UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
CASE REPORT
Disusun Oleh:
J510170027
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
CASE REPORT
Disusun oleh:
J510170027
Pembimbing:
Dipresentasikan dihadapan
Kesan:
• Pasien mulai tampak lemah, menangis kurang kuat, gerakan kurang
aktif, maupun anemis pada hari ke-2.
POHON KELUARGA
34 th 31 th
9 th 2 hr
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
RIWAYAT PRIBADI
2. Riwayat Makan
- Hari ke 1-3 : minum asi melalui botol bayi (dot)
Kesan: ASI ekslusif sesuai dengan usianya.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
4. Anamnesis Sistemik
- Serebrospinal : Nyeri kepala (-),demam (-), kejang (-), penurunan
kesadaran (-)
- Kardiopulmoner : Kulit kebiruan (-), kuku-kuku jari berwarna biru (-)
- Respiratorius : Batuk (-), berdahak, pilek (-), sesak (-), retraksi (-)
- Gastrointestinal : Nyeri perut (-), mual (-), muntah merah pekat (+),
kembung (-), BAB (+) normal, diare (-), kontipasi (-)
- Urogenital : BAK (+) normal, warna jernih kekuningan
- Integumentum : Pucat (+), bintik merah (-), kuning (-)
- Muskuloskeletal : Nyeri otot (-), nyeri saat bergerak (-), lemas (-),
nyeri sendi (-), eutrofi
Kesan: Didapatkan gangguan pada sistem gastrointestinal.
5. Tanda Vital
- Keadaan umum : Tampak sakit
- Kesadaran : Compos mentis
- Suhu badan : 36,6o C
- Nadi : 148x/menit,
- Pernapasan : 34x/menit
- SPO2 : 98%
6. Status Gizi
a. Perhitungan
- Panjang Badan : 51 Cm
- Berat Badan : 3,1 Kg
- Lingkar kepala : 29 cm
- Lingkar lengan atas : 7 cm
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
- Panjang badan : 51 cm
- Lingkar dada : 30 cm
KESIMPULAN : BBLN
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN KHUSUS
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran limfonodi leher, tidak teraba massa
abnormal
Thoraks : Simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Tidak kuat angkat
Auskultasi : Suara jantung I-II interval reguler, bising
jantung (-).
Pulmonal
LENGAN TUNGKAI
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Lemah Lemah Lemah Lemah
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus Negatif Negatif Negatif Negatif
Reflek primitif : Hisap (+), rooting (+), moro (+), menggenggam (+)
Kesan: Pada pemeriksaan kepala, mata, hidung, telinga, mulut dalam batas
normal.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Nilai Normal
Lekosit 18500 5000 – 10000 103/ uL
Eritrosit 3.04 3.80 – 6.10 106/ uL
Hemoglobin 10.1 10.0 – 17.0 g/dL
Hematokrit 30.8 29 – 54 %
Index eritrosit
MCV 101.2 98.0 – 122.0 fl
MCH 33.2 33.0 – 41.0 pg
MCHC 32.8 31.0 – 35.0 g/dL
Trombosit 251 229 – 553 103/uL
RDW – CV 19.5 11.5 – 14 .5 %
PDW 15.8 Fl
MPV 9.8 Fl
P-LCR 33.6 %
PCT 2.6 %
Kesan : Pemeriksaan laboratorium darah rutin adanya peningkatan leukosit,
eritrosit dan RDW-CV.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Nilai Normal
Lekosit 14400 5000 – 10000 103/ uL
Eritrosit 3.98 3.80 – 6.10 106/ uL
Hemoglobin 12.2 10.0 – 17.0 g/dL
Hematokrit 37.9 29 – 54 %
Index eritrosit
MCV 95.3 98.0 – 122.0 fl
MCH 30.7 33.0 – 41.0 pg
MCHC 32.2 31.0 – 35.0 g/dL
Trombosit 371 229 – 553 103/uL
RDW – CV 17.3 11.5 – 14 .5 %
PDW 15.7 Fl
MPV 8.8 Fl
P-LCR 25.8 %
PCT 3.3 %
RINGKASAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN LAB
1. UK 39-40 minggu - Keadaan umum : 5/10/18
2. Pasien lahir dengan SCTP Tampak sakit Hb 19.4 H
3. APGAR skor pasien saat lahir 6-8 - Kesadaran : Compos Ht 61.1 H
4. Saat lahir langsung menangis, mentis RDW-CV 17.0 H
gerakan aktif, sianosis (-), ikterik (-), - Suhu badan : 36,6o C RDW-SD 78.2 H
hipotermi (+), anus (+). - Nadi : 148x/menit, Lymph# 5.1 H
5. Berat badan pasien 3100 gram - Pernapasan : 34x/menit Mid# 1.7 H
dengan panjang 51 cm. - SPO2 : 98% Mid% 12.8 H
6. Hari saat pemeriksaan : pasien - Panjang Badan : 51 Cm
menangis kurang kuat, gerakan - Berat Badan : 3,1 Kg 12/10/18
kurang aktif, anemis (+), NGT - Lingkar kepala : 29 cm Er 3.04 L
berwarna merah kecokelatan, BAB - Lingkar lengan atas : 7 RDW-CV 19.5 H
dan BAK normal. cm RDW-SD 61.5 H
7. Pasien mulai tampak lemah, - Panjang badan : 51 cm Lymph# 6.0 H
menangis kurang kuat, gerakan - Lingkar dada : 30 cm Mid# 3.4 H
kurang aktif, maupun anemis pada Gran# 9.1 H
hari ke-2. Mid% 18.3 H
Gran% 49.2 L
13/10/18
Leko 14400 H
MCV 95.3 L
MCH 30.7 L
RDW-CV 17.3 H
RDW-SD 59.3 H
PCT 3.3 H
P-LCC 96 H
Lymph# 5.3 H
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Gran# 2.3 H
Mid% 15.9 H
Gran% 47.1 L
14/10/18
Leko 16800 H
MCV 93.2 L
MCH 30.4 L
RDW-CV 17.1 H
RDW-SD 57.5 H
Gran# 13.3 H
Lymph% 13.5 L
Gran% 79.3 H
DAFTAR MASALAH
a. Aktif
Hari saat pemeriksaan : pasien menangis kurang kuat, gerakan
kurang aktif, anemis (+), NGT berwarna merah kecokelatan, BAB
dan BAK normal.
Keadaan umum : Tampak sakit
Perdarahan saluran pencernaan
b. Inaktif
Masalah sosial ekonomi
b. Kemungkinan Penyebab
• Hemorrhagic disease of the newborn
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
RENCANA PENGELOLAAN
a. Rencana Tindakan
- Nilai dan perbaiki airway, breathing, circulation
- Observasi tanda-tanda vital seperti suhu,pernafasan, nadi /6 jam
- Monitoring kondisi umum
- Infus D10% 8 tpm
- Pasang NGT
- Pasang 02 1 l/jam
b. Rencana penegakan diagnosis
Pemeriksaan laboratorium cek darah rutin dengan diff count
Pemeriksaan rontgen thorax
c. Rencana Terapi
O2 1 lpm
Inf. D10% 8 tpm
Inj. Amoxicillin 2 x 150 mg
Inj. Neo K 1 x 1
d. Rencana Evaluasi
Keadaan umum
Tanda vital
Darah lengkap
e. Rencana Edukasi
Menjelaskan tentang penyakit pasien pada orangtua
Jika anak demam diberikan obat penurun panas dan di kompres air
hangat
Memberi motivasi mengenai perjalanan penyakit pada keluarga
Menjelaskan tentang personal hygine dan lingkungan yang baik
Menjaga kebersihan lingkungan dan makanan
Menjaga asupan nutrisi yang seimbang, baik kualitas maupun
kuantitas.
Memotivasi untuk kontrol pasca perawatan di RS.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
FOLLOW UP
SOA PLANNING
TANGGAL
05-10-2018 S/ P/
Menangis (+), aktif (+), O2 1 lpm
pucat (-), sianosis (-), ikterik Inf.
(-), sesak (-), retraksi (-), Inj. Amoxicillin 2 x 150
BAK (+) Normal, BAB (+) mg
Normal. Inj. Neo K 1 x 1
O/
Vital sign:
T : 36,6°C, HR: 148x/menit,
RR: 34x/menit
SpO2 : 98%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB
cekung (-), mata cekung (-),
napas cuping hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+,
Rbh -/-, Wh -/-, retraksi
dinding dada (+), Cor : BJ
I/II reguler, bising (-)
Abdomen: peristaltic (+)
Normal
Ekstemitas: Akral dingin (-),
sianosis (-),
A/
N. HDN
N. SCTP
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
N. Aterm
N. BBLN
SOA PLANNING
TANGGAL
06-10-2018 S/ P/
Menangis (+), gerak lemah O2 1 lpm
(+), pucat (-), sianosis (-), Inf.
ikterik (-), NGT merah Inj. Amoxicillin 2 x 150
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
O/
Vital sign:
T : 36,3°C, HR: 130x/menit,
RR: 47x/menit
SpO2 : 91%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB cekung
(-), mata cekung (-), napas
cuping hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -
/-, Wh -/-, retraksi dinding
dada (+), Cor : BJ I/II reguler,
bising (-)
Abdomen: peristaltic (+)
Normal
Ekstemitas: Akral dingin (-),
sianosis (-),
A/
N. HDN
N. SCTP
N. Aterm
N. BBLN
SOA PLANNING
TANGGAL
07-10-2018 S/
P/
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
A/
N. HDN
N. SCTP
N. Aterm
N. BBLN
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
SOA PLANNING
TANGGAL
08-10-2018 S/ P/
Menangis (+), gerak lemah (+), O2 1 lpm
pucat (+), sianosis (-), ikterik (- Inf.
), NGT keruh, sesak (-), retraksi Inj. Amoxicillin 2 x 150
(-), BAK (+) Normal, BAB (+) Inj. Kalnex 3 x 50
Normal. Inj. Neo K 1 x 1
O/
Vital sign:
T : 36,9°C, HR: 157x/menit,
RR: 42x/menit
SpO2 : 88%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB cekung (-
), mata cekung (-), napas cuping
hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -
/-, Wh -/-, retraksi dinding dada
(+), Cor : BJ I/II reguler, bising
(-)
Abdomen: peristaltic (+)
Normal
Ekstemitas: Akral dingin (-),
sianosis (-),
A/
N. HDN
N. SCTP
N. Aterm
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
N. BBLN
SOA PLANNING
TANGGAL
09-10-2018 S/ P/
Menangis (+), gerak lemah (+), O2 1 lpm
pucat (+), sianosis (-), ikterik (- Inf.
), NGT keruh, sesak (-), retraksi Inj. Amoxicillin 2 x 150
(-), BAK (+) Normal, BAB (+) Inj. Kalnex 3 x 50
Normal. Inj. Neo K 1 x 1
O/
Vital sign:
T : 37,1°C, HR: 146x/menit,
RR: 55x/menit
SpO2 : 98%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB cekung (-
), mata cekung (-), napas cuping
hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -
/-, Wh -/-, retraksi dinding dada
(+), Cor : BJ I/II reguler, bising
(-)
Abdomen: peristaltic (+)
Normal
Ekstemitas: Akral dingin (-),
sianosis (-),
A/
N. HDN
N. SCTP
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
N. Aterm
N. BBLN
SOA PLANNING
TANGGAL
10-10-2018 S/ P/
Menangis (+), gerak lemah (+), O2 1 lpm
pucat (+), sianosis (-), ikterik (- Inf.
), NGT keruh, sesak (-), retraksi Inj. Bactesyn 3 x 100
(-), BAK (+) Normal, BAB (+) Inj. Kalnex 3 x 50
Normal. Inj. Neo K 1 x 1
Inj. Aminos 3 x 7.5 cc
O/
Vital sign:
T : 36,6°C, HR: 162x/menit,
RR: 58x/menit
SpO2 : 98%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB cekung (-
), mata cekung (-), napas cuping
hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-
, Wh -/-, retraksi dinding dada
(+), Cor : BJ I/II reguler, bising
(-)
Abdomen: peristaltic (+)
Normal
Ekstemitas: Akral dingin (-),
sianosis (-),
A/
N. HDN
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
N. SCTP
N. Aterm
N. BBLN
SOA PLANNING
TANGGAL
11-10-2018 S/ P/
Menangis (+), gerak lemah (+), O2 1 lpm
pucat (+), sianosis (-), ikterik (- Inf.
), NGT keruh, sesak (-), retraksi Inj. Bactesyn 3 x 100
(-), BAK (+) Normal, BAB (+) Inj. Kalnex 3 x 50
Normal. Inj. Neo K 1 x 1
Inj. Aminos 3 x 7.5 cc
O/
Vital sign:
T : 37,3°C, HR: 157x/menit,
RR: 52x/menit
SpO2 : 96%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB cekung (-
), mata cekung (-), napas cuping
hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-
, Wh -/-, retraksi dinding dada
(+), Cor : BJ I/II reguler, bising
(-)
Abdomen: peristaltic (+)
Normal
Ekstemitas: Akral dingin (-),
sianosis (-),
A/
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
N. HDN
N. SCTP
N. Aterm
N. BBLN
SOA PLANNING
TANGGAL
12-10-2018 S/ P/
Menangis (+), gerak lemah (+), O2 1 lpm
pucat (+), sianosis (-), ikterik (- Inf.
), NGT keruh, sesak (-), retraksi Inj. Bactesyn 3 x 100
(-), BAK (+) Normal, BAB (+) Inj. Kalnex 3 x 50
Normal. Inj. Neo K 1 x 1
Inj. Aminos 3 x 7.5 cc
O/
Vital sign:
T : 36,1°C, HR: 150x/menit,
RR: 52x/menit
SpO2 : 98%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB cekung (-
), mata cekung (-), napas cuping
hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-
, Wh -/-, retraksi dinding dada
(+), Cor : BJ I/II reguler, bising
(-)
Abdomen: peristaltic (+)
Normal
Ekstemitas: Akral dingin (-),
sianosis (-),
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
A/
N. HDN
N. N. SCTP
N. Aterm
N. BBLN
SOA PLANNING
TANGGAL
13-10-2018 S/ P/
Menangis (+), gerak lemah (+), O2 1 lpm
pucat (+), sianosis (-), ikterik (- Inf.
), NGT keruh, sesak (-), retraksi Inj. Bactesyn 3 x 100
(-), BAK (+) Normal, BAB (+) Inj. Kalnex 3 x 50
Normal. Inj. Neo K 1 x 1
Inj. Aminos 3 x 7.5 cc
O/
Vital sign:
T : 37,4°C, HR: 137x/menit,
RR: 58x/menit
SpO2 : 98%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB cekung (-
), mata cekung (-), napas cuping
hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-
, Wh -/-, retraksi dinding dada
(+), Cor : BJ I/II reguler, bising
(-)
Abdomen: peristaltic (+)
Normal
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
A/
N. HDN
N. SCTP
N. Aterm
N. BBLN
SOA PLANNING
TANGGAL
14-10-2018 S/ P/
Menangis (+), gerak lemah (+), O2 1 lpm
pucat (+), sianosis (-), ikterik (- Inf.
), NGT keruh, sesak (-), retraksi Inj. Bactesyn 3 x 100
(-), BAK (+) Normal, BAB (+) Inj. Kalnex 3 x 50
Normal. Inj. Neo K 1 x 1
Inj. Aminos 3 x 7.5 cc
O/
Vital sign:
T : 36,9°C, HR: 164x/menit,
RR: 59x/menit
SpO2 : 98%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB cekung (-
), mata cekung (-), napas cuping
hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-
, Wh -/-, retraksi dinding dada
(+), Cor : BJ I/II reguler, bising
(-)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
A/
N. HDN
N. SCTP
N. Aterm
N. BBLN
SOA PLANNING
TANGGAL
15-10-2018 S/ P/
Menangis (+), gerak lemah (+), O2 1 lpm
pucat (+), sianosis (-), ikterik (- Inf.
), NGT keruh, sesak (-), retraksi Inj. Bactesyn 3 x 100
(-), BAK (+) Normal, BAB (+) Inj. Kalnex 3 x 50
Normal. Inj. Neo K 1 x 1
Inj. Aminos 3 x 7.5 cc
O/
Vital sign:
T : 36,5°C, HR: 151x/menit,
RR: 56x/menit
SpO2 : 98%
KU : lemah
Kepala: CA -/-, UUB cekung (-
), mata cekung (-), napas cuping
hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-
, Wh -/-, retraksi dinding dada
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
A/
N. HDN
N. SCTP
N. Aterm
N. BBLN
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
TINJAUAN PUSTAKA
Hemorrhagic Disease of the Newborn (HDN)
A. DEFINISI
Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) disebut juga sebagai
Hemorrhagic Disease of the Newborn (HDN), dahulu lebih dikenal dengan
Acquired Prothrombin Complex Deficiency (APCD). HDN adalah
perdarahan spontan atau akibat trauma yang disebabkan karena penurunan
aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX, dan
X) sedangkan aktivitas faktor koagulasi lain, kadar fibrinogen, dan jumlah
trombosit, masih dalam batas normal. Kelainan ini akan segera membaik
dengan pemberian vitamin K.1
B. ETIOLOGI
Proses hemostasis merupakan mekanisme yang kompleks, terdiri dari
empat fase yaitu fase vaskular (terjadi reaksi lokal pembuluh darah), fase
trombosit (timbul aktifitas trombosit), fase plasma (terjadi interaksi
beberapa faktor koagulasi spesifik yang beredar di dalam darah) dan fase
fibrinolisis (proses lisis bekuan darah). Bila salah satu dari keempat proses
ini terganggu, maka akan timbul gangguan pada proses hemostasis yang
manifestasi klinisnya adalah perdarahan.1
Secara umum gangguan pembekuan darah masa anak disebabkan oleh
beberapa keadaan seperti pada tabel di bawah ini;
Etiologi gangguan pembekuan darah masa anak2 :
1. Kekurangan faktor pembekuan darah yang tergantung vitamin K
2. Penyakit hati
3. Percepatan penghancuran faktor koagulasi
a. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
b. Fibrinolisis (penyakit hati, agen trombolitik, pasca pembedahan)
4. Inhibitor terhadap faktor koagulasi
a. Inhibitor spesifik
b. Antibodi antifosfolipid
c. Lain-lain : antitrombin, paraproteinemia
5. Lain-lain
a. Setelah transfusi masif
b. Setelah mendapatkan sirkulasi ekstrakorporal
c. Penyakit jantung bawaan, amiloidosis, sindroma nefrotik
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
C. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian HDN berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran
bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. Di Amerika Serikat,
frekuensi HDN dilaporkan bervariasi antara 0,25-1,5% pada tahun 1961,
dan menurun menjadi 0-0,44% pada 10 tahun terakhir dengan adanya
program pemberian profilaksis vitamin K. Di Jepang, insiden HDN
mencapai 20 – 25 per 100.000 kelahiran.16 Danielsson pada tahun 2004
melaporkan bahwa insidens HDN di Hanoi Vietnam sangat tinggi, sebesar
116 per 100.000 kelahiran. Angka kematian akibat HDN di Asia mencapai
1:1200 sampai 1:1400 kelahiran. Angka kejadian tersebut ditemukan lebih
tinggi, mencapai 1:500 kelahiran, di daerah-daerah yang tidak memberikan
profilaksis vitamin K secara rutin pada bayi baru lahir.2,3
Di Indonesia, data mengenai HDN secara nasional belum tersedia.
Hingga tahun 2004 didapatkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr
Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr Soetomo Surabaya.
D. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya HDN antara lain
obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K, yang diminum ibu
selama kehamilan, seperti antikonvulsan (karbamasepin, fenitoin,
fenobarbital), antibiotika (sefalosporin), antituberkulostik (INH, rifampicin)
dan antikoagulan (warfarin). Faktor resiko lain adalah kurangnya sintesis
vitamin K oleh bakteri usus karena pemakaian antibiotika berlebihan,
gangguan fungsi hati (koletasis), kurangnya asupan vitamin K pada bayi
yang mendapatkan ASI ekslusif, serta malabsorbsi vitamin K akibat
kelainan usus maupun akibat diare.2,4
E. KLASIFIKASI
Meskipun terdapat beberapa kontroversi mengenai rentang waktu
antara kelahiran sampai terjadinya perdarahan awal, vitamin K deficiency
bleeding diklasifikasi menjadi tiga periode waktu setelah kelahiran, antara
lain4:
Secondary PC
Dini Klasik Lambat (APCD)
deficiency
-Tidak dapat
profilaksis Vit K
Frekuensi < 5% pada 0,01-1% 4-10 per 100.000
kelompok (tergantung pola kelahiran (terutama
resiko makan bayi) di Asia Tenggara)
tinggi
3. Defisiensi Vitamin K
Vitamin K merupakan salah satu vitamin larut dalam lemak, yang
diperlukan dalam sintesis protein tergantung vitamin K (Vitamin K –
dependent protein ) atau GIa. Vitamin K diperlukan sintesis
prokoagulan faktor II, VII, IX dan X (kompleks protrombin) serta
protein C dan S yang berperan sebagai antikoagulan (menghambat
proses pembekuan). Molekul-molekul faktor II, VII, IX dan X pertama
kali disintesis dalam sel hati dan disimpan dalam bentuk prekursor tidak
aktif. Vitamin K diperlukan untuk konversi prekursor tidak aktif
menjadi faktor pembekuan yang aktif.3
Kekurangan vitamin K dapat menimbulkan gangguan dari proses
koagulasi sehingga menyebabkan kecenderungan terjadinya
perdarahan atau dikenal dengan Vitamin K Deficiency Bleeding
(VKDB).2
Gambar 2. menunjukkan terjadinya fase karbosilaksi dalam siklus
metabolisme vitamin K. Pada kondisi defisiensi vitamin K, rantai
polipeptida dari faktor koagulasi tergantung vitamin K tetap terbentuk
normal, namun fase karboksilasi (proses gamma karboksilasi dari
amino terminal glutamic acid) tidak terjadi. Sehingga bentuk akarboksi
dari faktor II, VII, IX dan X tidak mampu berikatan dengan ion kalsium
dan tidak dapat berubah menjadi bentuk aktif yang diperlukan dalam
proses koagulasi.2
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
G. DIAGNOSIS
Pendekatan diagnosis HDN melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
laboratorium. Anamnesis dilakukan untuk mencari informasi tentang onset
perdarahan, lokasi perdarahan, pola pemberian makanan, serta riwayat
pemberian obat-obatan pada ibu selama kehamilan. Pemeriksaan fisik
ditujukan untuk melihat keadaan umum bayi dan lokasi perdarahan pada
tempat-tempat tertentu seperti GIT, umbilikus, hidung, bekas sirkumsisi dan
lain sebagainya.2
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan aktifitas faktor II,
VII, IX, dan X sedangkan faktor koagulasi lain normal sesuai dengan usia.
Terdapat pemanjangan waktu pembekuan, Prothrombin Time (PT) dan
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
H. DIAGNOSIS BANDING
I.
Pada kasus HDN ini, terdapat beberapa diagnosis banding antara lain seperti
cryoglobulinemia, sindrom cushing, disseminated intravascular
coagulation, defisisensi faktor IX/V/VII/VIII/XI/XIII, thrombotik
thrombocytopenia purpura. 8
K. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi pada HDN ini adalah perdarahan intrakranial,
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
C. PROGNOSIS
Prognosis HDN ringan pada umumnya baik, setelah mendapat vitamin
K1 akan membaik dalam waktu 24 jam.9 Angka kematian pada HDN dengan
manifestasi perdarahan berat seperti intrakranial, intratorakal dan
intraabdominal sangat tinggi. Pada perdarahan intrakranial angka kematian
dapat mencapai 25% dan kecacatan permanen mencapai 50 – 65%.2,8
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
DAFTAR PUSTAKA
3. Prof. DR. dr. Sudigdo Sastroasmoro Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K, Buku
Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak 2007: 279-281.
11. Lee, Kimberley G., Dkk. 2010. Hemorrhagic Disease of The Newborn.
MedlinePlus. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007320.htm [Accessed on
February 11th 2013].
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 3 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
12. Tulchinsky, TH. 2007. Vitamin K Prophylaxis for Newborn: A Position Paper.
Braun School of Public Health. Available from:
http://archives.who.int/eml/expcom/expcom16/COMMENTS/VitK.pdf [Accessed
on February 11th 2013].
13. Kementerian kesehatan Anak, Pentingnya Pemberian Vitamin K1 Pada Bayi Baru
Lahir. Direktorat Bina Kesehatan Anak. 2011.
http://www.kesehatananak.depkes.go.id. [Accessed on March 05th 2013].