Anda di halaman 1dari 37

CASE REPORT

MIOMA UTERI

PEMBIMBING :
dr. HEIKA NATASHA S, Sp.OG

RIGA MELLIA PUSPITA, S.Ked


1102012246
Pendahuluan
Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid,
atau leiomioma merupakan neoplasma jinak yang berasal dari
otot uterus dan jaringan ikat.

Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35 50 tahun,


menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan
estrogen.
Rekam Medik
Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny. D Nama : Tn. D
Usia : 38 tahun Usia : 41 tahun
Alamat : Saruni Alamat : Saruni Permai
Permai Pekerjaan : Pegawai
Pekerjaan : Pegawai Negeri
Negeri Pendidikan : S1
Pendidikan : S1 Agama : Islam
Agama : Islam
No. RM : 00.24.38.48
Tanggal masuk: 28 Agustus
2016 Jam: 18.30 WIB
Anamnesis
Keluhan Utama : Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian
kiri bawah

Keluhan tambahan : Keluhan demam, batuk, pilek, mual,


muntah, perdarahan, keputihan, penurunan nafsu makan, keluhan
BAB dan BAK disangkal oleh pasien.

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dari poli kandungan, pasien mengatakan nyeri pada perut
bagian bawah. Di poli kandungan pasien di periksa oleh dokter Sp.OG
dan dilakukan pemeriksaan USG dengan diagnosis mioma uteri.
Sebelumnya pasien pernah mengikuti program hamil kurang lebih
selama lima tahun sejak lepas dari spiral. Ibu mengatakan sudah
memiliki anak satu dan belum pernah keguguran.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus : Teratur
Lama : 7 hari
Banyak : hari 1: 5 x ganti pembalut; hari 2: 4 x
ganti pembalut; hari 3-7: 3x ganti
pembalut perhari tidak disertai
gumpalan darah
Dysmenorrhea : disangkal
Flour Albus : disangkal
HPHT : Lupa
Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali
Lama pernikahan 11 tahun
Usia pasien saat menikah: 27 tahun
Pernikahan Sah
Riwayat Persalinan dan Kehamilan
P1A 0
Usia Kehamilan : aterm
Jumlah anak hidup : 1
A1 : laki-laki/10 tahun/
9bulan/spontan/bidan/3,2 kg/Hidup

Riwayat Kontrasepsi
spiral selama lima tahun , berhenti karena ingin mempunyai anak.
Riwayat Penyakit Dahulu
Asma : keluhan sesak napas disertai bunyi mengi,
disangkal
Hipertensi : keluhan nyeri kepala, nyeri tengkuk, riwayat
hipertensi disangkal
Hepatitis : riwayat penyakit kuning, mual, muntah hebat
disangkal
DM : banyak makan, banyak minum, banyak BAK
disangkal
HIV : riwayat penggunaan narkoba (jarum suntik)
dan mengganti-ganti pasangan disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Asma : keluhan sesak napas disertai bunyi mengi, disangkal
Hipertensi : keluhan nyeri kepala, riwayat hipertensi disangkal
Hepatitis : riwayat penyakit kuning, mual, muntah hebat
disangkal
DM : Ayah kandung
HIV : riwayat penggunaan narkoba (jarum suntik) dan
mengganti-ganti pasangan disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Respirasi : 21 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,7 C
Status Generalis
Kepala : Normochepale, rambut hitam
Mata : Edema Palpebra (-/-), Konjungtiva anemis (-/-
), Sklera ikterik (-/-)
Wajah : dalam batas nomal
Leher : Pemberasan KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thorax : Simetris saat statis dan dinamis
Pulmo : Vesikuler (+/+), rhonki basah (-/-), wheezing (-
/-)
Cor : S1 S2 reguler, murmur (-/-), gallop (-/-)
Abdomen : nyeri tekan pada perut bagian kiri bawah.
Ekstremitas : Akral hangat, udema (-)
Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan Laboratorium (28-8-2016; pukul 18.38 WIB)
Kimia darah
SGOT : 10 U/L (15-48 U/L)
SGPT : 23 U/L (20-60 U/L)
HBsAg (Kualitatif) : Negatif (negatif)
Hematologi
Haemoglobin : 15,6 g/dl (12-15 g/dl)
Leukosit : 9.400/ul (4.400-11.300/ul)
Hematokrit : 45,5 % (35-47%)
Trombosit : 430.000 /ul (140.000-440.000/ul)
Albumin : 3,5 g/dL ( 3,2 4,8 g/dL)

Kimia darah
Gula darah Sewaktu :257 mg/dl (70-140 mg/dl)
USG (27 Agustus 2016)

VU terisi cukup, uterus


(6.3 cm x 4cm), terdapat
lesi adennosis (6 cm x4.6
cm), kesan seperti kista
endometriosis.
Diagnosis Kerja
P1Ao dengan mioma uteri subserosa dan kista endometriosis
dan diabetes melitus tipe II
PENATALAKSANAAN
Mengobservasi keadaan umum dan kesadaran
Mengobservasi tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
Mengambil darah untuk pemeriksaan SGOT, SGPT dan HbsAg
Konsul dokter penyakit dalam dan anastesi untuk persiapan
operasi
IVFD RL/12 jam
Rencana tindakan operatif
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad funtionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
29 Agustus 2016 Pukul 05.30

S Pasien mengatakan nyeri perut


bagian bawah
O k/u : sedang
Kes : Composmentis
TD : 110/90 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36.7 C
Perdarhan pervaginam (+) inaktif
Abdomen : nyeri tekan pada
abdomen bagian kiri bawah
Hasil lab : Hb : 15,6 g/dL ; Leu :
9.400 //L ; Ht : 45,50 % ; SGOT :
10,00 /L ; SGPT : 23,00 /L
A P1A0 dengan mioma uteri subserosa,
kista endometriosis, DM tipe II
P IVFD RL/12 jam
Rencana OP
FOLLOW UP
29 Agustus 2016 Pukul 08.00

S Pasien mengatakan nyeri perut


bagian bawah
O k/u : sedang
Kes : Composmentis
TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.5 C
Perdarhan pervaginam (-)
Abdomen : nyeri tekan pada
abdomen bagian kiri bawah
A P1A0 dengan mioma uteri subserosa,
kista endometriosis, DM tipe II
P Mengobservasi keadaan umum, dan
vital sign
IVFD RL/12 jammengobaservasi
perdarahan pervaginam
Pasien dibawa ke ruang operasi
Laporan Operasi
Korpus anterior sebesar telur puyuh
Tuba kanan (dalam batas normal)
Ovarium kanan dan ovarium kiri (dalam batas normal)
Tuba kiri fimbriae lengket pada dasar panggul
Dilakukan kistektomi ovarium dekstra (keluar cairan coklat)
Kontrol perdarahan
Dilakukan potensi tuba (tuba kanan dan tuba kiri paten)
Dilakukan miomektomi (insisi sebesar telur puyuh) >> jaringan
di PA
Uterus dijahit 2 lapis, kontrol perdarahan (-)
Pemberian dexametaxon 6 ampl
Insisi abdominal dinding abdomen djahit lapis demi lapis
FOLLOW UP
29 Agustus 2016 Pukul 09.00

S Pasien mengatakan tidak ada keluhan

O k/u : sedang
Kes : Composmentis
TD : 130/80 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.5 C
Perdarhan pervaginam (+) sedikit
Terpasang DC urin (+) produksi urin (+)
A P1A0 post laparatomi + test potensi tuba
atas indikasi mioma uteri subserosa + kista
endometriosis dengan DM tipe II
P Mengobservasi k/u dan vital sign
Mengobservasi perdarahan pervaginam
Merawat infus RL + drip keterolac 20 tpm
FOLLOW UP
29 Agustus 2016 Pukul 10.30

S Pasien mengatakan tidak ada keluhan

O k/u : sedang
Kes : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 21 x/menit
S : 36.2 C
Produksi Urin 400 cc
Hasil Lab : Hb : 14 g/dL ; Leu : 21.700 /L ; Ht
: 41.20 % ; Trombosit : 467.000 /L ; Albumin
: 3.10 g/dL ; GDS : 257 mg
A P1A0 post laparatomi + test potensi tuba atas
indikasi mioma uteri subserosa + kista
endometriosis dengan DM tipe II
P Mengobservasi k/u dan vital sign
Infus Asering 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
Inj. Keterolac 3x2 gr
FOLLOW UP
30 Agustus 2016 Pukul 08.00

S Pasien mengatakan tidak ada keluhan

O k/u : sedang
Kes : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36.5 C
Perdarhan pervaginam (-)
Produksi urin 500 cc
A P1A0 post laparatomi + test potensi tuba atas
indikasi mioma uteri subserosa + kista
endometriosis dengan DM tipe II
P Mengobservasi k/u dan vital sign
Infus Asering 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
Inj. Keterolac 3x2 gr
DC urin di lepas
FOLLOW UP
31 Agustus 2016 Pukul 09.00

S Pasien mengatakan pusing

O k/u : sedang
Kes : Composmentis
TD : 90/60 mmHg
N : 81 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.6 C
A P1A0 post laparatomi + post miomektomi
+ post kistektomi atas indikasi mioma uteri
dan kista endometriosis dengan DM tipe II
P Infus dilepas
Rencana Pulang
Amoxicilin 3x500 mg
Asam Mefenamat 3x500 mg
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-
sel jaringan otot polos, jaringan fibroid dan kolagen. Beberapa
istilah untuk mioma uteri antara lain fibromioma, miofibroma,
leiomiofibroma, fibroleiomioma, fibroma dan fibroid.
klasifikasi
Menurut tempat di
uterus dan menurut
arah pertumbuhannya
:
1. Mioma intramural
(54%)
2. Mioma
subserosa(48%)
3. Mioma
submukosa(6,1%)
4. Mioma
intraligamenter(4,4%)
Faktor-faktor yang menimbulkan
gejala klinis
1. Besarnya mioma uteri
2. Lokalisasi mioma uteri
3. Perubahan pada mioma uteri
Gejala-gejala yang timbul

Perdarahan abnormal (pada mioma submukosa) :


menorraghia, metrorraghia atau menometrorraghia.
Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggang
Tanda-tanda penekanan
Infertilitas
Abortus
Gejala sekunder : anemia, gangguan ginjal.
Patofisiologi
Diduga penyebab timbulnya mioma uteri paling banyak oleh
hormon estrogen.

Reseptor estrogen pada mioma lebih banyak dari


miometrium normal(Pukka).

Asal mioma adalah sel otot yang imatur(Meyer de snoo)

Estrogen selain membuat proliferasi endometrium normal,


juga membuat mioma berproliferasi.
Diagnosis
Anamnesis :

Perdarahan Rasa Nyeri

Gangguan Akut
Berkemih Abdomen

Infertilitas
Diagnosis
Pemeriksaan fisik :
1. Dengan pemeriksaan dalam
2. Palpasi abdomen bagian bawah

Pemeriksaan laboratorium
1. Anemia, Hb < 12 g/dl
2. Gangguan fungsi ginjal, ureum dan kreatinin meningkat.

Pemeriksaana penunjang
1. USG
2. Sitologi : menentukan tingkat keganasannya.
3. Histerekopi
4. MRI
Komplikasi

Mengurangi kemungkinan hamil


Kemungkinan abortus bertambah
Kelainan letak janin
Menghalang-halangi lahirnya bayi
Inersia uteri/atonia uteri
Mempersulit lepasnya plasenta
Perdarahan masif
Bagan Penatalaksanaan Mioma Uteri
Penatalaksanaan
Penanganan konservatif
1. Observasi periodik setiap 3 6 bulan
2. Monitor Hb
3. Pemberian zat besi
4. Penggunaan agonis GnRH.

Penanganan operatif
1. Miomektomi
2. histerektomi
DIKUSI KASUS
TEORI KASUS
Terjadi pada wanita dengan usia > Usia pasien 38 tahun
35 tahun
Lebih sering terjadi pada nullipara Selama sepuluh tahun pasien hanya
atau pada wanita yang relatif mempunyai satu orang anak
infertil
Muncul setelah menarche dan Menarche pada usia 11 tahun, dan
berkembang setelah kehamilan pasien sudah pernah melahirkan
Pada mioma uteri subserosa tidak Perdarahan per vaginam (-)
terjadi perdarahan per vaginam
Dilakukan tindakan operatif bila Dari hasil USG : uterus : 6.3 cmx4
ukuran tumor lebih besar dari cm ; mioma uteri : 6 cmx 4.6 cm
uterus
Dilakukan tindakan operatif bila Keluhan pasien nyeri perut bagian
terjadi penakanan pada organ kiri bawah, dan pada pemeriksaan
sekitarnya sehingga terdapat rasa fisik terdapat nyeri tekan perut
nyeri bagian kiri bawah
Kesimpulan
Mioma uteri sejenis neoplasma yang berasal
dari otot polos dan jaringan ikat yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen.

Muncul pada usia produksi

Penanganan mioma dibagi menjadi konservatif


dan operatif tergantung status present pasien.

Prognosis mioma uteri : ad bonam.


DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC, 2005.
2. Derek liewollyn & Jones. Dasardasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Hipokrates, 2002
3. Norwitz, Errol. Et al. 2007. At a Glance: Obstetri & Ginekologi Edisi Kedua. Erlangga Medical Series: Jakarta
4. Schwartz MS. Epidermiology of uterine leiomiomata. In : Chesmy M, Heather, Whary eds. Clinical Obstetric
and Ginecology. Philadelphia : Lippincott Williams and Willkins, 2001 ; 316 318. Diakses 9 Oktober 2010.
http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/
5. Adriaansz G. Mioma Uteri. Dalam: Ilmu kandungan. Edisi ke-3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2011.h.274-9
6. Schwartz MS. Epidermiology of uterine leiomiomata. In: Chesmy M, Heather, Whary eds. Clinical Obstetric
and Ginecology. Philadelphia: Lippincott Williams and Willkins; 2001.p.3168.
7. Bradley J, Voorhis V. Management options for uterine fibroids, In : Marie Chesmy, Heather Whary eds.
Clinical obstetric and Gynecology. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins, 2001 ; 314 315. Diakses
9 Oktober 2010. http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/
8. Uterine masses. In: Berek and Novaks gynecology. 14th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins;
2007.p.469-71.
9. Thomas EJ. The aetiology and phatogenesis of fibroids. In: Shaw RW. eds. Advences in reproduktive
endocrinology uterine fibroids. England New Jersey: The Phartenon Publishing Group; 1992.p.1 8.
10. Joedosaputro MS. Tumor jinak alat genital. Dalam: Sarwono Prawiroharjo, edisi kedua. Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka. Jakarta: 1994; 338-345
11. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Benign disorder of the uterine corpus. In: Current
diagnosis and treatments in obstetrics and gynecology. The McGraw-Hill Companies; 2006.
12. Baziad A. Pengobatan medikamentosa mioma uteri dengan analog GnRH. Dalam : Endokrinologi ginekologi
edisi kedua. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2003.h.151-6.

Anda mungkin juga menyukai