Disusun Oleh:
ENRICO RYANTAMA
E1A015250
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(UUD NRI 1945) telah membawa perubahan besar bagi sistem politik dan
UUD NRI 1945 yang menyatakan Negara Indonesia adalah negara hukum dan
arti yang jelas tentang negara hukum Indonesia yang memberi kebebasan bagi
pemilu presiden dan wakil presiden diatur dalam Pasal 6A yang selanjutnya
daerah dan wakil kepala daerah juga dimasukkan sebagai agenda pemilu di
Indonesia.1 Hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan reformasi guna
bagi masyarakat yang ada di daerah yang telah dijamin dalam Pasal 2 ayat (1)
UUD NRI 1945 menyatakan bahwa “kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dari hak asasi manusia. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Republik
B. Rumusan Masalah
BAB II
1
Hasbi Umar, “Paradigma Baru Demokrasi di Indonesia: Pendekatan terhadap Pemilu
DPR/DPRD ,Jurnal Innovatio Vol.VII, No.14 Edisi Juli-September 2008,hlm. 315.
PEMBAHASAN
pemimpin politik yang bersaing meraih suara dan pada pemilihan berikutnya,
jelas dan dapat dipatuhi bersama. Demokrasi diatur dan dibatasi oleh aturan
2
George Serensen,2003. “Demokrasi dan Demokratisasi”.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.Hlm.14.
3
Arief Hidayat, Bernegara itu Tidak Mudah (Dalam Perspektif Politik dan Hukum), Pidato
Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Hukum FH Undip Semarang, 4 Februari 2010, hlm.30.
Amandemen UUD NRI 1945 berusaha memberdayakan rakyat yang
HAM4. Keseluruhan aspek tersebut disatukan dan menjadi satu kesatuan sistem
masyarakat yang lebih besar dalam pembuatan dan kontrol kebijakan, serta
tata kelola pemerintahan menurut Susilo adalah dua hal yang sangat penting
model pemerintahan serta sistem yang baik bagi sebuah negara, terutama bagi
agar sebuah negara agar menjadi kuat dan maju. Tidak hanya negara, dunia pun
4
Septi Nur Wijayanti, “Studi Evaluasi Terhadap Amandemen UUD 1945 (Amandemen Sebagai
Upaya Kebutuhan Hukum Masyarakat Indonesia )”, Jurnal Media Hukum 16 (2) Desember 2009,
FH Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, hlm.232-233.
5
Dr.Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka
Otonomi Daerah. Bandung : PT.Mandar Maju, hlm.13.
6
Ibid, hlm.18.
Pemilu adalah salah satu ciri yang harus ada pada negara demokrasi.
Dengan demikian pemilu merupakan sarana yang penting untuk rakyat dalam
dan merupakan perwujudan yang nyata untuk keikut sertaan rakyat dalam
kehidupan kenegaraan.
dalam arti tidak mendapat pengaruh maupun tekanan dari pihak manapun juga.
7
Miriam Budirjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama,2008), hlm.
461
8
Ramlan Surbakti. 1992.Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT.Grasindo, hlm. 15
Semakin tinggi tingkat kebebasan dalam pelaksanaan pemilu maka semakin
tingkat kebebasan maka semakin buruk pula penyelenggaraan pemilu. Hal ini
ikut pemilu maka dapat dikatakan pula semakin tinggi kadar demokrasi yang
sebagai:10
umum;
dalam suasana yang bebas, tidak dibawah tekanan, dan akses memperoleh
9
Syahrial Syarbaini,dkk. Sosiologi dan Politik. (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), hlm.80.
10
Ramlan Surbakti. 1992.Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT.Grasindo, hlm.21.
informasi yang luas. Dan Kelima, penyelenggara pemilu yang tidak memihak
dan independen11.
bekerja secara objektif dan profesional pada satu sisi. Pada saat yang
yaitu pada Bab VIIB Pasal 22E Perubahan Ketiga UUD NRI 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 9 November 2001. Pasal 22E antara lain mengandung
ketentuan:
yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri13. Ini bermakna bahwa Konstitusi
11
Marwani. 2009. Menjelang Pemilu 2009 : Quo Vadis Suara Perempuan ?. Di akses di
http://www.imm.or.id/content/view/249/191/ (Diakses tanggal 1 April 2020 Pukul 12.23 WIB)
12
Agus Pramusinto,dkk. 2009. Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan, dan Pelayanan Publik.
Yogyakarta : Gava Media
13
Lampiran Penjelasan UU Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pemilihan Umum.
sifatnya nasional, tetap, dan mandiri, yang kemudian diberi beban tugas dan
demikian, UUD NRI 1945 telah memberi posisi legal konstitusional bagi KPU
Daerah.
ruang partisipasi yang lebih luas bagi masyarakat dalam proses demokrasi
14
HAW Widjaja. 2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada, hlm.114.
dan Wakil Kepala Daerah yang merumuskan pengertian tentang pemilihan
Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, kepala daerah dan wakil kepala
daerah dipilih oleh DPRD.Namun sejak bulan Juni tahun 2005 Indonesia
dengan NKRI.Hal ini berkaitan dengan pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah yang seharusnya sinkron dengan pemilihan presiden dan wakil
Sesuai dengan amanat UUD NRI 1945, NKRI dibagi atas daerah provinsi
dan daerah provinsi dan dibagi lagi atas daerah kabupaten dan kota, yang
15
HAW Widjaja, Ibid, hlm.114
maupun kabupaten/kota. Kedua-duanya dinyatakan sebagai unsur
daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh DPRDmenjadi demokrasi yang
diterapkan prinsip demokrasi. Sesuai dengan Pasal 18 ayat (4) UUD NRI 1945
wakil kepala daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat, yang diajukan
Tahun 2008bahwa: “calon kepala daerah dapat juga diajukan dari calon
Pasal 1 Ayat (2) UUD NRI 1945 menyatakan bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD NRI 194518. Kedaulatan itu
sendiri mengandung arti bahwa rakyat turut serta secara aktif dalam setiap
1945. Seperti telah diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD NRI 1945, bahwa:
1) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan
calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
2) Pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
partai politik atau gabungan partai politik.
mengikat setelah salah satu calon Kepala Daerah dari Provinsi NTB yang
18
Amandemen Ketiga UUD NRI 1945 yang disahkan pada tanggal 19 November 2001.
bernama Lalu Ranggalawe mengajukan pengujian UU Nomor 32 Tahun 2004
hanya membuka kesempatan bagi partai politik atau gabungan partai politik
dalam pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah19. Setelah putusan
2008 tentang perubahan kedua atas UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah.
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 151 Tahun 2002 tentang Tata Cara
sebagai respon atas tuntutan perubahan sistem dan format politik pada masa
reformasi.
Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung oleh
rakyat merupakan suatu proses politik di daerah menuju kehidupan politik yang
tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah terdiri dari masa persiapan dan
Lihat Putusan Mahkamah Konstitusi dalam perkara Nomor 5/PUU-V/2007 perihal pengujian
19
jabatan;
c) Perencanaan penyelenggaraan;
c) Kampanye;
d) Pemungutan suara;
e) suara;
Pada tahap persiapan, tahapan yang juga menjadi salah satu tahapan yang
menyelenggarakan pemilukada.
pasangan calon bersama-sama partai politik atau gabungan partai politik yang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah juga mengatur dengan jelas
daerah dan wakil kepala daerah yang keanggotaannya terdiri atas unsur
kepolisian, kejaksaan, perguruan tinggi, pers dan tokoh masyarakat. Hal ini
D. Kampanye
disebut kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon
jadwal waktu yang ditetapkan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/ Kota.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,kampanye didefinisikan sebagai
tingkah laku, minat serta keinginan audiensi dengan daya tarik komunikator
yang di kemukakan oleh Rogers dan Storey yang dikutip oleh Antar Venus
yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
telah jelas mengatur tujuan kampanye dalam definisi yang dicantumkan, yakni
Budi Setiyono dan RTS Masli. 2008. Iklan dan Politik: Menjaring Suara Dalam Pemilihan
21
jadwal waktu yang ditetapkan KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/ Kota. Oleh
karena itu, kampanye pemilukada merupakan cara yang digunakan oleh para
calon kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk menyatakan visi dan misi
kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan atau
menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon secara lisan atau tertulis
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan dalam jadwal waktu yang
tempat pemilihan untuk memberikan suara kepada sang calon. Untuk meraih
Nur Hidayat Sardini, Rasionalitas Pemilukada : Siapa Menang, Siapa Pecundang?, Suara
22
membutuhkan dukungan.
candidate image)
orang atau dari rumah ke rumah. Cara ini harus diimbangi dengan