PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
REVALDI NOFRIANSYAH
NIM. 2021206203202P
A. Latar Belakang
Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia, serta salah satu dari 10 penyakit
teratas di seluruh dunia dan menjadi penyebab utama kematian. Pada pembangunan
kesehatan yang telah di tuangkan pada SDGS (Substainable Development Goals) dengan
target pada tahun 2030 mengakhiri penyakit menular salah satunya adalah penyakit
Tuberkulosis dianggap sebagai penyakit menular paling mematikan di dunia karena dapat
menyebar dengan mudah diperkirakan ada 14 juta orang dirawat karena tuberkulosis
antara tahun 2018 sampai 2019. Kejadian ini hanya mewakili sekitar sepertiga dari 40
juta penderita tuberkulosis yang diharapkan dapat diobati oleh badan PBB pada tahun
2022. WHO mencatat, meskipun kejadian penyakit tersebut turun 9 % antara tahun 2015
dan tahun 2019 dan kematian menurun sebesar 14 % selama periode yang sama, lebih
dari 1,4 juta orang masih meninggal akibat tuberkulosis pada tahun 2019. Dan sekarang
Negara dengan kontribusi terbesar peningkatan tuberkulosis adalah india dan Indonesia,
ditunjukkan dari dua pertiga jumlah kasus tuberkulosis paru di dunia diduduki delapan
negara yaitu diantaranya: India (26%), Indonesia (8,5%), Cina (8,4%), Filipina (6,0%),
Pakistan (5,7%), Nigeria (4,4%) 2 Bangladesh (3,6%) dan Afrika selatan (3,6%). India
dan Indonesia negara ini telah menempati peringkat pertama dan kedua di dunia
diperkirakan kasus kejadian pertahunnya yaitu di india pemberitahuan tentang orang yang
2
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
terdiagnosa tuberkulosis meningkat 1,2 juta hingga 2,2 juta antara tahun 2013 dan 2019
331.703 pada tahun 2015 menjadi 562.049 pada tahun 2019 (+69%) (World Health
Organization, 2020)
Menurut Kementrian Kesehatan RI, kasus tuberkulosis di Indonesia diperkirakan saat ini
mencapai 845.000 akan tetapi baru ditemukan sekitar 69 %. Hal ini berarti ada 540 ribu
sekian yang ditemukan diseluruh provinsi dan masih terdapat 29 % pengidap TB yang
Indonesia menduduki posisi ke dua kasus TB terbanyak di dunia setelah India. Angka
kematian yang tinggi akibat kuman mycobacterium tuberculosis tidak hanya disebabkan
oleh TB sensitif tetapi TB resisten obat juga masih cukup tinggi, meskipun sudah cukup
banyak tersedia obat TB diberbagai layanan kesehatan, namun angka kematian masih
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung kasus TB paru pada tahun 2018
sebesar 44,39% atau 15,570 jiwa mengalami kenaikan 9.61% menjadi 54%, untuk kasus
teringgi TBC di Provinsi Lampung berada di Kabupaten Lampung Timur 68% dan
Keberhasilan pengobatan TB paru didukung pula oleh adanya peran pendamping minum
obat atau PMO yang memantau dan mengingatkan penderita TB paru untuk meminum
obat secara rutin dan teratur. Pengobatan TB paru memang memerlukan waktu yang
panjang, maka itu untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang PMO
yang akan membantu penderita selama tahap pengobatan. Peran pendamping minum obat
3
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
atau PMO sangat penting untuk dapat mendampingi penderita agar dicapai hasil yang
maksimal.
PMO (Pendamping Minum Obat) merupakan pengawasan langsung menelan obat pasien
TB paru, dengan tujuan untuk memastikan pasien menelan semua obat yang telah
dianjurkan. Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa, Perawat,
Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasi, dan lain lain. Bila tidak ada petugas kesehatan
yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, PKK, atau tokoh
masyarakat lainnya atau anggota keluarga. Tugas seorang PMO yaitu Mengawasi pasien
TB paru agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, Memberi dorongan
kepada pasien agar mau berobat teratur, Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak
pada waktu yang telah ditentukan, dan memberi penyuluhan pada anggota keluarga
Kepatuhanan minum obat diartikan sebagai tingkat kesediaan dan upaya pasien untuk
untuk mematuhi intruksi, aturan atau anjuran medis yang diberikan oleh tenaga
untuk penyakit kronis sebesar 50% dan jauh lebih rendah jumlahnya pada negara
Menurut Penelitian Krasniqi Shaip, dkk (2017) yang berjudul “Kepatuhan Pengobatan
kohort pasien TB adalah 14.5%. Umur dan tempat tinggal terbukti berpengaruh pada
harian, efek samping, dan lamanya pengobatan juga berperan. Hal ini juga tercermin dari
4
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
pengetahuan tentang kepatuhan terhadap administrasi regular obat TB paru, kepuasan
pemberian obat.
Menurut penelitian Inaya, dkk dengan judul Hubungan Peran Pengawas Menelan Obat
menunjukkan dari 79 sampel, terdapat 64 orang (81%) dengan peran PMO yang
mendukung yang berhasil dalam pengobatan, dan 1 orang (1,3%) yang tidak berhasil.
Dan dari responden dengan peran PMO yang tidak mendukung, sebanyak 6 orang (7,6%)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu tercatat per bulan Juli 2020
kasus TB Paru Kabupaten Pringsewu mencapai 890 jiwa yang tersebar diseluruh
kecamatan di Pringsewu dengan kasus tertinggi TB paru BTA + berada di Wilayah Kerja
hubungan pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT pada penderita
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dan fenomena yang ada “ Apakah ada hubungan
pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT pada penderita TB.paru di
5
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui “ hubungan pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat
Tahun 2022 “
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik responden yang meliputi usia, suku, dan
dengan kepatuhan minum obat OAT pada penderita TB.paru di UPTD Puskesmas
Tahun 2022.
d. Diketahui hubungan pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT
Tahun 2022.
Untuk memperjelas dalam penelitian ini maka ruang lingkup lingkup penelitian ini
adalah:
1. Sasaran
6
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Tempat
2. Waktu
A. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pendidikan dan juga dapat menjadi
referensi untuk peneliti lain untuk dikembangkan lebih luas lagi untuk kepentingan ilmu
pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT pada penderita TB.paru di
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Universitas
Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi bagi mahasiswa di Universitas
kepatuhan minum obat OAT pada penderita TB.paru di UPTD Puskesmas Pagelaran
b. Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi pada pada penderita TB.paru di
UPTD Puskesmas Pagelaran sehingga dapat meningkatkan kepatuhan minum obat OAT.
7
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup jelas bagi peneliti
mengenai hubungan pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT pada
penderita TB.paru.
8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta,dilihat18Maret2021(https://www.antaranews.com/berita/1595242/kemen kes-estimasi-
kasus-tb-di-indonesia-capai-845000)
Inaya, F., & Sagita, S. (2020). Hubungan peran pengawas menelan obat terhadap keberhasilan
pengobatan pasien Tuberkulosis paru Di Kota Kupang. Cendana Medical Journal (CMJ), 206–
213. http://ejurnal.undana.ac.id/CMJ/article/view/3490
kasus_final.pdf
Krasniqi, Shaip, dkk 2017, ‘Tuberculosis Treatment Adherence of Patients in Kosovo’, Hindawi
Kristiana, L.I.A. 2019. Kepatuhan Minum Obat. RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro.
https://doi.org/https://www.who.int/publications/i/item/9789240013131
9
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu