PENDAHULUAN
atau berbagi organ tubuh lain yang terkena parasite yang tinggi. Masalah
pada penderita Tuberkulosis TBC adalah pengobatan yang tidak patuh dan
dunia setelah India, Cina, Afrika selatan dan Nigeria (WHO, 2009).
Jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TBC
di dunia. Jumlah ini akan terus bertambah mengingat setiap orang yang
(WHO) pada tahun 2013 terdapat 9 juta penduduk dunia telah terinfeksi
kuman TBC (WHO, 2014). Pada tahun 2014 terdapat 9,6 juta penduduk
1
dunia terinfeksi kuman TBC (WHO, 2015). Pada tahun 2014, jumlah kasus
TBC terbanyak berada pada wilayah Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara
(28%), dan wilayah Mediterania Timur. (17%) (WHO, 2015). Pada tahun
pada tahun 2016 yang sebesar 360.565 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di tiga
Indonesia.
TBC mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 yaitu 67 orang jumlah ini
2
pasien, dan kemauan pasien untuk sembuh. Faktor ekstenalnya yaitu
motivasi dari keluarga dan mendampingi pasien TBC selama dalam waktu
seorang PMO adalah agar pasien TBC patuh dalam pengobatannya oleh
karena itu PMO harus mengawasi pasien TBC agar menelan obat secara
pada waktu yang telah ditentukan. Memberi informasi penting yang perlu
dari percikan batuk atau bersin bahkan hembusan nafas jika penderita
3
Pemberian informasi mengenai Penggunaan obat yang benar sesuai
jenis TBC yang resisten agar memastikan kepatuhan, terutama pada fase
Kabupaten Madiun.
4
1.3 Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
Tuberkulosis.
5
2. Bagi Institusi Pendidikan
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis
dapat hidup terutama di paru arau diberbagi organ tubuh yang lainnya
mereka melalui udara. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten
2.1.2 Etiologi
1
Penyebab penyakit TB paru adalah mycobacterium tuberculosis,
lurus atau agak bengkok dengan ukuran 0,2-0,4 x 1-4 µm. Pewarnaan
tahan asam (BTA). Kuman tuberkulosis juga bersifat sorman dan aerob.
tersebut tahan lama 1-2 jam di udara terutama di tempat lembab dan gelap
(bisa berbulan-bulan), namun tidak tahan terhadap sinar atau aliran udara.
Bakteri tuberkulosis ini mati pada pemanasan 100℃ selama 5-10 menit
atau pada pemanasan 60℃ selama 30 menit, dan dengan alkohol 70-95%
selama 15-30 detik. Bakteri tersebut tahan selama 1-2 jam di udara
2
Mycobacterium Tuberculosis, Gram Positif, Organisme Obligat Aerob
diantaranya :
1. Fase limfadenitis TB
3
2.1.4 Tanda Gejala
tersebut biasanya akan mengalami dema tapi tidak terlalu tinggi dan
timbul. Gejala lain, penurunan nafsu makan dab berat badan, batuk-batuk
selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak
Gejala utama:
2.1.5 Patofisiologi
4
1. Tahap prepatogenesis dengan penderita TB paru positif yang
Pada tahap ini terjadi reaksi daya tahan tubuh untuk menghentikan
pleura.
5
infeksi pada organ lain seperti otak, tulang dan ginjal, serta dapat
paru.
etmoid.
6
Limfadenitis TB juga dapat disebabkan oleh penyebaran luimfatik
pertama kali dekat tempat masuk basil TB. Limfedenitis TB inguinal atau
disebabkan oleh infeksi primer di tonsil, akan tetapi kasus ini jarang
dengan hyperemia dan swelling, nekrosis dan kaseosa pada sentral nodus,
kalsidikasi.
7
perkembangan tuberkulosis pada manusia. Polimorfisme tertentu pada
fase terdini pada tuberkulosis primer (<3 minggu) pada orang yang belum
8
oksidator yang kuat dan menyebabkan terbentuknya zat antara nitrogen
hingga BNA.
(masriadi, 2017).
9
mongering dengan cepat dan menjadi droplet yang mengandung kuman
jam lamanya, sehingga cepat atau lambat droplet yang mengandung unsur
kuman TB paru akan tgerhirup oleh orang lain. Droplet tersebujt apabila
telah dihirup dab bersarang di dalam diri (berkembang biak), dari sini lah
sumber infeksi akan tetapi tidak berhubungan dengan faktor genetic dan
yaitu pada anak berusia di bawah 3 tahun, risiko rendah pada masa kanak-
kanak dan meningkatkan lagi pada masa remaja, dewasa muda, dan usia
lanjut.
dukungan dana.
dahak.
10
3. Terjaminnya persediaan obat anti tuberkulosis (OAT).
semangat yang besar untuk sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang
serta disiplin minum obat yang diberikan dokter harus dilakukan oleh
infeksi TBC yang lebih berat. Vaksin BCG secara rutin diberikan
11
4. Beri penyuluhan kepada masyarakat tenyang cara penularan dan
1. Tujuan pengobatan
(OAT).
12
Dosis yang direkomendasikan
Jenis OAT Sifat (mg/kg)
Hari 3x seminggu
Isoniazid (H) Bakterisid 5 10
(4-6) (8-12)
Rifampicin (R) Bakterisid 10 10
(8-12) (8-12)
Pyrazinamide (Z) Bakterisid 25 35
(20-30) (30-40)
Streptomycin (S) Bakterisid 15 15
(12-18) (12-18)
Ethambutol (E) Bakteriostatik 15 30
(15-20) (20-35)
berikut:
obat, dakam jumlah yang cukup dan dosis tepat sesuai dengan
lanjutan.
13
a. Pada tahap intensif (awal) pasien mendaptakn obat setiap hari
resistensi obat.
minggu.
4. Tahap lanjutan
Kategori 1 : 2(HRZE)/(HR)3E3.
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
sispan (HRZE).
14
Capreomisin, Levofloksasin, Ethionamide, Sikloserin dan PAS,
KDT ini terdiri darib kombinasi 2 dan 4 jenis obat dalam satu
d. Paket kombipak.
penulisan resep.
15
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
Berat Badan Tahap Intensif tiap hari Tahap Lanjutan 3 kali seminggu
selama 56 hari RHZE 16 minggu RH (150/150)
(150/75/400/275)
30 -37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet
Pasien kambuh
16
Pasien gagal
Tahap 4 bulan 2 1 - 1 2 - 60
lanjutan
(dosis 3x
seminggu)
Catatan :
17
Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas disos
keadaan khusus.
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paket untuk tahap intensif
18
diberikan kepada pasien baru tanpa indikasi yang jelas karena
potensi obat tersebut jauh lebih rendah daripada OAT lini pertama.
19
2.2.1 Definisi PMO
pasien menelan semua obat yang dianjurkan. PMO adalah seseorang yang
1 Persyaratan PMO
dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau
20
a Mengawasi pasien TBC agar menelan obat secara teratur
kesehatan.
kutukan
lanjutan).
teratur.
21
2.3. 1 Pengertian
tuntutan atau perintah dari orang lain. (Taylor dalam Fathin 2016).
dimata orang lain. Orang yang telah memiliki konsep bahwa dirinya
adalah orang yang pemurah, akan menjadi malu apabila dia menolak
2016).
pengobatan.
predisposisi:
22
a. Usia
b. Jenis kelamin
terkena TBC.
c. Tingkat pendidikan
23
memahami sesuatu, atau menerima dan menolak sesuatu.
d. Status pekerjaan
24
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
b. Tipe pasien
25
diselenggarakan dengan tujuan agar peserta memperoleh
26
membangun hubungan yang baik dengan pasien. Unsur
b. Dukungan keluarga
27
BAB 3
visualisai hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya, atau antara variabel satu dengan variabel yang lain dari masalah yang
akan ditekiti.
diukur dan diamati secara langsung. Agar bisa diamati dan diukur, maka
Faktor Penguat
Peran
28 PMO
Faktor Predisposisi
1. Usia pasien
2. Jenis kelamin pasien
3. Tingkat pendidikan pasien
4. Status pekerjaan pasien
Faktor Pendukung
1. Efek samping OAT
2. Tipe pasien Kepatuhan Minum Obat
3. Kepemilikan kartu asuransi
kesehatan
4. Akses ke pelayanan kesehatan
Faktor Penguat
1. Dukungan keluarga
PMO
Keterangan :
: Diteliti : Berpengaruh
kepatuhan minum obat pada pasien Tuberkulosis. Pada pasien yang mengalami
Peran PMO 29
3.2 Hipotesa
menjadi thesis. Lebih dari itu rumusan hipotesis itu sudah akan tercermin
variabel-variabel yang akan diamatai atau diukur, dan bentuk hubungan antara
Kabupaten Madiun
30