Laporan ini disusun guna memenuhi tugas akhir dalam Praktik Lapangan
pada Mata Kuliah Keperawatan Komunitas di Semester 7 Tahun Akademik 2023/2024
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari bakteri
Mycobacterium Tuberculosis di paru-paru, dan merupakan masalah kesehatan bagi
masyarakat karena menginfeksi sepertiga penduduk dunia, terutama di negara
berkembang juga termasuk Indonesia. TB paru adalah penyebab dari kematian dengan
urutan ke – 9 di seluruh dunia dengan penyebab utamanya yaitu agen infeksius
tunggal. Apabila Jika pengobatan tidak dilakukan sampai tuntas, dapat menyebabkan
komplikasi berbahaya yang dapat berujung pada kematian (Wulandari, 2021).
Laporan dari TB global tahun 2021 memperkirakan terdapat 824.000 kasus TB baru
dan kambuh per tahun di Indonesia, Jawa Barat merupakan penyumbang pertama
kasus tuberkulosis terbanyak. Pada Januari – Agustus 2022, terdapat 75.296 kasus
yang terlaporkan atau 59% dari target sampai dengan Agustus 60% dan target per
tahun 90%. Namun, dari target 90%, Jawa Barat telah berhasil mengobati pasien
dengan TBC sebesar 72%., Sementara di kabupaten Karawang Tahun 2018
ditemukan, 3.543 kasus TBC. Jumlah tersebut masih terbilang rendah dari estimasi
kasus TBC sebesar 7.137 kasus. Hasil penyisiran kasus TBC di 17 Rumah Sakit tahun
2018 ditemukan 6.656 kasus yang tidak terlaporkan ke sistem informasi program
Tuberkulosis nasional.
Sejak tahun 1995, WHO telah menyarankan tentang program DOTS ( Strategi
Directly Observed Treatment Shortcourse ) sebagai strategi melawan TB. DOTS
adalah pengawasan langsung pengobatan jangka pendek di mana obat diresepkan
harus dipastikan diminum oleh pasien, oleh karena dibutuhkan pengawas minum obat
(Inayah & Wahyono, 2019)
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Kesehatan
Kabupaten yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja puskesmas baik itu merupakan wilayah atau sebagian wilayah
kecamatan. Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Kesehatan dan merupakan ujung tombak pembangunan kesehatan
di Indonesia program dari puskesmas salah satunya yaitu penanganan penyakit
tuberculosis atau TB .
Salah satu yang mempengaruhi dan menjadi faktor utama dalam keberhasilan
pengobatan TB paru yakni peran pengawas minum obat (PMO). Dimana PMO yaitu
seseorang yang dipercaya dan tinggal serumah dengan pasien sehingga dapat
mengawasi pasien sampai pasien benar – benar meminum obatnya setiap hari
sehingga tidak terjadi putus obat. PMO itu sendiri harus anggota keluarga, yaitu anak
atau pasangannya, sehingga dapat memberikan dukungan emosional kepada penderita
tuberkulosis (Widjanarko et al., 2023) . Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu
tindakan untuk mengurangi faktor – faktor yang dapat memicu timbulnya kegagalan
pengobatan TB paru.
B. Rumusan Masalah
Penyakit tuberkulosis paru (TB paru) merupakan salah satu jenis penyakit menular
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dimana seseorang dapat
tertular melalui percikan ludah (droplet) ketika penderita TB batuk, bersin, berbicara
ataupun meludah. Meskipun penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang dapat
diobati, TB Paru masih tetap menjadi masalah kesehatan global yang utama.
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah pada penulis ini adalah :
1. Bagaimana program puskesmas untuk kesuksesan Program Pengendalian &
Pencegahan Tuberkulosis (TBC) di wilayah kerja puskesmas Karawang ?
2. Bagaimana analisa SWOT dalam menjalankan Program Pengendalian &
Pencegahan Tuberkulosis (TBC) di wilayah kerja puskesmas Karawang ?
3. Bagaiamana presentase cakupan penerima pengobatan TB paru di wilayah kerja
puskesmas Karawang ?
C. Tujuan Analisis
Diketahui analisis situasi Puskesmas baik dari faktor internal maupun faktor eksternal
berupa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) maupun
ancaman (threat) dalam Program Pengendalian & Pencegahan Tuberkulosis (TBC) di
wilayah kerja puskesmas Karawang dengan menggunakan analisis SWOT.
D. Metode
Analisis ini mengguinakan metode SWOT
E. Manfaat
Manfaat analisis ini adalah mahasiswa dapat memahami kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman pada program Pengendalian & Pencegahan Tuberkulosis (TBC)
yang dijalankan oleh puskesmas Karawang dan mengetahui program apa saja yang
sudah terlaksana oleh puskesmas Karawang.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat.
Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian besar kuman TB
sering ditemukan menginfeksi parenkim paru dan menyebabkan TB paru, namun
bakteri ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh lainnya (TB ekstra
paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra paru lainnya.
Komponen tata laksana dan upaya pencegahan terintegrasi yang berpusat pada pasien,
diimplementasikan dalam bentuk :
1. Diagnosis dini TB termasuk penerapan pemeriksaan uji kepekaan obat yang
universal, skrining sistematis pada kontak dan kelompok risiko tinggi.
2. Pengobatan untuk semua pasien TB termasuk TB resistan obat dengan dukungan
pasien yang memadai
3. Peningkatan kolaborasi layanan melalui TB-HIV, TB-DM, Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS), pendekatan praktis penyakit paru, dan lain sebagainya
4. Pengobatan pencegahan bagi orang dengan risiko tinggi, dan tersedianya vaksinasi
TB.
Jumlah semua kasus tuberkulosis di Kabupaten Karawang tahun 2022 sebanyak 8.167
penderita terdiri dari 4.828 laki-laki dan 3.339 perempuan. Dengan jumlah total kasus
tuberkolosis di tahun 2022 tersebut, didapat Case Notifiation Rate (CNR) sebesar
326/100.000 penduduk. Case Notification Rate tahun 2022 lebih besar dibandingkan
tahun 2021 lalu yang sebesar 203/100.000 penduduk. Angka ini apabila dikumpulkan
serial, akan menggambarkan kecenderungan jumlah kasus di masyarakat dari tahun ke
tahun di Kabupaten Karawang. Angka ini juga berguna untuk menunjukkan
kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien di Kabupaten
Karawang.
Tampak pada gambar CNR Kabupaten Karawang sempat menurun di tahun 2019
tetapi meningkat kembali di tahun 200 hingga 2022. Secara keseluruhan, indikator
CNR di Kabupaten Karawang memiliki pola yang meningkat pengamatan tahun 2016
– 2022 dengan rata-rata CNR 47/100.000 penduduk. Hal ini dapat berarti
meningkatnya jumlah penderita TB di masyarakat di tahun tersebut serta pelayanan
kesehatan yang berjalan lebih luas menemukan penderita TB di masyarakat.
2. Issue
a. Sebagian besar keluarga memiliki persepsi yang benar terhadap pengobatan
TBC dengan memberikan dukungan, mendampingi dan merawat penderita
TBC, meskipun ada beberapa yang masih menggap bahwa TBC hanyalah
penyakit batuk biasa sehingga tidak memperhatikan pengobatan pasien TBC.
b. Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Limboto memiliki persepsi yang
benar terhadap pengobatan TB. Di beberapa kelurahan ada yang masih
menganggap bahawa TBC sebagai penyakit kutukan, penyakit keturunan,
penyakit yang menular dari golongan darah yang sama bahkan TBC dapat
ditularkan dari ibu hamil ke janin. Sehingganya sebagian kecil masyarakat
masih memilih pengobatan tradisional berupa ramuan, herbal dan metode
pijat, hingga ada yang menggunakan kotoran kuda yang dikeringkan dan
diminumkan kepada penderita TBC. Hal ini disebabkan karena kurangnya
sosialisasi dari Dinas Kesehatan kepada masyarakat terutama yang berada jauh
dari fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Sebagian besar petugas kesehatan memiliki persepsi yang benar terhadap
pengobatan TBC melalui program kegiatan edukasi dan pengawasan minum
obat pada penderita TBC.
d. Masih ditemukan stigma dari keluarga mengenai pengobatan TB, dimana
anggota keluarga merasa malu atau minder jika salah satu anggota
keluarganya diketahui menderita TBC karena takut dianggap orang susah.
Namun kebanyakan sikap/perlakuan keluarga menerima kondisi dan keadaan
dari penderita TBC dan merawat serta mendampingi penderti TBC untuk
menyelesaikan pengobatan.
e. Masih ditemukan stigma di masyarakat mengenai pengobatan TBC dimana
ditemukan istilah khas daerah untuk melabeli penderita TBC yang disebut
“Terengi”. Namun sebagian besar masyarakat menunjukkan sikap/perlakuan
yang baik terhadap pengobatan TBC dengan memberi dukungan, motivasi dan
mendampingi penderita TBC untuk menyelesaikan pengobatan.
f. Tidak ditemukan stigma negatif dari petugas kesehatan mengenai pengobatan
TBC.
BAB III
PENGUMPULAN DATA
2. Misi Puskesmas
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan meningkatkan pemberdayaan
kesehatan masyarakat
Meningkatkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit
Mengembangkan sumber daya kesehatan
Meningkatkan tata kelola aparatur kesehatan
2. Keadaan Penduduk
Kelurahan Karangpawitan merupakan wilayah pusat perkotaan, dengan mobilitas
penduduk sangat tinggi dan laju pertambahan penduduk di Kelurahan
Karangpawitan cukup tinggi khususnya akibat urbanisasi dan migrasi. Penduduk
sebagai sumber daya manusia merupakan potensi daerah yang paling penting.
Tentu saja hal ini perlu didukung dengan kualitas yang memadai. Secara
kuantitatif, jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karawang pada
tahun 2022 adalah 27.429 jiwa. Dengan rincian sebagai berikut :
KELOMPOK
SASARAN LAKI
NO UMUR/ PEREMPUAN JUMLAH
PROGRAM LAKI
FORMULA
1 Lahir Hidup - 195 187 382
2 Bayi 0 tahun 195 187 382
Batita (di bawah
3 0 – 2 tahun 574 558 1.132
umur 3 tahun)
4 Anak Balita 1 – 4 tahun 758 733 1.491
Balita (di bawah
5 0 – 4 tahun 941 916 1.857
umur 5 tahun)
Anak Usia Kelas 1
6 7 tahun 181 179 360
SD Setingkat
Anak Usia
7 7 – 12 tahun 1.164 1.111 2.275
SD/Setingkat
Penduduk Usia
8 < 15 tahun 1.783 1.676 3.459
Muda
9 Penduduk Usia 15 – 64 tahun 8.753 8.231 16.984
Produktif
Penduduk Usia Non
10 ≥ 65 tahun - - 250
Produktif
Penduduk Usia
11 ≥60 tahun 1.232 1.285 2.517
Lanjut
Penduduk Usia
12 Lanjut Risiko ≥ 70 tahun 390 454 844
Tinggi
Wanita Usia Subur
13 15 – 49 tahun - 6.489 6.489
(WUS)
Wanita Usia Subur
14 15 – 39 tahun - 4.825 4.825
Imunisasi
1,1 x lahir
15 Ibu Hamil - 431 431
hidup
16 Ibu Bersalin/Nifas - - 382 382
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Karawang Tahun 2022
3. UKBM
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai
upaya dilakukan untuk memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada
termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
adalah satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat diantaranya adalah Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu) dan Desa/Kelurahan Siaga.
TBC (Tuberkulosis) adalah suatu penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia
telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada
9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB di seluruh dunia. Diperkirakan
95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB di dunia, terjadi pada negara – negara
berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebih banyak daripada
kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas. Sekitar 75% pasien TB adalah
kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15 – 50 tahun). Diperkirakan
seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata – rata waktu kerjanya 3 sampai 4
bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya
sekitar 20-30%.
Jumlah semua kasus terduga kasus TB di wilayah kerja UPTD Puskesmas Karawang
tahun 2022 sebanyak 210 kasus, termasuk di dalamnya 4 kasus TB pada anak usia 0 –
14 tahun. Cakupan pelayanan Kesehatan orang terduga TB dari tahun 2020 – 2022 di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Karawang sebagai berikut :
Cakupan Pelayanan Kesehatan Terduga TB di Wilayah Kerja
UTPD Puskesmas Karawang Tahun 2022
Cakupan pelayanan Kesehatan orang terduga TB dari tahun 2020 – 2022 mengalami
kenaikan dimana pada tahun 2022 jumlah orang terduga TB yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sebanyak 205 orang dari target 135 orang. Data ini didukung
dengan pelaporan pelayanan dari fasilitas Kesehatan jejaring puskesmas sehingga
melebihi dari yang sudah ditargetkan. Untuk angka kesembukan, complate rate,
success rate dan angka kematian kasus TB dapat dilihat sebagai berikut :
Bila dilihat dari gambar, maka dapat disimpulkan bahwa angka kesembuhan dan
keberhasilan pengobatan pasien TB di wilayah kerja UPTD Puskesmas sudah
berhasil karena telah meleibi standar > 90%. Salah satu upaya pencegahan penularan
TB yang efektif diantaranya melakukan upaya promotive dan preventif yaitu dengan
melakukan penemuan kasus secara dini, penemuan kasus secara aktif, pemberian KIE
untuk pencegahan penularan dengan penerapan etika batuk, pengendalian faktor
risiko dan pemberian obat pencegahan. Prinsip pelayanan TB adalah penemuan orang
dengan TB sedini mungkin, ditatalaksana sesuai standar sekaligus pemantauan
hingga sembuh atau "TOSS TB" (Temukan, Obati Sampai Sembuh).
BAB IV
PEMBAHASAN ANALISIS SWOT
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran