Anda di halaman 1dari 30

Veronica Hodianto

112016379
 Nama : Tn. SEB
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tanggal lahir/Umur : 21-08-1971 / 47 tahun
 Suku Bangsa : Jawa
 Status perkawinan: Sudah Menikah
 Agama : Islam
 Pekerjaan : TNI AU
 Pendidikan : SMA
 Alamat : Jalan Bomber no 14A, Skadron,
Halim PK
 No RM : 161949
 Tanggal masuk RS : 21 Mei 2018
 Dilakukan secara autoanamnesis dengan
pasien pada tanggal 22 Mei 2018 pukul
14.30
 Keluhan Utama
◦ Benjolan pada siku yang membesar sejak 6
bulan SMRS
Pasien datang ke poli Bedah Umum RSAU dr.
Esnawan Antariksa dengan keluhan terdapat
benjolan di siku kiri sejak 6 bulan SMRS. Awalnya
berjolan kecil dan tidak mengganggu. Namun,
makin lama benjolan dirasakan membesar
walaupun tidak dirasakan adanya nyeri. Benjolan
juga tidak merah dan mudah digerakan. Pasien
mengatakan benjolan ketika benjolan ditekan
terasa ada cairan didalamnya dan tidak nyeri.
Pasien menyangkal adanya trauma pada bagian
siku luar lengan kiri.
 Pasien mengatakan merasa terganggu dengan
adanya benjolan tersebut sehingga datang ke poli
Bedah Umum RSAU dr. Esnawan Antariksa untuk di
lakukan tindakan.
 Pasien pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya pada
tempat yang sama pada bulan Maret 2017 dan sudah
dioperasi.
 DM (+), HT(+), Kolestrol (+) asam urat (-) Asma (-)Alergi (-)
 Pasien rutin mengkonsumsi Twynsta ( Telmisartan/
Amlodipin 40/5 mg) sejak beberapa bulan SMRS. Namun
untuk diabetes pasien hanya meminum obat-obatan herbal.
 Di keluarga pasien memiliki riwayat
diabetes, hipertensi, dan kolestrol . Pada
keluarga pasien tidak ada yang memiliki
riwayat keganasan.
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 76x/menit
 Pernafasan : 16x/menit
 Suhu : 36,5oC
 Tinggi Badan : 168 cm
 Berat Badan : 80 kg
 IMT : 28.34
Kepala : Normosefali, tidak ada lesi pada kulit kepala, tidak ada
bekas trauma
Rambut: Rambut berwarna hitam, distribusi merata, tidak
mudah dicabut, tidak terdapat alopesia
Mata : Palpebra tidak ditemukan kelainan, pertumbuhan bulu
mata dan alis dalam batas normal, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter 3 mm, reflex cahaya
langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
Telinga : Normotia, penyumbatan (-/-), darah (-
/-), tanda-tanda peradangan (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-),
penyumbatan (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), gigi lengkap, tidak ada caries
dentis, lidah tidak kotor, oral higiene baik, tidak ada tanda
peradangan mukosa
Tenggorokan : T1/T1 tenang, faring tidak hiperemis.
Leher :
 Tekanan Vena Jugularis (JVP) : tidak dilakukan
 Kelenjar tiroid : tidak membesar
 Kelenjar getah bening : tidak membesar
THORAX Anterior Posterior
Inspeksi Pergerakan dinding Pergerakan dinding
dada simetris saat dada simetris saat
statis dan dinamis. statis dan dinamis.
Palpasi Sela iga tidak melebar, Sela iga tidak melebar,
fremitus taktil fremitus taktil
simetris, nyeri tekan (- simetris, nyeri tekan (-
). ).
Perkusi Sonor pada seluruh Sonor pada seluruh
lapang paru lapang paru
Batas paru-hati linea
midclavicularis dextra
intercosta V
Batas peranjakan hati :
2 cm
Auskultasi Suara nafas vesikuler Suara nafas vesikuler
(+/+), rhonki (-/-), (+/+), rhonki (-/-),
Cor
 Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
 Palpasi : Ictus cordis teraba pada linea
midclavicularis sinistra sela iga ke 5, teraba
kuat.
 Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
 Batas atas : ICS II linea sternalis sinistra
 Batas kiri : ICS V 1/3 lateral dari linea
midclavicularis sinistra
 Batas bawah : ICS VI linea midclavicularis sinistra
 Auskultasi : BJ I-II reguler, tidak ada
murmur dan gallop
Abdomen
 Inspeksi : Bentuk perut cembung, warna
kulit sawo matang, pelebaran pembuluh
darah (-), tidak ada tanda bekas luka
operasi
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Palpasi : Defense muskular (-), nyeri
tekan (-)
 Perkusi : Timpani pada seluruh lapang
abdomen, asites (-)
Lengan Kanan Kiri

Otot
Tonus Normotonus Normotonus

Massa Tidak teraba massa Tidak teraba massa


Sendi Normal, tidak ada nyeri Normal, tidak ada nyeri
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan Normal (5555) Normal (5555)
Oedem Tidak ada Tidak ada

Tungkai & Kaki Kanan Kiri

Luka Tidak ada Tidak ada


Varises Tidak ada Tidak ada
Otot Normotonus Normotonus
Tonus

Massa Tidak teraba massa Tidak teraba massa


Sendi Normal, tidak ada nyeri Normal, tidak ada nyeri
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan Normal (5555) Normal (5555)
Edema Tidak ada Tidak ada

Refleks Kanan Kiri

Refleks tendon Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Biseps Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Triseps Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Patella Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks kulit Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Refleks patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
 Regio Olecranon
 Inspeksi: massa (benjolan) (+)
 Palpasi : massa ukuran 7x 5 x 4 cm,
konsistensi kenyal, berkapsul, mobile,
batas tegas, nyeri tekan (-)
 Pemeriksaan Laboratorium :
 Kolestrol total 270 mg/dL
 Trigliserida 160 mg/dL
 Ureum 35 mg/dL
 Kreatinin 0.9 mg/dL
 Asam Urat 6.0 mg/dL
 Glukosa puasa 150 mg/dL
 Glukosa 2 jam PP 165 mg/dL
 Seorang laki-laki berusia 47 tahun datang ke poli Bedah
Umum RSAU dr. Esnawan Antariksa dengan keluhan terdapat
benjolan di siku kiri sejak 6 bulan SMRS. Awalnya berjolan
kecil dan tidak mengganggu. Namun, makin lama benjolan
dirasakan membesar dan mudah digerakan. Pasien
mengatakan benjolan ketika benjolan ditekan tidak nyeri.
Pasien menyangkal adanya trauma pada bagian siku luar
lengan kiri.Pasienpernah mengalami hal seperti ini
sebelumnya pada tempat yang sama pada bulan Maret 2017
dan sudah dioperasi. Pasien memiliki riwayat
diabetes,terdapat riwayat tekanan darah tinggi, terdapat
riwayat kolesterol tinggi tetapi terdapat tinggi tidak terdapat
riwayat asam urat. Tidak terdapat riwayat astma ataupun
riwayat transfusi darah. Tidak terdapat riwayat alergi obat.
Pasien rutin mengkonsumsi Twynsta ( Telmisartan/
Amlodipin 40/5 mg) sejak beberapa bulan SMRS. Namun
untuk diabetes pasien hanya meminum obat-obatan herbal.
Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 76x/menit,
pernafasan 16x/menit,suhu 36,5oC. Pada status lokalis,
inspeksiterdapat massa (benjolan) (+),pada palpasi : massa
ukuran 7x 5 x 4 cm, konsistensi kenyal, berkapsul, mobile,
batas tegas, nyeri tekan (-)
DIAGNOSIS KERJA
 Kista Dermoid regio Olecranon sinistra

DIAGNOSIS BANDING
 Lipoma
 Kista Ateroma
 Kista Epidermoid

PEMERIKSAAN ANJURAN
 -
PLANNING
 Ekstirpasi kista
 Pemeriksaan histopatologi
PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa
◦ IVFD RL 26 tetes per menit
◦ Ceftiaxon inj 2x1gr
◦ Ketorolac 2x1
 Non Medikamentosa
◦ Istirahat yang cukup
 Prosedur Tindakan : Ekstirpasi Kista
◦ Dilakukan operasi pada tanggal 22 Mei 2018. Adapun
prosedur tindakannya sebagai berikut:
 Pasien dalam posisi terlentang (supine)
 Dilakukan anastesi umum
 Dilakukan prosedur steril dan disinfeksi
 Dilakukan eksisi
 Massa kista dikeluarkan, kontrol perdarahan yang terjadi.
 Dilakukan debridement
 Dilakukan jahitan
 Luka ditutup
 Operasi selesai
 ad vitam : ad bonam
 ad functionam : ad bonam
 ad sanationam : ad bonam
• Kista dermoid merupakan kista yang
berasal dari ektodermal, dindingnya
dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis
dan berisi apendiks kulit serta biasanya
terdapat pada garis fusi embrional.
• suatu massa kistik (choristoma) yang
dilapisi oleh keratinizing epidermis
dengan dermal appendages pada
dindingnya seperti folikel rambut,
kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat.
• Kista dermoid dapat bersifat kongenital
atau didapat.
 Epidemiologi kista dermoid jarang terjadi,
mengenai pria dan wanita sama banyaknya,
namun ada pendapat lain yang mengatakan
lebih banyak dijumpai pada pria.
 Kista dermoid : kista epidermoid 2:1.
 belum diketahui secara pasti
 Terdapat teori yang menyatakan bahwa kista
dermoid kongenital merupakan lesi
disembriogenik yang berasal dari elemen
ectoderm yang terjebak pada saat
penggabungan antara arkus brankial pertama
dan kedua yang terjadi pada saat gestasi 3
sampai 4 minggu.
 Sedangkan kista dermoid yang didapat terjadi
akibat trauma yang menyebabkan implantasi
sel epitel ke jaringan yang lebih dalam atau
karena oklusi duktus kelenjar sebasea.
o nodul intrakutan atau subkutan, soliter
berukuran l-4 cm
o mudah digerakkan dari kulit diatasnya
dan dari jaringan di bawahnya.
o Pada perabaan, permukaannya halus,
konsistensi lunak dan kenyal.
o makroskopis isi kista berupa material
keratin yang berlemak dengan rambut,
juga kadang-kadang tulang, gigi atau
jaringan syaraf.
o Lokasi tumor biasanya pada kepala dan
leher, pada garis fusi embrionik kadang
juga pada ovarium.
 Histopatologi tampak dinding
kista berupa epidermis dengan
apendiksnya yang sudah
sempurna perkembangannya,
 sehingga sering dijumpai
adanya folikel rambut yang
tumbuh ke dalam lumen kista.
 Sedangkan dermis mengelilingi
kista, dan mengandung kelenjar
sebasea, kelenjar ekrin dan
kadang-kadang apokrin.
Kista epidermoid
 Kista epidermoid terbentuk dari beberapa mekanisme. Kista dapat diakibatkan
sekutrasi dari sisa epidermal selama kehidupan emrionik, oklusi dari unist
pilosebaseus, trauma atau implantasi bedah dengan elemen epitalial. Oklusi
kelenjar ekrin dapat menjadi faktor tambahan perkembangan kista epidermal.
 Kista epidermoid (kista sebasea) adalah kumpulan material seperti keratin,
biasanya putih, licin, mudah digerakkan, dan cheesy didalam dinding kista. Secara
klinis, kista epidermal muncul sebagai nodul bulat, keras, berwarna daging. Kista
epidermal merupakan tumor jinak yang tidak perlu dihilangkan kecuali
menganggu secara kosmetik atau terinfeksi.
 Pada pemeriksaan histopatologi, kista epidermal dibatasi dengan epitel skuamos
yang berlapis yang mengandung lapisan granuler. Keratin terlaminisasi ditemukan
dalam kista. Respon inflamasi dapat ditemukan pada kista yang ruptur. Kista yang
suddah tua dapat terkalsifikasi.
 Kista dermoid dan kista epidermois adalah choristoma timbul dari permukaan
ektoderm yang terjebak pada lipatan embriogenik. Kista epidermoid hanya
dibatasi oleh epitel squamous yang berhubungan dengan keratin, sedangkan kista
dermoi dibatasi oleh epitel squamos dan dermis dengan rambut, kelenjar sebasea
dan keratin.
 Kista ateroma
◦ Kista ini berasal dari akne yang tersumbat muara kelenjarnya dan
berisi sel-sel debris epidermis dan kristal-kristal kolesterol.
Bentuknya bulat atau lonong, biasanya lunak, berdinding tipis batas
tegas letaknya subkutan, sedikit menonol. Yang khas pada kista ini
adalah kadang-kadang dapat dijumpai suatu bintik pada puncak
penonjolan kista pada kulit yang merupaka muara kelenjatr yang
tersumbat. Pada palpasi, teraba lekukan, konsistensi tumor kistik,
dapat digerakkan dari dasar melekat pada dermis diatasnya dan tidak
nyeri tekan. Ditemukan didaerah yang mengandung kelnejar sebasea.
Daerah predileksinya adalah kepala, wajah telinga, leher, dan
punggung.
 Lipoma
◦ Lipoma merupakan tumor jinak jaringan lemak. Tumor ini dapat
soliter atau multipel, massa lunak, dan tidak nyeri. Lipoma tersusun
dalam bentuk lobulus yang dipisahkan oleh sekat jaringan fibrosa,
terbungkus salam kapsul tipis, mobile dan dapat digerakkan dari
dasar.4
• Pengobatan yaitu eksisi total.
• Bila terdapat traktus sinus maka harus
dilakukan eksplorasi dan eksisi guna
mencegah rekurensi.
• Prognosis bila eksisi dilakukan secara
komplit, maka hasilnya bersifat kuratif.
 Bonam
 terimakasih

Anda mungkin juga menyukai