PENDAHULUAN
peringkat ketiga jumlah penderita TBC di dunia, setelah India (1.762.000) dan
Diperkirakan, kasus TBC meningkat 5-6 persen dari total kasus. Penyakit
yang keluar saat batuk, bersin atau berbicara. Umumnya kuman TBC
1
belum menunjukkan hasil yang menggembirakan (Depkes RI, 2002). Namun
1969 ini, antara lain terbatasnya jangkauan program, tingginya angka drop out
survei SKRT tahun 2001, didapatkan bahwa TBC menduduki rangking ketiga
sebagai penyebab kematian (9,4% dari total kematian), setelah penyakit sistem
sirkulasi dan sistem pernafasan pada semua golongan usia (Depkes RI, 2002).
direkomendasi oleh WHO merupakan pendekatan yang paling tepat saat ini
pada diagnosis yang benar dan tepat dilanjutkan dengan pengobatan jangka
aktif dan kemitraan yang baik dari pengusaha serta masyarakat pekerja untuk
2
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC dengan cara
dengan diawasi pengawas menelan obat. Pengawas ini bisa anggota keluarga,
untuk tidak terinfeksi kuman TBC. Dimulai dari perilaku hidup sehat (makan
makanan yang bergizi dan seimbang, istirahat cukup, olahraga teratur, hindari
rokok, alkohol, hindari stress), memberikan vaksinasi dan imunisasi baik pada
meludah sembarangan, menutup mulut apabila batuk atau bersin, dan terutama
3
Penatalaksanaan lingkungan, terutama pada pengaturan syarat-syarat
obat secara teratur sampai sembuh. Orang yang mengawasi penderita TBC
dikenal dengan istilah PMO. Pengawas menelan obat (PMO) sebaiknya orang
yang disegani dan dekat dengan pasien TBC, misalnya keluarga, tetangga,
atau kader kesehatan. Pengawas menelan obat PMO bertanggung jawab untuk
2014 belum mencapai target nasional yaitu sebesar 83,36%. Namun begitu,
Sidoarjo masih barada dibawah target nasional. Salah satunya di wilayah kerja
Selain itu, berdasarkan hasil pencatatan kartu pengobatan TBC dan kartu
PMO yang berasal dari keluarga kurang mengawasi penderita TBC dalam
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara
6
D. Manfaat Penelitian
Dapat digunakan sebagai bahan atau masalah yang dapat diangkat dalam
2. Bagi dokter
dimasyarakat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
didapatkan test tuberkulin positif dan 10% akan sakit. Penderita yang
sakit bila tanpa pengobatan, setelah 5 tahun, 50% penderita TB paru akan
mati, 25% sehat dengan pertahanan tubuh yang baik dan 25% menjadi
bakteri terdiri dari asam lemak dan lipid, yang membuat lebih tahan asam.
lebih menyukai jaringan kaya oksigen (Zulkifli dan Asril, 2006). Bila
akan cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan
Asril, 2006).
1. Cara penularan
2. Risiko penularan
Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita
TB paru, hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.
infeksi HIV/AIDS dan gizi buruk. HIV merupakan faktor risiko yang
paling kuat bagi yang terinfeksi TB menjadi sakit TB. Infeksi HIV
a. Permulaan sakit
bulan. Serangan kedua akan bertahan lebih lama dari yang pertama
mencapai 40ºC-41ºC.
b. Malaise
c. Batuk
Satu hal yang harus diingat adalah tidak semua batuk darah
paru. Batuk darah juga terjadi pada berbagai penyakit paru lain
12
seperti penyakit yang namanya bronkiektesi, kanker paru dan
lain-lain.
f. Keringat malam
(Aditama, 2002).
penyakit paru selain TB paru. Oleh karena itu setiap orang yang
dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu
bulan (4 minggu).
13
b. Kasus kambuh (relaps ) adalah penderita TB Paru yang
yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih, kemudian
5. Pemeriksaan dahak
14
Adapun tujuan dari pemeriksaan dahak pada program penanggulangan
TB Paru adalah :
positif kategori 2.
3) Akhir pengobatan
15
6. Diagnosis
sebagai berikut:
positif berikutnya.
perokok atau batuk lebih dari 4 minggu, mereka yang turun berat
16
7. Program pemberantasan TB paru
a. Tujuan program
di Indonesia.
b. Kebijakan operasional
shortcourse (DOTS).
17
4) Target program adalah konversi pada akhir pengobatan tahap
jaminan ketersediaannya.
c. Strategi
dukungan dana.
terjamin.
18
5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan
1) Tahap Intensif (awal dimana pasien mendapat obat setiap hari dan
TBC Paru BTA Positif (+) menjadi BTA Negatif (-) pada akhir
pengobatan ini.
kekambuhan.
19
Jenis obat yang digunakan dalam pemberantasan TB paru antara
lain:
pengobatan.
bulan yaitu :
b. Pasien baru TBC – Paru Negatif (-), Rontgen positif (+) yang
sakit berat.
2) Kategori II (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
dalamseminggu.
Tahap intensif terdiri dari HR2 yang diberikan setiap hari selama 2
a) Pasien batuk TBC Paru BTA Negatif (-) dan rontgen positif
21
c. Hasil Pengobatan
1) Sembuh
sebelumnya.
2) Pengobatan lengkap
tetap.
3) Pindah
22
Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan
5) Gagal
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan.
6) Meninggal
TB Paru BTA Positif menjadi negatif dan hasil rontgen ulang menjadi
23
B. Peran Pengawas Menelan Obat Dalam Keberhasilan Pengobatan TB
Paru
1. Persyaratan PMO
oleh pasien.
dengan pasien
menelan obat setiap hari secara teratur,cara pemberian OAT dan Jenis
bahwa efek samping yang terjadi adalah hal yang wajar.Tapi jika efek
samping terasa berat PMO harus dengan segera merujuk pasien untuk
25
PMO harus mampu melaksanakan tugasnya sebagai berikut :
pengobatannya
26
6. Pastikan penderita pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan ketika
2002)
a. TB Paru bukan
diawasi.
e. Efek samping obat dan tindakan yang harus dilakukan bila terjadi
27
BAB III
A. Kerangka Konsep
penyuluhan
Keterangan :
28
Berdasarkan kerangka konsep tersebut, maka dapat diketahui bahwa peran
kepada pasien agar mau berobat teratur, mengingatkan pasien untuk periksa
ulang dahak pada waktu yang ditentukan, memberi penyuluhan pada anggota
B. Hipotesa
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
studi cross sectional karena pengambilan data variabel bebas dan terikat
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Sukodono pada bulan Juni 2015.
1. Populasi
pasien
30
2. Sampel
d2 (0,15)2
n = 43
Keterangan:
q: 1-p
31
Kriteria inklusi pada penelitian ini:
Kriteria eksklusi:
D. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran Pengawas Menelan Obat
paru.
32
E. Definisi Operasional
33
F. Prosedur Penelitian
Identifikasi subyek
penelitian
Penjelasan tentang
tujuan penelitian
Persetujuan Informed
consent
Mengisi kuisioner
Menyusun data-data
Melakukan Pengolahan
data-data
Menyajikan Hasil
Gambar IV.1 Prosedur Penelitian Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Dengan
34
G. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Puskesmas Sukodono.
1. Pengolahan Data
sebagai berikut :
a. Editing (penyuntingan)
b. Coding (penyajian)
35
memudahkan proses pengolahan selanjutnya mengenai isi kuesioner
c. Tabulating (tabulasi)
2. Analisis Data
berikut:
36
c. Analisis Univariat
Keterangan:
P: Proporsi
f: frekuensi kejadian
N: jumlah sampel
d. Analisis Bivariat.
Apabila distribusi data tidak normal maka akan digunakan uji korelasi
Spearman.
37
Analisis data menggunakan program Statistics Program for Social
kemaknaan alfa 5% (0,05), bila diperoleh p < 0,05, berarti secara statistik
dependen, dan bila p > 0,05 berarti secara statistik tidak ada perbedaan
38
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
a. Peran PMO
Tabel V.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan peran PMO di
Puskesmas Sukodono I, n= 43.
responden (37,2%).
39
b. Keberhasilan Pengobatan
Tabel V.II Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keberhasilan
Pengobatan Di Puskesmas Sukodono, n= 43.
Keberhasilan pengobatan
Tidak Jumlah
Berhasil
berhasil
Peran PMO F % f % f %
Tidak Mendukung 7 43,75 9 56,25 16 100,0
Cukup Mendukung 5 71,5 2 28,5 7 100,0
Mendukung 17 85 3 15 20 100,0
Jumlah 29 67,4 14 32,6 43 100,0
P value: 0,008
40
responden sebanyak 85% (17 responden), sedangkan ketidak berhasilan
Sukodono.
B. Pembahasan
1. Peran PMO
penyakit yang dialami oleh penderita karena khawatir jika tidak dibantu
41
Peran PMO antara lain mengingatkan untuk menelan obat setiap
hari, mengingatkan untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
2. Keberhasilan Pengobatan
42
Pada umumnya kegagalan pengobatan disebabkan oleh karena
pengobatan yang terlalu singkat, pengobatan yang tidak teratur dan obat
kombinasi yang jelek (Crofton, 2002). Pengobatan yang salah atau tidak
penyembuhan serta membuat dia hidup dengan infeksi yang sudah kebal
(Crofton, 2002).
TB di Puskesmas Sukodono
dikhawatirkan terjadi putus obat atau lupa minum obat karena putus asa
44
BAB VI
A. Kesimpulan
(37,2%).
0,05)
B. Saran
1. Bagi PMO
2. Bagi Dokter
3. Ilmu kedokteran
PMO.
lengkap.
46
DAFTAR PUSTAKA
Arifin N, 1990, Diagnosis Tuberkulosis Paru, Cermin Dunia Kedokteran No. 63.
47
Hendrawati P.A. 2008. Hubungan Antara Partisipasi Pengawas Menelan Obat
Keluarga Dengan Sikap Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja
Puskesmas Banyu Anyar Surakarta. Fakultas Ilmu kesehatan UNS.
Surakarta.
49
KUESIONER
HUBUNGAN ANTARA PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)
DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN PENDERITA TUBERKULOSIS
PARU DI PUSKESMAS SUKODONO
A. Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Pekerjaan :
5. Penghasilam/bulan : ≤ 1.500.000
≥ 1.600.000 - ≤ 2.500.000
≥ 2.600.000
1. Menurut saudara apakah dalam minum obat TB Paru perlu diawasi dan
dikontrol terus oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) ?
Ya Tidak
50
2. Apakah PMO selalu mengingkatkan Saudara untuk menelan obat
setiap hari?
Ya Tidak
3. Apakah setiap kali minum obat saudara diawasi oleh PMO ?
Ya Tidak
D. Keberhasilan Pengobatan
Hasil pemeriksaan mikroskopis BTA : +/-
Kesimpulan Pengobatan
1. Berhasil (BTA - )
2. Tidak Berhasil (BTA +)
52
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Di Tempat.
Dengan hormat,
NIM : 09700050
53
Peneliti
54
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Nama : (Inisial)
Alamat :
Saya memahami bahwa dalam penelitian ini tidak ada unsur yang merugikan,
untuk itu saya setuju dan bersedia menjadi responden dengan menandatangani
persetujuan ini.
Responden
(Tanpa Nama)
55
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=PMO BTA
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
56
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
/K-S(NORMAL)=PMO BTA
/MISSING ANALYSIS.
[DataSet0]
57
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PMO BTA
N 43 43
CORRELATIONS
/VARIABLES=PMO BTA
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
58
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=PMO BTA
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
[DataSet0]
59
Correlations
PMO BTA
N 43 43
N 43 43
60