Anda di halaman 1dari 4

ABSTRAK

Nyeri merupakan gejala yang paling sering ditemukan penderita pada praktek fisioterapi sehari-
hari. Rasa nyeri ini dapat dikeluhkan di samping gejala-gejala lain, akan tetapi dapat juga
dinyatakan sebagai satu-satunya gejala. Dengan pemberian Infra Merah diharapkan akan dapat
mempercepat pengurangan nyeri. Infra Merah diberikan untuk menghilangkan nyeri agar
pelaksanaan Exercise Therapy dengan menggunakan latihan gerak tubuh baik secara aktif
maupun pasif, untuk meningkatkan aktifitas sehari hari lebih mudah dicapai.
Dosis yang digunakan dalam aplikasi penggunaan inframerah untuk jarak dari tenaga medis satu
dengan yang lain selalu berbeda. Pada pengguanan lampu non luminous jarak lampu yang
digunakan adalah antara 45 – 60 cm, sinar diusahakan tegak lurus dengan daerah yang diobati
serta waktu antara 10 – 30 menit. Pada penggunaan lampu luminous jarak lampu 35 – 45 cm,
sinar diusahakan tegak lurus, waktu antara 10 – 30 menit disesuaikan dengan kondisi
penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas jarak infra merah terhadap
ambang nyeri.
Kata kunci : nyeri, infra merah
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fisioterapi sebagai salah satu pelaksana layanan kesehatan ikut berperan dan bertanggungjawab
dalam peningkatan derajat kesehatan, terutama yang berkaitan dengan obyek disiplin ilmunya
yaitu mengembangkan, memelihara dan memulihkan maksimalisasi gerak dan fungsi. Usaha
untuk meningkatkan kesehatan oleh fisioterapi meliputi semua unsur yang terkait dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan yaitu peningkatan (promosi), pencegahan (preventif),
penyembuhan (kuratif) dan pemeliharaan (rehabilitatif).
Rasa nyeri dapat dikeluhkan di samping gejala lain, akan tetapi dapat juga dinyatakan sebagai
satu-satunya gejala, selain itu nyeri merupakan penderitaan dan ketidakmampuan yang paling
umum dan dapat memperburuk kualitas hidup jutaan orang jutaan orang diseluruh dunia.
MelaluiSinar Infra Merahakan menghasilkan energi yang panas dan berwarna merah pada sinar
tersebut dan ada juga sinar yang warnanya yang lain, yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru,
ungu dan ada warna yang lainnya. Dengan adanya panas yang dihasilkan oleh Sinar Infra
Merahini akan menaikkan temperature dan akan menjadi pengaruh lain bagi meningkatnya
proses metabolisme, vasodilatasi pembuluhy darah akan lancar, pengaruh terhadap urat saraf
sensoris, menaikkan temperature tubuh dan lain-lainnya.Sinar infra merah panjang
gelombangnya 7.700-4 juta A.
Dosis yang digunakan dalam aplikasi penggunaan inframerah khusunya untuk jarak dari tenaga
medis satu dengan yang lain selalu berbeda. Hal ini lebih dikarenakan belum ada patokan secara
pasti untuk ketentuan jarak yang pasti. Menurut Sujatno (1993). Pada pengguanan lampu non
luminous jarak lampu yang digunakan adalah antara 45 – 60 cm, sinar diusahakan tegak lurus
dengan daerah yang diobati serta waktu antara 10 – 30 menit.
Pada penggunaan lampu luminous jarak lampu 35 – 45 cm, sinar diusahakan tegak lurus, waktu
antara 10 – 30 menit disesuaikan dengan kondisi penyakitnya. Menurut Michlovits (1990),
semua pemanasan superfisial membutuhkan waktu antara 20 – 30 menit, sedangkan tokoh lain
menyatakan hal yang sama untuk lampu infra merah dengan jarak 45 – 50 cm.
Efek pemberian inframerah :
Pemberian infra merah dapat meningkatkan ambang rangsang nyeri pada subyek sehat.
Pemberian infra merah dapat meningkatkan ambang rangsang nyeri sisi kontralateral pada
subyek sehat.
Efek infra merah dapat bertahan sampai 15 menit setelah pemberian dihentikan pada subyek
sehat.
Pada sisi yang di sinar maupun kontra lateral menyimpulkan bahwa Inframerah dapat
meningkatan ambang rangsang nyeri pada tempat pemberian infra merah dan sisi kontralateral
serta dapat bertahan sampai 15 menit setelah pemberian infra merah.
PEMBAHASAN
Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.700
– 4.000.000
A. Prosedur aplikasi :
1) Persiapan alat
Antara lain meliputi kabelnya, jenis lampu, besarnya watt. Jenis lampu yang digunakan adalah
lampu generator luminous, gelombang pendek (penetrating), tidak memerlukan waktu
pemanasan.
2) Persiapan penderita
Posisi pasien diatur secomfortable mungkin dan disesuaikan dengan daerah yang akan diobati.
Pasien tidur terlentang. Daerah tubuh yang akan diobati harus bebas dari pakaian. Perlu pula
diberitahukan kepada penderita mengenai derajat panas yang semestinya dirasakan, yaitu
perasaan hangat yang nyaman (comfortable) serta dapat ditahannya selama berlangsungnya
pengobatan.
3) Pemasangan lampu pada penderita
Pada dasarnya metode pemasangan lampu diatur sedemikian rupa sehingga sinar yang berasal
dari lampu jatuh tegak lurus terhadap jaringan yang diobati, baik untuk lampu luminous maupun
non-luminous. Pada kondisi post arthroscopy, pemasangan lampu infra red diletakkan pada area
proksimal lutut dengan sudut aplikasi tegak lurus 900, jarak penyinaran lampu antara 35-45 cm.
4) Teknik pelaksanaan radiasi
Waktu penyinaran berkisar antara 10-20 menit dan ini tergantung pada toleransi serta kondisi
penyakitnya.
5) Pengulangan pengobatan
Untuk kondisi yang kronik diberikan penyinaran 20-30 menit dan diberikan satu kali perhari
seperti yang telah ditentukan yaitu 35-45 cm bagi yang luminous generator.
Adanya peningkatan temperatur yang akan meningkatkan aktivitas metabolisme, selanjutnya
terjadi penurunan viskositas cairan juga dilatasi arteriole dan kapiler, yang menyebabkan
peningkatan aliran kapiler dan meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler, sehingga menambah
tingkat pertukaran cairan dan dapat membantu meningkatkan reabsorpsi eksudate. Dengan
demikian sirkulasi menjadi lebih baik, maka pemberian nutrisi dan oksigen ke jaringan akan
ditingkatkan, selanjutnya kadar sel darah putih dan antibodi di dalam jaringan tersebut akan
meningkat pula, begitu juga pengeluaran sampah-sampah pembakaran (pembersihan metabolit).
Juga dengan latihan yang diberikan dapat mempercepat reaksi inflamasi, karena adanya kekuatan
gravitasi yang digunakan untuk memper-besar aliran lymphe yang normal, juga akan mencegah
keadaan statik cairan dalam jaringan. Sehingga reaksi inflamasi dapat dipercepat secara
progresif, dengan demikian oedem dapat segera berkurang yang terbukti dengan perhitungan uji
statistik.
PENUTUP
Kesimpulan
Pada penyinaran Infra Merah dengan jarak 35 cm lebih efektif meningkatkan ambang nyeri dari
pada penyinaran Infra merah pada jarak 45 cm.
Pemberian intervensi infra red radiation dan active assisted exercise memberi pengaruh yang
bermakna terhadap penurunan nilai oedem pada kondisi post arthroskopi rekonstruksi ACL
setelah 1 minggu.
Saran
Penelitian selanjutnya disarankan untuk membuat jarak penyinaran IR yang lebih variatif
misalnya jarak 40 cm, sehingga diketahui jarak penyinaran yang paling efektif meningkatkan
ambang nyeri. Selain itu disarankan untuk melakukan penelitian dengan waktu penyinaran IR
yang bervariatif, sehingga diketahui waktu penyinaran yang paling efektif dalam peningkatan
ambang nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Kuntono. Heru. Purbo, 2010. Workshop Fisioterapi Komprehensif Pada Nyeri Bahu. Makalah.
Surakarta: PFMI (Perhimpunan Fisioterpi Muskuluskeletal Indonesia) dan Mahasiswa Prodi DIV
Fisiterapi UMS.
Parjoto. Slamet, 2006. Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri. Semarang: Penerbit Ikatan
Fisioterapi Cabang Semarang.
Gani. Purnama, 2008. Pengaruh Inframerah Terhadap Ambang Nyeri. Skripsi.Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakata.
Libriana. Irfan, 2005. Perbedaan Pengaruh Pemberian Intervensi Cold Pack Dan Active Assisted
Exercise Dengan Infra Red Radiation Dan Active Assisted Exercise Terhadap Pengurangan
Oedem Pada Post Arthroscopy Rekonstruksi Ligamen Cruciatum Anterior Setelah Minggu I.
Jurnal Fisioterapi Indonusa Vol. 5 No. 2.UIEU. Indonesia

Anda mungkin juga menyukai