Oleh:
St. Hediati
111 2018 2027
Pembimbing :
dr. Hendrian Chaniago, M.Kes, Sp.OT(K)
1
BAB I
PENDAHULUAN
permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan lunak,
salah satu tulang panjang yang membentang dari bahu ke siku. Fraktur humerus
biasanya disebabkan karena terjatuh. Ada tiga jenis patah tulang humerus,
diantaranya adalah (i) Fraktur Humerus Proksimal, yaitu lokasi fraktur berada di
dekat bahu; (ii) Fraktur Humerus Middle, yaitu fraktur yang terjadi berada di
antara bahu dan siku; (iii) Fraktur Distal Humerus, yaitu lokasi fraktur berada di
dekat siku.1,2
Fraktur distal humerus merupakan salah satu jenis fraktur dari elbow
fracture. Fraktur distal humerus terjadi hanya sekitar 2% dari semua fraktur pada
populasi orang dewasa. Cedera ini disebabkan akibat trauma energi tinggi dan
peningkatan 5 kali lipat pada fraktur humerus distal antara tahun 1970 dan 1998.
Fraktur di area ini bisa sangat menyakitkan dan membuat gerak siku sulit atau
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Tulang humerus adalah tulang panjang yang membentang pada lengan atas.
Bagian atas atau proksimal tulang merupakan bagian dari sendi bahu yang akan
bertemu dengan scapula membentuk glenohumeral joint dan bagian bawah atau
distal adalah bagian dari siku yang akan bertemu dengan ulna dan membentuk
elbow joint. Ada banyak otot yang mengelilingi tulang humerus yaitu otot bisep
dan brachialis yang berada didepan dan otot trisep yang berada dibelakang. Selain
itu, ada pula beberapa saraf penting yang berjalan sepanjang humerus seperti
Distal humerus adalah bagian dari humerus yang ”duduk” didalam “cawan”
membentuk bagian atas sendi siku yang sebenarnya. Jika mengalami cedera, hal
Ujung bawah tulang humerus disebut bagian distal atau ‘distal humerus’ Pada
bidang koronal, humerus distal berbentuk segitiga, yang dibentuk oleh kolom
medial dan lateral yang dihubungkan oleh segmen artikular yang diilustrasikan
pada ujung distalnya dengan insersi dari otot fleksor. Columna lateral menahan di
3
ujung distal kapitelum dan epikondilus lateranl dengan insersi dari otot
ekstensor.8
sumbu longitudinal dengan sudut 4-8°. Vaskularisai darah untuk area distal
humerus terutama disuplai oleh pembuluh anastomotik dari arteri brachialis. Yang
Segitiga Humerus Distal yang dibentuk oleh columna media (merah), columna lateral (biru) dan artucular surface (hijau)
4
Anatomi tulang humerus
2. 2 Epidemiologi
orang dewasa, tetapi insiden ini bervariasi antar negara. Pada tahun 2003,
5
insidennya terjadi 6/100.000 per tahun di Amerika Serikat. Angka kejadiannya
rata-rata pada usia 50-69 tahun. Namun, dapat pula terjadi pada usia muda yang
biasanya diakibatkan oleh trauma dengan tekanan besar. Fraktur distal humerus
terjadi sekitar 30% yang disertai dengan fraktur sendi siku. Lokasi tersering
terjadi. Fraktur pada humerus distal dapat terjadi setelah jatuh (dari sepeda, atau
tersandung dan jatuh ke tanah), benturan langsung ke area tersebut, atau trauma
2.3 Klasifikasi
keterlibatan columna medial dan lateral humerus distal dan adanya pola fraktur
sagital atau koronal. Risebough dan Radin mengklasifikasikan fraktur humerus distal
dan trochlea. Namun, secara internasional yang paling umum digunakan adalah
klasifikasi OTA.8 Pembagian fraktur distal femur dapat dilihat melalui OTA
6
1. Fraktur artikular extra / Extra-articular fracture
yang dimana tiap kategorinya akan terbagi lagi subdivisi menjadi 9 jenis fraktur yang
Klasifikasi OTA
2.4 Diagnostik
7
Untuk menegakkan diagnosis mengalami fraktur distal humerus harus
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan bila perlu dapat dilakukan pemeriksaan
seperti riwayat medis hingga bagaimana mekanisme trauma yang terjadi pada pasien
khususnya pada pasien yang lanjut usia. Mekanisme trauma pada fraktur distal
humerus dapat terjadi pada trauma energy rendah pada lansia yang berdampak
langsung pada siku atau dampak tidak langsung akibat jatuh pada tangan yang terulur
dan trauma energy tinggi pada pasien muda yang biasanya disebabkan oleh kecelakan
Selain itu, perlu pula menanyakan atau mengetahui kondisi premorbid dari
ekstremitas pasien yang cedera, seperti memastikan adanya kondisi seperti arthritis
seperti pada fraktur yang lain, yaitu pasien akan merasa nyeri yang sangat hebat dan
tidak mampu menggerakkan sendi sikunya (elbow joint) yaitu untuk meluruskan
lengannya. Keluhan penyerta lainnya dapat berupa bengkak, memar, nyeri saat
disentuh, kekakuan, merasa tidak stabil pada elbow joint, dan bisa pula didapatkan
ekstremitas yang mengalami cedera. Penilaian yang akurat harus dibuat terhadap
sensoris dan motorik nervus medianus, ulnaris, dan radialis, serta nervus kutaneus
8
antebrachial medial dan lateral. Arteri brachialis dan saraf median terletak di anterior
sendi siku juga beresiko mengalami gangguan.Denyut distal harus dipalpasi dan
waktu pengisian kapiler juga harus dinilai dengan membandingkan pada ekstremitas
atas yang sehat atau kontralateral. Jika muncul suatu kelainan pada pemeriksaan
Kulit juga perlu diperiksa apakah terdapat memar, ekimosis, atau laserasi,
area distal humerus terdapat ligament yang sangat kompleks yang membantu dalam
tersedia. Sinar-X dapat menunjukkan apakah tulang utuh atau patah. Sinar-X pada
elbow joint akan dilakukan untuk menentukan apakah telah terjadi patah tulang atu
tidak. Sinar-X dapat dilakukan dengan mengambil posisi AP dan Lateral. Bergantung
pada gejala pasien, dokter mungkin juga akan melakukan rontgen pada lengan atas,
9
2.5 Tatalaksana
Jika fraktur tidak bergeser, mungkin tatalaksana yang diperlukan hanya splint
atau sling untuk menahan siku di tempatnya selama proses penyembuhan. Jika tidak
ada fragmen tulang yang keluar dari tempatnya setelah beberapa minggu, dokter akan
mengizinkan pasien untuk menggerakkan siku dengan lembut. Hal ini memerlukan
kunjungan dengan ahli terapi fisik. Pasien tidak diizinkan mengangkat apapun dengan
lengan yang cedera selama beberapa minggu. Pendekatan non-bedah untuk fraktur
humerus distal mungkin memerlukan splinting atau casting dalam waktu lama. Hal
itu dapat menyebabkan siku menjadi sangat kaku dan membentuhkan waktu terapi
yang lebih lama untuk bisa bergerak kembali setelah gips dilepas. Jika fraktur
bergeser pada posisinya, pasien mungkin memerlukan pembedahan untuk
menyatukan kembali tulang.9
Terkadang, ujung siku (olekranon) akan dipotong agar ahli bedah dapat
melihat fragmen tulang. Tulang yang dipotong digerakkan keluar selama perbaikan
patah tulang. Setelah tulang yang patah diperbaiki, olekranon yang dipotong
dikembalikan ke lokasi semula dan diperbaiki. Jika fraktur humerus distal terlalu
parah untuk diperbaiki dengan benar (seperti yang sering terjadi pada pasien lanjut
usia), siku mungkin perlu diganti. Prosedur ini mirip dengan penggantian. pinggul
atau lutut (Hip or knee replacement). Implan logam dan plastik dipasang ke humerus
setelah pecahan tulang dibuang . Implan logam dan plastik lainnya dipasang pada
ulna (tulang lengan bawah), dan keduanya implan dihubungkan membentuk engsel.9
Beberapa risiko yang dapat terjadi saat ataupun pasca pembedahan, yaitu:9
1. Infeksi. Risiko infeksi dapat terjadi pada operasi apapun baik itu untuk fraktur
humerus distal atapun fraktur lainnya.
2. Nyeri yang berhubungan dengan operasi. Nyeri dikontrol di ruang operasi
oleh tim anestesi, yang dapat membuat pasien tertidur atau membuat lengan
mati rasa, atau keduanya. Dokter akan membahas metode anestesi dengan
pasien sebelum operasi. Setelah operasi, nyeri dikendalikan dengan kombinasi
obat nyeri, seperti morfin dan kodein, serta asetaminofen.
3. Nonunion. Pembedahan tidak menjamin penyembuhan patah tulang. Fraktur
bisa terleas, atau screw, plat, atau wire dapat bergeser atau patah. Hal ini
dapat terjadi karena berbagai alasan seperti pasien tidak mengikuti petunjuk
setelah operasi, pasien memiliki masalah kesehatan lain yang menghambat
penyembuhan seperti diabetes mellitus, infeksi, dll. Jika patah tulang gagal
sembuh, maka operasi lebih lanjut mungkin diperlukan.
12
4. Kerusakan saraf dan pmebuluh darah. Ada risiko kecil kerusakan saraf
dan pembuluh darah di sekitar siku. Ini adalah efek samping yang tidak biasa.
Mati rasa sementara atau kelemahan di daerah saraf ulnaris mungkin terjadi.
Hal ini membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk
menghilang.
2.7 Rehabilitasi
2.8 Outcomes
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Hastuti, Dwi. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Fraktur 1/3 Proksimal
Humerus Sinistra di RS. Al Dr. Ramelan Surabaya. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2014.
14
8. Amir, Steinitz. Distal Humerus Fracture : A Review Of Current Therapy Concepts.
April 2016. Diakses melalui https://www.ncbi.nlm.nih.gov pada tanggal 21 Agustus
2020.
15