Pembimbing:
Dr. dr. Hj. Sri Sofyani, M. Ked(Ped), Sp.A(K)
PPDS Pembimbing:
dr. Nadira
Penyusun:
Muhammad Hafizh Athif Matondang – 210131153
Vega Inriani – 210131257
2.6.2 Nutrisi
Status gizi pada anak dcngan TB akan mempengaruhi kcberhasilan pengobatan TB.
Malnutrisi berat meningkatkan risiko kematian pada anak dengan TB. Penilaian status gizi
dengan mengukur berat, tinggi, lingkar lengan atas atau pengamatan gejala dan tanda malnutrisi
harus dilakukan secara rutin selama anak dalam pengobatan. Pemberian makanan tambahan
sebaiknya diberikan selama pengobatan. Air susu ibu tetap diberikan jika anak masih dalam
masa menyusu.
2.6.3 Pemantauan dan evaluasi
Orang tua harus memastikan bahw anaknya mengonsumsi obat setiap hari secara teratur.
Pasien TB anak sebaiknya dipantau setiap 2 minggu selama fase intensif, dan sekali sebulan pada
fase lanjutan. Pada setiap kunjungan dievaluasi respon pengobatan, kepatuhan, toleransi dan
kemungkinan adanya efek samping obat. Pada pasien TB anak dengan hasil BTA positif pada
awal pengobatan, pemantauan pengobatan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dahak
ulang pada akhir bulan ke-2, ke-5 dan ke-6.
2.6.4 Pencegahan
Pencegahan utama yang dapat dilakukan pada anak-anak adalah pemberian vaksin BCG.
Pemberian vaksinasi BCG berdasarkan Program Pengembangan Imunisasi diberikan pada bayi
0-2 bulan, apabila sudah >2 bulan harus didahului dengan uji tuberkulin negatif.
Apabila terjadi kontak antara anak dengan orang dengan sakit TB anak dapat diberikan
Profilaksis sebagai upaya pencegahan sesuai dengan keputusan dokter, selain itu dilakukan juga
investigasi terhadap orang dewasa yang berkontak untuk mencari sumber penularan dan
memberi tatalaksana yang sesuai. Anak lain yang berada di sekitar anak yang sakit TB dapat pula
terinfeksi dari sumber penularan yang sama. Investigasi kontak perlu dilakukan pada semua
kontak pasien TB baik anak maupun dewasa untuk memutus rantai penularan.
Apabila anak tinggal dengan orang dengan sakit TB, penting bagi anak tersebut untuk
meminimalisir kontak dengan orang tersebut untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi. Orang
yang terinfeksi dianjurkan menggunakan masker bedah untuk melindungi lingkungan sekitarnya
dari droplet (cipratan air liur). Ventilasi udara juga sangat penting dalam pencegahan penyebaran
kuman TB, selain untuk menyalurkan droplet ke arah tertentu, sirkulasi udara yang baik dapat
mencegah terjadinya infeksi TB.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
TB merupakan penyakit yang harus dideteksi secara dini agar tidak terjadi komplikasi
yang lebih parah. Jika didapati anak dengan gejala klinis TB seperti batuk yang lebih dari 2
minggu, penurunan berat badan yang signifikan, demam lebih dari atau sama dengan 3 minggu
tanpa sebab yang jelas, pembesaran kelenjar limfe di area ketiak dan paha, pembengkakkan pada
tulang/sendi panggul, lutut dan jari - jari tangan maupun kaki harus segera dibawa ke puskesmas
atau rumah sakit terdekat agar segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut secara cepat sehingga
penyakit ini segera diberikan pengobatan. Pengobatan TB pada anak maupun dewasa harus
dilakukan secara rutin agar tidak terjadi gagal pengobatan ataupun resistensi kuman TB terhadap
pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA