Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRAKTIKUM PERTEMUAN 3

TBC PARU PADA MASYARAKAT DISUSUN

OLEH : KELOMPOK 1 TINGKAT 2-E RMIK

Ade Cyntia 1913462142


Aldina Nuriyati 1913462147
Alfin Putra Damai Halawa 1913462148
Arnindi Bate’e 1913462153
Aulia Putri Rezki Ritonga 1913462154
June Tri Fani Lombu 1913462166
Selvin Ria Tafonao 1913462173
Yeremia Zai 1913462175
Yola Cindy Sianturi 1913462176

Dosen Pengampu : Zulham Andi Ritonga, S.K.M., M.KM


Mata Kuliah : Epidemiologi

PRODI DIII PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T.A 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan tugas “LAPORAN” yang berjudul “TBC paru pada
masyarakat)”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Zulham Andi Ritonga, S.KM.,


M.KM selaku dosen mata kuliah epidemiologi, serta terimakasih untuk semua pihak
yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari laporan
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Medan, Agustus 2021

Kelompok 1
HASIL PRAKTIKUM

PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman/bakteri yang
menyebar dari orang ke orang melalui udara. TB biasanya mempengaruhi paru-paru,
tetapi juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh, seperti otak, ginjal, atau tulang
belakang. Seseorang yang memiliki penyakit TB dapat mati jika mereka tidak
mendapatkan perawatan dengan baik (CDC, 2011). Orang yang terinfeksi bakteri TB
yang tidak sakit mungkin masih perlu pengobatan untuk mencegah penyakit TB yang
bisa berkembang di masa depan. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu ancaman
kesehatan masyarakat yang utama, bersaing dengan human immunodeficiency virus
(HIV) sebagai penyebab kematian akibat penyakit menular di seluruh dunia. Meskipun
kecenderungan telah terjadi penurunan kejadian TB, prevalensi dan kematian yang
diamati selama dekade terakhir.

1.2 Perjalanan alamiah penyakit


Ketika seseorang menghirup udara yang mengandung droplet nuklei yang juga
mengandung M. tuberculosis, Sebagian besar tetesan yang berukuran lebih besar
bersarang didalam saluran pernapasan atas (hidung dan tenggorokan), di mana infeksi
tidak mungkin berkembang. Namun, tetesan yang berukuran kecil dapat mencapai
kantung udara kecil pada paru-paru ( alveoli), di mana infeksi mungkin akan terjadi.
Dalam alveoli, beberapa basil tuberkulum dibunuh, tapi beberapa berkembang biak di
dalam alveoli yang kemudian masuk dalam kelenjar getah bening dan aliran darah serta
menyebar ke seluruh tubuh. Basil yang dapat mencapai setiap bagian dari tubuh,
termasuk daerah-daerah di mana penyakit TBC lebih mungkin untuk berkembang.
Daerah ini termasuk bagian atas dari paru-paru, ginjal, otak, dan tulang. Dalam 2-8
minggu, bagaimanapun sistem kekebalan tubuh biasanya mengintervensi, menghentikan
perkalian dan mencegah penularan lebih lanjut. Sistem kekebalan adalah sistem sel dan
jaringan dalam tubuh yang melindungi tubuh dari zat-zat asing. Pada titik ini, orang
memiliki TB laten (LTBI) (CDC, 2016).
1
gambar. 1

1.3 Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu penyakit menular di dunia paling
mematikan. Pada tahun 2013, diperkirakan 9,0 juta orang mengembangkan TB dan 1,5
juta meninggal karena disertai penyakit lain, dimana 360.000 di antaranya adalah HIV-
positif. TB secara perlahan menurun setiap tahun dan diperkirakan bahwa 37 juta
kehidupan diselamatkan antara tahun 2000 dan 2013 melalui efektif diagnosis dan
pengobatan(WHO,2014).
Menurut data dari WHO pada tahun 2015 kawasan Asia tenggara merupakan
kawasan yang paling tinggi dalam kasus tuberkolosis yaitu mencapai 2.656.560 kasus
dibandingkan dengan kawasan yang lainnya.

Gambar.2 WHO, Global Tuberculosis Report 2016

2
Di Indonesia sendiri pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus tuberculosis
sebanyak 330.910 kasus, dimana jumlah kasus itu lebih tinggi dari tahun sebelumnya
yaitu sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi
dengan kepadatan penduduk yang tinggi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah
yang mencapai 38% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. Menurut jenis kelamin,
kasus pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yaitu 1,5 kali. Menurut
kelompok umur, kasus tuberculosis paling banyak pada kelompok umur 25-34 tahun
yaitu sebesar 18,65% diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,33% dan pada
kelompok umur 35-44 tahun sebesar 17,18% (KEMENKES RI,2016).

Gambar 3. Proporsi Kasus TB menurut Kelompok Umur Tahun 2011-2015

Berdasarkan CNR Provinsi Bali pada tahun 2015 yaitu 70/100.000 penduduk,
angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 74/100.000 penduduk.
angka yang dicapai tahun 2015 dibawah target renstra Dinas kesehatan Provinsi Bali pada
tahun 2015 sebesar 73/100.000 penduduk (DINKES PROVINSI BALI).

3
Gambar 4. CNR Kasusu TB di Provinsi Bali

4
PENCEGAHAN TUBERKULOSIS

2.1 Pencegahan Primer

a. Promosi kesehatan
penyuluhan dengan melibatkan pasien & masyarakat dalam kampanye
advokasi, penyuluhan rencana pengendalian infeksi, Koleksi dahak Aman,
penyuluhan Etika batuk dan batuk yang higienis, penyuluhan pasien TB triase
dilakukan untuk saluran cepat atau pemisahan, penyuluhan mendiagnosis TB yang
cepat dan pengobatan, Meningkatkan ventilasi udara kamar, Melindungi pekerja
perawat kesehatan, Pengembangan kapasitas dan Memonitor praktek pengendalian
infeksi (WHO)

b. Proteksi spesifik
Vaksinasi BCG secara signifikan yang bisa mengurangi risiko TB dan
penggunaan alat pelindung diri di tempat kerja yang berisiko terkena TB, Terapi
pencegahan isoniazid (IPT) dan Terapi antiretroviral (ART) untuk orang-orang
dengan HIV (WHO).
.

2.2 Pencegahan Sekunder

a. Deteksi dini
Skrining atau penemuan kasus baru yang benar-benar positif TB dengan
melakukan pemerikasaan dahak. melakukan diagnosis TB paru dengan memeriksa
semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam 2 hari, diagnosis TB ekstra
paru dengan gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku
kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran
kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB. Diagnosis TB pada Orang Dengan
HIV AIDS (ODHA) 1.TB Paru BTA Positif, yaitu minimal satu hasil pemeriksaan
dahak positif. 2.TB Paru BTA negatif, yaitu hasil pemeriksaan dahak negatif dan
gambaran klinis & radiologis mendukung Tb atau BTA negatif dengan hasil kultur
TB positif. 3.TB Ekstra Paru pada ODHA ditegakkan dengan pemeriksaan klinis,

5
bakteriologis dan atau histopatologi yang diambil dari jaringan tubuh yang terkena
(KEMENKES RI,2011)

b. Pengobatan tepat
Pada tahap ini, pencegahan sekunder dilakukan dengan pengobatan tepat.
Pengobatan untuk penyakit TB yaitu mengonsumsi obat kombinasi pada orang
dengan TB aktif, dengan jadwal dosis pada anak-anak dan remaja dengan TB aktif
yang tepat, jadwal dosis pada orang dewasa dengan TB aktif yang tepat, Lama
pengobatan pada orang dewasa dengan TB paru aktif yang benar, Lama pengobatan
pada anak-anak dan remaja dengan TB paru aktif dengan benar, Lama pengobatan
pada penderita TB paru aktif dengan benar.

2.3 Pencegahan Tersier

a. Pencegahan ketidakmampuan
Penggunaan kortikosteroid tambahan pada pengobatan TB aktif, Penggunaan
operasi tambahan pada orang dengan TB aktif serta Pengobatan TB aktif pada
orang dengan penyakit penyerta atau kondisi co-ada

b. Rehabilitasi
Pasien paru BTA positif dengan pengobatan ulang kategori 2, bila masih
positif TB maka hentikan pengobatan dan rujuk ke layanan TB-MDR

6
PENUTUP

Dari ketiga pencegahan diatas menurut saya pencegahan primerlah


yang paling efektif, dimana pencegahan primer bisa memotong rantai
penyebaran penularan TB dari satu orang ke orang lain, dengan melakukan
vaksin yang meningkatkan kekebalan tubuh dan mengendalikan factor
penyebab serta menggunakan pelindung agar terhindar dari penyakit TB,
penyuluhan dengan melibatkan pasien & masyarakat dalam kampanye
advokasi, penyuluhan Etika batuk dan batuk yang higienis, penyuluhan
pasien TB triase dilakukan untuk saluran cepat atau pemisahan agar lebih
tanggap dalam pencegahan penyebaran tuberculosis.

7
DAFTAR PUSTAKA

CDC.(2011). Tuberculosis Elimination: General Information.


https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/general/tb.pdf. Diakses pada tanggal 23
maret 2017.

CDC. (2016). Self-Study Modules on Tuberculosis: Transmission and Pathogenesis of


Tuberculosis.
https://www.cdc.gov/tb/education/ssmodules/pdfs/tb_selfstudymodules_2015_module01.
pdf.Diakses pada tanggal 23 maret 2017.

KEMENKES RI. (2011). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.


DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN.http://www.dokternida.rekansejawat.com/dokumen/DEPKES-
Pedoman-Nasional-Penanggulangan- TBC-2011-Dokternida.com.pdf. Diakses pada
tanggal 22 maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai