Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP


KELUARGA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN
PENULARAN TUBERKULOSIS PARU
PADA KELUARGA

LITERATURE REVIEW

SANTIA PUTRI UTAMI


1710104086

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan

nasional yang berupaya meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat

Indonesia, yang dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat

kesehatan secara cukup bermakna, namun masih terdapat berbagai masalah

dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan

kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi program

pemerintah dan sedang dijalankan adalah program pemberantasan penyakit

dan penyehatan lingkungan terutama pemberantasan penyakit menular salah

satunya penyakit tuberkulosis paru (Kemenkes, 2016).

Sustainable Development Goals ( SDGs) merupakan pembangunan

berkelanjutan untuk tahun 2030 salah satu sasaran mengakhiri epidemi

tuberkulosis (TB) secara global yang disetujui oleh World Health

Organization (WHO) pada tahun 2014 dengan harapan angka kematian akibat

TB turun hingga 90% dan insiden TB turun hingga 80% pada tahun 2030

(WHO, Global Tuberculosis Report, 2016).

Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

suatu bakteri yang dinamakan micro tuberculosis  yang dapat menular melalui

percikan dahak. Penyakit Tuberkulosis dapat disembuhkan dengan

pengobatan teratur, yang diawasi oleh Pengawas Minum Obat (PMO).

Tuberkulosis masih menjadi suatu masalah dalam kesehatan masyarakat yang


menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi sehingga perlu

dilakukan upaya penanggulangan (Kemenkes, 2017)

Pada tahun 2017, di Indonesia ditemukan jumlah kasus TB paru sebanyak

420.994 kasus. Kemudian mengalami peningkatan dengan kasus TB paru

pada tahun 2018 yaitu sebanyak 566.623. Jumlah kasus tertinggi dilaporkan

terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu, Jawa Barat,

Jawa Timur, dan Jawa Tengah dengan jumlah kasus di 3 provinsi tersebut

sebesar 44% dari keseluruhan kasus di Indonesia. Provinsi Sumatera Barat

memiliki jumlah kasus TB paru pada tahun 2019 sebanyak 5.199 kasus dan

pada tahun 2018 kasus TB di Indonesia sebanyak 4.764 kasus, yang berarti di

Provinsi Sumatera Barat mengalami peningkatan jumlah kasus TB paru

(Kemenkes RI, 2019).

Prevalensi penyakit TB Paru merupakan salah satu penyakit yang sangat

harus diperhatikan karena jumlah penyakit tersebut cenderung meningkat di

Kota Padang, dapat dilihat dari data register penyakit jumlah cakupan seluruh

kasus TB terjadi peningkatan, dari tahun 2019 jumlah kasus TB Paru

terkonfirmasi bakteriologis yang terdaftar dan diobati sebanyak 2.617 pasien

termasuk pasien terkonfirmasi di rumah sakit, pasien sembuh 1.072 orang

dan pasien yang melakukan pengobatan lengkap sebanyak 1.545 orang.

Jumlah kematian selama pengobatan meningkat dari tahun sebelumnya

dari 34 kasus pada tahun 2018 menjadi 57 kasus di tahun 2019. Berdasarkan

data-data prevalensi kasus TB Paru di Kota Padang, TB Paru masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kota Padang. Hal ini


dikarenakan kasusnya cukup tinggi dan penyakit ini dapat menyebabkan

dampak sosial yang negatif karena penyakit ini sangat mudah menular

(Laporan Tahunan Dinkes Kota Padang tahun 2019 Edisi 2020).

Hasil survei prevalensi TB mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku

menunjukkan bahwa 96% keluarga merawat anggota keluarga yang

menderita TB dan hanya 13% yang menyembunyikan keberadaan mereka.

Keluarga yang pernah mendengar tentang TBC 76% dan 85% mengetahui

bahwa TBC dapat disembuhkan, akan tetapi hanya 26% yang dapat

menyebutkan dua tanda dan gejala utama TB. Cara penularan TB

dipahami oleh 51% keluarga dan hanya 19% yang mengetahui bahwa

tersedia obat TBC gratis. Dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa

masih ada keluarga yang belum memiliki pengetahuan yang cukup

tentang penyakit tuberkulosis (Kemenkes RI, 2018).

Penelitian oleh Offi Miranda, ddk tahun 2019 tentang hubungan tingkat

pengetahuan dengan upaya pencegahan penularan TB paru didapatkan hasil

bahwa tingkat pengetahuan tentang TB paru didominasi oleh responden yang

berpengetahuan rendah sebanyak (62,1%), berpengetahuan cukup (26,4%)

dan yang berpengetahuan baik hanya sekitar (11,5%). Mayoritas upaya

pencegahan penularan TB paru pada responden berada pada kategori rendah.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dewi andriani, dkk pada tahun

2020 tentang pengetahuan dan sikap keluarga dengan pencegahan penuluran

penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Penana’e Kota Bima. Hasil

analisis diketahui bahwa pengetahuan keluarga baik sebesar (76,9%),


pengetahuan penularan baik (74,3%) dengan p-value = 0,000 (p<0,05) dan r =

0,926 dan untuk hasil analisis sikap keluarag positif sebesar (93,2%),

pencegahan penularan baik (74,3%) dengan p-value = 0,001 (p<0,05) dan r =

0,942. Dimana dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dan sikap keluarga dengan pencegahan penularan tuberkulosis di wilayah

kerja Puskesmas Penana’e Kota Bima.

Hasil penelitian Media (2015) menunjukkan pengetahuan sebagian

masyarakat mengenai tanda-tanda penyakit TBC relatif cukup baik, sikap

masyarakat masih kurang peduli terhadap akibat yang dapat ditimbulkan

oleh penyakit TBC, perilaku dan kesadaran sebagian masyarakat untuk

memeriksakan dahak dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

masih kurang, karena mereka malu dan takut divonis menderita TBC.

Hasil penelitian Astuti (2016) menunjukkan ada hubungan antara

pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan penyakit TBC.

Pengetahuan dan sikap juga menentukan perilaku keluarga, oleh karena itu

dalam hal pengobatan dan pencegahan penularan penyakit Tuberkulosis paru

(TBC paru) yang dilakukan oleh keluarga sangatlah berperan supaya tidak

terjadi penularan dalam anggota keluarga lainnya. Berdasarkan uraian diatas

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Hubungan

tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dengan upaya pencegahan penularan

Tuberkulosis Paru.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui

‘’Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dengan upaya

pencegahan penularan tuberkulosis paru berdasarkan penelusuran artikel

ilmiah? ”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

keluarga dengan upaya pencegahan penularan tuberkulosis paru

berdasarkan penelusuran artikel ilmiah.

1. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tingkat pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan

penularan tuberkulosis paru berdasarkan penelusuran artikel ilmiah.

b. Diketahuinya sikap keluarga tentang upaya pencegahan penularan

tuberkulosis paru berdasarkan penelusuran artikel ilmiah.

c. Diketahuinya tentang upaya pencegahan penularan tuberkulosis paru

berdasarkan penelusuran artikel ilmiah.

d. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan upaya

pencegahan penularan tuberkulosis paru berdasarkan penelusuran artikel

ilmiah.

e. Diketahuinya hubungan sikap keluarga dengan upaya pencegahan

penularan tuberkulosis paru berdasarkan penelusuran artikel ilmiah.


D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Bagi Peneliti

Dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh

pada saat perkuliahan ke dalam suatu penelitian serta menambah

wawasan tentang upaya pencegahan penularan tuberkulosis paru.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan informasi dan data dasar untuk penelitian

selanjutnya dan bisa dikembangkan menjadi lebih sempurna.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Kesehatan

Dapat menjadi masukan untuk program instansi kesehatan agar

lebih memperhatikan aspek-aspek pencegahan penularan TB paru.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan

pembelajaran bagi mahasiswa program ilmu kesehatan masyarakat

serta dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

dan sikap keluarga dengan upaya pencegahan penularan tuberkulosis paru

berdasarkan penelusuran artikel ilmiah yang di identifikasikan dari telaah

penelusuran artikel ilmiah penelitian publikasi Nasional dan Internasional.

Metode penelitian adalah Study Literatur Review dengan melihat adanya


hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Variabel

Independen pada penelitian ini adalah (tingkat pengetahuan dan sikap

masyarakat) dan variabel dependen (upaya pencegahan penularan tuberkulosis

paru). Penelusuran dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Februari

2021. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan desain penelitian menggunakan

metode literature review. Identifikasi artikel studi dengan melakukan pencarian

melalui penelusuran database google scholar dari penelitian tahun 2015

sampai dengan 2020. Dengan menggunakan kata kunci hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap keluarga dengan upaya pencegahan penularan

tuberkulosis paru.

Anda mungkin juga menyukai