UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
CASE REPORT
Disusun Oleh:
J510170013
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
CASE REPORT
Disusun oleh:
J510170013
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Fakultas Kedokteran Unoversitas
Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing:
Dipresentasikan dihadapan
Kesan:
• Panas dialami pada 1 hari SMRS
• 3 jam SMRS keluhan panas disertai dengan kejang +/- 10 menit.
• 30 menit SMRS panas (+), kejang yang pertama sudah teratasi dan selang 1 jam timbul kejang
lagi dan langsung ditangani di puskesmas dan masih sadar diantara 2 kejang.
• Pada hari saat masuk rumah sakit pasien kejang untuk ke-3 kalinya di ambulan dan langsung
di tangani di ambulan. Diketahui kejang tipe tonik klonik. lemas (+),kesadaran menurun(-
),mimisan (-),Batuk (-), Pilek (-), BaB(+) tidak diare, BAK (+), Flatus(+).
2. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat keluhan serupa : disangkal
- Riwayat OMA :disangkal
- Riwayat ISPA : disangkal
- Riwayat batuk lama : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat pengobatan TB : disangkal
- Riwayat demam tifoid : disangkal
- Riwayat demam berdarah : disangkal
- Riwayat alergi makanan dan obat : disangkal
- Riwayat alergi dingin : disangkal
- Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
- Riwayat mondok : disangkal
- Riwayat berpergian ke daerah endemis : disangkal
Kesan : tidak terdapat riwayat penyakit yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan
penyakit pasien saat ini.
POHON KELUARGA
24 26 27
Kesan:tidak ada penyakit keluarga yang diturunkan dan riwayat keluarga yang ditularkan yang
berhubungan dengan penyakit sekarang
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
RIWAYAT PRIBADI
2. Riwayat Makan
- Umur 0 – 6 bulan : ASI
- Umur 8 bulan -1 Tahun : Roti Bayi dan Bubur ayam
Kesan: Motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial sesuai usia.
4. Vaksinasi
Jenis Usia Tempat Ulangan
Hepatitis B 4 kali 0, 2, 3, 4 bulan RS dan puskesmas -
BCG 1 kali 1 bulan Puskesmas -
DPT 3 kali 2,3,4bulan Puskesmas -
Polio 4 kali 0 2 3 4bulan RS dan Puskesmas -
HiB 3 kali 2 3 4bulan Puskesmas -
6. Anamnesis Sistemik
- Serebrospinal : Nyeri kepala (-),demam (+),kejang (+), Penurunan kesadaran (-)
- Kardiopulmoner : Kulit kebiruan (-),Kuku-kuku jari berwarna biru (-)
- Respiratorius : Batuk(-), pilek (-),sesak (-)
- Gastrointestinal :Nyeri perut (-), mual (-), muntah (+),kembung (-), BAB (+) normal, diare (-),
kontipasi (-)
- Urogenital : BAK (+) normal, Nyeri saat BAK (-)
- Integumentum : Pucat (-),Bintik Merah (-), Kuning ( -)
- Muskuloskeletal : Nyeri otot (-),Nyeri saat Berjalan/bergerak (-),Lemas (+),Nyeri sendi (-)
Kesan: Didapatkan gangguan serebrospinal dan muskuloskeletal.
7. Tanda Vital
- Keadaan umum : lemas
- Kesadaran : Compos mentis
- Suhu badan : 37,3o C
- Nadi : 148x/menit,
- Pernapasan : 28x/menit
- SPO2 : 99%
Kesan: Keadaan umum lemas, kesadaran compos mentis, takipneu,
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
- Kulit : Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), sianosis (-).
- Kelenjar limfe : Tidak didapatkan pembesaran limfonodi
- Otot : Tidak didapatkan kelemahan, atrofi, maupun nyeri otot
- Tulang : Tidak didapatkan deformitas tulang
- Sendi : Gerakan bebas
Kesan: Kulit, kelenjar limfe, otot, tulang, sendi dalam batas normal.
PEMERIKSAAN KHUSUS
Leher :Tidakada pembesaran limfonodi leher, tidak teraba massa abnormaldan tidak adapeningkatan
vena jugularis
Thoraks : Simetris, retraksi (-) subcostaldan suprasternal, ketinggalan gerak (-)
Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Tidak kuat angkat
Perkusi
- Kanan atas : SIC II Linea Parasternalis dekstra
- Kanan bawah : SIC IV Linea Parasternalis dekstra
- Kiri atas : SIC II Linea Parasternalis sinistra
- Kiri bawah : SIC V Linea Midclavicularis sinistra
Auskultasi : Suara jantung I-II interval reguler, bising jantung (-).
Kesan:Pemeriksaan leher, thorax dan jantung dalam batas normal, , tidak ada peningkatan tekanan
vena jugularis, tidak ada bising jantung.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
LENGAN TUNGKAI
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus Negatif Negatif
Reflek
Biseps(+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
fisiologis
Reflek
Hoffman (-), tromner (-) Babinski (-), chaddock (-), gordon (-)
patologis
Meningeal sign Kaku kuduk (-),brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
Sensibilitas Normal
Kesan : Akral hangat, meningeal sign negatif, reflek patologis tidak didapatkan, reflek fisiologis
normal, danstatus neurologis dalam batas normal.
Kepala : Normochephal LK 44 cm (nilai normal 43-49,5 cm), rambut hitam, tidak mudah dicabut,
Ubun-ubun kecil, ubun-ubun cekung (-), bulging fontanella (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+) isokor, ukuran pupil 3mm dx et
sn,mata cowong(-/-),air mata berkurang (-)
Hidung : Sekret (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-/-)
Telinga : Sekret (-), hiperemis (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-),bibir sianosis (-), Perdarahan gusi (-), sianosis (-), lidah kotor (-),
pharynx hiperemis (-), tonsil hiperemis (-)
Kesan: Pada pemeriksaan hidung, gigi seri sudah tumbuh, mata, telinga, mulut dalam batas normal.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
RINGKASAN
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
LAB
1. Panas 1 hari SMRS 1. Keadaan umum tampak 1. Pemeriksaan
2. Kejang sebanyak 3x durasi +/- 10 menit. lemas, kesadaran compos laboratorium,
3. Tipe kejang tonik klonik mentis, Takikardi, takipneu. darah rutin
4. Batuk(-), Pilek(-), Diare(-) 2. Gizi baik dengan perawakan terjadi
5. Rewel dihari masuk rumahsakit proporsional. peningkatan
6. Nafsu makan baik 3. Kulit tidak pucat, kelenjar leukosit.
7. Tanda dehidrasi(-) limfe, otot, tulang, sendi 2.
8. Tidak ada penurunan kesadaran dalam batas normal.
9. Tidak didapatkan riwayat keluarga yang 4. Pemeriksaan leher dan
dapat menular dan berhubungan dengan jantung dalam batas normal,
keluhan pasien sekarang ini. pemeriksaan tidak ada
10. Riwayat ANC, persalinan, PNC baik peningkatan tekanan vena
11. ASIekslusif. jugularis, tidak ada bising
12. Motorik kasar, motorik halus, bahasa dan jantung.
personal sosial sesuai usia.
13. Mendapat vaksinasi sesuai umur menurut 5. Pemeriksaan fisik paru tidak
PPI. didapatkan retraksi
14. Keadaan sosial ekonomi menengah kebawah, subcostal, suprasternal
dan lingkungan baik. terdengar suara dasar
15. Didapatkan gangguan serebrospinal dan vesikuler normal.
muskuloskeletal. 6. Pemeriksaan abdomen
didapatkan peristaltik
meningkat dan
hypertympani tetapi hati,
limpa, dan anogenital dalam
batas normal, tidak
didapatkan hepatomegali
dan ascites (-) serta tanda
dehidrasi (-).
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
DAFTAR MASALAH
a. Aktif
Anamnesis
Panas tinggi 1 hari SMRS
Kejang sebanyak 3 kali, durasi +/- 10 menit, tonik klonik,siantara 2 kejang sadar
Rewel
Lingkungan baik.
Didapatkan gangguan serebrospinal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum tampak lemas, kesadaran compos mentis, takipneu, hipoksemia
Pemeriksaan Abdomen didapatkan distended, peristaltik meningkat, perkusi hypertimpani.,
Pemeriksaan foto thorax
Laboratorium
- Terdapat peningkatan jumlah sel darah putih
b. Inaktif
-
c. Kemungkinan Penyebab
• Kejang Demam Kompleks
• Entritis
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
FOLLOW UP
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
SOA PLANNING
TANGGAL
13-10-2018 S/ P/
Kejang (-), rewel(+) demam (+), mual (-), O2 1 lpm
makan (-) dan minum (+), BAK (+) Normal, Inf. RL Maintanance
BAB (+) Sedikit. = 10 x 100 = 1000
= 1000/24 = 10 tpm mikro
O/ Inj. Lapixim 3 x 300 mg
Vital sign: Inj. Bactesin 3x300 mg
T : 37,2°C, HR: 128x/menit, RR: 22x/menit Puyer 3x1
SpO2 : 99% - Zink1/4 tablet
BB : 10,3 kg - Tiriz ¼ tablet
KU : Sedang, CM. - Nagestan ¼ tablet
Kepala: CA -/-, SI -/- PKGB -/-Edem - Dulmocalsim ¼ tablet
palpebra (-/-),napas cuping hidung(-/-) Paracetamol syr 3 x 1cc (KP)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-,Wh -/-,
retraksi dinding dada (-), Cor : BJ I/II
reguler
Abdomen: Nyeri tekan (-) Hepatomegali (-)
Asites (-), supel (+), peristaltic (+)
meningkat, hypertympani
Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis (-),
Lab :
Leukosit : 18.200
A/KDK + Enteritis
SOA PLANNING
TANGGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
14-10-2018 S/ P/
Kejang (-), rewel (-) demam (-), mual (-), O2 1 lpm
makan (-) dan minum (+), BAK (+) Normal, Inf. RL Maintanance
BAB (+) Normal. = 10 x 100 = 1000
= 1000/24 = 10 tpm mikro
O/ Inj. Lapixim 3 x 300 mg
Vital sign: Inj. Bactesin 3x300 mg
T : 37,5°C, HR: 118x/menit, RR: 20x/menit Puyer 3x1
SpO2 : 99% - Zink1/4 tablet
BB : 10,3 kg - Tiriz ¼ tablet
KU : Sedang, CM. - Nagestan ¼ tablet
Kepala: CA -/-, SI -/- PKGB -/-Edem palpebra - Dulmocalsim ¼ tablet
(-/-),napas cuping hidung(-/-) Paracetamol syr 3 x 1cc (KP)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-,Wh -/-,
retraksi dinding dada (-), Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: Nyeri tekan (-) Hepatomegali (-)
Asites (-), supel (+), peristaltic (+)
normal,tympany
Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis (-),
Lab :
Leukosit : 18.200
A/KDK + Enteritis
SOA PLANNING
TANGGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
15-10-2018 S/
P/
Kejang (-), demam (-), mual (-), makan (-)
• Boleh Pulang
dan minum (+), BAK (+) Normal, BAB (+)
• PO :
Normal.
• Asam valproat 2 x 1/3 tab
• Paracetamol syr 3 x 1cc (KP)
O/
Vital sign:
T : 37,1°C, HR: 112x/menit, RR: 22x/menit
SpO2 : 99%
BB : 10,3 kg
KU : Sedang, CM.
Kepala: CA -/-, SI -/- PKGB -/-Edem palpebra
(-/-),napas cuping hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-,Wh -/-,
retraksi dinding dada (-), Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: Nyeri tekan (-) Hepatomegali (-)
Asites (-), supel (+), peristaltic (+)
normal,tympany
Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis (-),
A/KDK + Enteritis
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM KOMPLEKS
A. Definisi
Berdasarkan International League Against Epilepsy (ILAE), kejang demam merupakan kejang
selama masa kanak-kanak setelah usia 1 bulan, yang berhubungan dengan penyakit demam tanpa
disebabkan infeksi sistem saraf pusat, tanpa riwayat kejang neonatus dan tidak berhubungan dengan
kejang simptomatik lainnya.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di
atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
B. Etiologi
a. Faktor genitika
Faktor keturunan dari salah satu penyebab terjadinya kejang demam, 25-50% anak yang
mengalami kejang demam memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kejang
demam.
b. Penyakit infeksi
Neoplasma dapat menyebabkan kejang pada usia berapa pun, namun mereka merupakan
penyebab yang sangat penting dari kejang pada usia pertengahan dan kemudian ketika
insiden penyakit neoplastik meningkat.
e. Gangguan sirkulasi.
Gangguan metabolism seperti uremia, hipoglikemia, kadar gula darah kurang dari 30 mg%
pada neonates cukup bulan dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir
rendah atau hiperglikemia.
C. Klasifikasi
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
E. Manifestasi Klinis
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
F. Diagnosis
1. Anamnesis
–waktu terjadi kejang, durasi, frekuensi, interval antara 2 serangan kejang
– K e s a d a r a n s e b e l u m d a n s e s u d a h k e j a n g
( m e n y i n g k i r k a n d i a g n o s i s meningoensefalitis)
– T r a u m a k e p a l a
2. Pemeriksaan fisik
–Tanda vital terutama suhu
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
–P a d a k e p a l a a p a k a h t e r d a p a t f r a k t u r , d e p r e s i a t a u m u l a s e k e p a l a
b e r l e b i h a n y a n g disebabkan oleh trauma. Ubun –ubun besar yang tegang dan membenjol
menunjukkan a d a n y a p e n i n g g i a n t e k a n a n i n t r a k r a n i a l y a n g d a p a t d i s e b a b k a n
o l e h p e n d a r a h a n subarakhnoid atau subdural. Pada bayi yang lahir dengan
kesadaran menurun, perlu dicari luka atau bekas tusukan janin dikepala atau fontanel
enterior yang disebabkan karena kesalahan penyuntikan obat anestesi pada ibu.
3. Pemeriksaan laboratorium
–Darah tepi lengkap penyebab demam
–E l e k t r o l i t , g l u k o s a d a r a h d i a r e , m u n t a h , h a l l a i n y a n g d a p a t
m e n g g a n g g u keseimbangan elektrolit atau gula darah.
–CT-scan atau MRI tidak dilakukan pada KDS yang terjadi pertama
k a l i , a k a n t e t a p i dapat dipertimbangkan untuk pasien yang mengalami
K D K u n t u k m e n e n t u k a n kelainan struktural berupa kompleks tunggal atau multipel.
5. Diagnosis Banding
No Kriteria Banding Kejang Demam Epilepsi Meningitis
Ensefalitis
1 Demam Pencetusnya Tidak berkaitan Salah satu
demam dengan demam gejalanya demam
2 Kelainan otak - + +
3 Kejang berulang + + +
4 Penurunan + - +
kesadaran
6. Penatalaksanaan
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB. Jika
kejang tetap belum berhenti, maka diberikan phenytoin intravena dengan dosis awal 10-20
mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Jika kejang
berhenti, maka dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kgBB/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.
Jika dengan phenytoin kejang belum berhenti, maka pasien harus dirawat di ruang rawat
intensif. Jika kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung apakah kejang
demam sederhana atau kompleks dan faktor risikonya.
1. Antipiretik
Antipiretik tidak terbukti mengurangi risiko kejang demam, namun para ahli di Indonesia
sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. Dosis paracetamol adalah 10-15 mg/kgBB/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak boleh lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali,
3-4 kali sehari. Meskipun jarang, acetylsalicylic acid dapat menyebabkan sindrom Reye,
terutama pada anak kurang dari 18 bulan, sehingga tidak dianjurkan.
2. Antikonvulsan
Diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB tiap 8 jam saat demam menurunkan risiko berulangnya
kejang pada 30-60% kasus, juga dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB tiap 8 jam pada
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
c. Pengobatan Rumat
• Kejang berulang dua kali atau lebih dalam kurun waktu 24 jam.
Phenobarbital atau valproic acid efektif menurunkan risiko berulangnya kejang. Obat
pilihan saat ini adalah valproic acid. Berdasarkan bukti ilmiah, kejang demam tidak berbahaya
dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping, oleh karena itu pengobatan rumat
hanya diberikan pada kasus selektif dan dalam jangka pendek. Phenobarbital dapat
menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40–50% kasus. Pada sebagian kecil
kasus, terutama pada usia kurang dari 2 tahun, valproic acid dapat menyebabkan gangguan
fungsi hati. Dosis valproic acid 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis, dan phenobarbital 3-4
mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis.
Kejang demam merupakan hal yang sangat menakutkan orang tua dan tak jarang orang
tua menganggap anaknya akan meninggal. Pertama, orang tua perlu diyakinkan dan diberi
penjelasan tentang risiko rekurensi serta petunjuk dalam keadaan akut. Lembaran tertulis dapat
membantu komunikasi antara orang tua dan keluarga; penjelasan terutama pada:
• Pemberian obat untuk mencegah rekurensi efektif, tetapi harus diingat risiko efek samping
obat.
• Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau
lendir di mulut atau hidung. Walaupun lidah mungkin tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke
dalam mulut.
• Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih.
7. Komplikasi
a. Kerusakan neorotransmiter
Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel
ataupun membrane sel yang menyebabkan kerusakan pada neuron.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
b. Epilepsi
Kerukan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang
yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi
serangan epilepsy yang sepontan
c. Kelainan anatomi di otak
Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat menyebabkan kelainan diotak
yang lebih banyak terjadi pada anak berumur 4 bulan sampai 5 tahun
d. Kecacatan atau kelainan neorologis karena disertai demam
8. Prognosis
1.Kematian
Dengan penanganan kejang yang cepat dan tepat, prognosa biasanya baik,
t i d a k sampai terjadi kematian. Dalam penelitian ditemukan angka kematian KDS
0,46 %s/d 0,74 %.
2.Terulangnya Kejang
Kemungkinan terjadinya ulangan kejang kurang lebih 25 s/d 50 % pada 6 bulan pertama dari
serangan pertama.
3.Epilepsi
Angka kejadian epilepsi ditemukan 2,9% dari KDS dan 97% dari kejang demam kompleks.
Resiko menjadi epilepsi yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita KDS
tergantung kepada faktor :
a. riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
b. kelainan dalam perkembangan atau kelainan sebelum anak menderita KDS
c. kejang berlangsung lama atau kejang fokal.
4.Hemiparesis
Biasanya terjadi pada penderita yang mengalami kejang lama (berlangsung lebih dari setengah
jam) baik kejang yang bersifat umum maupun kejang fokal. Kejang fokal yang
terjadi sesuai dengan kelumpuhannya. Mula -mula kelumpuhan bersifat flaccid,
sesudah 2 minggu timbul keadaan spastisitas. Diperkirakan + 0,2 % KDS mengalami
hemiparese sesudah kejang lama.
5.Retardasi Mental
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
DAFTAR PUSTAKA