Pendahuluan
Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
75% 25%
Inguinal
PEMBAHASAN KASUS
Identitas Pasien
Nama Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Terakhir Agama Alamat Status Pernikahan Tanggal Masuk RS : Tn. Andi Nyopah : 71 tahun : Laki-laki : Petani : SMP : Islam : Koja, Jakarta Utara : Menikah : 3 Oktober 2013
Anamnesis
Keluhan Utama
Benjolan pada kantung kemaluan kiri sejak 3 bulan SMRS
Keluhan Tambahan
Luka bekas operasi 2 tahun lalu yang tidak pernah menutup
Anamnesis
Riwayat Pengobatan
Operasi hernia inguinalis 2 tahun yang lalu Pengobatan terhadap luka bekas operasi (-) Pengobatan Htn, DM, Peny. Jantung (-)
Anamnesis
Riwayat Kebiasaan
Rokok (+), Alkohol (-), Minum air putih cukup, Jarang berolahraga
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
TD Nadi RR Suhu
Status Generalis
Kepala: Normosefali, tanda trauma/ jejas (-) Mata: SI -/- CA -/THT: dbn Leher: KGB tidak teraba membesar, JVP 51 cmHg Paru: SN vesikuler +/+ rh -/- wh -/Jantung: BJ I-II reguler m(-) g(-) Abdomen: BU (+), NT (-), supel
Pemeriksaan Fisik
Regio Suprapubik
Inspeksi: tampak luka bekas operasi di suprapubik sinistra 8cm, sedikit terbuka dan mengeluarkan cairan kekuningan serta darah. Palpasi: NT (+) pada luka bekas operasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hb Hasil 13.6 Nilai Normal 13.7-17.5
Leukosit
Eosinofil Basofil Batang
13.200
0 6 0
4.200-9.100
0-2 0-5 2-6
Segmen
Limfosit Monosit Ht
76
10 8 41
47-80
13-40 2-11 40-51
Trombosit
263.000
163.000-337.000
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Na K Cl Troponin I Ureum Kreatinin SGOT Hasil 139 3,44 92 0,011 36 1,2 26 Nilai Normal 134-146 3,4-4,5 96-108 <0,02 20-40 0,7-1,5 10-35
SGPT
Albumin Globulin
16
3,36 3,26
9-45
4,0-5,2 1,3-2,7
Resume
Os mengaku terdapat benjolan pada skrotum kiri sejak 3 bulan yang lalu, awalnya bisa hilang bila pasien tiduran tetapi sekarang tidak. Os pernah menjalani operasi hernia dan luka operasi belum sembuh. Os masih dapat BAB dan BAK dengan lancer, tidak ada mual/muntah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa pada skrotum kiri; mobile; NT (-); ukuran 20cm; dan kenyal. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan leukosit, elektrolit dalam batas normal.
Diagnosis
Penatalaksanaan
Analgetik
Prognosis
Ad vitam
Dubia ad bonam
Ad Dubia sanationam
TINJAUAN PUSTAKA
Hernia
Merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan muskuloaponeurotik) yang memberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskuloaponeurotik dinding perut.
Anatomi
Kanalis Inguinalis Dibangun oleh aponeurosis obliquus eksternus (superfisial), lig. Inguinal dan lig. Lacunar (inferior), fascia transversalis dan aponeurosis trasnversus abdominis (posterior). Pada orang dewasa, panjang sekitar 4 cm dan terletak 2-4 cm ke arah caudal ligamentum inguinal. Mengandung salah satu vas deferens atau ligamentun uterus.
Trigonum Hesselbach
Hernia
Etiologi: Lemahnya dinding rongga perut Pembedahan sebelumnya Kongenital Sempurna Tidak sempurna Didapat Tekanan intraabdominal tinggi Konstitusi tubuh Sikatrik Penyakit yang melemahkan dinding perut
Bagian Hernia
Jenis Hernia
Lokasi
Isi
Penyebab
Sifat
Keadaan
Reponibel Irreponibel
Inkarserata Strangulata
Patofisiologi
Kongenital/ Didapat Hernia Perlengketan isi dinding kantong
Cincin sempit
Nekrosis
Manifestasi Klinis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Tanda vital Inspeksi: Benjolan Palpasi: Pada benjolan (lokasi, konsistensi, permukaan, ukuran, mobilitas, nyeri); Finger test, Thumb test, Ziemen Test
Laboratorium (Leukosit >10.000-18.000 Serum elektrolit meningkat Radiologis (USG): posisi supine/ berdiri dengan manuver Valsava
Pemeriksaan Fisik
Finger Test
Ziemenn Test
Thumb Test
Diagnosis Banding
Hidrokel
Benjolan menetap saat mengejan Diapanoscopy (+)
Kriptokismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum
Limfadenopati
Infeksi
Lipoma
Penatalaksanaan
Konservatif
Operatif
Reposisi
Herniotomi
Bantalan penyangga
Hernioplasti
Teknik Operatif
1. Open Anterior Repair Teknik Bassini
Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis ingunalis hingga ke cincin ekternal Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct. Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia transversalis) Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia tranfersalis, otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.
2. Open Posterior Repair Membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam ke semua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya.
3. Tension-Free Repair With MESH Menggunakan pendekatan teknik open anterior. Tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah prostesis, MESH yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia.
4. Laparoskopi
Komplikasi
Jepitan hernia dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia (bendungan vena oedem organ atau struktur dan transudasi ke dalam kantong hernia jepitan bertambah iskemia nekrosis isi heria dan kantong berisi cairan serosanguinus). Bila isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi abses lokal, fistel, atau peritonitis.
Prognosis
Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1% -3% dalam jarak waktu 10 tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia yang terabaikan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien, dapat disimpulkan bahwa saat ini diagnosis pasien adalah hernia scrotalis sinistra reponibilis. Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan muskuloaponeurotik) yang menberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada hernia adalah finger tip test, ziemenn test, dan juga thumb test. Apabila diagnosis hernia telah ditegakkan, maka penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah penatalaksanaan baik secara konservatif dan/ataupun operatif. Penatalaksanaan konservatif dapat dilakukan dengan reposisi atau menggunakan bantalan penyangga. Sedangkan untuk pematalaksanaan secara operatif, maka dapat dipilih beberapa teknik operatif diantaranya open anterior repair, open posterior repair, atau Tension-Free Repair With Mesh.
TERIMAKASIH