LARINGEKTOMI TOTAL
Mochammad Ridwan Indiyana. Widodo Ario Kentjono
Pendahuluan
Karsinoma •Keganasan pada laring yang dapat mengenai
■ Dapat dilakukan dengan teknik diseksi leher maupun tanpa diseksi leher
■ Dilakukan pada karsinoma glottis yang menyebabkan :
– Fiksasi
– Karsinoma transglotis yang besar
– Karsinoma glottis dengan penyebaran subglotis > 1 cm,
– Tumor ganas ekstra laring
– Tumor ganas interaritenoid
– Tumor ganas yang meluas ke krikofaring, ruang epiglottis dan daerah
postkrikoid
– Kerusakan kartilago laring
Prosedur Laringektomi Total
■ Selama pernafasang hidung normal, suhu udara yang dihirup 22ºC dengan kelembaban
relative 40% menciptakan kondisi optimal untuk fungsi pembersihan mukosiliar dari
trakeobronkial. Kondisi penggunaan stoma pada pasien pasca LT menyebabkan :
– Fungsi mukosiliar menurun
– Penebalan dan pengentalan mucus
– Iritasi mukosa
– Produksi secret yang berlebihan
Rehabilitasi Pasca Laringektomi Total
A. Rehabilitasi Suara
Voice Rehabilitation
Following
Laryngectomy
Neoglottic
Electrolarynx Esophageal Speech Reconstruction
Shunt (TEP)
Esophageal Speech (Bicara Esofagus)
Kemudian pasien
Diawali dengan
dapat
saran esophagus Memerlukan udara
mengembalikan
bagian servikal yang terjebak di
udara tersebut ke
dapat menjadi mulut / faring &
atas melalui
neoglotis dan menggerakkannya
esophagus dan
bagian distal dapat ke dalam
menggetarkan
sebagai reservoir esophagus
faringoesofageal
udara
segmen
Elektronik Laring
Terdapat 2 tipe dasar :
Merupakan alat - Pneumatik
vibrator elektrik yang menggunakan udara
dapat menghasilkan ekshalasi untuk
Latihan awal dilakukan
suara kemudian menghasilkan suara
sesaat sebelum pasien
disalurkan ke rongga - Elektronik alat
menjalani laringektomi
mulut untuk meneruskan getaran
diartikulasikan menjadi suara diluar tubuh.
suara bicara Paling umum
digunakan
• Tipe elektronik dibedakan menjadi 2 metode :
Transervikal
Intraoral
• Prinsip dari alat ini menghasilkan vibrasi elektromekanis yang dapat didengar sebagai nada
dasar dan dikirimkan ke rongga mulut. Sisa struktur utuh dari saluran vocal (lidah, bibir & gigi) akan
mengatur nada. Artikulasi akan menghasilkan bicara.
• Alat ini dapat diisi ulang & diatur volume & kekuatan suaranya.
A. Elektrolaring transervikal
B. Elektrolaring Intraoral
Rekonstruksi neoglottic
■ LT menyebabkan terputusnya hubungan permanen antara saluran nafas atas (SNA) dan
bawah
■ Fungsi SNA menghangatkan, menyaring, melembabkan udara
■ Dengan dilakukannya LT, resistensi paru menurun yang dapat menyebabkan keluhan
batuk, peningkatan produksi sputum, rasa kering, usaha yang keras untuk
membersihkan stoma dari lender, resiko tinggi dehidrasi, nafas menjadi pendek, badan
terasa lemah dan menimbulkan kecemasan dan depresi.
Rehabilitasi Pasca Laringektomi Total
B. Rehabilitasi Paru (Pulmonary Rehabilitation)
■ Heat and moisture exchangers (HME) diciptakan untuk mengompensasi fungsi saluran
nafas atas yang hilang sebagai salah satu rehabilitasi paru.
■ HME memiliki 3 fungsi menghangatkan, melembabkan dan menyaring
■ Efek positif yang didapat dengan penggunaan HME mengurangi batuk, menurunkan
sekresi mucus, menurunkan bersihan jalan nafas & bersihan stoma
Rehabilitasi Pasca Laringektomi Total
C. Rehabilitasi Penciuman
■ Tidak adanya udara yang masuk melalui hidung stimulasi epitel olfaktori menghilang
■ Munculnya keluhan anosmia, hiposmia yang dapat mempengaruhi rasa sehingga pasien
pasca LT juga merasakan hipogeusia / ageusia.
■ Rehabilitasi penciuman pasca LT mengembalikan aliran udara yang hilang sehingga
bau tidak dapat mencapai bulbus olfaktori.
Rehabilitasi Pasca Laringektomi Total
C. Rehabilitasi Penciuman
■ Kemudian rahang dinaikkan keatas dengan lidah dan menempel pada palatum molle &
bibir tetap tertutup menghasilkan tekanan (+) menyebabkan udara yang sudah
masuk mengalir ke bawah melalui trakea
■ Hal ini mudah diajarkan pada pasien dengan menggambarkannya sebagai menguap
dengan mulut tertutup (polite yawn)
Ringkasan
■ Karsinoma laring keganasan pada pita suara yang meliputi glottis, supraglotis
dan subglotis
■ Salah satu penatalaksanaan nya adalah dengan tindakan bedah berupa
laringektomi total
■ Tindakan ini dapat menyebabkan penderita menjadi afonia dan bernafas melalui
stoma permanen di leher, yang menyebabkan diperlukannya rehabilitasi untuk
dapat membuat kualitas hidup penderita tetap baik
■ Rehabilitasi pasca LT meliputi rehabilitasi suara (tindakan bedah & non bedah, yang
paling sering dilakukan suara esofagus), paru (dengan HME menghangatkan,
melembabkan dan menyaring sehingga udara inhalasi mendekati kondisi natural
untuk trakea) dan penciuman (teknik polite yawn membuat udara mencapai
bulbus olfaktori)