ARTHRITIS
PEMBIMBING
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini,
yang berjudul “ Gambaran Radiologis Rheumatoid Arthtritis” sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan tugas P3D di Departemen Radiologi RSUP. H. Adam
Malik Medan.
Dengan ini, kami mengucapkan penghargaan dan rasa hormat kepada dr.
Henny Maisara S., Sp. Rad yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan
makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Definisi
2.Etiologi
3.Faktor Risiko
a. Faktor Genetik
b. Umur dan Jenis Kelamin
c. Faktor Sosioekonomi
d. Faktor Hormonal
e. Etnik / ras
f. Faktor Lingkungan
(Tobon, 2009)
4. Gejala Klinis
Keparahan dari penyakit ini bervariasi antara satu orang dengan orang
lainnya. Gejala dapat berubah dari hari ke hari. Peningkatan mendadak gejala dan
penyakit disebut flare. Flare dapat berlangsung selama beberapa hari hingga bulan.
Kunci dari gelaja RA adalah nyeri, lelah, dan rasa hangat, bengkak, kemerahan pada
sendi. Kekakuan sendi pada pagi hari dalam jangka waktu yang lama merupakan
gejala yang umum. Inflamasi pada sendi kecil pergelangan tangan dan tangan
adalah gejala yang khas. Jika sendi dari satu sisi tubuh RA, maka sendi yang sama
di sisi lain biasanya RA juga (http://www.arthritis.org/conditions-
treatments/disease-center/rheumatoid-arthritis/ diambil pada tanggal 22 Maret
2014).
1. Kaku pada pagi hari (morning stiffness). Pasien merasa kaku pada
persendian dan di sekitarnya sejak bangun tidur sampai sekurang-kurangnya
1 jam sebelum perbaikan maksimal.
2. Arthritis pada 3 daerah. Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau
persendian (soft tissue swelling) atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang
(hiperostosis). Terjadi pada sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan
dalam observasi seorang dokter. Terdapat 14 persendian yang memenuhi
kriteria, yaitu interfalang proksimal, metakarpofalang, pergelangan tangan,
siku, pergelangan kaki, dan metatarsofalang kiri dan kanan.
3. Arthritis pada persendian tangan. Sekurang-kurangnya terjadi
pembengkakan satu persendian tangan seperti tertera di atas.
4. Arthritis simetris. Maksudnya keterlibatan sendi yang sama (tidak mutlak
bersifat simetris) pada kedua sisi secara serentak (symmetrical polyarthritis
simultaneously).
5. Nodul reumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau
permukaan ektensor atau daerah jukstaartikular dalam observasi seorang
dokter.
6. Faktor reumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal faktor reumatoid
serum yang diperiksa dengan cara memberikan hasil positif kurang dari 5%
kelompok kontrol.
7. Terdapat perubahan gambar radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar
rontgen tangan posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus
menunjukan adanya erosi atau deklasifikasi tulang yang berlokalisasi pada
sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi.
5. Patofisiologi/Patogenesis
6. Diagnosis
6.1. Anamnesis
Gejala pertama timbul pada sendi-sendi kecil pada jari-jari, pergelangan tangan
dan kaki, terasa hangat, bengkak, dan sendi terasa sakit dan sulit untuk
bergerak.
Sendi pada kedua sisi tubuh (simetris) biasanya mengalami gejala yang sama.
Pasien dengan RA biasanya sering mengalami kelelahan, hilangnya nafsu
makan, dan demam ringan.
Kaku di pagi hari yang berlangsung selama beberapa jam atau lebih.
Nodul dapat terbentuk di bawah kulit, sering di atas area tulang yang sering
terkena tekanan (seperti siku)
Seiring waktu, kerusakan pada tulang rawan dan sendi dapat menyebabkan
deformitas sendi
Diagnosis RA umunya ditentukan setelah melihat sejarah kesehatan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, melihat distribusi sendi yang terkena, sendi
bengkak, ada rasa hangat atau demam, sulit untuk bergerak, dan adanya nodul
di bawah kulit.
Pemeriksaan pencitraan seperti sinar-X, sonogram atau pencitraan resonansi
magnetik dapat digunakan untuk mendeteksi tingkat keterlibatan sendi atau
kerusakan sendi.
Tes darah juga dapat menunjukan adanya antibodi yang disebut faktor rematik,
yang ditemukan pada 80% orang dengan RA, namun juga bisa didapat pada
orang dengan tanpa RA.
C : Swelling dan erosi pada sendi MTP 5. D : Nodul subkutaneus multipel pada
tangan
6.5. CT-Scan
Computer tomography (CT) memiliki peranan yang minimal dalam
mendiagnosis artritis reumatoid. Walaupun demikian, CT scan berguna dalam
memperlihatkan patologi dari tulang, erosi pada sendi-sendi kecil di tangan yang
sangat baik dievaluasi dengan kombinasi dari foto polos dan MRI.
CT scan jarang digunakan karena lebih rendah dari MRI dan memiliki
kerugian dalam hal radiasi. CT scan digunakan sebatas untuk mengindikasikan
letak destruksi tulang dan stabilitas tertinggi tulang secara tepat, seperti pada
pengaturan pre-operatif atau pada tulang belakang.
6.6. USG
Sonografi dengan resolusi tinggi serta pemeriksaan dengan frekuensi tinggi
digunakan untuk mengevaluasi sendi-sendi kecil pada artritis reumatoid. Efusi dari
sendi adalah hipoekhoik, sedangkan hipertrofi pada sinovium lebih ekhogenik.
Nodul-nodul reumatoid terlihat sebagai cairan yang memenuhi area kavitas dengan
pinggiran yang tajam. Erosi tulang dapat terlihat sebagai irregularitas pada korteks
hiperekhoik. Komplikasi dari arthritis reumatoid, seperti tenosinovitis dan ruptur
tendon, juga dapat divisualisasikan dengan menggunakan ultrasonografi. Hal ini
sangat berguna pada sendi MCP dan IP. Tulang karpal dan sendi karpometakarpal
tidak tervisualisasi dengan baik karena konfigurasinya yang tidak rata dan
lokasinya yang dalam.
A B
Erosi (tanda panah) pada sendi metakarpofalangs pada penderita artritis reumatoid
(A) bidang longitudinal (B) bidang transverse. M, kaput metakarpal dan P, falangs.
6.7. MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) menyediakan gambaran yang baik
dengan penggambaran yang jelas dari perubahan jaringan lunak, kerusakan
kartilago, dan erosi tulang-tulang yang dihubungkan dengan artritis reumatoid.
OA RA GOUT PSEUDOGOUT
(Griffiths, 1981)
7. Penatalaksanaan
Generic Manufacturer
Name U.S. Trade Name(s)* How Supplied Usual Adult Dose
Oral:
2 to 60 mg in 1 to 4
divided doses to start,
followed by gradual
reduction
a. Listed trade names are limited to commonly prescribed U.S. products w hen
multiple trade names are available.
b. Initial dose is 400 to 600 mg/day for 4 to 12 weeks.
Listed trade names are limited to commonly prescribed U.S. products w hen
multiple trade names are available.
(Donahue, 2012).
Pengelolaan Didirikan RA
Menilai terapi obat saat ini termasuk dosis dan pemantauan efek samping.
Periksa sendi untuk peradangan aktif( Jika review diperlukan klinis fitur ).
Ketika awal CRP atau ESR meningkat , penilaian serial mungkin
membantu.
Tinjaumasalah kesehatanumum dan penyakit penyerta.
Edukasi
Melindungi sendi.
Olahraga di rumah.
Istirahat relatif
Diperlukan untuk sendi meradang yang akut.
Latihan
Penyakit akut : dengan sangat sendi yang meradang , pembidaian dilakukan untuk
tidak ada pergerakan dilakukan dua kali sehari dan untuk mencegah kontraktur
jaringan lunak.
8.Follow up
Tes ESR dapat dilakukan untuk mengukur dan memonitor peradangan yang
dihubungkan dengan penyakit rematik. Tes darah ini dapat mengukur laju sel darah
merah yang belum menggumpal.
BAB 3
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Arthritis Foundation. http://www.arthritis.org/conditions-treatments/disease-
center/rheumatoid-arthritis/ diambil pada tanggal 22 Maret 2014
Donahue KE, Jonas DE, Hansen RA, et al. 2012. Drug Therapy for Rheumatoid
Arthritis in Adults: An Update [Internet]. Rockville (MD): Agency for
Healthcare Research and Quality (US); (Comparative Effectiveness
Reviews, No. 55.). Available
from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK97388/?term=rheumatoid%
20arthritis
Eric Ruderman, MD, Siddharth Tambar, and reviewed by the American College of
Rheumatology Communications and Marketing Committee.
2012.Rheumatoid Arthritis.www.rheumatology.org
Griffiths, H. J., 1981. Basic Bone Radiology. New York: Appleton century crofts/
New York.
Meschan, I., dkk. 1985. Rontgen Signs in Diagnostic Imaging ED2th. Philadelphia:
W. B. Saunders Company.
Remmers, et al.,2007. STAT4 and the Risk of Rheumatoid Arthritis and Systemic
Lupus Erythematosus. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2630215/