Pembimbing:
dr. Kemas. H. M. Sani, SpRad
Oleh:
Hasan Tindar Abdullah
04084811416088
DEPARTEMEN ILMU
KEDOKTERAN RADIOLOGI
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Referat dengan judul Trauma Skletal Ekstremitas Inferior
Oleh:
Muhammad Randi Akbar
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Departemen Radiologi Rumah Sakit Dr. Mohammad
Hoesin Palembang/Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Palembang,
Februari 2016
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT.karena atas berkah, rahmat, dan ridhoNya lah sehingga saya dapat menyelesaikan referat yang berjudul Trauma Skletal
Ekstremitas Inferior sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Palembang,
Februari 2016
BABI
PENDAHULUAN
diketahui dan
Mengingat pentingnya pemeriksaan radiologis khususnya pada kasuskasus trauma skletal ekstremitas inferior maka penulis berharap referat ini dapat
menambah pengetahuan mengenai gambaran radiologis pada kasus-kasus trauma
skletal ekstremitas inferior yang diharapkan dapat membantu dokter dalam
menentukan diagnosis, evaluasi terapi dan prognosis dari keadaan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Trauma Skletal
Trauma merupakan luka atau cedera yang dapat mengenai seluruh
bagian tubuh khususnya pada skletal. Trauma skletal dapat berupa fraktur.
Fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma yang berat, terkadang trauma
ringan saja dapat menimbulkan fraktur bila tulangnya sendiri terkena
penyakit tertentu (fraktur patologis) maupun trauma ringan yang terusmenerus juga dapat menimbulkan fraktur (fraktur stres).2, 6
Bila secara klinis ada atau diduga ada fraktur, maka harus dibuat 2 foto
tulang yang bersangkutan. Sebaiknya dibuat foto antero-posterior (AP) dan
lateral. Bila kedua proyeksi ini tidak dapat dibuat karena keadaan pasien yang
tidak mengizinkan, maka dibuat 2 proyeksi yang tegak lurus satu sama lain.
Perlu diingat bahwa bila hanya 1 proyeksi yang dibuat, ada kemungkinan
fraktur fraktur tidak dapat dilihat. Adakalanya diperlukan proyeksi khusus,
misalnya proyeksi aksial, bila ada fraktur pada femur proksimal.2
2.2. Anatomi Ekstremitas Inferior
Ekstremitas adalah bagian distal atau terminal dari struktur yang
diperpanjang atau ditunjuk.6 Ekstremitas dibagi menjadi 2 yaitu ekstremitas
superior (lengan) dan ekstremitas inferior (tungkai). Ekstremitas inferior
tersusun atas tulang, otot, saraf, sendi, pembuluh darah, dan jaringan
penunjang lainnya. Secara umum, tulang tulang pada ekstremitas inferior
terdiri atas os coxae, os femur, os patella, os tibia, os fibula, os tarsal, os
metatarsal, dan os phalanges pedis yang dapat dilihat pada Gambar 1.7
Fraktur Subcapital
Fraktur yang terdapat tepat dibawah caput femoris yang memisahkannya dari
femoral neck.Fraktur tersebut biasanya lebih sulit untuk dilihat pada foto lateral.
Gambar 2.Fraktur Subcapital
Fraktur Transcervical
Fraktur transcervical biasanya mudah untuk dilihat. Garis frakturnya melewati
seluruh femoral neck.
Fraktur Subtrochanter
Fraktur yang terdapat pada bagian proksimal dari corpus femoris.
Panggul Dislokasi
Dislokasi sendi panggul
Dislokasi sendi panggul relatif trauma yang jarang dilihat melalui foto rontgen.
Foto rontgen biasanya digunakan untuk kasus yang diduga mengarah ke fraktur.
Fraktur pada femoral neck yang bersamaan dengan adanya avulsi dari trochanter
mayor.Tekstur tulang pada pasien ini abnormal dengan diketahui
adanya
Fraktur femur yang biasanya terjadi pada pasien yang terpasang plate and screw.
Gambar dibawah ini menunjukkan terpisahnya pole atas dan bawah dari patella
Fraktur patella mungkin sangat halus. Adanya efusi pada sendi (hemartrosis atau
lipohemartrosis) pada konteks kasus trauma adalah indikator yang sangat
membantu untuk menegakkan sebuah fraktur seperti pada gambar di bawah ini.
Lutut Dislokasi
Dislokasi total dari lutut (tidak hanya patella) biasanya terjadi karena trauma yang
berat.
Fraktur Tibia/Fibula
Fraktur pada tibia/fibula biasanya sangat jelas terlihat dari foto rontgen.
Sebaiknya selalum melihat 2 gambaran sisi seluruh panjang dari kedua tulang.
Perlu kehati-hatian dalam melihat foto dengan fraktur tibia segmental sehingga
tidak mengabaikan kemungkinan adanya fraktur lain contohnya fraktur tibial
plateau.
Fraktur Weber B merupakan fraktur yang terdapat pada level sendi pergelangan
kaki.
Fraktur Maisonneuve
Gambar di bawah ini tidak menunjukkan adanya fraktur tetapi pelebaran halus
dari pergelangan kaki medial yang mengindikasikan instabilitas dari sendi
tibiofibular distal.
Kaki CederaListranc
CederapadaligamenListranc
Untuk melihat adanya benda asing pada kaki, diperlukan minimal 2 gambaran sisi
foto.
BAB III
KESIMPULAN
Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami cedera
oleh salah satu sebab. Penyebab utama trauma adalah kecelakaan lalu lintas,
industri, olahraga dan rumah tangga. Trauma dapat mengenai seluruh bagian
tubuh terutama mengenai skletal yang dapat berupa fraktur. Fraktur tidak selalu
disebabkan oleh trauma yang berat, kadang-kadang trauma ringan saja dapat
menimbulkan fraktur bila tulangnya sendiri terkena penyakit tertentu. Juga trauma
ringan yang terus menerus dapat menimbulkan fraktur.1, 2
Fraktur dapat mengenai semua tulang pada anggota tubuh, namun yang
paling sering ditemukan adalah fraktur ekstremitas, baik ekstremitas atas maupun
bawah. Mendiagnosis suatu kasus fraktur ekstremitas khususnya fraktur pada
ekstremitas inferior dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik atau
keadaan klinisnya serta dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya.3, 4
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan
radiologi. Pemeriksaan radiologi merupakan alat penunjang diagnostik yang
penting dan sering merupakan pencitraan standar dalam mendiagnosis kasus
trauma khususnya kasus trauma skletal pada ekstremitas inferior. Pemeriksaan
radiologi pada kasus trauma skletal ekstremitas inferior penting untuk diketahui
dan dipahami agar penegakan diagnosis pada kasus-kasus tersebut dapat
ditegakkan secara cepat, tepat,dan akurat.5
DAFTAR PUSTAKA
1. Chairuddin, Rasjad. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: Yarsif
Watampone.
2. Sjahriar Rasad. 2005. Buku Radiologi Diagnostik. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
3. Hoppenfeld, Stanley, dan Vasantha Murthy. 2011. Terapi & Rehabilitasi
Fraktur. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
4. Delubi, Arman, Musdalifah Hanis, dan Sukriyadi. 2013. Hubungan antara
Usia, Jenis dan Lokasi Fraktur dengan Lama Perawatan pada Pasien
Bedah Tulang di Ruang Rawat Inap RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo
Makassar.
5. Ha, Alice S
et
al. Radiographic
Pitfalls
in Lowe Extremity
Trauma.http://www.ajronline.org/doi/full/10.2214/AJR.14.12626
diakses