesadaran dan kejang - kejang.

2.6 RIWAYAT TBC

Tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC

yang tinggi dibandingkantahun sebelumnya. TBC membunuh lebih banyak

kaum muda dan wanita dibandingkan penyakit menular lainnya. Terdapat

sekitar 2 sampai 3 juta orang meninggal akibat TBC setiap tahun.

Sesungguhnya setiap kematian akibat TBC itu bisa dihindari. Setiap detik,

ada 1 orang yang meninggal akibat tertular TBC. Setiap 4 detik, ada yang

sakit akibat tertular TBC. Setiap tahun. 1 % dari seluruh populasi di seluruh

dunia terjangkit oleh penyakit TBC. Sepertiga dari jumlah penduduk di dunia

ini sudah tertular oleh kuman TBC (walaupun) belum terjangkit

oleh penyakitnya.

Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakit kepada

sekitar 10/15 orang dalam jangka waktu 1 tahun. Seperti halnya flu, kuman TBC

menyebar di udara pada saat seseorang yang menderita TBC batuk dan

bersin, meludah atau berbicara. Kuman TBC biasanya menyerang paru-paru.

9
2.7 PEMBERANTASAN

Pemberantasan penyakit TBC didasarkan untuk memutus mata rantai

virulenci penularan penyakit TBC supaya tidak terjadi prevalenci penyakit

TB yang lebih besar. Pemberantasan yang dilakukan melalui :

a)    Pengobatan pada penderita hingga sembuh

b)    Perlakuan pada rumah penderita untuk lebih memperhatikan

faktor kesehatan lingkungan dengan menambah ventilator sebagai pengganti

udara, genteng kaca supaya sinar matahari dapat masuk, dan faktor higiene

lingkungan yang lain yang lebih baik.

c)    Sterilisasi Rumah pasca Penderita.

2.8 PENGOBATAN

1. JENIS OBAT
a)      Isoniasid

b)      Rifampicin

c)      Pirasinamid

d)     Streptomicin

2. PRINSIP OBAT

Obat TB iberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam

jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman

dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam

dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yang

digunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembang menjadi kuman

kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:

10
a) Tahap intensif 

Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minumobat) setiap hari

selama 2 - 3 bulan.

b) Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minumobat) tiga kali

seminggu selama 4 – 5 bulan.

3. EFEK SAMPING OBAT

Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obatTB

bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa

berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan olehrifampisin.

Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan,

mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit

gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien

merasakan hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi

dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam

beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.

2.9 METODE PENEMUAN KASUS TB PARU

Dengan cara passive promotive case finding artinya penjaringan tersangka

penderita yang dating berkunjung ke unit pelayanan kesehatan dengan

meningkatkan penyuluhan TBC kepada masyarakat. Bila ditemukan penderita

tuberculosis paru dengan sputum dahat BTA+, maka semua orang yang

kontak serumah dengan penderita harus diperiksa. Apabila ada gejala-gejala

suspek (Kecurigaan) TBC maka harus diperiksa dahaknya.

11
2.10 Kasus TB di Wilayah UPT Puskesmas Duri Kota Kecamatan Mandau
Tahun 2017 lalu, ditemukan sebanyak 207 masyarakat di WILAYAH
KERJA UPT Puskesmas Duri Kota Kecamatan Mandau yang positif
menderita kasus penyakit TBC, Tahun 2018 ditemukan 155 Kasus TB.
Jumlah Kasus per Desa/Kel terlihat pada Tabel di bawah ini :
NO DESA/KEL 2017 2018
1. Air Jamban 71 47
2. Babussalam 28 22
3. Duri Timur 20 15
4. Duri Barat 15 23
5. Gajah Sakti 16 16
6. Talang Mandi 22 20
7. Harapan Baru 4 1
8. Bathin Betuah 1 1
207 155
Meski kasus TBC atau penyakit kronis yang menyerang paru-paru di
Wilayah UPT Puskesmas Duri Kota mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya (tahun 2017,red), namun upaya yang dilakukan dirasakan belum
maksimal, karena pada tahun 2018 lalu jumlah kasus TBC masih cukup tinggi
yakni sebanyak 155 kasus. 
Untuk itu, guna mempercepat penurunan angka TBC di wilayah UPT
Puskesmas Duri Kota secara signifikan, maka kita membuat Inovasi pada tahun
2019 ini, yaitu akan membentuk pos TB Desa, pada tahap awal ini UPT
Puskesmas Duri Kota Kecamatan Mandau baru akan membentuk 1 Pos di
Kelurahan Air Jamban dengan pertimbangan bahwa di wilayah Kelurahan Air
Jamban ditemukan kasus TB terbanyak dan dengan jumlah penduduk juga yang
terbanyak.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN

12
Pos TB Desa Merupakan wadah komunikasi dan informasi kesehatan

serta pengembangan masyarakat dalam rangka penanggulangan Tuberkulosis

atas dasar swadaya masyarakat, disamping itu Pos TB Desa dapat

didefinisikan sebagai tempat dimana masyarakat dengan mudah memperoleh

pelayanan pengobatan Tuberkulosis di bawah pengawasan tenaga kesehatan

yakni petugas Puskesmas yang membawahinya.

Selain mempercepat penurunan angka TBC di UPT Puskesmas Duri

Kota, pos TB Desa ini juga berguna untuk pelacakan kasus baru TB MDR.

Dengan demikian, maka kasus TBC dan TB MDR di UPT Puskesmas Duri

Kota, dapat diminimalisir dan ditekan. Sedangkan pembentukan TB Desa ini

juga dalam rangka pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs)

untuk mempercepat laju pertumbuhan dan pencapaian pembangunan derajat

kesehatan masyarakat.

Selain itu juga diharapkan agar masyarakat dapat terus menerapkan

pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena, tanpa adanya peran serta

masyarakat, maka upaya yang kita lakukan ini tidak akan berhasil.

1. PROSES PEMBENTUKAN POS TB DESA

- Masih tingginya kasus TB di wilayah UPT Puskesmas Duri Kota

kecamatan Mandau

- Upaya yang sudah dilakukan belum maksimal untuk menurunkan angka

kesakitan akibat TB

13
- Pertemuan dengan Lembaga Kesehatan Nahdatul Ulama pada tanggal

30 September 2019 di UPT Puskesmas Duri Kota Duri tentang

Sosialisasi pembentukan Pos TB Desa

- Dilakukan pertemuan intern UPT Puskesmas Duri Kota Kecamatan

Mandau pada tanggal 28 November 2018, tentang rencana

pembentukan POS TB Desa di kelurahan Air Jamban dengan alasan di

Kelurahan ini Populasi Penduduknya yang tinggi dan kasus TB nya

juga tinggi.

- Tanggal 08 Desember 2018 Sosialisasi dan pembentukan Pos TB di

Kelurahan Air Jamban dan susunan pengurusnya, dengan struktur

organisasi sebagai berikut :

Penasehat : Lurah Air Jamban

Ketua : Yulianti

Sekretaris : Elayulisna

Anggota : Kader TB :

1. Sumartin

2. Elsiyanti

3. Yeni

- Tanggal 13 Desember 2018 diadakan pelatihan bagi kader Pos TB Desa

di UPT Puskesmas Duri Kota Kecamatan Mandau

2. Tugas Kader TB adalah :

 Mendeteksi secara aktif warga yang memiliki gejala TB

14
 Menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dahak ke

Puskesmas

 Mengantarkan Pasien dengan gejala TB ke Puskesmas

 Memonitor proses pengobatan pada pasien TB

 Mendorong pasien TB untuk melakukan control dan

pemeriksaan dahak secara teratur

 Mendorong anggota keluarga /yang kontak langsung dengan

pasien TB untuk melakukan pemeriksaan dahak

 Memonitor kemajuan kesehatan pasien TB

 Memonitor efek samping pengobatan TB

3. Jadwal dan Tempat Kegiatan

Pelayanan di Pos TB Melati Indah Kelurahan Air Jamban Kewcamatan

Mandau di Laksanakan Tanggal 19 setiap bulannya yang bertempat di

Jl. Sejahtera RT 02 RW 16 Kelurahan Air Jamban

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pembentukan TB Desa ini dalam rangka pencapaian target Sustainable

Development Goals (SDGs) untuk mempercepat laju pertumbuhan dan

pencapaian pembangunan derajat kesehatan masyarakat.

2. Pos TB Desa ini juga berguna untuk pelacakan kasus baru TB dan TB

MDR. Dengan demikian, maka kasus TBC dan TB MDR di UPT

Puskesmas Duri Kota, dapat diminimalisir dan ditekan.

3. Selain itu juga diharapkan agar masyarakat dapat terus menerapkan pola

hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena, tanpa adanya peran serta

masyarakat, maka upaya yang kita lakukan ini tidak akan berhasil.

4.2 Saran

1.   Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca dan kebersihan

rumah/lantai).

2.   Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan

pembuangan dahak tidak sembarangan.

16
REFERENSI

1.      Buku Panduan Integrasi Pelayanan TB di Desa melalui UKBM

2.      Buku Saku Petugas Program TBC. Depkes RI Diagram diagnosa TB

17

Anda mungkin juga menyukai