STATUS PASIEN
I
II
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M
Umur
: 34 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jalan Pinang
Pekerjaan
: Karyawan
Masuk RS
: 13 Januari 2015
No. RM
: 089227
ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis terhadap pasien.
Keluhan Utama : buang air besar berdarah dan keluar benjolan di anus sejak 1 tahun yang
lalu.
RPS (Riwayat Penyakit Sekarang)
Pasien datang ke instalasi gawat darurat (IGD) RS Tabrani diantar oleh istrinya dalam
keadaan sadar dengan keluhan BAB berdarah dan keluar benjolan lunak di anus sejak 1
tahun ini. Benjolan tidak bisa dimasukkan lagi, nyeri perut sebelah kiri(+), nyeri ulu hati(+),
tidak ada mual dan muntah. Pasien merasa terganggu karena setiap BAB benjolan selalu
keluar di anusnya dan disertai keluar darah segar. Pasien mengeluh kalau BAB susah dan
harus mengejan. pasien menolak dilakukan rectal toucher.
RPD (Riwayat Penyakit Dahulu)
Sebelumnya pasien belum pernah menderita gejala seperti ini sebelumnya, hipertensi
disangkal, DM disangkal.
RPK (Riwayat Penyakit Keluarga)
Dikeluarga tidak ada yang punya keluhan seperti ini.
RPSE (Riwayat Psikososial dan Ekonomi)
1
GCS= E4V5M6=15
Mata
Brill hematom (-/-), hematom palpebra (-/-), edema palpebra (-/-)(?)
Ptosis (-/-), lagoftalmus (-/-)
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)(?)
Ketajaman visus: dalam batas normal, lapang pandang: dalam batas normal (?)
Kornea jernih, lensa jernih, pupil bulat isokor (?)
Reflek cahaya langsung (+/+), reflek cahaya tidak langsung (+/+)(?)
Telinga
Aurikula:
- deformitas (-/-), benjolan (-/-), lesi (-/-)(?)
- Sekret (-/-), nyeri (-/-), inflamasi (-/-)(?)
Kanalis auditorus: normal, membran timpani: normal (?)
Ketajaman pendengaran: normal ki-ka (?)
2
Hidung
Deviasi septum (-/-), perdarahan (-/-), rhinorea (-/-)(?)
Mukosa hidung: dalam batas normal (?)
Septum nasi: deviasi (-), inflamasi (-), perforasi (-)(?)
Leher
Kelenjar getah bening (KGB)
- Ukuran normal; kecil, bentuk bulat/longjong, batas tegas, mobile, konsistensi
Thoraks (paru)
Depan :
Inspeksi : bentuk dada normal, lesi (-), gerakan nafas simetris kiri dan kanan, otot
bantu nafas (-), irama nafas teratur, frekuensi 22x/menit
Palpasi :
- Paru simetris kiri dan kanan (?)
- Pemeriksaan fremitus normal kiri dan kanan (?)
- Nyeri (-), fraktur iga (-)
Perkusi : suara sonor di semua lapang paru (?)
Auskultasi :
- Suara nafas vesikuler di semua lapang paru (?)
- Rhonki (-), wheezing (-)
- Tidak ditemukan suara nafas tambahan (?)
Belakang :
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat dari luar (?)
Palpasi : Iktus kordis teraba pada sela iga 5, garis midklavikularis kiri sedikit lateral
(?)
Perkusi : tidak ditemukan kardiomegali (?)
Auskultasi : Bunyi jantung normal, tidak ditemukan bising jantung (?)
Abdomen
Inspeksi
- Bentuk : perut tidak buncit (?)
- Permukaan :
o Warna kulit kuning langsat (?)
o Umbilikus tampak tertutup dan berkerut (?)
o Tidak ditemukan skar, massa, tanda-tanda radang, dan lesi (?)
Auskultasi
- Suara peristaltik usus normal (?)
- Tidak ditemukan bruit (?)
Palpasi
- Tidak ditemukan nyeri tekan abdomen (?)
- Tidak ditemukan defans muskular (?)
Hati :
o Ukuran : tidak hepatomegali (?)
o Konsistensi : kenyal (?)
o Nyeri tekan : (-) (?)
o Permukaan : rata (?)
o Tepi : sedikit tajam (?)
Limpa :
10 Ekstremitas
Tungkai
Lengan
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Akral hangat (+/+), edema (-/-), krepitasi (-/-), deformitas (-/-), clubbing finger (-/-),
nyeri (-/-), CRT <2 detik
Gerakan
: Gerakan eksterimitas baik (?), nyeri gerak (-)
Kekuatan
: Kekuatan eksterimitas baik (?)
Tonus
: Tonus eksterimitas baik (?)
Trofi
: Ekstremitas tidak mengalami atrofi maupun hipertrofi (?)
Refleks fisiologis : Refleks fisiologis eksterimitas baik (?)
Refleks patologis :
- Refleks Hoffman Tromner : tidak ditemukan (?)
- Refleks Babinski, Oppenheim, Gordon, Schaefer, Chaddock : (-) (?)
- Refleks Rossolimo dan Mendel-Bechterew : (-) (?)
Klonus
:
- Klonus patella : (-) (?)
- Klonus kaki : (-) (?)
Sensibilitas
: pasien sensitif terhadap rangsangan sensoris (?)
VI PEMERIKSAAN FISIK LOKAL
Regio anus
Inspeksi : terdapat benjolan berbentuk bulat berwarna kemerahan diameter 1 cm
Palpasi : (pasien tidak mau di RT)
VI DIAGNOSIS
Diagnosis klinis
VII
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah
Hb
Leukosit
:16,2 g/dl
: 9700/mm
Led
:7
Trombosit
: 336.000/mm
CT
: 6 menit
BT
: 2 menit
Gol. Darah
:Glukosa sewaktu : 96mg/dl
SGOT
:33 u/l
SGPT
: 65 u/l
Ureum
:29 mg/dl
Kreatinin
: 1,4 mg/dl
VIII PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis :
- Makan makanan tinggi serat (buah dan sayuran)
- Minum air putih yang cukup
- Memperbaiki kebiasaan defekasi
Farmakologis :
- Diberikan lansoprazole 2 x 4
- Cefotaxin 2 x 1 ampul
IX Prognosis
Ad Vitam
: ad bonam
Ad Fungsionam
: ad bonam
Ad Sanationam
: ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HEMOROID
2.1 DEFENISI HEMOROID
Hemorhoid adalah pelebaran pleksus hemorrhoidalis yang tidak merupakan keadaan
patologik. Hanya jika hemorhoid ini menimbulkan keluhan atau penyulit sehingga diperlukan
tindakan. Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang memegang
peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi menahun,kehamilan, dan
obesitas.1
2.2 Etiologi
Hemoroid sampai saat ini belum diketahui secara pasti, beberapa faktor pendukung yang terlibat
diantaranya adalah:
a. Penuaan
b. Kehamilan
c. Hereditas
d. Konstipasi atau diare kronik
e. Makanan (pedas, diet, rendah serat)
f. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama
g. Obesitas.
7
kondisi yang menyebabkan vena- vena dilatasi hubungannya dengan kejadian hemmorhoid
masih belum jelas hubungannya. Hemorhoid interna yang merupakan pelebaran cabang-cabang
v. rectalis superior (v. hemoroidalis) dan diliputi oleh mukosa. Cabang vena yang terletak pada
colllum analis posisi jam 3,7, dan 11 bila dilihat saat paien dalam posisi litotomi mudah sekali
menjadi varises. Penyebab hemoroid interna diduga kelemahan kongenital dinding vena karena
sering ditemukan pada anggota keluarga yang sama. Vena rectalis superior merupakan bagian
paling bergantung pada sirkulasi portal dan tidak berkatup. Jadi berat kolom darah vena paling
besar pada vena yang terletak pada paruh atas canalis ani. Disini jaringan ikat longgar
submukosa sedikit member penyokong pada dinding vena. Selanjutnya aliran balik darah vena
dihambat oleh kontraksi lapisan otot dinding rectum selama defekasi. Konstipasi kronik yang
dikaitkan dengan mengedan yang lama merupakan faktor predisposisi. Hemoroid kehamilan
sering terjadi akibat penekanan vena rectalis superior oleh uterus gravid. Hipertensi portal akibat
sirosis hati juga dapat menyebabkan hemoroid. Kemungkinan kanker rectum juga menghambat
vena rectalis superior.Hemoroid eksterna adalah pelebaran cabang-cabang vena rectalis
(hemorroidalis) inferior waktu vena ini berjalan ke lateral dari pinggir anus. Hemorroid ini
diliputi kulit dan sering dikaitkan dengan hemorroid interna yang sudah ada. Keadaan klinik
yang lebih penting adalah ruptura cabang-cabang v. rectalis inferior sebagai akibat batuk atau
mengedan, disertai adanya bekuan darah kecil pada jaringan submukosa dekat anus.
Pembengkakan kecil berwarna biru ini dinamakan hematoma perianal. Kedua pleksus hemoroid,
internus dan eksternus, saling berhubungan secara longgar dan merupakan awal dari aliran vena
yang kembali bermula dari rectum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid intern
mengalirkan darah ke v. hemoroid superior dan selanjutnya ke vena porta. Pleksus hemoroid
eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke
daerah v. Iliaka
2.5 Tipe Hemorrhoid
Hemoroid diklasifikasikan berdasarkan asalnya, dimana dentate line menjadi batas histologis.
Klasifikasi hemoroid yaitu:
a. Hemoroid eksternal, berasal dari dari bagian distal dentate line dan dilapisi oleh epitel
skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persarafan serabut saraf nyeri somatik
b. Hemoroid internal, berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi mukosa.
11
Gambar 6
Derajat Pada Hemorrhoid Interna
Klasifikasi Tingkat Penyakit Hemoroid (IH=Internal Hemoroid, EH=External Hemoroid,
AC=Anal Canal, AT=Anchoring Tisue, PL=Pecten Ligamen). Hemoroid Tingkat III dan IV,
Pleksus Hemoroid berada diluar anal kanal.
Tabel I
Klasifikasi Hemorrhoid Interna. 7
Classification
1 degree-no rectal prolaps
Treatment options
Modifikasi diet
Modifikasi diet
Ligasi ikatan karet
Koagulasi
Modifikasi diet
Bedah hemoroidektomi
Ligasi ikatan karet
Modifikasi diet
Bedah hemoroidektomi segera
merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat trauma oleh feses yang keras. Darah yang
keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feses, dapat hanya berupa garis pada
feses atau kertas pembersih sampai ada perdarahan yan terlihat menetes atau mewarnai air toilet
menjadi merah. Kadang pada perdarahan hemoroid yang berulang dapat menyebabkan anemia
berat. Hemoroid yang berulang dapat menyebabkan anemia berat . hemoroid yang membesar
perlahan dapat menonjol keluar dan menyebabkan prolaps. 6
A. Hemorrhoid Eksterna
Pada fase akut, hemorrhoid eksterna dapat menyebabkan nyeri, biasanya berhubungan
dengan adanya udem dan terjadi saat mobilisasi.Hal ini muncul sebagai akibat dari trombosis
dari v.hemorrhoid dan terjadinya perdarahan ke jaringan sekitarnya. Beberapa hari setelah timbul
nyeri, kulit dapat mengalami nekrosis dan berkembang menjadi ulkus, akibatnya dapat timbul
perdarahan.Pada beberapa minggu selanjutnya area yang mengalami thrombus tadi dapat
mengalami perbaikan dan meninggalkan kulit berlebih yang dikenal sebagai skintag . Akibatnya
dapat timbul rasa mengganjal, gatal dan iritasi.
B.Hemorrhoid Interna
Gejala yang biasa adalah protrusio, pendarahan, nyeri tumpul dan pruritus. Trombosis
atau prolapsus akut yang disertai edema atau ulserasi luar biasa nyerinya. Hemoroid interna
bersifat asimtomatik, kecuali bila prolaps dan menjadi stangulata. Tanda satu-satunya yang
disebabkan oleh hemoroid interna adalah pendarahan darah segar tanpa nyeri perrektum selama
atau setelah defekasi. Gejala yang muncul pada hemorrhoid interna dapat berupa:
1. Perdarahan
Merupakan gejala yang paling sering muncul; dan biasanya merupakan awal dari
penyakit ini. Perdarahan berupa darah segar dan biasanya tampak setelah defekasi apalagi jika
fesesnya keras. Selanjutnya perdarahan dapat berlangsung lebih hebat, hal ini disebabkan karena
vascular cushion prolaps dan mengalami kongesti oleh spincter ani.
2. Prolaps
Dapat dilihat adanya tonjolan keluar dari anus. Tonjolan ini dapat masuk kembali secara
13
4. Keluarnya Sekret
Walaupun tidak selalu disertai keluarnya darah, secret yang menjadi lembab sehingga
rawan untuk terjadinya infeksi ditimbulkan akan menganggu kenyamanan penderita dan
menjadikan suasana di daerah anus.
2.7 Diagnosa
A. Inspeksi
Dilihat kulit di sekitar perineum dan dilihat secara teliti adakah jaringan / tonjolan yang
muncul.
B. Palpasi
Diraba akan memberikan gambaran yang berat dan lokasi nyeri dalam anal kanal. Dinilai
juga tonus dari spicter ani.. Bisanya hemorrhoid sulit untuk diraba, kecuali jika ukurannya besar.
Pemeriksaan colok dubur diperlukan menyingkirkan adanya karsinoma rectum. Jika sering
terjadi prolaps, maka selaput lendir akan menebal, bila sudah terjadi jejas akan timbul nyeri yang
hebat pada perabaan.
C. Anoskopi
Pada anoskopi dicari bentuk dan lokasi hemorrhoid, dengan memasukan alat untuk
membuka lapang pandang. Telusuri dari dalam keluar di seluruh lingkarananus. Tentukan
ukuran, warna dan lokasinya.
D. Proktosigmoidoskopi
Dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau
keganasan di tingkat yang lebih tinggi, karena hemorrhoid merupakan keadaan yang fisiologis
saja ataukan ada tanda yang menyertai
14
2.8 Terapi
1. Hemorrhoid externa
Trombosis akut pada hemorrhoid eksterna merupakan penyebab nyeri yang konstan pada
anus. Penderita umumnya pederita berobat kedokter pada fase akut ( 2-3 hari pertama). Jika
keluhan belum teratasi, dapat dilakukan eksisi dengan local anestesi. Kemudian dilanjutkan
dengan pengobatan non operatif. Eksisi dianjurkan karena trombosis biasanya meliputi satu
pleksus pembuluh darah. Insisi mungkin tidak sepenuhnya mengevakuasi bekuan darah dan
mungkin menimbulkan pembengkakan lebih lanjut dan perdarahan dari laserasi pembuluh darah
subkutan .Incisi tampaknya lebih sering menimbulkan skin tag dari pada eksisi.4
2. Hemorrhoid Interna
A. Non InvasiveTreatment
Diperuntukan bagi penderita dengan keluhan minimal.Yang disampaikan meliputi:
a. nasehat
- jangan mengedan terlalu lama
- mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi
- membiasakan selalu defekasi, jangan ditunda
- minum sekira 8 gelas sehari.4
b. Obat-obatan vasostopik
Obat Hydroksyethylen yang dapat diberikan dikatakan dapat mengurangi edema dan
inflamasi. Kombinasi Diosmin dan Hesperidin (ardium) yang bekerja pada vascular dan mikro
sirkulasi dikatakan dapat menurunkan desensibilitas dan stasis pada vena dan memperbaiki
permeabilitas kapiler. Ardium diberikan 3x2 tab selama 4 hari kemudian 2x2 selama 3 hari dan
selanjutnya1x1tab.
B. Ambulatory Treatment
1. Skleroterapi
Adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya Fenol 5 % dalam minyak
nabati, atau larutan quinine dan urea 5% yang disuntikan ke sub mukosa dalam jaringan areolar
longgar di bawah jaringan hemorrhoid. Sclerotheraphy dilakukan untuk menimbulkan
15
peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotic dan meninggalkan parut pada hemorrhoid.
Secara teoritis, teknik ini bekerja dengan cara mengoblitersi pembuluh darah dan memfiksasinya
ke lapisan mukosa anorektal untuk mencegah prolaps. Terapi ini cocok untuk hemorrhoid interna
grade I yang disertai perdarahan. Kontra indikasi teknik ini adalah pada keadaan inflammatory
bowel desease, hipertensi portal, kondisi immunocomprommise, infeksi anorectal, atau
trombosis hemorrhoid yang prolaps. Komplikasi sklerotherapy biasanya akibat penyuntikan
cairan yang tidak tepat atau kelebihan dosis pada satu tempat. Komplikasi yang paling sering
adalah pengelupasan mukosa, kadang bisa menimbulkan abses.4
2. Infrared Coagulation
Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan radiasi infra merah dengan lampu
tungsten-halogen yang difokuskan ke jaringan hemorrhoid dari reflector plate emas melalui
tabung polymer khusus. Sinar koagulator infra merah (IRC) menembus jaringan ke submukosa
dan dirubah menjadi panas, menimbulkan inflamasi, destruksi jaringan di daerah tersebut.
Daerah yang akan dikoagulasi diberi local anestesi terlebih dahulu. Komplikasi biasanya jarang
terjadi, umumnya berupa koagulasi pada daerah yang tidak tepat.4
3. Cryotheraphy
Teknik ini didasarkan pada pemebekuan dan pencairan jaringan yang secara teori
menimbulkan analgesia dan perusakan jaringan hingga terbentuk jaringan parut.
4.Rubber Band Ligation
Merupakan pilihan kebanyakan pasien dengan derajat I dan II yang tidak menunjukkan
perbaikan dengan perubahan diet, tetapi dapat juga dilakukan pada hemorrhoid derajat III.
Hemorrhoid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat diatasi dengan ligasi menurut Baron
ini.4 Dengan bantuan anoskop, mukossa diatas hemorrhoid yang menonjol dijepit dan ditarik
atau dihisap kedalam lubang ligator khusus. Rubber band didorong dan ligator ditempatkan
secara rapat di sekeliling mukosa pleksus hemorrhoidalis. Nekrosis karena iskemia terjadi dalam
beberapa hari. Mukosa bersama rubber band akan lepas sendiri. Fibrosis dan parut akan terjadi
pada pangkalnya. Komplikasi yangsering terjadi berupa edema dan trombosis.
Untuk pasien dengan terapi laser dengan prolaps, Rubber Band Ligation adalah cara
16
terpilih di AS untuk terpi hemorrhoid internal. Prosedur ini , jaringan hemorrhoid ditarik ke
dalam double-sleeved cylinder untuk menempatkan karet disekeliling jaringan. Seiring dengan
jalannya waktu, jaringan dibawahnya akan mengecil.4
C. Surgical Approach
Hemorrhoidectomy
Merupakan metoda pilihan untuk penderita derajat III dan IV atau pada penderita yang
mengalami perdarahan yang berulang yang tidak sembuh dengan cara lain.Penderita yang
mengalami hemorrhoid derajat IV yang mengalami trombosis dan nyeri yang hebat dapat segera
ditolong dengan teknik ini. Prinsip yang harus diperhatikan pada hemorrhoidectomy adalah
eksisi hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan, dengan tidak mengganggu
spincterani.Langkah-langkahnya adalah, pertama, anoderm harus dijaga selama operasi dan
hemorrhoidectomy tidak pernah dilakukan sebagai ekstirpasi radikal. Jaringan yang patologis
diangkat. Spincter dengan hati-hati diekspos dan ditinggalkan selama pengankatan hemorrhoid.
Kepastian hemostasis harus benar-benar diperhatikan.5
hemoroidektomi merupakan tindakan terbaik untuk menyembuhkan penyakit hemoroid
dan sebaiknya dipertimbangkan pada keadaan-keadaan berikut : pasien gagal berespons secara
memuaskan terhadap tatalaksana konservatif berulang. Hemoroid mengalami prolaps hebat dan
memerlukan reduksi manual. Terjadi komplikasi strangulasi atau patologi lain seperti ulserasi,
fisura atau fistula. Terdapat hemoroid eksterna simptomatik atau anal tag yang besar.7
Di Amerika, teknik tertutup yang digambarkan oleh Ferguson dan Heaton lebih dikenal
17
karena:
- mengambil jaringan patologis
- perbaikan jaringan cepat
- lebih nyaman
- gangguan defekasi minimal
Ada 2 variasi daras tindakan bedah hemorrhoidectomy, yaitu:
1. Open hemorrhoidectomy
2. Closed hemorrhoidectomy
Perbedaannya tergantung pada apakah mukosa anorectal dan kulit perianal ditutup atau tidak
setelah jaringan hemorrhoid dieksisi dan diligasi.4
Open Hemorrhoidectomy
Dikembangkan oleh Milligen- Morgan, dilakukan apabila terdapat hemorrhoid yang telah
mengalami gangrenous atau meliputi seluruh lingkaran ataupun bila terlalu sempit untuk masuk
retractor.3
Teknik Open Hemorrhoid (Miligan-Morgan)
1.Posisi lithotomy
2.Infiltrasi kulit perianal dan submukosa dengan larutan adrenalin: saline = 1 :300.000
3.Kulit diatas tiap jaringan hemorrhoid utama dipegang dengan klem arteri dan ditarik
4.Ujung mukosa setiap jaringan hemorrhoid diperlakukan serupa diatas.
5.Insisi bentuk V pada anoderma dipangkal hemorrhoid kira-kira 1,5 3 cm dari anal verge.
6.Jaringan hemorrhoid dipisahkan dari spincter interna dengan jarak 1,5 2 cm
7.Dilakukan diatermi untuk menjamin hemostasis
8.Dilakukan transfixion dengan chromic/catgut 0 atau 1-0 pada pangkal hemorrhoid.
9.Eksisi jaringan hemorrhoid setelah transfiksi dan ligasi pangkal hemorrhoid
Closed Hemorrhoidectomy
Dikembangkan oleh Ferguson dan Heaton. Ada 3 prinsip pada teknik ini, yaitu:
1. Mengangkat sebanyak mungkin jaringan vaskuler tanpa mengorbankan anoderm.
2. Memperkecil serous discharge post op dan mempercepat proses penyembuhan dengan cara
18
Perdarahan akut pada umumnya jarang , hanya terjadi apabila yang pecah adalah
pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi
portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat
menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bias mengimbangi jumlah
yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada
penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi.
Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata/terjepit) akan mudah
terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
Pencegahan
Pencegahan hemoroid dapat dilakukan dengan:
1. Konsumsi serat 25-30 gram sehari. Makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayur-mayur,
dan kacang-kacangan menyebabkan feses menyerap air di kolon. Hal ini membuat feses lebih
lembek dan besar, sehingga mengurangi proses mengedan dan tekanan pada vena anus.
2. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari.
3. Mengubah kebiasaan buang air besar. Segera ke kamar mandi saat merasa akan buang air
besar, jangan ditahan karena akan memperkeras feses dan hindari mengedan.
20
BAB III
Daftar Pustaka
1. Haemorrhoids, www.hcd2.bupa.co.uk/ fact_sheet/html/haemorrhoids.html
2.Nelson, Heidi MD, Roger R, Dozois, MD. Sabiston Text Book of Surgery. Saunders Company
Phyladelphia, 2001
3. Skandalakis, John E. Colon and Anorectum, in Surgical Anatomy and Technique Second
edition, Atlanta 1999.
4. What are Hemorrhoid. www.hemorrhoid.net.
5. Haemorrhoid treatment-Rectal Bleeding, http:\\ www.pph.com Ethicon Endo-Surgery, Inc.
2003-2005.
6. Sjamsuhidajat r, De Jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC, 2003
7. Townsend M, coutrney. Buku saku ilmu bedah sabiston . Edisi 17. Jakarta :EGC 2010
21