Disusun oleh :
Disusun Oleh :
Novihani Hidayati
NIPP. 20174011106
NIM. 20130310132
Dokter Pembimbing
Disusun Oleh :
Novihani Hidayati
NIPP. 20174011106
NIM. 20130310132
Telah dipresentasikan
Disahkan oleh:
Dokter Pembimbing,
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Status pernikahan : Sudah Menikah
Alamat : Sidorejo Salatiga
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Terdapat benjolan diselangkangan kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki 36 tahun, datang dengan keluhan benjolan diselangkangan
kiri. Benjolan dirasakan sejak 9 bulan SMRS. Benjolan timbul secara tiba-tiba
saat berdiri berbentuk lonjong panjang dari panggal kemaluan hingga disekitar
tulang pinggul kiri. Saat pasien dalam posisi tidur pasien tidak dapat melihat
benjolan itu namun dapat dirasakan oleh pasien bahwa pasien memiliki benjolan
diselangkangan. Pasien merasakan kadang pada benjolan tersebut timbul nyeri
saat malam hari dan nyeri ketika pasien batuk ataupun mengejan. Nyeri dirasakan
hillang timbul dan rasanya seperti nyut-nyutan. pasien tidak mengeluhkan ada
gangguan pada BAK dan BAB. Mual/muntah disangkal oleh pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. GCS : E4V5M6 = 15
d. Visual Analoge scale : 3
e. Vital sign
- Tekanan Darah : 120/70 mmHg
- Denyut Nadi : 80 x/menit
- Pernafasan : 20 x/menit
- Suhu : 36°C
f. Status generalis :
- Kepala : normocephal, deformitas (-), tidak ditemukan jejas, tidak
teraba benjolan
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
refleks cahaya (+/+)
- Hidung : discharge (-), deformitas (-)
- Telinga : discharge (-), deformitas (-)
- Mulut : bibir tidak kering, lidah tidak kotor
- Leher : pembesaran KGB (-), limfonoduli tidak teraba, JVP tidak
meningkat
- Thorax :
Pulmo
Inspeksi : simetris (+), ketinggalan gerak (-), retraksi intercostae (-)
Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara Dasar = vesikuler, Suara Tambahan = tidak ada
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba, tidak kuat angkat
Perkusi : Tidak ditemukan kardiomegali
Auskultasi : S1S2 reguler, bising (-), gallop (-)
- Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Palpasi : Supel (+), nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
Perkusi : Timpani seluruh lapangan abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
- Ekstremitas
Superior: udem (-), vulnus (-), ruam (-), akral hangat (+/+), sianosis (-)
Inferior : udem (-), vulnus (-), ruam (-), akral hangat (+/+), sianosis (-)
g. Status Lokalis (Regio Inguinal)
Inspeksi : tampak peningkatan kulit dibagian inguinal
kiri sepanjang 4cm x 4cm x 3cm
Palpasi : teraba konsistensi massa lunak, batas tegas,
nyeri tekan (-)
Tes visible : pasien merasakan nyeri,
benjolan keluar dari arah kraniolatal ke
kaudomedial, berbentuk lonjong.
Tes Oklusi : saat mengedan merasakan
nyeri dan benjolan tidak dapat keluar
Tes Taktil : benjolan dirasakan di
ujung jari
Tes Zieman : terdapat dorongan pada
jari 2
DIAGNOSIS KERJA
Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra
DIAGNOSIS BANDING
Hernia Reponibilis
Hernia inkarserata
Orchitis
PENATALAKSANAAN
Infus Ringer Laktat 20 tpm
Hernioplasty
BAB II
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis pasien berdasarkan anamnesis yaitu pasien mengeluh
terdapat benjolan diselangkangan kaki pasien sebelah kiri, dirasakan sejak 9 bulan
SMRS. benjolan tersebut dapat disebabkan gangguan pada 3 mekanisme berikut
yaitu (1) kanalis inguinalis yang berjalan miring, (2) struktur otot oblikus internus
abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi, (3) fascia
transversalis kuat yang menutupi trigonum hesselbach yang umumnya tidak
berotot. Pada pemeriksaan lokalis di regio inguinalis sinistra didapatkan tes
visible (+) HIL, tes Oklusi (+) HIL, Tes Zieman (+) HIL, tes taktil (+) HIL,
sehingga menguatkan diagnosis untuk hernia inguinalis lateralis.
Penatalaksaan untuk pasien hernia inguinalis lateralis adalah pengobatan
secara operatif, karena pengobatan operatiflah satu-satunya peengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah dapat dilakukan saat diagnosis
ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia yaitu herniotomi dan hernioplasty. Pada
pasien ini dilakukan hernioplasty yaitu tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada operasi
hernioplasty dapat kemungkinan menjadi residif walaupun lebih jarang
dibandingkan dengan terapi herniotomi, hal ini perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya regangan dan kerusakan pada jaringan. Hal tersebut
dibutuhkanlah mesh protesis untuk memperkuat defek dinding yang lemah.
Penggunaan mesh ini juga dapat menurunkan resiko kekambuhan 70-75%.