OLEH :
SANTI LIANA NIM. 2105059
POSMA R.L. OMPUSSUNGGU NIM. 2105060
MOHAMMAD TASLIM NIM. 2105063
ANWAR NIM. 2105067
YULIANA NOVITA NIM. 2105070
melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau
penderita tidak dapat bekerja secara maksimal, menjadi beban keluarga, dan
dengan 61% dari insiden tuberkulosis (10,4 juta) (WHO, 2017). Tahun
cenderung terdapat peningkatan, yaitu pada tahun 2015 sebesar 32,9%, tahun
2016 sebesar 35,8%, dan tahun 2017 sebesar 42,4%, tetapi masih belum
mencapai target nasional penemuan kasus TB minimal 70%. Pada tahun 2017
mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2016 sebesar 85% dan tahun
minimal 90,0%.
dan Sulawesi Selatan (Kemenkes RI, 2017). Provinsi Riau memilki penemuan
dengan 2 provinsi yang lain. Penemuan untuk semua kasus TB di Riau tahun
belum mencapai target rencana strategi Dinas Kesehatan Kota Provinsi Riau,
pada tahun 2015 dan 2016 menduduki peringkat ke-6. Penemuan kasus
peningkatan, yaitu tahun 2016 sebanyak 211 kasus, tahun 2017 sebanyak 235
kasus, dan tahun 2018 sebanyak 257 kasus. Meningkatnya penemuan kasus TB
belum mencapai target nasional yaitu sebesar 90%. Tahun 2013 sampai 2015
rata-rata caiapannya masih dalam kisaran angka 83%, kemudian pada tahun
2016 mengalami peningkatan sebesar 86%. Akan tetapi, pada tahun 2017
Hilir oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2018 terdapat 2
Kendala lain yang terjadi yaitu Follow up pasien yang belum optimal.
Hal tersebut terjadi karena petugas program TB yang merangkap tugas lain,
pelaksana program lain, dan lain-lain. Pekerja yang mempunyai beban kerja
penghambat lain yaitu belum tercukupinya dana, tenaga terlatih dan beban
setiap ari mengawasi ketika minum obat. Hal tersebut terjadi karena PMO tidak
mendapat penyuluhan dari petugas kesehatan berkaitan dengan apa saja tugas
ditetapkan.
kasus pasien TB Paru (Tuharea, Suparwati, & Sriatmi, 2014). Penelitian lain
Selain itu, sarana dan prasarana juga belum memenuhi kriteria yang
dengan kriteria agar dapat diketahui seberapa jauh ada dan tidaknya
ditentukan sebelumnya.
Hilir”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Indragiri Hilir?
Indragiri Hilir?
E. Metode Penelitian
a. Data Primer
Data primer merupakan keterangan atau fakta-fakta yang
didapat secara langsung oleh peneliti dari objek atau informan yang
dimana informan tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
2. Petugas laboratorium
3. Gasurkes
Indragiri Hilir
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat oleh peneliti dari orang lain
atau pihak lain. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berasal
penelitian.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian
Permasalahan awal penelitia kualitatif belum jelas dan pasti, tetapi setelah
(Sugiyono, 2016).
alat tulis.
yang alamiah, yang mana sumber data lebih banyak diperoleh dari hasil
a. Wawancara Mendalam
b. Observasi
c. Dokumentasi
dapat dipercaya jika didukung dengan gambar, tulisan, atau karya seni
4. Prosedur Penelitian
yang meliputi tahap persiapan, tahap pra penelitian, dan tahap pasca
penelitian.
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
kesimpulan penelitian.
2017).
menysun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
b. Penyajian Data
c. Kesimpulan/Verifikasi
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek
jelas, dapat berupa hubngan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Kesimpulan akan kredibel bila didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten.
FORMAT WAWANCARA
(PEMBERIAN KEKEBALAN)
14) Bagaimana pemberian kekebalan yang diberikan kepada
balita untuk mencegah tingkat penularan penyakit TB?
15) Bagaimana pemberian kekebalan yang diberikan kepada
ODHA yang menderita penyakit TB?
2. SUMBER DAYA
(SUMBER DAYA MANUSIA)
1) Apakah jumlah sumber daya manusia di Puskesmas sudah
memadai?
2) Bagaimanakah pelatihan yang diterima oleh petugas
pelaksana (pemegang program, petugas laboratorium, dan dokter)
program Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis di
Puskesmas?
3) Seberapa seringkah petugas mendapatkan pelatihan tersebut?
(KETERSEDIAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN)
4) Bagaiamanakah ketersediaan obat anti tuberkulosis yang
ada di Puskesmas?
5) Bagaiamana ketersediaan sarana dan prasarana dalam
penyelenggaraan program P2TB di Puskesmas?
(PENDANAAN)
6) Bagaiamana ketersediaan dana dalam pelaksanaan program
Pencegahan dan Penggulangan Tuberkulosis di Puskesmas?
7) Bagaiamana alokasi dana yang digunakan untuk
penyelenggaraan program P2TB di Puskesmas?
8) Menurut Anda, Apa sajakah kendala/hambatan yang ada terkait
dalam sumberdaya program P2TB yang dilakukan oleh petugas
Tim TB di Puskesmas Kabupaten Indragiri Hilir?
3. SISTEM INFORMASI
1) Bagaiamana pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir?
2) Seberapa sering kegiatan tersebut dilakukan?
3) Apakah terdapat kendala/hambatan yang dialami petugas dalam
pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Indragiri Hilir?
4. KOORDINASI, JEJARING KERJA, DAN KEMITRAAN
1) Bagamana supervisi yang dilakukan oleh Dinas kesehatan
Kabupaten Indragiri Hilir di Puskesmas?
2) Bagaiaman pertemuan monitoring dan evaluasi yag dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir dalam
pelaksanaan program P2TB di Puskesmas? Seberapa sering
dilakukan!
3) Bagaiamana bentuk kerjasama yang Anda lakukan dengan lintas
sektoral (fasilitas kesehatan milik swasta, kerja sama dengan
sektor industri/perusahaan/tempat kerja, dan kerja sama dengan
lembaga swadaya masyarakat (LSM))?
4) Menurut Anda, Apa sajakah kendala/hambatan yang ada terkait
koordinasi, jejaring kerja, dan kemitraan program P2TB yang
dilakukan oleh petugas Tim TB di Puskesmas Kabupaten
Indragiri Hilir?
5. PERAN SERTA MASYARAKAT
1) Bagaiaman peran serta masyarakat dalam penemuan kasus,
pengobatan, dan pencegahan penyakit TB?
2) Bagaiamana peran serta masyarakat dalam mengatasi faktor
sosial yang berpengaruh pada penanggulangan TB?
3) Menurut Anda, Apa sajakah kendala/hambatan yang ada terkait
peran serta masyarakat terhadap program P2TB yang dilakukan
oleh pihak Puskesmas Kabupaten Indragiri Hilir?
FORMAT WAWANCARA
Referensi
Abraham, R. (2018). Implementasi Kebijakan Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis
di Puskesmas Kamonji Kota Palu. Katalogis, 6(5), 118-123.
Aboy E. Implementasi program penanggulangan tuberkolosis di puskesmas Kampung
Dalam Kota Pontianak. Jurnal Publika. 2013; 2(3):101-7.
Aditama, W., Zulfikar, & Baning R. (2013). Evaluasi Program Penanggulangan Tuberkulosis
Paru di Kabupaten Boyolali. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7 (6), 243-250.
Adyaningrum, N. (2019). Analisis Pengawasan Menelan Minum Obat Pasien Tuberkulosis
(TB) dalam Program Penanggulangan TB di Puskesmas Sempor II Kabupaten
Kebumen. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7 (4), 542-555.
Anggraeni, Saffira K., Raharjo, M., Nurjazuli. (2015). Hubungan Kualitas Lingkungan Fisik
Rumah dan Perilaku Kesehatan dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 3 (1), 559-568.
Arakawa, T., Magnabosco, G. T., Andrede, R. L., Burnello, M. E., Monroe, A. A., Netto, A. R., .
. . Villa, T. C. (2017). Tuberculosis Control Program in the Municipal Context:
Performance Evaluation. Revista de Saude Publica, 51 (23), 1-9.
Ariyani, E., & Maryati, H. (2018). Analisis Pelaksanaan penanggulangan TB Paru di Wilayah
Kerja Puskesmas Cipaku. HEARTY Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6 (1).
Deswinda, Rasyid, R., & Firdawati. (2019). Evaluasi Penanggulangan Tuberkulosis Paru
di Puskesmas dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru di Kabupaten Sijunjung.
Jurnal Kesehatan Andalas, 8 (2), 211-219.
Elsayed, D., Salahy, M., Hibah, N. A., Mehy, G. F., Essawy, T. S., & Eldesouky, R. S. (2015).
Evaluation of Primary Health Care Service Participation in 171
the National Tuberculosis Control Program in Qalyubia Governorate, Egypt. Egyptian
Journal of Chest Diseases and Tuberculosis, 64, 921-928.
Ersanti, A. M., Nugroho, A., & Hidajah, A. C. (2016). Gambaran Kualitas Sistem Surveilans TB
di Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik Berdasarkan Pendekatan Sistem dan Penilaian
Atribut. Journal of Information System for Public Health, 1 (2), 9-15.
Faizah, I. L., & Raharjo, B. B. (2019). Penanggulangan Tuberkulosis Paru dengan strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Short course). HIGEIA, 3 (3), 430-441.
Faradis, N. A., & Indarjo, S. (2018). Implementasi Kebijakan Permenkes Nomor 67 Tahun
2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Higeia Journal Of Public Health Research
And Development, 2 (2), 307-319.
Febrina, W., & Rahmi, A. (2018). Analisis Peran Keluarga sebagai Pengawas Minum Obat
(PMO) Pasien TB Paru. Jurnal Human Care, 3 (2), 118-129.
Hakam, F., & Maharani, N. E. (2018). Analisis Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis (Tb)
Di Kabupaten Sukoharjo Menggunakan Pendekatan Gap Analysis Dan Critical
Succsess Factor (Csf). Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (J-
MIAK), 1 (2), 29-38.
Hayati, D., & Musa , E. (2016). Hubungan Kinerja Pengawas Menelan Obat Dengan
Kesembuhan Tuberkulosis Di Upt Puskesmas Arcamanik Kota Bandung. Jurnal Ilmu
Keperawatan, IV(1), 10-18.
Husein, R. D., & Sormin, T. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Petugas
Program TB Paru Terhadap Penemuan Kasus Baru di Kabupaten Lampung Selatan.
Jurnal Keperawatan, 8 (1), 52-59.
Kasim, F., Soen, M., & Hendranata, K. F. (2012). Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Strategi
Directly Observed Treatment Shortcourse sebagai Upaya Penanggulangan Tuberklosis
di Puskesmas yang Berada dalam Lingkungan Pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten
Subang. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 1 (3), 134-143.
Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Kemenkes, R. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes.
Kemeterian Kesehatan RI. (2018). Infodatin Tuberkulosis 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Khan, A. J., Khowaja, S., Khan, F. S., Qazi, F., Ismat, L., Habib, A., Keshavjee, S.
(2012). Engaging the private sector to increase tuberculosis case detection: an impact
evaluation study. The Lancet Infectious Disease, 12(8), 606-616.
Khariza , H. A. (2015). Program Jaminan Kesehatan Nasional: Studi Deskriptif Tentang Faktor-
Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Program Jaminan
Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Kebijakan dan Manajemen
Publik, 3 (1), 1-7.
Lestari, Ita., Widagdo, L., Adi, S. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Implementasi Program Pengendalian Tuberkulosis di Puskesmas Wilayah Kebupaten
Magelang. Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1(2), 1-6.
Listiono, H. (2019). Analisa Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru. Jurnal Ilmiah Multi
Science kesehatan, 11, 19-34.
Majara, Duriana M., Prastiwi, S., Andinawati, M. (2018). Pengaruh Konseling Personal
Terhadap Kesadaran Pencegahan Penularan TB Paru di Wilayah Puskesmas Janti Kota
Malang. Nursing News, 3 (1), 120-132.
Maulidia, F. M. (2017). Pengaruh Struktur Birokrasi Terhadap Implementasi Kebijakan Program
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) (Studi di Puskesmas Kabupaten
Gunungkidul). JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIA HUSADA, 6 (2), 183-192.
Minardo, J. (2014). Analisis Determinan Motivasi Petugas Tuberkulosis Paru dalam
Penemuan Kasus di Kabupaten Semarang (Studi Kasus di Beberapa Puskesmas) Tahun
2012 . Prosiding Konferensi Nasional (hal. 253-261). Semarang: PPNI Jawa Tengah
Moa, Teofilus., Zainuddin., Nursina, A. (2018). Perilaku Masyarakat Terhadap Upaya
Pencegahan Penularan Penyakit TB. Journal Health Community Enpowerment, 1 (1), 49-
62.
Muttaqin, A. (2012). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan.
Makassar: Salemba Medika
Naser, M. N., & Utami, F. P. (2017). Evaluasi Program Bimbingan Karier Discrepancy Model
dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja Konselor. Prosiding Seminar Bimbingan
Konseling, 1 (1), 292-302.
Notoatmodjo, s. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Noveyani, A. E.,
& Martini, S. (2014). Evaluasi Program Pengandalian Tuberkulosis Pari
Dengan Strategi DOTS di Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 2 (2), 251-262.
Nugraini, K. E., Cahyati, W. H., Farida, E. (2015). Evaluasi Input capaian Case Detection rate
(CDR) TB Paru dalam Program Penanggulangan Penyakit TB Paru (P2TB) Puskesmas
Tahun 2012 (Studi Kualitatif di Kabupaten Indragiri Hilir). UJPH, 5(2), 143-152.
Nugroho, R. A. (2011). Studi Kualitatif Faktor yang Melatarbelakangi Drop Out Pengobatan
Tuberkulosis Paru. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), 83-90.
Oktavia, Surakhmi., Rahmi, M., Destriatania, S. (2016). Analisis Faktor Risiko Kejadian TB
Paru di wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatn
Masyarakat, 7 (2), 124-138.
Pongoh, N. E., Palandeng, H. M., & Rombot, D. V. (2015). Gambaran Perilaku Tenaga
Kesehatan terhadap Pengobatan Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Kota Manado. Jurnal
Kedokteran Komunitas dan Tropik, 3 (2), 108-116.
Pratama , M. Y., Gurning , F. P., & Suharto. (2019). Implementasi Penanggulangan
Tuberkulosis di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan. Jurnal Kesmas Asclepius, 1 (2),
196-205.
Pratiwi, Rita. D., Pramono, D., Junaedi, J. (2017). Peningkatan Kemapuan Kader Kesehatan TB
dalam Active Case Finding untuk Mendukung Case Detection. Journal of Health
Education, 2 (2), 211-219.
Purba, E., Hidayat, W., & Silitonga, E. (2019). Analisis Implementasi Kebijakan
Penanggulangan TB Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita TB Paru Di
Puskesmas Tigabaru Kabupaten Dairi Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Simantek , 3 (3), 72-86.
Putri, Wana W., Martini., Adi, Mateus S., Sarawati, Lintang D. (2018). Gambaran Penemuan
Kasus Tuberkulosis Paru oleh Petugas Puskemas di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 6(1), 336-342.
Qayad, M. G., & Tarsitani, G. (2017). Evaluation of Borama tuberculosis control program in
Somaliland, Somalia. The Journal of Infection in Developing Contries, 11 (2), 115-122.
Rachmah, Sissa. A., Saraawati, Lintang D., Ginandjar, Praba . (2019). Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Kader Masyarakat Peduli Paru Sehat dengan Kepatuhan Berobat Paisen
Tuberkulosis di Balai Kesehatan Masyarakat Wilayah Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 7 (3), 1-7.
Rahmah, Siti., Indriani, C., Wisnuwijoyo, Agus P. (2017). Skrining Tuberkulosis (TB) Paru.
Jurnal Kesehatan MANARANG, 3 (2), 69-74.
Rahman, Fauzie., Adenan, Adenan., Yulidasari, F., Laily, N., Rosadi, N., Azmi, Aulia N..
(2017). Pengetahuan dan Sikap Masyarakat tentang Upaya Pencegahan Tuberkulosis.
Jurnal MKMI, 13 (2), 183-189.
Ramadhan, R., Fitria, E., & Rosdiana. (2017). Deteksi Mycobacterium Tuberkulosis dengan
Pemeriksaan Mikroskopis dan Teknik PCR pada Penderita Tuberkulosis Paru di
Puskesmas Darul Imarah. SEL Jurnal Penelitian Kesehatan, 4(2), 73-80.
Saftarina, F., & Fitri, A. D. (2019). Studi Fenomenologi tentang Faktor Risiko Penularan
Tuberculosis Paru di Perumnas Way Kandis Lampung. JMJ, 7 (1), 8-16.
Salahy, M. M., Essawy, T. S., Mohammad, O. I., Hendy, R. M., & Abas, A. O. (2016).
Evaluation of Primary Health Care service Participation in teh National Tuberculosis
Control Program in Menofya Governorate. Egyptian Journal of Chest Diseases and
Tuberculosis, 65, 642-648.
Saputra, Muhammad H., Syurandhi, Dwi H., Inayah, Lailiya I. (2018). Analisis Masalah
Program P2TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. Medica
Majapahit, 10 (1), 61- 70.
Setiawan, A., Jati, S., Agushybana, F. (2017). Sistem Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru di
Puskesmas Kabupaten Kudus. Manajemen Kesehatan Indonesia, 5 (3), 11-18.
Setyowati, I., Saraswati, L. D., & Adi, M. S. (2018). Gambaran Faktor-Faktor yang Terkait
dengan Kinerja Petugas dalam Penemuan Kasus pada Program Tuberkulosis Paru di
Kabupaten Grobokan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6 (1), 264-273. Sjaaf, A. C., &
Darmawan, E. S. (2016). Administrasi Kesehatan Masyarakat Teori dan Praktik.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sofiyatun, V. (2019). Implemetasi Program Penenggulangan Tuberkulosis Paru. HIGEIA, 3(1),
74-86.
Suarayasa, K., Pakaya, D., & Felandina, Y. (2019). Analisis Situasi Penanggulangan
Tuberkulosis Paru di Kabupaten Sigi. Jurnal Kesehatan Tadulako, 5 (1), 1-62.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sulidah, & Parman, D. H. (2017). Pemberdayaan Survivor TB dalam Program DOTs. Jurnal
Medika Respati, 12 (4), 28-39.
Sumartini, N. P. (2014). Penguatan Peran Kader Kesehatan dalam Penemuan Kasus
Tuberkulosis (TB) BTA Positif Melalui Edukasi dengan Pendekatan Theory of Planned
Behaviour (TPB). Jurnal Kesehatan Prima, 8 (1), 1246-8661.
Sutinbuk, D., Mawarni, A., & Kartika W, L. R. (2012). Analisis Kinerja Penanggung Jawab
Program Tb Puskesmas Dalam Penemuan Kasus Baru Tb Bta Positif Di Puskesmas
Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Media Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 11 (2), 142-150.
Tondong, M. A., Mahendradhata, Y., & Ahmad, R. A. (2014). Evaluasi Implementasi Public
Private Mix Pengendalian Tuberkulosis di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur
2012. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indenosia, 03(01), 37-42.
Tuharea, R., Suparwati, A., & Sriatmi, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Implementasi Penemuan Pasien Tb Paru dalam Program Penanggulangan Tb di
Puskesmas Kabupaten Indragiri Hilir. Manajemen Kesehatan Indonesia, 02(02), 168-178.
Ulya, F., & Thabrany, H. (2017). Efektivitas Biaya Strategi DOTS Program Tuberkulosis antara
Puskesmas dan Rumah Sakit Swasta Kota Depok. Jurnal Ekonomi Kesehatan
Indonesia, 3 (1), 109-117.
WHO. (2017). Global Tuberculosis Report 2017. Geneva: WHO.Widoyoko, E. P. (2017).
Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wijayanti, R. A. (2016). Analisis Faktor Manajemen di Puskesmas Dalam Meningkatkan Case
Detection Rate (CDR)) Tuberkulosis. Jurnal Kesehatan, 4 (1), 61-69.
Yanuar, Isma., Sari, Kanthi P., Yudha, Hendry T. (2017). Analisis Situasi Tuberkulosis (TB) di
Kabupaten Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 3 (1), 42-51.
Zarwinta, Deri., Rasyid, Rosfita., Abdian. (2019). Analisis Implementasi Penemuan Pasien TB
Paru dalam Program Oenanggulangan TB Paru di Puskesmas Balai Selasa. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8 (3), 689-699.