Disusun oleh :
dr.Nuraini Pido
dr.Maria Kello
dr. Fiareza Dilaga
dr. Ni made Dwiki
Dokter Pendamping :
dr. Melianto Rompon
Tuberkulosis (TB) telah ada selama ribuan tahun dan masih menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat di dunia. TB merupakan penyakit infeksi menular dan salah satu dari 10
penyebab kematian terbanyak di dunia di atas HIV/AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
tahan asam (BTA) yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sejak tahun 1993, penyakit ini telah
dideklarasikan sebagai Global Health Emergency oleh World Health Organization (WHO).
Berdasarkan laporan terbaru WHO pada tahun 2015 insiden kasus baru TBC mencapai 10,4
juta jiwa, di mana 5,9 juta (56%) diderita oleh pria, 3,5 juta (34%) pada wanita, dan 1 juta
(10%) pada anak-anak. Sekitar 1,8 juta jiwa meninggal akibat penyakit ini (termasuk 400 ribu
jiwa dengan HIV). Lebih dari 95% yang meninggal dunia berada di kalangan ekonomi
menengah ke bawah.(2)
Penyebaran kasus TB di dunia memang tidak merata dan justru 86% dari total kasus TB
ditanggung oleh negara berkembang. Sekitar 55% dari seluruh kasus tersebut terdapat pada
negara-negara di benua Asia, 31% di benua Afrika, dan sisanya dalam proporsi kecil tersebar
di berbagai negara di benua lainnya. Melihat hal ini, maka WHO telah menetapkan
22 negara yang dianggap sebagai negara dengan beban tertinggi dalam permasalahan TB untuk
mendapatkan perhatian yang lebih intensif dalam hal penanggulangannya. Indoneisa adalah
salah satu negara yang termasuk di dalamnya. Enam negara yang berkontribusi dengan jumlah
penderita TB (60%) yaitu India sebagai yang terbanyak, selanjutnya diikuti oleh Cina,
Indonesia, Nigeria, Pakistan, dan Afrika Selatan.(2)
Penyebab masih tinggi dan meningkatnya angka penyakit TB adalah:
2
Beban sosial yang berat misalnya pengganguran, cacat, pendidikan rendah
Kegagalan dalam program TB yang sudah ada saat ini meliputi:
-Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan
-Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat,
penemuan kasus/diagnosis yang tidak standar, obat tidak terjamin penyediaannya, tidak
dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang standar, dan sebagainya)
-Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang tidak standar,
gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis).
-Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG.
-Infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami krisis
ekonomi atau pergolakan masyarakat.
-Belum adanya sistem jaminan kesehatan yang bisa mencakup masyarakat luas secara
merata.(3)
Permasalahan
Dengan melihatnya kasus Tuberkulosis yang masih banyak pada masyarakat didaerah
parigi khususnya wilayah kerja puskesmas parigi, masyarakat masih banyak yang belum
mengerti dan memahami pengertian, factor resiko, penyebab, gejala dan tanda, pengobatan dan
komplikasi dari penyakit Tuberkulosis itu sendiri.
Promosi kesehatan melalui metode penyuluhan dengan pemberian materi atau ceramah dan
pembagian leaflet atau selebaran kertas yang berisi materi tentang Tuberkulosis Isi penyuluhan
berupa:
Pengertian Tuberkulosis
Penyebab Tuberkulosis
Factor resiko Tuberkulosis
Gejala dan tanda Tuberkulosis
Pengobatan Tuberkulosis
Komplikasi Tuberkulosis
Pelaksanaan
3
protocol kesehatan, Kegiatan diawali dengan penyuluhan dan pembagian leaflet, setelah itu
dilanjutkan dengan diskusi Tanya jawab dan dilanjutkan dengan pelayanan di poli umum.
Monitoring: kegiatan ini berjalan dengan cukup baik dan lancer dimana warga yang hadir
dalam penyuluhan sangat antusias dalam memperhatikan penyuluhan yang diberikan.
Evaluasi: evaluasi dilakukan dengan melakukan Tanya jawab kembali jika ada materi
yang kurang dan jika ditemukan pasien dengan gejala atau tanda Tuberkulosis, kami berikan
pengobatan awal dan dilanjutkan dengan evaluasi di puskesmas parigi untuk mencegah
timbulnya komplikasi yang tidak diinginkan.
4
DAFTAR PUSTAKA
1. Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Departemen Kesehatan RI: Jakarta 2016.
2. WHO Global Tuberculosis Report 2016. Available at:
http://www.who.int/tb/publications/global_report/en. 2016
3. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia, Jakarta 2002.