Anda di halaman 1dari 36

Hernia Scrotalis Sinistra Reponibilis

Ageng Budiananti 030.09.002


Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSUD Koja Universitas Trisakti

Pendahuluan
Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.

75% 25%

Inguinal

Umbilikal dan daerah lain abdomen

PEMBAHASAN KASUS

Identitas Pasien
Nama Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Terakhir Agama Alamat Status Pernikahan Tanggal Masuk RS : Tn. Andi Nyopah : 71 tahun : Laki-laki : Petani : SMP : Islam : Koja, Jakarta Utara : Menikah : 3 Oktober 2013

Anamnesis
Keluhan Utama
Benjolan pada kantung kemaluan kiri sejak 3 bulan SMRS

Keluhan Tambahan
Luka bekas operasi 2 tahun lalu yang tidak pernah menutup

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan benjolan pada kantung kemaluan kiri yang awalnya hilang saat tiduran dan muncul saat berdiri atau duduk tetapi sekarang menetap. Benjolan kenyal dan tidak dapat digerakkan. Demam (-), tidak ada keluhan BAB, BAK lancar, mual muntah (-).

Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu


Tiga tahun yll pasien mengalami keluhan muncul benjolan pada lipat paha kiri yang kemudian di operasi dan luka masih belum menutup hingga sekarang. Htn (+), DM (+), Peny. Jantung (+), Asma (-)

Riwayat Pengobatan
Operasi hernia inguinalis 2 tahun yang lalu Pengobatan terhadap luka bekas operasi (-) Pengobatan Htn, DM, Peny. Jantung (-)

Anamnesis

Riwayat Kebiasaan
Rokok (+), Alkohol (-), Minum air putih cukup, Jarang berolahraga

Riwayat Penyakit Keluarga


Htn (-) DM (-) Peny. Jantung (-) Asma (-) Penyakit yang sama (-)

Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital

TD Nadi RR Suhu

: 140/80 mmHg : 92 x/menit : 20 x/menit : 36,50C

Status Generalis

Kepala: Normosefali, tanda trauma/ jejas (-) Mata: SI -/- CA -/THT: dbn Leher: KGB tidak teraba membesar, JVP 51 cmHg Paru: SN vesikuler +/+ rh -/- wh -/Jantung: BJ I-II reguler m(-) g(-) Abdomen: BU (+), NT (-), supel

Pemeriksaan Fisik
Regio Suprapubik
Inspeksi: tampak luka bekas operasi di suprapubik sinistra 8cm, sedikit terbuka dan mengeluarkan cairan kekuningan serta darah. Palpasi: NT (+) pada luka bekas operasi

Regio Scrotalis Sinistra


Inspeksi: Scrotum dextra-sinistra asimetris, scrotum sinistra berukuran lebih besar seukuran telur ayam, tidak tampak tanda radang Palpasi: teraba benjolan dengan diameter 20cm, konsistensi kenyal, permukaaan rata, mobile (+), NT (-)

Status Lokalis (Regio Suprapubik dan Scrotalis)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hb Hasil 13.6 Nilai Normal 13.7-17.5

Leukosit
Eosinofil Basofil Batang

13.200
0 6 0

4.200-9.100
0-2 0-5 2-6

Segmen
Limfosit Monosit Ht

76
10 8 41

47-80
13-40 2-11 40-51

Trombosit

263.000

163.000-337.000

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Na K Cl Troponin I Ureum Kreatinin SGOT Hasil 139 3,44 92 0,011 36 1,2 26 Nilai Normal 134-146 3,4-4,5 96-108 <0,02 20-40 0,7-1,5 10-35

SGPT
Albumin Globulin

16
3,36 3,26

9-45
4,0-5,2 1,3-2,7

Resume
Os mengaku terdapat benjolan pada skrotum kiri sejak 3 bulan yang lalu, awalnya bisa hilang bila pasien tiduran tetapi sekarang tidak. Os pernah menjalani operasi hernia dan luka operasi belum sembuh. Os masih dapat BAB dan BAK dengan lancer, tidak ada mual/muntah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa pada skrotum kiri; mobile; NT (-); ukuran 20cm; dan kenyal. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan leukosit, elektrolit dalam batas normal.

Diagnosis

Diagnosis Kerja Diagnosis Banding

Hernia Scrotalis Sinistra Reponibilis

Hidrokel testis sinistra Tumor testis sinistra Orchitis sinistra

Penatalaksanaan

Antibiotik broad spectrum

Analgetik

Pro-herniotomi dengan MESH

Konsul bagian Jantung dan Penyakit Dalam

Prognosis

Ad vitam

Dubia ad bonam

Ad Dubia ad bonam fungsionam

Ad Dubia sanationam

TINJAUAN PUSTAKA

Hernia
Merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan muskuloaponeurotik) yang memberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskuloaponeurotik dinding perut.

Anatomi
Kanalis Inguinalis Dibangun oleh aponeurosis obliquus eksternus (superfisial), lig. Inguinal dan lig. Lacunar (inferior), fascia transversalis dan aponeurosis trasnversus abdominis (posterior). Pada orang dewasa, panjang sekitar 4 cm dan terletak 2-4 cm ke arah caudal ligamentum inguinal. Mengandung salah satu vas deferens atau ligamentun uterus.

Trigonum Hesselbach

Hernia
Etiologi: Lemahnya dinding rongga perut Pembedahan sebelumnya Kongenital Sempurna Tidak sempurna Didapat Tekanan intraabdominal tinggi Konstitusi tubuh Sikatrik Penyakit yang melemahkan dinding perut

Bagian Hernia

Jenis Hernia

Lokasi

Isi

Penyebab

Sifat

Keadaan

Inguinalis Scrotalis Umbilikus Femoralis

Usus halus Omentum Littre (Divertikulum Meckel)

Kongenital Traumatik Insisional

Reponibel Irreponibel

Inkarserata Strangulata

Patofisiologi
Kongenital/ Didapat Hernia Perlengketan isi dinding kantong

Isi yang masuk makin banyak

Penekanan terhadap cincin hernia

Tidak dapat dimasukkan kembali

Cincin sempit

Gangguan penyaluran isi usus/ obstruksi

Nekrosis

Manifestasi Klinis

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Keluhan benjolan Nyeri (seperti terbakar), nyeri alih Demam

Tanda vital Inspeksi: Benjolan Palpasi: Pada benjolan (lokasi, konsistensi, permukaan, ukuran, mobilitas, nyeri); Finger test, Thumb test, Ziemen Test

Laboratorium (Leukosit >10.000-18.000 Serum elektrolit meningkat Radiologis (USG): posisi supine/ berdiri dengan manuver Valsava

Pemeriksaan Fisik

Finger Test

Ziemenn Test

Thumb Test

Diagnosis Banding

Hidrokel
Benjolan menetap saat mengejan Diapanoscopy (+)

Kriptokismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum

Limfadenopati
Infeksi

Lipoma

Penatalaksanaan

Konservatif

Operatif

Reposisi

Herniotomi

Bantalan penyangga

Hernioplasti

Teknik Operatif
1. Open Anterior Repair Teknik Bassini
Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis ingunalis hingga ke cincin ekternal Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct. Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia transversalis) Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia tranfersalis, otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.

McVay Anterior Repair


Menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia dan dasar kanalis inguinalis tegangan

2. Open Posterior Repair Membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam ke semua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya.

3. Tension-Free Repair With MESH Menggunakan pendekatan teknik open anterior. Tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah prostesis, MESH yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia.

4. Laparoskopi

Komplikasi
Jepitan hernia dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia (bendungan vena oedem organ atau struktur dan transudasi ke dalam kantong hernia jepitan bertambah iskemia nekrosis isi heria dan kantong berisi cairan serosanguinus). Bila isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi abses lokal, fistel, atau peritonitis.

Prognosis
Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1% -3% dalam jarak waktu 10 tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia yang terabaikan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien, dapat disimpulkan bahwa saat ini diagnosis pasien adalah hernia scrotalis sinistra reponibilis. Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan muskuloaponeurotik) yang menberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada hernia adalah finger tip test, ziemenn test, dan juga thumb test. Apabila diagnosis hernia telah ditegakkan, maka penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah penatalaksanaan baik secara konservatif dan/ataupun operatif. Penatalaksanaan konservatif dapat dilakukan dengan reposisi atau menggunakan bantalan penyangga. Sedangkan untuk pematalaksanaan secara operatif, maka dapat dipilih beberapa teknik operatif diantaranya open anterior repair, open posterior repair, atau Tension-Free Repair With Mesh.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai