TUBERKULOSIS
Dibuat oleh:
G1A018073
PENDAHULUAN
Sebagaimana juga halnya di negara-negara berkembang lain, tuberkulosis (TB) di
Indonesia masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Tuberkulosis
merupakan penyakit sistemik yang dapat mengenai hampir semua organ tubuh, yaitu organ
pernafasan
(TBparu-TBP) ataupun di organ di luar paru (TB Ekstraparu- TBE). Kuman TB dapat hidup
lama tanpa aktifitas dalam jaringan tubuh (dormant) hingga sampai saatnya ia aktif kembali.
Lesi TB dapat sembuh tetapi dapat juga berkembang progresif atau mengalami proses kronik
atau serius.
Pada tahun 1993 WHO mengeluarkan petunjuk program terapi tuberculosis dan Depkes RI
menyebarluaskan petunjuk Panduan Kemasan Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Pedoman
dan tatalaksana yang baru ini patut dipedomani dan dilaksanakan. Dalam makalah ini akan
diuraikan diagnosis dan penatalaksanaan TB berdasarkan hal-hal tersebut di atas.
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Infeksi bersifat sistemik sehingga dapat mengenai semua organ
dengan paru sebagai lokal infeksi primer.
ETIOLOGI
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora dan
tidak berkapsul. Penyusun utama dinding sel basil TB adalah asam mikolat, lilin kompleks
(complex waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord factor. Struktur dinding sel yang
kompleks tersebut menyebabkan bakteri ini bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai
akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-
alcohol.
EPIDEMIOLOGI
WHO telah mendeklarasikan TB sebagai global health emergency, karena lebih
kurang 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh mikrobacterium TB. Sebagian besar dari kasus TB
ini (95%) dan kematiannya terjadi pada negara yang berkembang Diantara mereka 75%
berada dalam usia yang produktif, yaitu 20-49 tahun Penduduk yang padat dan tingginya
prevalensi maka lebih dari 65% kasus TB yang baru dan kematiannya muncul di Asia.
Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2-3 juta setiap tahun.
Indonesia sendiri menempati urutan ke-3 tertinggi di dunia setelah China dan India.
PATOGENESIS
1. Tuberkulosis Primer
Penularan terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet
nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,
tergantung ada tidaknya sinar UV ventilasi yang baik dan kelembaban udara. Dalam suasana
gelap dan lembab kuman dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan.
Bila partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada jalan nafas atau
paru-paru. Kuman dapat juga masuk melalui luka pada kulit atau mukosa tapi hal ini jarang
terjadi.
Bila kuman menetap di jaringan paru maka akan membentuk sarang TB pneumonia
kecil dan disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini dapat terjadi dibagian
mana saja jaringan paru. Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening
menuju hilus (limfangitis local) dan juga diikuti pembesaran getah bening hilus (limfadenitis
regional). Sarang primer + limfangitis local + limfadenitis regional = kompleks primer.
Komplek primer ini selajutnya dapat menjadi :
Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat
Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik, kalsifikasi di
hilus atau kompleks (sarang) Ghon.
KLASIFIKASI
A. Tuberkulosis paru
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)
Hb. Anemi bila ada disebabkan oleh peradangan kronik, perdarahan, atau defisiensi.·
Laju Endap Darah (LED). Mungkin meninggi, tetapi tidak dapat merupakan indikator
untuk aktivitas penyakit.
• Uji Tuberkulin
Uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik kurang berarti pada orang dewasa. Uji ini
akan mempunyai makna bila ditemukan konversi, bula, atau apabila kepositivan
dari uji yang didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi HIV dapat
memberikan hasil negative.
PENGOBATAN TB
Tujuan obat kemoterapi anti TB (OAT) adalah:
• Menyembuhkan pasien dalam jangka pendek dengan gangguan yang minimal.
• Mencegah kematian karena penyakit yang aktif atau efek lanjutannya.
• Mencegah relaps.
• Mencegah timbulnya kuman yang resisten.
• Melindungi masyarakat dan penularan
(4-6) (8-12)
(8-12) (8-12)
(20-30) (30-40)
(12-18) (12-18)
(lini 2)
• Kanamisin
• Amikasin
• Kuinolon
• Makrolid dan amoksilin+ asam klavulanat
• Ada beberapa obat lain yang sekarang belm digunakan di Indonesia : Kapreomisin,
Sikloserin, PAS, Derivat rifampicin dan INH, Thionamides
Efusi pleura
Empiema
Pneumothorax
Cor pulmonal
DAFTAR PUSTAKA
6. Danusantoso, Halim. Buku Saku Ilmu Penyakit paru. Penerbit Hipokrates. Jakarta:
2000.