Anda di halaman 1dari 35

FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

CASE REPORT

SEORANG ANAK USIA 1 TAHUN 3 BULAN DENGAN KEJANG DEMAM KOMPLEKS

Disusun Oleh:

Septian Guntur Rahmanda

J510170013

Pembimbing:

Dr. Eko Jaenudin Sp.A.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD DR HARJONO S PONOROGO

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

CASE REPORT

SEORANG ANAK USIA 1 TAHUN 3 BULAN DENGAN KEJANG DEMAM KOMPLEKS

Disusun oleh:

Septian Guntur Rahmanda

J510170013

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Fakultas Kedokteran Unoversitas
Muhammadiyah Surakarta

Pada hari tanggal 2018

Pembimbing:

Dr. Eko Janudin Sp.A (…………………………….)

Dipresentasikan dihadapan

Dr. Eko Jaenudin Sp.A (…………………………….)


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

Nama :An.A Ruang : Delima


ANAMNESIS Umur : 1 Tahun 3 bln
Kelas :Picu
Berat Badan : 10,3 kg
Nama Lengkap : An. A Jenis Kelamin :Perempuan
Tempat, Tanggal
: Karangan, 14/07/2017 Umur : 1 tahun 3 bln
Lahir
Nama Ayah : Tn. P Pendidikan Ayah : SMA
Pekerjaan Ayah : Swasta Umur : tahun
Nama Ibu : Ny.T Pendidikan Ibu : SMK
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga Umur : 24 tahun
Alamat :Balong Diagnosis Masuk : KDK
Masuk RS tanggal : 12 Oktober 2018
Ko. Asisten :Septian Guntur
Dokter yang Merawat : dr.Eko Jaenudin,Sp.A
Rahmanda, S.Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


Tanggal, 12 Oktober 2018
KELUHAN UTAMA : Kejang
KELUHAN TAMBAHAN : demam (+)
1. Riwayat Penyakit Sekarang
- 1 Hari SMRS
Satu hari sebelum masuk rumah sakit tepatnya pada jam 22.00 pasien mengalami panas tetapi
tidak tinggi. Selanjutnya, waktu menunjukan pukul 5.30 pagi sang ibu menggukur suhu badan
anaknya dengan termometer yang sudah tersedia dirumah menunjukan anaknya panas dengan hasil
38,0 C. Mau minum susu banyak, nafsu makan pasien dirasakan tidak menurun. Keluhan mual (-
), muntah (-), sesak nafas (-), Batuk(-), Pilek(-), mimisan (-), gusi berdarah (-).BAB (+) normal
tidak cair, lendir (-), darah (-), dirumah maupun dilingkungan tidak ada yang batuk-batuk maupun
demam-demam. Makanan yang terakhir kali dimakan adalah bubur ayam dan tidak pernah makan-
makanan yang tidak wajar dari biasanya.
- 3 jam SMRS
Tiga jam sebelum masuk rumah sakit, pasien pulang dari bidan dan sudah diberikan obat penurun
panas, ketika di bidan temperatur terakhir 39,0 C. Sesampainya di rumah pasien main-main dengan
kakanya seperti tidak sakit masih lari-lari, sekitar jam 10.00 pagi pasien tiba-tiba kejang selama
kurang lebih 10 menit di rumah dan keluarga langsung membawa pasien ke puskesmas terdekatdan
ditangani disana. Berselang 1 jam pasien kejang lagi dan ditangani lagi di puskesmas tersebut dari
keterangan kejangnya tonik klonik. Waktu kejang pasien tidak sadar dan ketika kejangnya teratasi
pasien sadar tetapi tidak menangis. Dari puskesmas langsung dikiri ke RSUD Dr. Harjono S
Ponorogo.
- 30 menit SMRS
30 menit sebelum masuk rumah sakit, pasien kejang untuk ke-3 kalinya di dalam ambulan. Pasien
panas (+), Batuk (-),mual (-), muntah(-), BAK normal warna kuning jernih tidak nyeri, BAB
normal tidak cair, lendir (-), darah(-), anak masih mau minum asi tetapi nafsu makannya mulai
berkurang, nyeri kepala (-)Flatus(+)..
Hari MRS
Pada tanggal 12 Oktober 2018, pasien datang ke IGD RSUD Dr. Harjono S Ponorogo. Pukul 12.00
pasiendatang ke IGD dengan keluhan utama kejang disertai panas. Kejang lebih dari 1 kali
selama +/- 10 menit, tonik klonik, dan sadar diantara 2 kejang tetapi masih mau minum susu,
lemas (+), keringat dingin (-), pucat (-), kesadaran menurun(-), nyeri kepala (-), nyeri sendi(-),
mimisan (-), gusi berdarah (-),Batuk (-), Pilek (-), BaB(+) tidak diare, BAK (+).
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

Kesan:
• Panas dialami pada 1 hari SMRS
• 3 jam SMRS keluhan panas disertai dengan kejang +/- 10 menit.
• 30 menit SMRS panas (+), kejang yang pertama sudah teratasi dan selang 1 jam timbul kejang
lagi dan langsung ditangani di puskesmas dan masih sadar diantara 2 kejang.
• Pada hari saat masuk rumah sakit pasien kejang untuk ke-3 kalinya di ambulan dan langsung
di tangani di ambulan. Diketahui kejang tipe tonik klonik. lemas (+),kesadaran menurun(-
),mimisan (-),Batuk (-), Pilek (-), BaB(+) tidak diare, BAK (+), Flatus(+).
2. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat keluhan serupa : disangkal
- Riwayat OMA :disangkal
- Riwayat ISPA : disangkal
- Riwayat batuk lama : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat pengobatan TB : disangkal
- Riwayat demam tifoid : disangkal
- Riwayat demam berdarah : disangkal
- Riwayat alergi makanan dan obat : disangkal
- Riwayat alergi dingin : disangkal
- Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
- Riwayat mondok : disangkal
- Riwayat berpergian ke daerah endemis : disangkal

Kesan : tidak terdapat riwayat penyakit yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan
penyakit pasien saat ini.

3. Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat TB : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat Bronkitis :disangkal
- Riwayat batuk lama : disangkal
- Riwayat kejang demam : disangkal
- Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat demam berdarah : disangkal
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


- Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat penyakit stroke : disangkal
Kesan: Tidak didapatkan riwayat penyakitdalam keluarga yang dapat menular dan berhubungan
dengan keluhan pasien sekarang ini.

POHON KELUARGA

24 26 27

Kesan:tidak ada penyakit keluarga yang diturunkan dan riwayat keluarga yang ditularkan yang
berhubungan dengan penyakit sekarang
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

RIWAYAT PRIBADI

1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


a. Riwayat Kehamilan Ibu Pasien
Ibu G1P0A0 hamilsaat usia 24 tahun. Ibu mulai memeriksakan kehamilan ketika usia kehamilan 1
bulan kemudian kontrol rutin ke dokter spesialis obsgyn untuk USG.Hasil USG menyatakan bahwa
posisi janin adalah presentasi kepala.Saat kontrol, ibu mendapatkan vitamin , dan obat penambah
darah yang selalu dihabiskan.Selama hamil ibu merasakan mual, muntah sampai usia kehamilan
16 minggu. Ibu tidak memiliki riwayat trauma, perdarahan maupun infeksi saat
kehamilan,Tekanan darah ibu selama kontrol dalam kisaran normal yaitu sekitar 120/90 mmHg.
Berat badan naik kurang lebih 15 kg.

b. Riwayat Persalianan Ibu Pasien


Ibu melahirkan anaknya diRumah Sakit ditolong oleh bidan, persalinan dilakukan secara pervagina
.Umur kehamilan 37 minggu, bayi lahir dengan berat badan 3,200 gram dengan panjang badan 51
cm.Bayi lahir langsung menangis spontan dan tidak ditemukan adanya kecacatan.

c. Riwayat Paska Lahir Pasien


Setelah lahir bayi langsung menangis spontan dan gerak aktif, warna kulit merah, tidak biru,bayi
mendapat ASI pada hari pertama, BAK danBAB kurang dari 24 jam.
Kesan: Riwayat ANC, persalinan dan PNC baik

2. Riwayat Makan
- Umur 0 – 6 bulan : ASI
- Umur 8 bulan -1 Tahun : Roti Bayi dan Bubur ayam

Kesan: ASIekslusif sesuai dengan usianya dan tambahan asupan lain.


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


3. Perkembangan
Motorik Halus Motorik kasar Bahasa Sosial

Menggenggam erat Berjalan dan Menirukan bunyi Minum sendiri


pensil dan mengulurkan yang didengar dari cangkir
memasukan benda tangan untuk Bereaksi terhadap Menarik mainan
ke mulut mengambil barang suara yang letaknya
(1 tahun) yang diinginkan (1 Mengenalanggota agak jauh
tahun) keluarga, takut orang (1 tahun)
asing

Kesan: Motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial sesuai usia.

4. Vaksinasi
Jenis Usia Tempat Ulangan
Hepatitis B 4 kali 0, 2, 3, 4 bulan RS dan puskesmas -
BCG 1 kali 1 bulan Puskesmas -
DPT 3 kali 2,3,4bulan Puskesmas -
Polio 4 kali 0 2 3 4bulan RS dan Puskesmas -
HiB 3 kali 2 3 4bulan Puskesmas -

Kesan: Mendapat vaksinasi sesuai umur menurut PPI.

5. Sosial Ekonomi danLingkungan


a. Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai swasta, dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Total penghasilan
untuk kebutuhan sehari-hari dirasakan cukup
b. Lingkungan
Pasien tinggal di rumah bersama Ayah, Ibu, kakek dan nenek pasien. Rumah berukuran 8x10
m2, terdapat 3 kamar tidur, 1 dapur, dan 2 kamar mandi. Atap rumah terbuat dari genteng dengan
dinding semen, dan lantai rumah terbuat dari keramik biasa.WC dan kamar mandi menjadi satu,
gabung dengan rumah, tempat penampungan berupa bak yang dibersihkan dua minggu
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


sekali.Udara dan penerangan cukup, dan dirumah terdapat 5 pintu dan 8 jendela.Jarak antara rumah
dan septic tank adalah sekitar 10 meter. Ayah ataupun tetangga sekitar tidak ada yang memelihara
unggas, dan kandang hewan dekat rumah.
Menurut ibu, pasien selalu berada di dalam rumah dan tidak pernah keluar rumah.Namun.
Kesan:Keadaansosial ekonomi menengah kebawah, dan lingkungan baik.

6. Anamnesis Sistemik
- Serebrospinal : Nyeri kepala (-),demam (+),kejang (+), Penurunan kesadaran (-)
- Kardiopulmoner : Kulit kebiruan (-),Kuku-kuku jari berwarna biru (-)
- Respiratorius : Batuk(-), pilek (-),sesak (-)
- Gastrointestinal :Nyeri perut (-), mual (-), muntah (+),kembung (-), BAB (+) normal, diare (-),
kontipasi (-)
- Urogenital : BAK (+) normal, Nyeri saat BAK (-)
- Integumentum : Pucat (-),Bintik Merah (-), Kuning ( -)
- Muskuloskeletal : Nyeri otot (-),Nyeri saat Berjalan/bergerak (-),Lemas (+),Nyeri sendi (-)
Kesan: Didapatkan gangguan serebrospinal dan muskuloskeletal.

7. Tanda Vital
- Keadaan umum : lemas
- Kesadaran : Compos mentis
- Suhu badan : 37,3o C
- Nadi : 148x/menit,
- Pernapasan : 28x/menit
- SPO2 : 99%
Kesan: Keadaan umum lemas, kesadaran compos mentis, takipneu,
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


8. Status Gizi
a. Perhitungan
- Panjang Badan : 75 cm
- Berat Badan : 10,3 Kg
- Lingkar kepala : 42 cm
- BMI = BB (kg)/ TB (m)2 = kg/m2
= 10,3/(0.75)2
= 18.3
b. Hasil Pengukuran
- Berat badan menurut panjang badan (BB//PB)
Hasil :0,16( median sampai dengan 1SD)  normal proporsional
- Berat Badan Menurut Umur (BB//U)
Hasil : 0,63 (Median sampai dengan 1SD) berat badan lebih sesuai usia
- Panjang Badan Menurut Umur (PB//U)
Hasil :0.4 (Median sampai dengan ) tinggi badan normal sesuai umur
- BMI Menurut Umur (BMI//U)
Hasil :1,22 (median sampai dengan 1SD)  gizi baik
Kesan: Gizi baik dengan perawakakan normal proporsional
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


PEMERIKSAAN FISIK

- Kulit : Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), sianosis (-).
- Kelenjar limfe : Tidak didapatkan pembesaran limfonodi
- Otot : Tidak didapatkan kelemahan, atrofi, maupun nyeri otot
- Tulang : Tidak didapatkan deformitas tulang
- Sendi : Gerakan bebas
Kesan: Kulit, kelenjar limfe, otot, tulang, sendi dalam batas normal.

PEMERIKSAAN KHUSUS
Leher :Tidakada pembesaran limfonodi leher, tidak teraba massa abnormaldan tidak adapeningkatan
vena jugularis
Thoraks : Simetris, retraksi (-) subcostaldan suprasternal, ketinggalan gerak (-)
Jantung :
 Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
 Palpasi : Tidak kuat angkat
 Perkusi
- Kanan atas : SIC II Linea Parasternalis dekstra
- Kanan bawah : SIC IV Linea Parasternalis dekstra
- Kiri atas : SIC II Linea Parasternalis sinistra
- Kiri bawah : SIC V Linea Midclavicularis sinistra
 Auskultasi : Suara jantung I-II interval reguler, bising jantung (-).

Kesan:Pemeriksaan leher, thorax dan jantung dalam batas normal, , tidak ada peningkatan tekanan
vena jugularis, tidak ada bising jantung.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


Pulmonal

Kanan DEPAN Kiri


Simetris (+), retraksi (-) Inspeksi Simetris (+), retraksi (-)
subcostal, suprasternal subcostal, suprasternal
Ketinggalan gerak (-), Palpasi Ketinggalan gerak (-),
fremitus kanan kiri sama fremitus kanan kiri sama
(+) (+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV (↑) normal, Auskultasi SDV (↑) normal,
RBH (-),wheezing (-) RBH(-),wheezing (-)
Kanan BELAKANG Kiri
Simetris (+) Inspeksi Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-), Palpasi Ketinggalan gerak (-),
fremitus kanan kiri sama fremitus kanan kiri sama
(+) (+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV (↑) normal, Auskultasi SDV (↑) normal,
RBH (-),wheezing (-) RBH (-),wheezing (-)

Kesan : Pemeriksaan fisik paru didapatkan Normal.

Abdomen : - Inspeksi : Distensi (-), sikatrik (-), purpura (-)


- Auskultasi : Peristaltik (↑) 20x/menit
- Perkusi : hypertimpani (+), pekak beralih (-), ascites (-)
- Palpasi :Supel, massa abnormal (-), nyeri tekan (-), turgor kulit menurun (-), undulasi (-
), nyeri tekan (-)
Hati : Hepatomegali (-)
Limpa : Splenomegali (-)
Anogenital : Warna kulit coklat, rambut mons pubis (-), tanda-tanda radang (-), penis dan skrotum dalam
batas normal.
Kesan :Pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus meningkatdan hypertimpani. Hati, limpa, dan
anogenital dalam batas normal, tidak didapatkan hepatomegali dan ascites(-) serta tanda dehidrasi(-).
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


Ekstremitas Dan Status Neurologis
Edema (-/-), Sianosis (-/-), akral dingin (-/-), petekie (-/-), a. dorsalis pedis teraba kuat, dan CRT < 2 detik.

LENGAN TUNGKAI
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus Negatif Negatif
Reflek
Biseps(+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
fisiologis
Reflek
Hoffman (-), tromner (-) Babinski (-), chaddock (-), gordon (-)
patologis
Meningeal sign Kaku kuduk (-),brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
Sensibilitas Normal

Kesan : Akral hangat, meningeal sign negatif, reflek patologis tidak didapatkan, reflek fisiologis
normal, danstatus neurologis dalam batas normal.

Kepala : Normochephal LK 44 cm (nilai normal 43-49,5 cm), rambut hitam, tidak mudah dicabut,
Ubun-ubun kecil, ubun-ubun cekung (-), bulging fontanella (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+) isokor, ukuran pupil 3mm dx et
sn,mata cowong(-/-),air mata berkurang (-)
Hidung : Sekret (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-/-)
Telinga : Sekret (-), hiperemis (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-),bibir sianosis (-), Perdarahan gusi (-), sianosis (-), lidah kotor (-),
pharynx hiperemis (-), tonsil hiperemis (-)

Kesan: Pada pemeriksaan hidung, gigi seri sudah tumbuh, mata, telinga, mulut dalam batas normal.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap dengan Diff Count


Tanggal 12 Oktober 2018
Nilai Normal
Lekosit 18,2 5.0 – 10.0 103/ uL
Eritrosit 4,33 3.80 – 6.10 106/ uL
Hemoglobin 10.3 10.0 – 17.0 g/dL
Hematokrit 31.8 32 – 44 %
Index eritrosit
MCV 86.4 98.0 – 122.0 fl
MCH 28.8 33.0 – 41.0 pg
MCHC 33.4 31.0 – 35.0 g/dL
Trombosit 277 229 – 553 103/uL
RDW – CV 13.8 11.5 – 14 .5 %
PDW 11.5 Fl
MPV 10.2 Fl
P-LCR 27.1 %
PCT 2.80 %
Diff Count
Limfosit 7,5 0.8-4.0
Monosit 10.0 2 -8
Granulosit 48.6 50-70
Kesan : Pemeriksaan laboratorium, darah rutin menunjukan peningkatan sel darah putih..
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

RINGKASAN
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
LAB
1. Panas 1 hari SMRS 1. Keadaan umum tampak 1. Pemeriksaan
2. Kejang sebanyak 3x durasi +/- 10 menit. lemas, kesadaran compos laboratorium,
3. Tipe kejang tonik klonik mentis, Takikardi, takipneu. darah rutin
4. Batuk(-), Pilek(-), Diare(-) 2. Gizi baik dengan perawakan terjadi
5. Rewel dihari masuk rumahsakit proporsional. peningkatan
6. Nafsu makan baik 3. Kulit tidak pucat, kelenjar leukosit.
7. Tanda dehidrasi(-) limfe, otot, tulang, sendi 2.
8. Tidak ada penurunan kesadaran dalam batas normal.
9. Tidak didapatkan riwayat keluarga yang 4. Pemeriksaan leher dan
dapat menular dan berhubungan dengan jantung dalam batas normal,
keluhan pasien sekarang ini. pemeriksaan tidak ada
10. Riwayat ANC, persalinan, PNC baik peningkatan tekanan vena
11. ASIekslusif. jugularis, tidak ada bising
12. Motorik kasar, motorik halus, bahasa dan jantung.
personal sosial sesuai usia.
13. Mendapat vaksinasi sesuai umur menurut 5. Pemeriksaan fisik paru tidak
PPI. didapatkan retraksi
14. Keadaan sosial ekonomi menengah kebawah, subcostal, suprasternal
dan lingkungan baik. terdengar suara dasar
15. Didapatkan gangguan serebrospinal dan vesikuler normal.
muskuloskeletal. 6. Pemeriksaan abdomen
didapatkan peristaltik
meningkat dan
hypertympani tetapi hati,
limpa, dan anogenital dalam
batas normal, tidak
didapatkan hepatomegali
dan ascites (-) serta tanda
dehidrasi (-).
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

7. Akral hangat, meningeal


sign negatif, reflek patologis
tidak didapatkan dan reflek
fisiologis normal, dan status
neurologis dalam batas
normal.
8. Pada pemeriksaan hidung,
gigi seri atas dan bawah
sudah tumbuh, mata,
telinga, mulut dalam batas
normal.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

DAFTAR MASALAH
a. Aktif
 Anamnesis
 Panas tinggi 1 hari SMRS
 Kejang sebanyak 3 kali, durasi +/- 10 menit, tonik klonik,siantara 2 kejang sadar
 Rewel
 Lingkungan baik.
 Didapatkan gangguan serebrospinal.
 Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum tampak lemas, kesadaran compos mentis, takipneu, hipoksemia
 Pemeriksaan Abdomen didapatkan distended, peristaltik meningkat, perkusi hypertimpani.,
 Pemeriksaan foto thorax
 Laboratorium
- Terdapat peningkatan jumlah sel darah putih
b. Inaktif
-
c. Kemungkinan Penyebab
• Kejang Demam Kompleks
• Entritis
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


RENCANA PENGELOLAAN
a. Rencana Tindakan
- Nilai dan perbaiki airway, breathing, circulation
- Observasi tanda-tanda vital seperti suhu,pernafasan, nadi /6 jam
b. Rencana penegakan diagnosis
Pemeriksaan laboratorium cek darah rutin dengan diff count
Pemeriksaan rontgen thorax
c. Rencana Terapi
 Kejang : diazepam BB >10 kg usia <3 tahun = 5 mg (perektal)
 O2 1 lpm
 Inf. RL Maintanance
= 10 x 100 = 1000
= 1000/24 = 10 tpm mikro
 Inj. Lapixim 3 x 300 mg
 Inj. Bactesin 3x300 mg
 Puyer 3x1
- Zink1/4 tablet
- Tiriz ¼ tablet
- Nagestan ¼ tablet
- Dulmocalsim ¼ tablet
 Paracetamol syr 3 x 1cc KP
d. Rencana Edukasi
 Menjelaskan tentang penyakit pasien pada orangtua
 Jika anak demam diberikan obat penurun panas dan di kompres air hangat
 Menghindari penyebab yang dapat memperberat kondisi pasien termasuk paparan asap rokok,
polusi kendaraan
 Menjelaskan tentang personal hygine dan lingkungan yang baik
 Istirahat yang cukup
 Menjaga kebersihan lingkungan dan makanan
 Menjaga asupan nutrisi yang seimbang, baik kualitas maupun kuantitas.

FOLLOW UP
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

SOA PLANNING
TANGGAL
13-10-2018 S/ P/
Kejang (-), rewel(+) demam (+), mual (-),  O2 1 lpm
makan (-) dan minum (+), BAK (+) Normal,  Inf. RL Maintanance
BAB (+) Sedikit. = 10 x 100 = 1000
= 1000/24 = 10 tpm mikro
O/  Inj. Lapixim 3 x 300 mg
Vital sign:  Inj. Bactesin 3x300 mg
T : 37,2°C, HR: 128x/menit, RR: 22x/menit  Puyer 3x1
SpO2 : 99% - Zink1/4 tablet
BB : 10,3 kg - Tiriz ¼ tablet
KU : Sedang, CM. - Nagestan ¼ tablet
Kepala: CA -/-, SI -/- PKGB -/-Edem - Dulmocalsim ¼ tablet
palpebra (-/-),napas cuping hidung(-/-)  Paracetamol syr 3 x 1cc (KP)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-,Wh -/-,
retraksi dinding dada (-), Cor : BJ I/II
reguler
Abdomen: Nyeri tekan (-) Hepatomegali (-)
Asites (-), supel (+), peristaltic (+)
meningkat, hypertympani
Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis (-),
Lab :
Leukosit : 18.200

A/KDK + Enteritis

SOA PLANNING
TANGGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

14-10-2018 S/ P/
Kejang (-), rewel (-) demam (-), mual (-),  O2 1 lpm
makan (-) dan minum (+), BAK (+) Normal,  Inf. RL Maintanance
BAB (+) Normal. = 10 x 100 = 1000
= 1000/24 = 10 tpm mikro
O/  Inj. Lapixim 3 x 300 mg
Vital sign:  Inj. Bactesin 3x300 mg
T : 37,5°C, HR: 118x/menit, RR: 20x/menit  Puyer 3x1
SpO2 : 99% - Zink1/4 tablet
BB : 10,3 kg - Tiriz ¼ tablet
KU : Sedang, CM. - Nagestan ¼ tablet
Kepala: CA -/-, SI -/- PKGB -/-Edem palpebra - Dulmocalsim ¼ tablet
(-/-),napas cuping hidung(-/-)  Paracetamol syr 3 x 1cc (KP)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-,Wh -/-,
retraksi dinding dada (-), Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: Nyeri tekan (-) Hepatomegali (-)
Asites (-), supel (+), peristaltic (+)
normal,tympany
Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis (-),
Lab :
Leukosit : 18.200

A/KDK + Enteritis

SOA PLANNING
TANGGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

15-10-2018 S/
P/
Kejang (-), demam (-), mual (-), makan (-)
• Boleh Pulang
dan minum (+), BAK (+) Normal, BAB (+)
• PO :
Normal.
• Asam valproat 2 x 1/3 tab
• Paracetamol syr 3 x 1cc (KP)
O/
Vital sign:
T : 37,1°C, HR: 112x/menit, RR: 22x/menit
SpO2 : 99%
BB : 10,3 kg
KU : Sedang, CM.
Kepala: CA -/-, SI -/- PKGB -/-Edem palpebra
(-/-),napas cuping hidung(-/-)
Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh -/-,Wh -/-,
retraksi dinding dada (-), Cor : BJ I/II reguler
Abdomen: Nyeri tekan (-) Hepatomegali (-)
Asites (-), supel (+), peristaltic (+)
normal,tympany
Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis (-),

A/KDK + Enteritis
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM KOMPLEKS

A. Definisi
Berdasarkan International League Against Epilepsy (ILAE), kejang demam merupakan kejang
selama masa kanak-kanak setelah usia 1 bulan, yang berhubungan dengan penyakit demam tanpa
disebabkan infeksi sistem saraf pusat, tanpa riwayat kejang neonatus dan tidak berhubungan dengan
kejang simptomatik lainnya.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di
atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
B. Etiologi

Penyebab kejang demam yaitu:

Faktor –faktor perinatal, malformasi otak kongenital

a. Faktor genitika

Faktor keturunan dari salah satu penyebab terjadinya kejang demam, 25-50% anak yang
mengalami kejang demam memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kejang
demam.
b. Penyakit infeksi

1) Bakteri: penyakit pada traktus respiratorius, pharingitis, tonsillitis, otitis media.


2) Virus : varicella (cacar), morbili (campak), dengue (virus penyebab demam berdarah).
c. Trauma.

Kejang berkembang pada minggu pertama setelah kejadian cedera kepala


d. Neoplasma,toksin.

Neoplasma dapat menyebabkan kejang pada usia berapa pun, namun mereka merupakan
penyebab yang sangat penting dari kejang pada usia pertengahan dan kemudian ketika
insiden penyakit neoplastik meningkat.
e. Gangguan sirkulasi.

f. Penyakit degeneratif susunan saraf


g. Demam
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit dengan demam
tinggi.
h. Gangguan metabolisme

Gangguan metabolism seperti uremia, hipoglikemia, kadar gula darah kurang dari 30 mg%
pada neonates cukup bulan dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir
rendah atau hiperglikemia.

C. Klasifikasi
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

D. Patogenesis Dan Patofisiologi

E. Manifestasi Klinis
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


Menurut Wulandari & Erawati (2016) manifestasi kejang demam yaitu:

 Kejang demam menpunyai kejadian yang tinggi pada anak yaitu 3 - 4%


 Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri, banyak dialami oleh anak laki-laki
 Kejang timbul dalam 24 jam setelah suhu badan naik diakibatkan infeksi disusunan saraf pusat
, otitis media dan bronkitis
 Bangkitan kejang berbentuk tonik-klonik
 Takikardi: pada bayi, frekuensi sering di atas 150-200 kali permenit
 Saat kejang, anak akan mengalami berbagai macam gejala seperti :

1.Anak hilang kesadaran


2.Tangan dan kaki kaku atau tersentak -sentak
3.Sulit bernapas
4.Busa di mulut
5.Wajah dan kulit menjadi pucat atau kebiruan
6.Mata berputar-putar, sehingga hanya putih mata yang terlihat

F. Diagnosis
1. Anamnesis
–waktu terjadi kejang, durasi, frekuensi, interval antara 2 serangan kejang

–sifat kejang (fokal atau umum)

–Bentuk kejang (tonik, klonik, tonik -klonik)

– K e s a d a r a n s e b e l u m d a n s e s u d a h k e j a n g
( m e n y i n g k i r k a n d i a g n o s i s meningoensefalitis)

–Riwayat demam ( sejak kapan, timbul mendadak atau perlahan, menetap


a t a u n a i k turun)

–Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, GE)

–Riwayat kejang sebelumnya (kejang disertai demam maupun tidak disertai


d e m a m atau epilepsi)

–Riwayat gangguan neurologis (menyingkirkan diagnosis epilepsi)

–Riwayat keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

– T r a u m a k e p a l a

2. Pemeriksaan fisik
–Tanda vital terutama suhu
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


–M a n i f e s t a s i k e j a n g y a n g t e r j a d i , m i s a l : p a d a k e j a n g m u l t i f o k a l y a n g
b e r p i n d a h - pindah atau kejang tonik, yang biasanya menunjukkan adanya kelainan struktur
otak.

–Kesadaran tiba-tiba menurun sampai koma dan berlanjut dengan


hipoventilasi, henti nafas, kejang tonik, posisi deserebrasi, reaksi pupil
t e r h a d a p c a h a y a n e g a t i f , d a n terdapatnya kuadriparesis flasid mencurigakan terjadinya
perdarahan intraventikular.

–P a d a k e p a l a a p a k a h t e r d a p a t f r a k t u r , d e p r e s i a t a u m u l a s e k e p a l a
b e r l e b i h a n y a n g disebabkan oleh trauma. Ubun –ubun besar yang tegang dan membenjol
menunjukkan a d a n y a p e n i n g g i a n t e k a n a n i n t r a k r a n i a l y a n g d a p a t d i s e b a b k a n
o l e h p e n d a r a h a n subarakhnoid atau subdural. Pada bayi yang lahir dengan
kesadaran menurun, perlu dicari luka atau bekas tusukan janin dikepala atau fontanel
enterior yang disebabkan karena kesalahan penyuntikan obat anestesi pada ibu.

–Terdapatnya stigma berupa jarak mata yang lebar atau kelaina n


k r a n i o f a s i a l y a n g mungkin disertai gangguan perkembangan kortex serebri.

–Ditemukannya korioretnitis dapat terjadi pada toxoplasmosis, infeksi


sitomegalovirusdan rubella. Tanda stasis vaskuler dengan pelebaran vena yang
berkelok–kelok di retina terlihat pada sindom hiperviskositas.

–Transluminasi kepala yang positif dapat disebabkan oleh penimbunan cairan


subdural atau kelainan bawaan seperti parensefali atau hidrosefalus.

–Pemeriksaan umum penting dilakukan misalnya mencari adanya sianosis dan


bising jantung, yang dapat membantu diagnosis iskemia otak.

–Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang mendasari terjadinya


d e m a m ( I S P A , OMA, GE)

–Pemeriksaan refleks patologis

–Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (menyingkirkan diagnosis meningoensefalitis)

3. Pemeriksaan laboratorium
–Darah tepi lengkap  penyebab demam

–E l e k t r o l i t , g l u k o s a d a r a h  d i a r e , m u n t a h , h a l l a i n y a n g d a p a t
m e n g g a n g g u keseimbangan elektrolit atau gula darah.

–Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal  gangguan metabolisma

–K a d a r T N F a l f a , I L - 1 a l f a & I L - 6 p a d a C S S  meningkat  Ensefalitis


akut /Ensefalopati.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


4. Pemeriksaan penunjang
–Lumbal Pungsi  curiga meningitis, umur kurang dari 12 bulan diharuskan dan umur di antara
12-18 bulan dianjurkan.

–EEG tidak dapat mengidentifikasi kelainan yang spesifik maupun memprediksi


terjadinya kejang yang berulang, tapi dapat dipertimbangkan pada KDK

–CT-scan atau MRI tidak dilakukan pada KDS yang terjadi pertama
k a l i , a k a n t e t a p i dapat dipertimbangkan untuk pasien yang mengalami
K D K u n t u k m e n e n t u k a n kelainan struktural berupa kompleks tunggal atau multipel.

5. Diagnosis Banding
No Kriteria Banding Kejang Demam Epilepsi Meningitis
Ensefalitis
1 Demam Pencetusnya Tidak berkaitan Salah satu
demam dengan demam gejalanya demam
2 Kelainan otak - + +
3 Kejang berulang + + +
4 Penurunan + - +
kesadaran

6. Penatalaksanaan
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


a. Penatalaksanaan Saat Kejang
Pada kebanyakan kasus, biasanya kejang demam berlangsung singkat dan saat pasien
datang kejang sudah berhenti. Bila datang dalam keadaan kejang, obat yang paling cepat
menghentikan kejang adalah diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB, dengan cara pemberian
secara perlahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam 3-5 menit, dan dosis maksimal
yang dapat diberikan adalah 20 mg.
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau jika kejang terjadi di rumah
adalah diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kgBB, atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat
badan kurang dari 10 kg dan diazepam rektal 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. Jika
anak di bawah usia 3 tahun dapat diberi diazepam rektal 5 mg dan untuk anak di atas usia 3
tahun diberi diazepam rektal 7,5 mg. Jika kejang belum berhenti, dapat diulang dengan cara
dan dosis yang sama dengan interval 5 menit. Jika setelah 2 kali pemberian diazepam rektal
masih tetap kejang, dianjurkan untuk dibawa ke rumah sakit.

Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB. Jika
kejang tetap belum berhenti, maka diberikan phenytoin intravena dengan dosis awal 10-20
mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Jika kejang
berhenti, maka dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kgBB/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.
Jika dengan phenytoin kejang belum berhenti, maka pasien harus dirawat di ruang rawat
intensif. Jika kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung apakah kejang
demam sederhana atau kompleks dan faktor risikonya.

b. Pemberian Obat pada Saat Demam

1. Antipiretik

Antipiretik tidak terbukti mengurangi risiko kejang demam, namun para ahli di Indonesia
sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. Dosis paracetamol adalah 10-15 mg/kgBB/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak boleh lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali,
3-4 kali sehari. Meskipun jarang, acetylsalicylic acid dapat menyebabkan sindrom Reye,
terutama pada anak kurang dari 18 bulan, sehingga tidak dianjurkan.

2. Antikonvulsan

Diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB tiap 8 jam saat demam menurunkan risiko berulangnya
kejang pada 30-60% kasus, juga dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB tiap 8 jam pada
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


suhu >38,50 C. Dosis tersebut dapat menyebabkan ataksia, iritabel, dan sedasi cukup berat pada
25-39% kasus. Phenobarbital, carbamazepine, dan phenytoin saat demam tidak berguna untuk
mencegah kejang demam.

c. Pengobatan Rumat

Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:

• Kejang berulang dua kali atau lebih dalam kurun waktu 24 jam.

• Kejang demam terjadi pada bayi usia kurang dari 12 bulan.

• Kejang demam dengan frekuensi >4 kali per tahun.

Phenobarbital atau valproic acid efektif menurunkan risiko berulangnya kejang. Obat
pilihan saat ini adalah valproic acid. Berdasarkan bukti ilmiah, kejang demam tidak berbahaya
dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping, oleh karena itu pengobatan rumat
hanya diberikan pada kasus selektif dan dalam jangka pendek. Phenobarbital dapat
menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40–50% kasus. Pada sebagian kecil
kasus, terutama pada usia kurang dari 2 tahun, valproic acid dapat menyebabkan gangguan
fungsi hati. Dosis valproic acid 15-40 mg/kgBB/hari dalam 2-3 dosis, dan phenobarbital 3-4
mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis.

d. Pemberian Obat Antibiotik


Pemberian antibiotik empiris berdasarkan kuman penyebab dan usia
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


e. Edukasi pada Orang Tua

Kejang demam merupakan hal yang sangat menakutkan orang tua dan tak jarang orang
tua menganggap anaknya akan meninggal. Pertama, orang tua perlu diyakinkan dan diberi
penjelasan tentang risiko rekurensi serta petunjuk dalam keadaan akut. Lembaran tertulis dapat
membantu komunikasi antara orang tua dan keluarga; penjelasan terutama pada:

• Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik.

• Memberitahukan cara penanganan kejang.

• Memberi informasi mengenai risiko berulang.

• Pemberian obat untuk mencegah rekurensi efektif, tetapi harus diingat risiko efek samping
obat.

Beberapa hal yang harus dikerjakan saat kejang:

• Tetap tenang dan tidak panik.

• Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.

• Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau
lendir di mulut atau hidung. Walaupun lidah mungkin tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke
dalam mulut.

• Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk kejang.

• Tetap bersama pasien selama kejang.

• Berikan diazepam rektal. Jangan diberikan bila kejang telah berhenti.

• Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih.

7. Komplikasi

Kompikasi kejang demam menurut Waskitho (2013) adalah

a. Kerusakan neorotransmiter
Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel
ataupun membrane sel yang menyebabkan kerusakan pada neuron.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

b. Epilepsi
Kerukan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang
yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari sehingga terjadi
serangan epilepsy yang sepontan
c. Kelainan anatomi di otak
Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat menyebabkan kelainan diotak
yang lebih banyak terjadi pada anak berumur 4 bulan sampai 5 tahun
d. Kecacatan atau kelainan neorologis karena disertai demam

8. Prognosis
1.Kematian
Dengan penanganan kejang yang cepat dan tepat, prognosa biasanya baik,
t i d a k sampai terjadi kematian. Dalam penelitian ditemukan angka kematian KDS
0,46 %s/d 0,74 %.
2.Terulangnya Kejang
Kemungkinan terjadinya ulangan kejang kurang lebih 25 s/d 50 % pada 6 bulan pertama dari
serangan pertama.
3.Epilepsi
Angka kejadian epilepsi ditemukan 2,9% dari KDS dan 97% dari kejang demam kompleks.
Resiko menjadi epilepsi yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita KDS
tergantung kepada faktor :
a. riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
b. kelainan dalam perkembangan atau kelainan sebelum anak menderita KDS
c. kejang berlangsung lama atau kejang fokal.
4.Hemiparesis
Biasanya terjadi pada penderita yang mengalami kejang lama (berlangsung lebih dari setengah
jam) baik kejang yang bersifat umum maupun kejang fokal. Kejang fokal yang
terjadi sesuai dengan kelumpuhannya. Mula -mula kelumpuhan bersifat flaccid,
sesudah 2 minggu timbul keadaan spastisitas. Diperkirakan + 0,2 % KDS mengalami
hemiparese sesudah kejang lama.
5.Retardasi Mental
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 0 7 6 7 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

DAFTAR PUSTAKA

1. Arief R F. 2015. Penatalaksanaan Kejang Demam . CDK-232/ vol. 42 no. 9


2. Jones, T., & Jacobsen, S.T (2007). Childhood Febrile Seizures: Overview and Implication. Int J Med Sci.
3. Mahmood KT, Fareed T, Tabbasum R. Management of febrile seizures in children. J Biomed Sci and
Res. 2011; 3(1): 353-7.
4. P u s p o n e g o r o . D . H a r d i o n o d k k . K o n s e n s u s P e n a t a l a k s a n a a n K e j a n g D e m a m . Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta, 2006.
5. P r i c e , S yl v i a , Anderson. Patofisiologi, Kons ep Klinis Proses-Proses
P e n y a k i t . EGC, Jakarta 2006
6. Wulandari, D & Erawati M. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
7. Waskitho, Punguh A. (2013). Asuhan Keperawatan Hipertermi. Jakarta : Selemba Medika

Anda mungkin juga menyukai