Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENDAMPING MINUM OBAT DENGAN KEPATUHAN

MINUM OBAT OAT PADA PENDERITA TB.PARU


DI UPTD PUSKESMAS PAGELARAN
KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2022

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
REVALDI NOFRIANSYAH
NIM. 2021206203202P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWULAMPUNG
TAHUN 2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia, serta salah satu dari 10 penyakit

teratas di seluruh dunia dan menjadi penyebab utama kematian. Pada pembangunan

kesehatan yang telah di tuangkan pada SDGS (Substainable Development Goals) dengan

target pada tahun 2030 mengakhiri penyakit menular salah satunya adalah penyakit

Tuberkulosis (World Health Organization, 2020)

Tuberkulosis dianggap sebagai penyakit menular paling mematikan di dunia karena dapat

menyebar dengan mudah diperkirakan ada 14 juta orang dirawat karena tuberkulosis

antara tahun 2018 sampai 2019. Kejadian ini hanya mewakili sekitar sepertiga dari 40

juta penderita tuberkulosis yang diharapkan dapat diobati oleh badan PBB pada tahun

2022. WHO mencatat, meskipun kejadian penyakit tersebut turun 9 % antara tahun 2015

dan tahun 2019 dan kematian menurun sebesar 14 % selama periode yang sama, lebih

dari 1,4 juta orang masih meninggal akibat tuberkulosis pada tahun 2019. Dan sekarang

adanya Pandemi Virus Corona menghambat upaya melawan Tuberkulosis. Pandemi

corona mengancam penurunan kasus Tuberkulosis (World Health Organization, 2020)

Negara dengan kontribusi terbesar peningkatan tuberkulosis adalah india dan Indonesia,

ditunjukkan dari dua pertiga jumlah kasus tuberkulosis paru di dunia diduduki delapan

negara yaitu diantaranya: India (26%), Indonesia (8,5%), Cina (8,4%), Filipina (6,0%),

Pakistan (5,7%), Nigeria (4,4%) 2 Bangladesh (3,6%) dan Afrika selatan (3,6%). India

dan Indonesia negara ini telah menempati peringkat pertama dan kedua di dunia

diperkirakan kasus kejadian pertahunnya yaitu di india pemberitahuan tentang orang yang

2
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
terdiagnosa tuberkulosis meningkat 1,2 juta hingga 2,2 juta antara tahun 2013 dan 2019

(+74%), sedangkan di Indonesia jumlah peningkatan terdiagnosa tuberkulosis dari

331.703 pada tahun 2015 menjadi 562.049 pada tahun 2019 (+69%) (World Health

Organization, 2020)

Menurut Kementrian Kesehatan RI, kasus tuberkulosis di Indonesia diperkirakan saat ini

mencapai 845.000 akan tetapi baru ditemukan sekitar 69 %. Hal ini berarti ada 540 ribu

sekian yang ditemukan diseluruh provinsi dan masih terdapat 29 % pengidap TB yang

keberadaannya belum diketahui. Sebelum pandemi COVID-19 terjadi, secara global

Indonesia menduduki posisi ke dua kasus TB terbanyak di dunia setelah India. Angka

kematian yang tinggi akibat kuman mycobacterium tuberculosis tidak hanya disebabkan

oleh TB sensitif tetapi TB resisten obat juga masih cukup tinggi, meskipun sudah cukup

banyak tersedia obat TB diberbagai layanan kesehatan, namun angka kematian masih

tergolong tinggi yakni 13 orang per jam. (Antara News, 2020)

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung kasus TB paru pada tahun 2018

sebesar 44,39% atau 15,570 jiwa mengalami kenaikan 9.61% menjadi 54%, untuk kasus

teringgi TBC di Provinsi Lampung berada di Kabupaten Lampung Timur 68% dan

terendah di Kabupaten Lampung Barat yaitu 28% sedangkan di Kabupaten Pringsewu

total kasus TB paru sebesar 45% (Dinkes Lampung, 2019).

Keberhasilan pengobatan TB paru didukung pula oleh adanya peran pendamping minum

obat atau PMO yang memantau dan mengingatkan penderita TB paru untuk meminum

obat secara rutin dan teratur. Pengobatan TB paru memang memerlukan waktu yang

panjang, maka itu untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang PMO

yang akan membantu penderita selama tahap pengobatan. Peran pendamping minum obat

3
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
atau PMO sangat penting untuk dapat mendampingi penderita agar dicapai hasil yang

maksimal.

PMO (Pendamping Minum Obat) merupakan pengawasan langsung menelan obat pasien

TB paru, dengan tujuan untuk memastikan pasien menelan semua obat yang telah

dianjurkan. Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa, Perawat,

Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasi, dan lain lain. Bila tidak ada petugas kesehatan

yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, PKK, atau tokoh

masyarakat lainnya atau anggota keluarga. Tugas seorang PMO yaitu Mengawasi pasien

TB paru agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, Memberi dorongan

kepada pasien agar mau berobat teratur, Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak

pada waktu yang telah ditentukan, dan memberi penyuluhan pada anggota keluarga

pasien TB paru yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan untuk segera memeriksakan

diri ke Unit Pelayanan Kesehatan (Kemenkes RI Nomor 67, 2017).

Kepatuhanan minum obat diartikan sebagai tingkat kesediaan dan upaya pasien untuk

untuk mematuhi intruksi, aturan atau anjuran medis yang diberikan oleh tenaga

profesional kesehatan. Dinegara maju tingkat kepatuhan pengobatan jangka panjang

untuk penyakit kronis sebesar 50% dan jauh lebih rendah jumlahnya pada negara

berkembang.( Kristiana, L.I.A,2019)

Menurut Penelitian Krasniqi Shaip, dkk (2017) yang berjudul “Kepatuhan Pengobatan

Tuberkulosis Pasien di Kososvo” menunjukkan bahwa ketidakpatuhan keseluruhan untuk

kohort pasien TB adalah 14.5%. Umur dan tempat tinggal terbukti berpengaruh pada

kepatuhan pengobatan. Selain itu, pengetahuan tentang prognosis pengobatan, dosis

harian, efek samping, dan lamanya pengobatan juga berperan. Hal ini juga tercermin dari

4
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
pengetahuan tentang kepatuhan terhadap administrasi regular obat TB paru, kepuasan

terhadap pengobatan, penghentian terapi obat, dan pengawasan professional dalam

pemberian obat.

Menurut penelitian Inaya, dkk dengan judul Hubungan Peran Pengawas Menelan Obat

Terhadap Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru Di Kota Kupang

menunjukkan dari 79 sampel, terdapat 64 orang (81%) dengan peran PMO yang

mendukung yang berhasil dalam pengobatan, dan 1 orang (1,3%) yang tidak berhasil.

Dan dari responden dengan peran PMO yang tidak mendukung, sebanyak 6 orang (7,6%)

berhasil dalam pengobatan dan sebanyak 8 (10,1%) yang tidak berhasil.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu tercatat per bulan Juli 2020

kasus TB Paru Kabupaten Pringsewu mencapai 890 jiwa yang tersebar diseluruh

kecamatan di Pringsewu dengan kasus tertinggi TB paru BTA + berada di Wilayah Kerja

Puskesmas Pringsewu sebesar 51,9% dan terendah berada di Puskesmas Pagelaran

sebesar 27,6% (Tribun Pringsewu, 2020).

Berdasarkan fenomena diatas penulis berminat untuk melakukan penelitian tentang

hubungan pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT pada penderita

TB.paru di UPTD Puskesmas Pagelaran Kabupaten Pringsewu Tahun 2022.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dan fenomena yang ada “ Apakah ada hubungan

pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT pada penderita TB.paru di

UPTD Puskesmas Pagelaran Kabupaten Pringsewu Tahun 2022 “

5
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui “ hubungan pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat

OAT pada penderita TB.paru di UPTD Puskesmas Pagelaran Kabupaten Pringsewu

Tahun 2022 “

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik responden yang meliputi usia, suku, dan

jenis kelamin di UPTD Puskesmas Pagelaran Kabupaten Pringsewu Tahun 2022.

b. Diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pendamping minum obat

dengan kepatuhan minum obat OAT pada penderita TB.paru di UPTD Puskesmas

Pagelaran Kabupaten Pringsewu Tahun 2022.

c. Diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan minum obat OAT

pada penderita TB.paru di UPTD Puskesmas Pagelaran Kabupaten Pringsewu

Tahun 2022.

d. Diketahui hubungan pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT

pada penderita TB.paru di UPTD Puskesmas Pagelaran Kabupaten Pringsewu

Tahun 2022.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas dalam penelitian ini maka ruang lingkup lingkup penelitian ini

adalah:

1. Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah penderita TB.paru di UPTD Puskesmas

Pagelaran Kabupaten Pringsewu Tahun 2022.

6
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Puskesmas Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

2. Waktu

Penelitian akan dilakukan pada Bulan November- Desember tahun 2022.

A. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pendidikan dan juga dapat menjadi

referensi untuk peneliti lain untuk dikembangkan lebih luas lagi untuk kepentingan ilmu

pengetahuan keperawatan dan menguatkan pembuktian teori adanya hubungan

pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT pada penderita TB.paru di

UPTD Puskesmas Pagelaran Kabupaten Pringsewu Tahun 2022.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Universitas

Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi bagi mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI) tentang hubungan pendamping minum obat dengan

kepatuhan minum obat OAT pada penderita TB.paru di UPTD Puskesmas Pagelaran

Kabupaten Pringsewu Tahun 2022.

b. Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi pada pada penderita TB.paru di

UPTD Puskesmas Pagelaran sehingga dapat meningkatkan kepatuhan minum obat OAT.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

7
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup jelas bagi peneliti

mengenai hubungan pendamping minum obat dengan kepatuhan minum obat OAT pada

penderita TB.paru.

8
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR PUSTAKA

Antara News 2020, Kemenkes : Estimasi Kasus TB di Indonesia capai 845.000,

Jakarta,dilihat18Maret2021(https://www.antaranews.com/berita/1595242/kemen kes-estimasi-

kasus-tb-di-indonesia-capai-845000)

Inaya, F., & Sagita, S. (2020). Hubungan peran pengawas menelan obat terhadap keberhasilan

pengobatan pasien Tuberkulosis paru Di Kota Kupang. Cendana Medical Journal (CMJ), 206–

213. http://ejurnal.undana.ac.id/CMJ/article/view/3490

Kemenkes RI. (2017). Kebijakan Program Penanggulangan Tuberkulosis Indonesia. Modul

Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, 1–23.

Kemenkes RI. (2020). Panduan Peringatan Tuberkulosis Sedunia. 68.

https://dinkes.jatimprov.go.id/userimage/dokumen/juknis-htbs-beserta- 155 juknis-penemuan-

kasus_final.pdf

Krasniqi, Shaip, dkk 2017, ‘Tuberculosis Treatment Adherence of Patients in Kosovo’, Hindawi

Tuberculosis Research and treatment, vol.2017, hh.1-8

Kristiana, L.I.A. 2019. Kepatuhan Minum Obat. RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro.

https://rsupsoeradji.id/kepatuhan-minum-obat/. Diakses 14 Maret 2022

World Health Organization. (2020). GLOBAB TUBERCULOSIS REPORT 2020.

https://doi.org/https://www.who.int/publications/i/item/9789240013131

9
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai