Oleh :
Indah Dian Larasati Husada
111 2019 2120
Pembimbing :
dr. Fendy Dwimartyono, Sp.AN (KMN)
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahuwa Ta’ala atas segala rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus ini sebagai salah
satu tugas kepaniteraan klinik pada Bagian Anestesi dan Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................5
2.3 Etiologi..........................................................................................................9
2.4 Patofisiologi.................................................................................................11
2.5 Diagnosis.....................................................................................................13
2.6 Tatalaksana..................................................................................................21
2.7 Prognosis.....................................................................................................26
2.8 Komplikasi..................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................29
4
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri sendi sakroiliaka merupakan nyeri yang dirasakan pada area sendi tersebut
yang dapat menjalar hingga ke daerah inguinal, bokong, hingga area paha posterior.
Disfungsi SIJ Sacroiliac Joint) umumnya mengacu pada posisi menyimpang atau
pergerakan struktur SIJ yang mungkin menyebabkan nyeri. .Berdasarkan studi yang
dilakukan oleh Gupta dkk, sebanyak 10-25% kasus nyeri pinggang mekanis yang
seringkali salah didiagnosis sebagai nyeri akibat hernia nukleus pulposus, nyeri sendi
yang jelas, pemeriksaan fisik maupun radiologis yang secara definit dapat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tubuh, dengan ukuran rata-rata 17,5 cm2. SIJ paling sering diklasifikasikan sebagai
sendi diarthrodial berbentuk aurikuler karena mengandung kapsul sendi fibrosa yang
diisi dengan cairan sinovial, permukaan tulang rawan, dan satu set sambungan
ligamen yang rumit. Sendi SI berbeda dari sendi sinovial lainnya karena tidak mudah
bergerak, ada diskontinuitas di kapsul posterior, dan artikulasi iliaka yang lebih tipis
maximus dan medius, biseps femoris, piriformis, latissimus dorsi melalui fasia
torakolumbar, dan erector spinae. Sendi terutama dirancang untuk stabilitas dan
bantalan beban.2
SIJ harus menopang tubuh bagian atas dan meredam dampak ambulasi;
ligamen yang membatasi mobilitas sendi juga memberinya kekuatan. Ligamen yang
6
panggul di sepanjang berbagai sumbu sakrum. Akhirnya, ligamen-ligamen ini bekerja
sama untuk menopang beban saat beban dipindahkan dari badan ke ekstremitas
bawah. 2
dorsal rami menginervasi sendi posterior dan ligamen sekitarnya di hampir semua
individu. Ada kontribusi dari S3 di sebagian besar tetapi tidak pada semua individu.
persarafan dari L5,7,8. Persarafan sendi ventral bahkan lebih ambigu, dengan
sebagian besar penelitian melaporkan cabang yang berasal dari rami ventral dari L5 –
S2, dan mungkin L4. Adapun literature lain mengatakan ada kontribusi dari saraf
7
Gambar 1. (A) Tampak posterior artikulasi dan ligamen terkait dari sendi sakroiliaka dan struktur sekitarnya; (B) Tampak anterior struktur artikulasi
dan ligament sendi sacroiliaca
2.2 Epidemiologi
Nyeri sendi sakroiliaka sering dikaitkan dengan lower back pain (LBP). Pada
25% dari pasien LBP, sendi sakroiliaka mungkin menjadi penyebab nyeri. Secara
umum, nyeri SIJ memiliki distribusi bimodal, dengan tingkat prevalensi yang lebih
tinggi terjadi pada atlet muda dan lansia. Nyeri sendi sakroiliaka sering mengenai
orang dewasa yang lebih muda setelah cedera olahraga dan kehamilan dan orang
8
dewasa yang lebih tua karena degenerasi. Baik jenis kelamin dan orang dari semua
sakroiliaka lebih banyak pada wanita (70%) dibandingkan pria (30%). Salah satu
faktor predisposisi ialah kehamilan. Rentang usia terbanyak penderita nyeri sendi
sakroiliaka pada penelitian ini adalah 40-49 tahun, yang memungkinkan adanya
faktor mikrotrauma yang berhubungan dengan aktivitas pekerjaan pada usia tersebut.
utama sendi sakroiliaka. Sampai saat ini belum ada literatur yang menjelaskan
keterkaitan antara usia dan jenis pekerjaan dengan pola distribusi dan faktor posisi
2.3 Etiologi
9
Kemudian, penyebab atraumatic dari nyeri sendi sakroiliaka adalah:3
Spondyloarthropathy
Osteoarhtritis
Infeksi
Kehamilan
Skoliosis
Gaya geser dan torsi berulang dapat timbul dari berbagai olahraga seperti
seluncur indah, golf, dan bowling. Pada kehamilan menyebabkan nyeri sendi
akibat hormon pada trimester ketiga, dan trauma yang terkait dengan persalinan.
Tabrakan bagian belakang menyebabkan cedera sendi sakroiliaka dari tegangan torsi
Pada literatur lain dikatakan, secara mekanis penyebab nyeri sendi sakroiliaka
obesitas, perbedaan panjang kaki yang tampak nyata, kelainan gaya berjalan,
10
ketegangan persisten / trauma tingkat rendah (misalnya, jogging), skoliosis,
kehamilan, dan pembedahan , terutama fusi sakrum. Operasi tulang belakang dapat
melemahkan ligamen sekitarnya, kerusakan iatrogenik pada kompleks sendi SI, dan
2.4 Patofisiologi
sakroiliaka dikelilingi oleh struktur seperti ligament dan dipersarafi dari akar saraf L5
– S2 untuk area anterior, S1-S4 untuk area posterior. Cedera atau peradangan yang
terjadi pada salah satu struktur ini berpotensi menyebabkan rasa sakit pada sendi
sakroiliaka.3
Adanya disfungsi dari SIJ dapat menimbulkan rasa nyeri pada sendi .
fleksi tubuh ke depan di mana rotasi anterior innominate dan pergerakan ke bawah
dan terfiksasi di sakrum. Apabila hanya sedikit penopang tersedia dari otot abdominal
terletak lurus ke bawah secara vertikal dan mengunci SIJ. Pergerakan anterior ini
11
Mekanisme kedua adalah saat jatuh akibat salah langkah yang cukup keras
dan tiba- tiba atau saat jatuh yang bertumpu pada bokong. Deselerasi tiba-tiba,
arah bawah. Beberapa peneliti lain menyatakan bahwa disfungsi posterior atau
penguncian sisi posterior innominate terhadap sakrum lebih sering terjadi. DinTigny
menyatakan bahwa hal ini secara alamiah terjadi yaitu akibat ligamentum sakroiliaka
yang tebal dan kuat dan mekanisme penguncian normal yang terjadi dengan rotasi
innominate posterior. Mekanisme yang mungkin terjadi saat berjalan yaitu bila SIJ
terfiksasi atau hipomobilisasi sebagai akibat cedera atau disfungsi, tegangan antara
momen inersia tubuh dan deselarsi pelvis tidak diredam tetapi ditransfer ke jaringan
sekitarnya, termasuk diskus L5-S1. SIJ dapat mengalami strained pada postur kifosis,
duduk yang tidak ditopang, translasi posterior toraks, ekstensi toraks, dan
pembebanan asimetris pada ekstremitas bawah. Duduk dalam waktu lama juga
yang cenderung posterior ke titik poros dari tulang inominata yaitu kaput femoris,
menuju ke posisi yang lebih anterior dari titik poros. Gravitasi kemudian akan
menarik tulang inominata merotasi kaput femoris ke arah anterior. Selanjutnya ketika
beban tubuh berpindah ke posisi anterior, basis sakral berpindah semakin jauh dari
12
panggul lainnya menerima tekanan yang cukup berat ketika otot-otot tersebut
berusaha menahan rotasi anterior yang lebih jauh dari tulang inominata yang
melawan gravitasi, sehingga otot tersebut dapat mengalami sprain dan robek. Saat
melawan gravitasi dan beban tubuh mendorong sakrum ke arah anterior, ligamen-
ligamen yang menahan pergerakan tersebut dapat mengalami regangan juga. Kondisi
yang repetitive seperti ini akan menyebabkan nyeri pada area sendi sakroiliaka.1
menyebabkan nyeri pada SIJ yang memberikan klinis berupa low back pain. Akibat
pelepasan relaxin saat kehamilan sehingga SIJ menjadi lebih mobile dan disfungsi
gaya berjalan, nyeri, serta nyeri tekan pernah dilaporkan. Hal ini terjadi akibat beban
dari bagian anterior pelvis meningkat dan melemahnya otot penyangga pelvis, rotasi
anterior dapat terjadi. Relaxin juga melemahkan ligamen sehingga lebih rentan
terhadap cedera.4
usia atau proses degeneratif sendi di mana sendi menjadi susah digerakkan atau
menjadi terkunci. Hipomobilitas seperti ini juga dapat terjadi pada penyakit- penyakit
2.5 Diagnosis
13
Nyeri sendi sakroiliaka (SI) sulit dibedakan dari sumber LBP lainnya.
Sejumlah penelitian telah menetapkan bahwa tidak ada satu pun laporan anamnesis
atau tanda pada pemeriksaan fisik yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis nyeri
sendi SI. Namun, dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
meluas ke paha posterior hingga ke lutut. Penderita juga cenderung mengeluh nyeri
saat duduk, berbaring pada sisi ipsilateral atau saat menaiki tangga. Nyeri biasanya
dirasakan di bawah area L5. Kemudian, nyeri dari sendi SI biasanya disertai adanya
kejadian traumatic seperti tabrakan kendaraan bermotor, jatuh, gerakan repetititf, atau
karena kehamilan.2,3
Sebagian besar pasien dengan nyeri punggung dengan etiologi disfungsi sendi
unilateral dari pelvis. Pergeseran ini dapat diperparah ketika berdiri, duduk, atau
berjalan yang menjelaskan nyeri saat posisi berdiri dan bangun dari tidur. Selain
posisi tubuh, Pemetaan area nyeri alih pada nyeri sendi sakroiliaka ini memberikan
tambahan data untuk mempermudah dalam diagnosis. Area nyeri sendi SI dapat
umum pada nyeri SJI berada di di pantat (94%), daerah lumbar bawah (72%) dan
14
ekstensi ke ekstremitas bawah ipsilateral (50%), daerah selangkangan (14%), region
Gambar 2. Area penjalaran nyeri sendi sakroiliaka (a) ekstraartikular (b) intraartikular.
dilakukan dengan berbagai tes stress. Sayangnya, tidak ada tes tunggal yang sensitif
dan eksternal rotasi dari pinggul dan lutut dari salah satu kaki. Nyeri di
15
Gambar 3. Test Patrik atau FABER
2. Gaenslen’s Test
jatuh dari sisi meja. Nyeri di daerah sendi sakroiliaka pada tungkai yang
16
Pasien berbaring telentang di meja pemeriksaan. Pemeriksa menekuk pinggul
dan lutut di satu sisi sampai paha vertical. Pemeriksa melingkarkan lengan di
sekitar paha dan lutut yang tertekuk dan memberikan kekuatan yang
sendi sakroiliaka.
Dilakukan untuk menguji SIJ kanan dan kiri secara bersamaan. Lakukan
5. Sacral thrust
17
Pasien berbaring tengkurap di meja pemeriksaan. Lakukan dorongan secara
vertical dengan telapak tangan yang diletakkan di puncak kurva sacrum. Nyeri
yang dirasakan di area inferior dan medial dari spina iliaca posterior superior.
18
Gambar 7. Fortin Finger Test
International Association for the study of Pain (IASP) menyusun 3 kriteria dalam
- Infiltrasi (injeksi) secara selektif pada sendi yang bergejala diduga benar-
Tidak ada gambaran anamnesis dan pemeriksaan fisik. yang pasti untuk
diagnostik sendi sakroiliaka dapat dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa sendi
sakroiliaka adalah sumber nyeri pasien. Sendi sakroiliaka dapat dianestesi dengan
injeksi anestesi lokal intraartikular. Jika nyeri tidak berkurang, sendi tidak dapat
dianggap sebagai sumber nyeri sehingga diperlukan hipotesis baru tentang sumber
nyeri.6
Injeksi yang dipandu dengan pencitraan gambar adalah gold standart untuk
injeksi, arahkan jarum pada area inferior sendi secara intraartikular sebanyak 1-2 mL.
19
Gambar 7. Injeksi dengan bantuan pencitraan fluoroskopi intraartikular dan ekstraartikulae=r
Gambar 8. Karakteristik Studi Prevalensi Diagnostik Menggunakan Blok Ganda sebagai Standar Referensi
20
perubahan pada sendi sakroiliaka. CT scan memberikan anatomi yang lebih rinci dari
arsitektur tulang. Peradangan dan fraktur paling baik dilihat pada pemindaian tulang,
CT, dan MRI, dengan MRI yang paling spesifik.yang memiliki sensitivitas 90%.3,7
2.6 Tatalaksana
fase perjalanan penyakitnya yang dibagu menjadi fase akut, fase pemulihan
Cedera akut sering dikaitkan dengan trauma langsung seperti terjatuh atau
peningkatan intensitas, frekuensi, atau durasi aktivitas tertentu. Selama fase akut,
pemberian obat anti inflamasi dan es cukup membantu. Istirahat setelah cedera
akut membantu pengendalian nyeri. Ini termasuk membatasi lari atau berjalan
aktivitas yang dapat memperburuk gejala itu penting, terutama pada mereka
dengan onset gejala yang progresif. Secara umum, menghindari aktivitas yang
memerlukan aktivitas berdiri dengan kaki tunggal seperti bowling, skating, lari,
21
Setelah nyeri terkontrol dan area cedera telah diistirahatkan, koreksi defisit
terjadi sebagai respons terhadap cedera penting untuk mencegah cedera lebih
lanjut saat kembali ke aktivitas normal, olahraga, dan olahraga. Otot-otot yang
Pada awal pengobatan fase ini, panjang otot harus dipulihkan terlebih dahulu.
untuk memberikan stabilitas pada SIJ. Latihan angkat beban dapat menguji
hamstring.6
Vleeming dkk melaporkan bahwa SIJ belt yang diterapkan pada model mayat
mengurangi rotasi SIJ sebesar 30%. Secara klinis, masuk akal bahwa sabuk SIJ
dapat sangat membantu pada pasien dengan hipermobilitas SIJ atau kelemahan
otot yang signifikan. SIJ belt harus dipasang di posterior melewati dasar sakral
22
dan di anterior, inferior dari iliacspines superior anterior. Pasien biasanya
Keseimbangan otot yang tepat dalam fleksibilitas dan kekuatan harus tetap
dimulai dengan tidak adanya rasa sakit, peradangan, dan fungsi sendi dan
disfungsi myofascial, dan kembalinya sekitar 75% dari kekuatan dan fleksibilitas
seperti yang dinilai sesuai dengan baseline preinjury pasien . Aktivitas normal
23
Gambar 10. Latihan bridging dapat menguji sekaligus memberikan mekanisme untuk memperkuat otot perut, glutes, dan hamstring
sambil mempertahankan postur tulang belakang yang netral.
24
harus singkat, harus spesifik dengan kebutuhan fungsional individu, dan harus
1. Proloterapi, yaitu injeksi zat seperti dektrosa dan plasma kaya trombosit ke
yang memiliki energy panas untuk menghancurkan saraf yang ada disekitar
25
4. Pulsed radiofrequency. Secara umum, radiofrequency bersifat
melakukan operasi tidak puas akan hasil yang diperoleh 65% memerlukan
operasi ulang.
2.7 Prognosis
memiliki prognosis yang baik. Diagnosis yang tepat adalah hal yang terpenting.
Riwayat kejadian pencetus, regangan berulang, atau operasi lumbal sebelumnya harus
dipastikan. Tiga atau lebih tes provokatif harus mengidentifikasi sendi sakroiliaka
intraartikular, ekstra artikular, atau kombinasi. Suntikan harus meredakan nyeri, dan
tes provokatif harus menjadi negatif setelah injeksi. Obati nyeri yang menetap dengan
denervasi frekuensi radio. Mayoritas pasien dapat meredakan nyeri yang memadai
dengan teknik ini. Dalam beberapa kasus yang “bandel”, operasi fusi trans sakroiliaka
26
2.8 Komplikasi
perdarahan. Pastikan untuk melakukan asepsis ketat dan penggunaan jarum epidural
kerusakan pada saraf sakral yang mengakibatkan inkontinensia, nyeri lebih lanjut,
neurologis.3
BAB III
KESIMPULAN
27
Nyeri sendi sakroiliaka adalah penyebab umum LBP aksial kronis, terhitung
antara 15% dan 30% kasus. Biasanya muncul sebagai nyeri unilateral yang terletak di
lutut. Nyeri sendi SI adalah kondisi yang dapat dikategorikan menjadi penyebab
intraartikular dan ekstraartikular. Ada pula yang membagi penyebab nyeri sendi Si
menjadi traumatic dan atraumatic. Hingga kini, belum ada satu pun laporan
anamnesis atau tanda pada pemeriksaan fisik yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis nyeri sendi SI. Namun, dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang komprehensif cukup membantu untuk mendiagnosis nyeri SI. Ketika
didasarkan pada koreksi patologi yang mendasarinya. Modifikasi gaya hidup dengan
pengurangan berat badan dan olahraga adalah kuncinya. Suntikan dengan steroid dan
radiofrekuensi denervasi memiliki rekam jejak yang baik. Pembedahan adalah pilihan
DAFTAR PUSTAKA
1. Siahaan, Yusak, et al. Pola Distribusi Nyeri Alih dan Posisi Tubuh Pencetus
28
2. Cohen, Steven P. Sacroiliac Joint Pain : a comprehensive review of
2013;13(1):99-116.
3. Raj, Marc, et al. Sacroiliac Joint Pain. 2020. [Disitasi 11 Februari 2021]
Tersedia di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470299/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3512279/.
152.
6. Hansen, Hans, et al. Sacroiliac Joint Pain and Dysfunction. Pain Physician.
2003;6-179-189.
of Sport Medicine.2003;13(4):252-2
29
30