Anda di halaman 1dari 21

JOURNAL READING

BRAIN DEATH &


CARE OF THE ORGAN DONOR
Pembimbing : dr. Kartika Handayani, Sp.An
Abstrak
 Mati otak memiliki implikasi untuk donor organ yang
berpotensi untuk menyelamatkan beberapa nyawa.
 Diagnosis mati otak dapat ditentukan dari klinis dan
dikonfirmasi oleh tes apnea.
 Tes tambahan dapat dipertimbangkan ketika tes apnea
tidak dapat diselesaikan atau tidak meyakinkan.
 Ulasan ini mendeskripsikan langkah-langkah diagnosis
kematian otak dan pengelolaan donor organ.
Pendahuluan
 Mati otak adalah keadaan terhentinya fungsi otak dimana
penyebab langsung diketahui dan dianggap irreversibel.

 American Association of Neurology (AAN) telah mendefinisikan


kematian otak dengan tiga tanda kardinal :
1. Berhentinya fungsi otak
2. Koma
3. Apnea
Lanj..

• The Transplantation of Human Organ


Bill di Lok Sabha 20 Agustus 1992
• Diagnosis mati otak -> memenuhi
kriteria wajib dan tes
•Di India, angka pendonor organ hanya
sekitar 0.26 per 1.000.000, sementara
Amerika Serikat 25,6 per 1.000.000,
Inggris sekitar 18,3 per 1.000.000 dan
Spanyol sekitar 32 per 1.000.000.
Uji Klinis Mati Otak
1. Koma
Tidak adanya respon terhadap stimulus bahaya
(tekanan supraorbital atau tekanan pada kuku)
2. Absen refleks batang otak
Dilakukan apabila pasien telah mengalami dilatasi pupil
dan refleks saraf kranial absen > 4 jam
3. Tes Apnea
Lanj..

Prasyarat dilakukan tes apnea


1. Normotermi (suhu ≥ 36,5ᵒ C)
Tujuan tes apnea : 2. hemodinamik stabil (tekanan
sistolik ≥100 mmHg)
untuk memeriksa
3. bebas dari obat penenang dan
integritas pusat obat pelumpuh
pernapasan batang
4. oksigenasi yang normal (PaO2
otak pada tingkat ≥200 mmHg setelah 100%
tinggi karbondioksida oksigenasi)
darah 5. PaCO2 yang normal (35-45
mmHg) .
Lanj..

Berikan oksigen 100% 6


L/menit ke dalam Ukur PaO2, PaCO2 lalu
Pantau gerakan nafas
trakea setinggi karina ventilator
pada menit ke 8-10
setelah ventilator disambungkan kembali
dilepas

Bila tidak ada gerakan


Bila ada gerakan nafas , nafas dan PaCO2 ≥60
tes apnea (-) mmHg
-> tes apnea (+)
Lanj..
 Keterangan mati otak dapat ditentukan setelah
tes apnea yang kedua, dimana waktu tiap-tiap
negara berbeda-beda

Inggris : dapat dilakukan kapan saja setelah


tes pertama ketika gas darah normal
Amerika : hanya dilakukan satu kali
India : dilakukan setelah interval 6 jam
Pemecahan masalah dalam melakukan tes apnea

Tekanan sistolik ≤100 mmHG : Vasopressor, inotropik dan bolus


cairan. Tes apnea dibatalkan jika tekanan sistolik ≤ 90 mmHG dan
tes dilakukan setelah stabilisasi

Saturasi oksigen : Tes apnea dihentikan bila saturasi oksigen ≤85%


selama lebih dari 30 detik. Tes bisa diulang dengan T-piece and
ventilasi tekanan positif yang kontinyu 10 cm H2O dan oxygen flow
12.0 L/min.

Hipotermic <36.5 ᵒ C : harus di koreksi hipotermi


Lanj..

Pasien berulangkali mengalami desaturasi atau hipotensi selama


tes apnea : pertimbangkan tes tambahan elektroensefalografi,
angiografi serebral, doppler transkranial, dan skintigrafi)

Batas PaCO2 ≥40 mmHg atau ≤30 mmHg : Peningkatan ≥20 mmHG diatas
batas minimal dianggap tes apnea positif pada pasien yang mengalami
peningkatan awal PaCO2
Tes tambahan untuk menentukan kematian otak

Digital subtraction angiography (DSA)


merupakan baku standar dalam menilai CBF.
Kematian otak dikonfirmasi melalui tidak adanya
pengisian pembuluh darah intraserebral pada
level bifurcatio carotid atau arteri vertebral

Computerized tomography (CT)


angiography telah muncul sebagai
alternatif yang lebih aman dan akurat
dalam menilai CBF.
Doppler transkranial
direkomendasikan sebagai tes
tambahan dan digunakan di Unit
Perawatan Intensif atau ICU karena
lebih sederhana, mudah tersedia, dan
non-invasif

Electroencephalography banyak
digunakan sebagai tes tambahan
untuk menilai kematian otak.
Perubahan patofisiologi setelah mati otak dan relevansinya
dengan pelestarian organ
 Sistem Kardiovaskular

Iskemia & Perfusi organ


Mati Otak disfungsi
miokardium harus dijaga

Perubahan metabolisme
yang terkait dengan
Iskemia medula penipisan adenosin
trifosfat

Vasokonstriksi
Hipertensi dan intens &
bradikardia takikardi ->
katekolamin
Lanj..
 Sistem Pernapasan

-PAC dapat digunakan


untuk membatasi
penggunaan cairan.
- Albuterol
- Diuretik

Terjadi edema paru -> resusitasi


cairan yang berlebihan

Peningkatan tekanan hidrostatik


sebabkan kerusakan endotel paru
Lanj..
 Sistem endokrin, stres, dan respon metabolik

Pengaturan suhu di hipotalamus juga berpengaaruh,


dimana awalnya akan bermanifestasi hipertermia
diikuti oleh hipotermia

Fungsi hipofisis anterior dipertahankan untuk


periode yang sedikit lebih lama Fungsi hipofisis posterior hilang bersamaan
diawal kematian otak dengan terjadinya diabetes
insipidus dengan poliuria dan hipernatremia
Lanj..

Kadar hormon tiroid menurun dan keadaan yang mirip


dengan euthyrioid pada penyakit kritis

Selain penurunan kadar insulin, hiperglikemia memburuk


dengan stres, perubahan metabolisme karbohidrat dan
penggunaan larutan glukosa. Kerusakan sel pankreas yang
diinduksi hiperglikemia dapat mempengaruhi cangkok
pankreas.Hiperglikemia juga dapat mempengaruhi hasil
setelah transplantasi ginjal.
Lanj..
 Respon inflamasi sistemik
Respon inflamasi sistemik dapat terjadi dan bisa menjadi
sangat parah. Hal ini dimediasi oleh mediator inflamasi
dari otak yang iskemik, cedera iskemik reperfusi ,
perubahan metabolik yang dapat muncul selama badai
katekolamin dan status kardiovaskular yang tidak
adekuat. Peningkatan level plasma dari interleukin 6
menyebabkan pencangkokan yang buruk dan graft
dysfunction.
Protokol untuk Manajemen Donor
Variabel peredaran darah dan biokimia dikelola oleh
prinsip umum dari Rule of 100 menunjukkan sasaran
tekanan darah ≥100 mmHG, urin ≥ 100 ml/jam,
hemoglobin ≥100 gr/l, PaO2 ≥100 mmHg dan gula
darah ditargetkan 100% normal.

Unsur lain dari manajemen donor :


a. Suhu
b. Managemen cairan
c. Inotropik dan sistem kardiovaskular
d. Penggantian hormon
Kekhawatiran dan pertimbangan lainnya
 Kecuali sepsis, bakterimia atau fungemia pada
donor tidak ada kontraindikasi mutlak. Namun,
infeksi dengan human immunodeficiency virus,
herpetic meningo-encephalitis dan T-sel leukemia
virus-limfoma tidak diperbolehkan dalam donasi
organ. Satu hal yang harus diperhatikan bahwa
preoperative skrining donor untuk virus biasanya
terlewatakn pada 2 minggu awal infeksi dimana
transmisi HIV dan rabies dari pendonor yang
terinfeksi telah didokumentasikan.
Kesimpulan
 Perawatan donor pada dasarnya adalah perawatan
yang simultan dari banyak pihak. Hambatan yang
dialami adalah waktu untuk mendiagnosis dan biaya
yang dibutuhkan. Kesadaran publik tentang sumber
daya untuk mendukung donor organ dalam
meningkatkan jumlah dan kualitas organ donor akan
menjadi tujuan langsung di negara kita (india)

Anda mungkin juga menyukai