Oleh
EKA GUSRIANI
NIM. 203001090035
2022
...
2
vii
ii
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN PERAN PERAWAT
TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA
PASIEN TB DI RS ROYAL PRIMA JAMBI”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi
Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Adiwangsa Jambi.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ns.Margareta
Pratiwi,S.Kep,.M.Kes selaku pembimbing saya yang telah meluangkan banyak
tenaga dan waktu untuk membimbing dan mengarahkan serta memberikan
dukungan dalam penyusunan skripsi ini
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
bagi peneliti sendiri. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Aamiin.
Eka Gusriani
3
BAB 1
PENDAHULUAN
secara teratur (Manalu, 2010). Hal ini tentu akan memberikan dampak drop out,
yaitu salah satu penyebab terjadinya kegagalan dalam pengobatan dan hal ini
sangat berpotensi meningkatkan kemungkinan terjadinya resistensi obat atau yang
kita sebut sebagai Multi Drugs Resistant (MDR) TB. Apabila terjadi resistensi
terhadap obat maka biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan akan lebih banyak
dan juga waktu yang diperlukan untuk kesembuhan akan lebih lama (Himawan,
Hadisaputro, & Suprihati, 2015)
Hal-hal yang mempengaruhi ketidakpatuhan pasien TB dalam minum
obat adalah meliputi: pendidikan, pengetahuan dan pendapatan (Erawatyningsih,
Purwanta, & Subekti, 2009). Kurangnya pengetahuan tentang TB menjadi faktor
resiko dan juga variabel yang paling dominan terjadinya drop out pengobatan
(Himawan et al., 2015). Selain hal tersebut, motivasi juga merupakan salah satu
kunci keberhasilan dalam penatalaksaan pengobatan TB, semakin tinggi motivasi
maka akan semakin patuh dalam melaksanakan program pengobatan TB dengan
cara rutin meminum obat anti tuberkulosis (Prasetya, 2009).
Perawat memiliki peranan yang cukup penting dalam tugasnya dalam
penatalaksaan dan juga pengelolaan pasien TB sebagai edukator, konselor dan
fasilitator dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien TB. Sebagai
edukator, perawat memiliki tugas untuk meningkatkan pengetahuan pasien TB
mengenai penyebab, gejala dan juga program pengobatan yang harus dilakukan
dan juga menjelaskan mengenai tujuan alasan mengapa pengobatan tersebut harus
dilaksanakan secara teratur. Tujuan dari peran perawat sebagai edukator di sisi
lain juga untuk mengubah perilaku dari klien agar dapat menjalankan pengobatan
secara teratur sehingga akan meningkatan kesehatan klien dan mempercepat
penyembuhan klien dari TB (Kemenkes, 2011). Selain itu upaya untuk
mengantisipasi ketidakpatuhan dalam minum obat adalah dengan meningkatkan
motivasi klien, untuk meningkatkan motivasi klien perlu dilakukan penyampaian
informasi seakurat mungkin dengan cara melakukan komunikasi secara terapeutik
oleh perawat dan juga memberikan penjelasan bahwa penyakit TB dapat
disembuhkan dengan pengobatan yang rutin sesuai program tanpa putus (Prasetya,
2020)
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Baukloff,2016).
terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah dan
2. Etiologi
tebal 0,3 – 0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak
(Widoyono, 2008).
human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang
selama 1-2 jam di udara terutama di tempat yang lembab dan gelap
3. Klasifikasi
diantaranya:
a. Kategori 0
b. Kategori 1
c. Kategori 2
d. Kategori 3
4. Patofisiologi
ginjal dan otak. Jika pertahanan tubuh dari penderita kuat, maka infeksi
tidak akan menyebar tetapi bakteri bakteri tersebut akan tertidur atau
menjadi dorman dan akan aktif kembali ketika daya tahan tubuh
dan juga pertukaran gas yang tidak maksimal. Akibat adanya gangguan
penurunan satur asi oksigen, sianosis pada bibir dan Clubbing finger
dapat mengenai area paru atau melalui sputum menyebar ke area laring
5. Penatalaksanaan
a. Pengobatan
(OAT).
akan dijelaskan pada bab ini adalah yang tergolong pada lini
sebagai berikut:
Obat (PMO)
resistensi obat.
c. Tahap Lanjutan
yaitu :
baru.
peruntukannya, diantaranya :
Obat tersebut diminum setiap hari secara intensif sebanyak 56 kali. Regimen
untuk Kategori II
RHZE
(150/75/400/275)
Hari
Tabel 2.6 Dosis paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kombipak untuk Kategori
II
450m g 250mg
g
Tahap
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 - 0, 75 56
gr
(dosis 1 bulan 1 1 3 3 - - 28
harian)
Tahap
lanjutan 4 bulan 2 1 - 1 2 -
(dosis 3 60
kali se-
minggu)
(28 hari).
Tabel 2.7 Dosis Kombinasi Dosis Tetap (KDT) untuk Kategori Sisipan
(150/75/400/275)
30 – 37 kg 2 tablet 4KDT
38 – 54 kg 3 tablet 4KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT
Tabel 2.8 Dosis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kombipak Kategori Sisipan
Jumla
M an
g obat
Taha
p 1 Bulan 1 1 3 3 28
intens
if
(dosis
23
harian)
resep.
c. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat
2016a)
minimal 3 macam obat dan diberikan dalam waktu 6 bulan. Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap
intensif maupun tahap lanjutan dosis obat harus disesuaikan dengan berat
badan anak.
24
Tabel 2.9 Dosis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Kombipak pada Anak
Tabel 2.10 Dosis Obat Anti Tuberkulosis - Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT)
pada Anak
10 – 14 2 tablet 2 tablet
15 – 19 3 tablet 3 tablet
20 – 32 4 tablet 4 tablet
untuk mulai pengobatan ARV bila CD4 < 350/mm3 tapi harus
retroviral (ARV).
berikut :
biakan.
disesuaikan bila :
yang berbeda.
penyebabnya.
plasenta.
Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan pendengaran dan keseimbangan yang
menetap pada bayi yang akan dilahirkan. Perlu
dijelaskan kepada ibu hamil bahwa keberhasilan
pengobatannya sangat penting artinya supaya
proses kelahiran dapat berjalan lancar dan bayi
yang akan dilahirkan terhindar dari kemungkinan
tertular TB.
2) Ibu menyusui dan bayinya
Pada prinsipnya pengobatan TB pada ibu
badannya.
tersebut.
kortikosteroid
pengobatan.
33
2.2.1 Perawat
Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar
dan bersifat stabil (Kusnanto, 2009). Jadi peran perawat adalah suatu
profesinya. Peran yang dimiliki oleh seorang perawat antara lain peran
atau gerak gerik yang diharapkan oleh orang lain sesuai dengan
dalam maupun diluar profesi perawat yang bersifat konstan ( Potter &
( Dermawan,2012 ).
keluarga.
2010).
2012).
pasien.Crying
makna.
keperawatannya.
pasien.
minum obat sesuai dengan dosis dan jadwal seperti yang telah ditetapkan.
oleh pasien
dengan pasien
telah ditentukan
2.3.1Konsep Kepatuhan
2.3.2 Definisi
berasal dari kata patuh yang berarti suka menurut perintah, taat pada
perilaku pasien yang tertuju pada instruksi atau prosedur dari dokter
metode memiliki keuntungan dan kerugian dan tidak ada metode yang
obat
tuberkulosis (OAT)
keluarga.
kesehatan seseorang masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor
perilaku (behavior causes) dan faktor luar lingkungan (non behavior causes).
diadaptasi dari konsep Lawrence Green dikenal adanya model pengkajian dan
perilaku yang lebih baik atau lebih positif. Proses pengkajian dalam tahap preceed
bawah ini ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan adalah suatu program
1. Kualitas hidup, kualitas hidup dalam hal ini merupakan sasaran utama yang
maka akan semakin tinggi pula kualitas hidup yang mana kualitas hidup juga
kesehatan seseorang maka akan tinggi pula kualitas hidup seseorang tersebut.
3. Faktor lingkungan, adalah berupa faktor fisik, biologis, dan sosial budaya
4. Faktor perilaku dan gaya hidup, adalah faktor yang terjadi karena adanya aksi
43
merupakan suatu pola kebiasaan dari seseorang atau sekelompok orang yang
dilakukan karena jenis pekerjaannya mengikuti tren yang berlaku atau untuk
meniru tokoh idolanya. Perilaku itu sendiri terbentuk atau ditentukan oleh
kesehatan.
sosial budaya yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat
sehat atau distorsi oleh permintaan klinis dan faktor persediaan. Evaluasi
program dan perawatan yang luas, terkait dengan alokasi sumber daya (Brooks &
keadaan kesehatan yang mengukur kepuasan pasien dan manfaat fisiologis. Suatu
konsep total kesehatan manusia menggabungkan keduanya yakni faktor fisik dan
mental.
dapatkan, gaya hidup pasien tertentu yang mungkin perlu penyesuaian dan
memiliki variasi hasil jawaban yang tinggi, dan bersifat reaktif terhadap pengaruh
eksternal terhadap lama menderita penyakit dan dukungan sekitar (Beaudoin &
Kualitas hidup dengan konsep yang saat ini digunakan secara umum,
merupakan analisis dari hasil kuesioner yang dilakukan pada pasien, yang
kognitif, hubungan dengan peran atau pekerjaan yang dijalani, dan aspek spiritual
yang dikaitkan dengan variasi gejala penyakit, terpai yang didapatkan, beserta
47
dampak serta kondisi medis, dan dampak secara finalsial (John er al, 2004).
48
50
KERANGKA KONSEPTUAL
Faktor Predisposisi
(Predisposing factors) :
Sikap
Kepercayaan dan
keyakinan
Pengetahuan
Faktor pendukung
(Enabling factors) :
Ketersediaan fasilitas Perilaku spesifik
dan sarana kesehatan individu:
Terjangkaunya sarana Kepatuhan
kesehatan
3. Motivasi
Sehat
.
49
1991)
Penjelasan Kerangka Konseptual
Perilaku spesifik individu (kepatuhan) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor
predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Dalam penelitian ini faktor
pengetahuan. Faktor pendukung yang dapat memberikan pengaruh pada kepatuhan adalah
ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan, terjangkaunya sarana kesehatan dan motivasi.
masyarakat.
Pengaruh dari ketiga faktor tersebut akan memberikan dampak pada perilaku
spesifik individu (kepatuhan). Dari ketiga faktor tersebut petugas Kesehatan merupakan
salah satu factor pendorong perilaku spesifik terhadap kepatuhan pasien untuk minum
obat ,petugas Kesehatan disini yang akan diteliti hubungannya dengan kepatuhan.
3.2 Hipotesis
1. Ada hubungan antara peran perawat dengan kepatuhan minum obat anti
tuberkulosis (OAT).
.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada pengukuran data variable
1. Populasi
Populasi adalah seluruh objek atau subyek dengan karakteristik tertentu yang akan
paru baru dan TB paru ulangan di RSU Royal prima Jambi yang berjumlah 21 orang
2. Sampel
Sampel adalah populasi yang akan diteliti atau Sebagian jumlah karakteristik yang
diteliti yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,2015). Sampel dalam penelitian ini
adalah semua pasien TB paru baru dan pasien TB paru ulangan yang berobat RSU
3. Tehnik Sampling
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling atau sampel
4. Kriteria inklusi
5. Kriteria Ekslusi
.
51
a. Pasien yang disarankan untuk perawatan ( rawat inap )Tidak berse dia menjadi
responden
Variable dalam penelitian ini terdiri dari dua variable yaitu variable
independent ( variable bebas ) dalam hal in adalah peran perawat yang berfokus
terhadap edukasi dan promotor selain itu variable dependent ( variable terikat )
instrument ( Notoatmodjo,2010).
.
52
.
53
.
54
1.1. Metode
Pengumpulan Data
Prima Jambi.
.
55
obat anti tuberculosis pada pasien TBC 10 pernyataan yang terdiri atas
a. Jawaban ya : 1
b. Jawaban tidak : 0
3.5. Metode
1. Instrumen Penelitian
pernyataan terbuka dan check list yang dibuat sendiri oleh peneliti
2. Pengolahan Data
a. Editing Data
setiap jawaban.
b. coding
c. Entri Data
.
56
d. Tabulating
3. Analisa Data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
( Notoadmojo, 2015 ).
.
57
3.6. Etika
Penelitian
penelitiann meliputi :
2. Anonimity ( Kerahasiaan )
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik
yang akan dilaporkan pada hasil riset dan data yang sudah tidak dibutuhkan lagi
.
58