Anda di halaman 1dari 51

LAPORANMAGANG

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR KOTA
PADANG TAHUN 2021

Oleh :
FAUZIANA
1710104013

DOSEN PEMBIMBING :
Meyi Yanti, M.Kes (Pembimbing Akademik)
Dewi Gusri, SKM (Pembimbing Lapangan)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANALIFAH PADANG
TAHUN 2021

1
2

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Magang di Puskesmas Padang Pasir ini telah diperiksa dan disetujui

untuk diseminarkan dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Laporan Magang

Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Kesehatan Alifah Padang.

Padang, 16 April 2021

Diketahui oleh,

Pembimbing Akademik

(Meyi Yanti, KKM)

Pembimbing Lapangan

(Dewi Gusri, SKM)

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Ketua,

(Gusrianti, M.Kes)
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, shalawat beriringan salam kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang yang

berjudul “Manajamen Program Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Pasir Kota Padang”

Dalam penyusunan Laporan Magang ini telah banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Ibu Meyi Yanti, MKM Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing dan memberikan saran kepada penulis.

2. Ibu Dewi Gusri, SKM Pembimbing Lapangan yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing dan memberikan saran kepada penulis.

3. Ibu Gusrianti, M.Kes Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes

Alifah Padang.

4. Ibu Ns. Asmawati, M.Kep Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah

Padang

5. Ibu Dr. Winanda Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin kepada

penulis dan para staf yang telah membantu hingga selesainya Laporan Magang

ini.

6. Seluruh staf dan dosen pengajar di STIKes Alifah Padang yang telah banyak

memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan.


4

7. Serta teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan namanya satu

persatu.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam proses penyusunan

Laporan Magang ini. Namun, penulis menyadari tidak tertutup kemungkinan

masih terdapat kekurangan, hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena

keterbatasan ilmu penulis. Penulis berharap semoga Laporan Magangini dapat

berguna bagi semua pihak.

Padang, April 2021

Penulis
5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi. Meskipun posyandu bersumber daya masyarakat,

pemerintah tetap ikut andil terutama dalam hal penyediaan bantuan teknis dan

kebijakan. (Kemenkes RI, 2011)

Poyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga

dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya

dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar

kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai

dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan

aspek pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).

Posyandu masih menjadi sarana penting didalam masyarakat yang

mendukung pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI), membantu angka

kematian bayi dan lahir, serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil

bahagia dan sejahtera. Kegiatan didalamnya meliputi kegiatan pemantauan

pertumbuhan yang diintegrasikan seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit,


6

penanggulangan diare, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan

kontrasepsi, hingga penyuluhan dan konseling (Kemenkes, 2011).

Kegiatan Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber

daya masyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya

pelayanan kesehatan dari masayarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,

yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan

dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Selain itu,

program Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan

angka kematian bayi dan anak serta angka kelahiran. Dalam pelaksanaan

Posyandu banyak kader yang telah dilatih tidak aktif lagi atau “drop out”

dengan alasan karena sibuk urusan rumah tangga, pindah tempat, tidak

mendapat upah dan karena sudah menikah.

Data Dinas Kesehatan Kota Padang memaparkan jumlah Puskesmas

yang ada di Kota Padang sebanyak 23 Puskesmas, jumlah posyandu yang ada

sebanyak 904 posyandu dengan jumlah kader sebanyak 2.952 orang. Secara

keseluruhan cakupan tingkat partisipasi masyarakat dalam membawa balita

timbang ke posyandu dikota Padang sebanyak 71,10%, hal ini masih dibawah

target pencapaian yaitu sebesar 85%. Dilihat dari data profil Dinas Kesehatan

Kota Padang, Puskesmas Anak Air memiliki posyandu sebanyak 25 posyandu

dengan jumlah kader sebanyak 65 orang, cakupan tingkat partisipasi

masyarakat dalam membawa balita timbang ke posyandu masih jauh dibawah

target yaitu sebanyak 47,58% dari pencapaian target 85%, cakupan ini
7

merupakan angka terendah dari 23 puskesmas yang ada di Kota Padang (Profil

Dinkes Kota Padang, 2017)

Pada tahun 2019, Kota Padang mempunyai Posyandu sebanyak 919

pos, jumlah ini bertambah dibandingkan tahun 2018 (914 pos). Berdasarkan

stratanya, Posyandu Pratama berjumlah 7 buah, Posyandu Madya 140 buah,

Posyandu Purnama 600 buah dan Posyandu Mandiri 172 buah. Dari

keseluruhan Posyandu yang ada, jumlah Posyandu yang aktif yaitu posyandu

purnama dan mandiri (PURI) adalah 772 buah atau sebesar 84%, jumlah ini

meningkat dari tahun 2018 (79,76%).

Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Padang Pasir D/S adalah

gambaran dari jumlah balita yang ditimbang di posyandu, puskesmas, pustu,

PAUD dibandingkan dengan sasaran balita yang ada diwilayah kerja

puskesmas Padang Pasir. Dari grafik diatas dapat dilihat D/S belum mencapai

target yang ditentukan yaitu 85% tahun 2019 ini baru mencapai 48,2%.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

menganalisis Program Posyandu Balita di Puskesmas Padang Pasir.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum kegiatan magang ini adalah untuk mengetahui program cakupan

penimbangan balita (D/S) yang dilakukan di Puskesmas Padang Pasir Kota Padang.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya pencapaian program Posyandu di Puskesmas Padang Pasir


8

b. Diketahuinya proses Perencanaan (P1) Posyandu di Puskesmas Padang

Pasir

c. Diketahuinya proses Penggerakan dan Pelaksanaan Program (P2)

Posyandu di Puskesmas Padang Pasir

d. Diketahuinya Proses Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Program

(P3) Posyandu Balita di Puskesmas Padang Pasir.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengalaman dan

pembelajaran di bagian peminatan Promosi Kesehatan dalam hal

program cakupan penimbangan balita atau D/S

b. Dapat mengetahui lebih jauh realita ilmu yang telah diterima di

perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

c. Dapat memperdalam dan meningkatkan kreatifitas diri dalam

lingkungan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dimiliki.

d. Dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan dalam

lingkungan kerja dimasa mendatang.

2. Bagi Perguruan Tinggi

a. Sebagai wadah untuk membina dan meningkatkan kerjasama antara

Instansi STIKes Alifah dengan Instansi kesehatan khususnya pada

Puskesmas Padang Pasir Kota Padang.

b. Sebagai bahan evaluasi kurikulum yang telah diterapkan di STIKes

Alifah Padang
9

3. Bagi Puskesmas Padang Pasir

a. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi Puskesmas Padang

Pasir Kota Padang mengenai pelaksanaan program penimbangan

balita.

b. Serta untuk meningkatkan dan memperluas jaringan kerjasama

antara Instansi STIKes Alifah Padang dengan Puskesmas Padang

Pasir Kota Padang

D. Proses Kegiatan Magang

Pelaksanaan kegiatan magang dimulai dari tanggal 15 Maret sampai

dengan tanggal 09 Maret 2021 di Puskesmas Padang Pasir. Ruang Lingkup

Laporan Magang ini terdiri dari Analisis Manajemen Puskesmas terkait P1

(perencanaan), P2 (pelaksanaan dan penggerakan), P3 (pemantauan,

pengendalian dan evaluasi), Serta melakukan identifikasi Manajemen Program

Pelaksanaan Posyandu D/S yang masih rendah Capaiannya.


10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas

1. Pengertian Puskesmas

Berdasarkan Permenkes No. 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan

Masyarakat di kenal dengan sebutan Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya

(Darmawan & Sjaaf, 2016).

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),adalah fasilitas


pelayanan kesehatan yangmenyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
danupaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, denganlebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif diwilayah kerjanya
(Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43, 2019).

1. Upaya dan azaz penyelenggaraan Puskesmas


a. Upaya
1) Upaya kesehatan wajibmeliputi:
a) Upaya promosi kesehatan
b) Upaya kesehatan lingkungan
c) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
11

d) Upaya perbaikan gizi masyarakat


e) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P)
f) Upaya pengobatan
g) Upaya perawatan kesehatan masyarakat
2) Upaya kesehatan pengembangan meliputi:
a) Upaya kesehatan sekolah
b) Upaya kesehatan olahraga
c) Upaya kesehatan kerja
d) Upaya kesehatan gigi dan mulut
e) Upaya kesehatan jiwa
f) Upaya kesehatan mata
g) Upaya kesehatan usia lanjut
h) Upaya pembinaan pengobatan tradisonal.

b. Azaz
1) Azas pertanggung jawaban wilayah
2) Azas pemberdayaan masyarakat
3) Azas keterpaduan :
a) Keterpaduan lintas program
b) Keterpaduan lintas sektor
4) Azas rujukan :
a) Rujukan upaya kesehatan perorangan
b) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
B. Manajemen Puskesmas
1. Pengertian manajemen puskesmas

Manajemen puskesmas merupakan serangkaian kegiatan yang


bekerja secara sistematik untuk menghasilkaniuran (output )puskesmas
yang efektifdanefisien. Manajemen puskesmas adalah suatu rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sinergik, sehingga menghasilkan keluaran
(output) yang efisien dan efektif dengan menggunakan instrument
12

manajemen, yaitu perencanaan (P1), penggerakan dan pengorganisasian


(P2), sertapengawasan, pengendaliandanpenilaian (P3).
2. Model manajemen puskesmas
Agar visi puskesmas dapat tercapai, contoh model manajemen dan
penjabaran fungsinya antara lain sebagai berikut : Model P1,P2,P3
(Perencanaan, Pengawasan, Pelaksanaan, Pengendalian dan Penilaian).
Model seperti ini biasanya digunakan oleh jajaran kesehatan yang berada
di Puskesmas dijabarkan dengan :
a. P1 (Perencanaan) berbentukPerencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
b. P2 (PenggerakanPelaksanaan) berbentuklokakarya mini puskesmas
c. P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) berbentuk stratifikasi
puskesmas yang berubah menjadi penilaian kinerja puskesmas.
3. Tahapan manajemen puskesmas
a. Perencanaan (P1)
Perencanaan adalah suatu proses penyusunan rencana tahunan
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Perencanaan
merupakan serangkaian kegiatan dimana keputusan yang dibuat
dituangkan dalam bentuk tindakan. Dinas kesehatan kabupaten/ kota
adalah SKPD yang harus bertanggung jawab kepada kepala daerah.
Untuk itu,dinas kesehatan kabupaten/kota harus mempunyai rencana
strategik untuk lima tahunan dan rencana jangka pendek berupa
rencana tahunan. Disamping itu, dinas kesehatan kabupaten/kota atau
puskesmas dalam melaksanakan program yang ada juga mempunyai
rencana dalam bentuk Plan Of Action (POA) di masing-masing
bidang/seksi yang ada.
Perencanaan disusun melalui pengenalan permasalahan secara
tepat berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan
dalam waktu yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya
kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai sasaran dan
tujuannya. Puskesmas akan menyusun rencana 5 (lima) tahunan dan
rincian rencana tahunannya berdasarkan pada hasil evaluasi tahun
13

sebelumnya dan mengacu pada kebijakan kesehatan dari tingkat


administrasi diatasnya, baik kabupaten/kota, provinsi, dan pusat. Untuk
kepentingan penyusunan perencanaan Puskesmas, perlu diselaraskan
dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan
program kesehatan nasional lainnya (Permenkes kesehatan No 44
tahun 2016).
1) Penyusunan Rencana Lima Tahunan
2) Penyusunan recana tahunan
3) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan RUK diformulasikan setelah melalui tahapan
diatas, bersama dengan lintas sektor terkait dan didampingi oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota. Penyusunan RUK terintegrasi
kedalam sistem perencanaan daerah dan dalam tataran target
pencapaian akses, target kualitas pelayanan, target pencapaian
output dan outcome, serta menghilangkan kondisi yang dapat
menyebabkan kehilangan peluang dari sasaran program untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang seharusnya dapat
dilaksanakan secara terintegrasi dalam satu pelaksanaan (missed
opportunity).

4) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


Tahap penyusunan RPK dilaksanakan melalui pendekatan
keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam lingkup siklus
kehidupan. Keterpaduan penting untuk dilaksanakan mengingat
adanya keterbatasan sumber daya di Puskesmas. Dengan
keterpaduan tidak akan terjadi missed opportunity, kegiatan
Puskesmas dapat terselenggara secara efisien, efektif, bermutu, dan
target prioritas yang ditetapkan pada perencanaan lima tahunan
dapat tercapai.
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Program/kegiatan merupakan kegiatan lanjutan dari Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Penggerakan pelaksanaan
14

program/kegiatan dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya


adalah rapat dinas, pengarahan pada saat apel pegawai, pelaksanaan
kegiatan dari setiap program sesuai penjadwalan pada Rencana
Pelaksanaan Kegiatan bulanan, maupun dilakukan melalui forum yang
dibentuk khusus untuk itu. Forum yang dibentuk khusus untuk
melakukan penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dinamakan
forum Lokakarya Mini Puskesmas. Dalam rangka penggerakan dan
pelaksanaan program/kegiatan, Kepala Puskesmas dapat melakukan
pengorganisasian ulang petugas di Puskesmas dalam rangka penguatan
dan pemantapan organisasi (Permenkes RI No 44 tentang Manajemen
Puskesmas, 2016).

c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3)


Tujuan dari pengawasan dan pengendalian adalah sebagai
berikut:
1) Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan,
apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber
daya telah ada dan digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien.
2) Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan
pemecahan masalah sedini mungkin.
3) Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi.
4) Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang
adanya penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat
mengambil keputusan untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan
kegiatan atau program terkait, baik yang sedang berjalan maupun
pengembangannya di masa mendatang.
5) Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan
tentang adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus
ditindaklanjuti dengan penyesuaian kegiatan.
15

6) Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil


kinerja program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan,
secara kontinyu dan dari waktu ke waktu.

C. Posyandu Balita

1. Defenisi

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan

dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan

disuatu wilayah kerja Puskesmas,dimana program ini dapat dilaksanakan di

balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah

didatangi oleh masyarakat. Posyandu merupakan langkah yang cukup

strategis dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia bangsa

Indonesia agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri, sehingga

perlu ditinggkatkan pembinaannya. Peningkatan pembinaan posyandu

sebagai pelayanan KB dan kesehatan yang dikelola untuk dan oleh

masyarakat dengan dukungan pelayanan teknis dari petugas perlu tumbuh

kembangkan perlu serta aktif (Sulistyorini, 2010).

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam

pelayanan kesehatan masyarakat dari masyarakat dan untuk masyarakat

dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan

yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia

sejak dini dalam rangka pembinaan kelangsungan hidup anak (Child

Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak


16

janin dalam kandungan ibu sampai usia balita, dan pembinaan

perkembangan anak (Child Development) yang ditunjukan untuk membina

tumbuh kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga

siap menjadi tenaga kerja tangguh. Sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat agar dapat hidup sehat (Ekasari,2008).

2. Tujuan Pokok Posyandu

Tujuan pokok dari pelayanan terpadu adalah mempercepat

penurunan angka kematian ibu (ibu hamil, melahirkan,dan ibu nifas) dan

anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu , mempercepat penerimaan

NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) atau membudayakan

NKKBS, meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan-kegiatan lain

yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat sejahtera serta

pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam

usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk

berdasarkan letak geografis, berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi

keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi

keluarga sejahtera

3. Manfaat Posyandu

Manfaat Posyandu pada umumnya yaitu bagi masyarakat dapat

memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan bagi anak balita dan ibu, pertumbuhan anak balita terpantau

sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. Bayi dan ank balita
17

mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh imunisasi lengkap, ibu

hamil juga akan terpantau berat badanya dan memperoleh tablet tambah

darah serta imunisasi TT, ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet

tambah darah serta memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan

tentang kesehatan ibu dan anak. Bagi Kader yaitu mendapatkan berbagai

informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap. Ikut berperan secara

nyata dalam tubuh kembang anak balita dan kesehatan ibu. Citra diri

meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang

kesehatan menjadi panutan karena telah mejadi demi pertumbuhan anak dan

kesehatan ibu (Sulistyorini,2010)

4. Kendala pelaksanaan posyandu

Beberapa kendala dalam pelaksanaan posyandu Menurut Sulistyorini (2010)

dalam pelaksanaannya, posyandu banyak yang mengalami kendala dan

kegagalan walaupun ada juga yang berhasil. Kegagalan dan kendala tersebut

disebabkan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya kader

b. Banyak terjadi angka putus (drop out) kader

c. Kepasifan dari pengurus posyandu karena belum adanya pembentukan

atau resuffe pengurus baru dari kegiatan tersebut

d. Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

e. Sistem pencacatan buku register tidak lengkap atau kurang Lengkap

f. Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan anggaran rutin.


18

g. Tempat pelaksanaan posyandu kurang representatif (di kantor kelurahan,

polindes, atau gedung PKK), sehingga tidak memungkinkan

menyediakan tempat bermain bagi balita.

h. Ketepatan jam buka posyandu

i. Kebersihan tempat pelaksanaan posyandu, Kurangnya kelengkapan untuk

pelaksanaan KIE seperti buku-buku yang berkaitan dengan gizi dan

kesehatan, poster-poster, leaeflet, lembar balik, modul dan lain-lain.

j. Kurangnya kelengkapan alat ukur dan timbangan

k. Kader posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan “pelatihan

atau retraining sehingga kemampuan teknis gizi” para kader yang aktif

tidak memadai. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemantauan

pertumbuhan balita tidak dapat dilakukan secara optimal sehingga upaya

pencegahan timbulnya kasus gizi kurang dan buruk menjadi kurang

efektif. Kemampuan kader posyandu dalam melakukan “konseling dan

penyuluhan gizi” sangat kurang sehingga aktifitas pendidikan gizi

menjadi macet.

Akhirnya balita yang akan datang hanya ditimbang,dicatat atau

dituliskan hasil penimbangan di KMS (buku KIA) tanpa dimaknakan,

kemudian mengambil jatah PMT dan pulang. Balita yang sudah selesai

mendapatkan imunisasi lengkap tidak mau lagi datang di posyandu,

karena

merasa tidak memperoleh manfaat apa-apa.

5. Kunjungan/Kehadiran Ibu Balita


19

Kunjungan Ibu balita adalah hal atau perbuatan berkunjung ke

suatu tempat. Kunjungan balita ke Posyandu adalah datangnya balita ke

posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya penimbangan,

imunisasi, penyuluhan gizi, dan sebagainya. Kunjungan balita ke posyandu

yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali per tahun. Ibu balita

dikatakan aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu

sebanyak ≥ 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan ibu balita dikatakan tidak aktif

ke posyandu jika ibu hadir dalam mengunjungi posyandu < 8 kali dalam 1

tahun. (Departemen Kesehatan RI, 2008).

6. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kehadiran Posyandu

Kehadiran ibu balita ke Posyandu erat kaitannya dengan perilaku

kesehatan. Perilaku kesehatan hakekatnya adalah hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan ibu dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan balitanya. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi atau

terbentuk dari

beberapa faktor. Green menjelaskan dalam Notoatmodjo (2015)

menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang

dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu :

a. Faktor predisposisi presdiposising factors) yang menjadi dasar atau

motivasi bagi perilaku, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

1) Pengetahuan
20

Pengetahuan dimana pengetahuan adalah hasil “tahu‟, dan

ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni:

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan teingga. Ada 6

tingkatan dalam pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden. Cara pengukuran pengetahuan

ibu balita menggunakan kuesioner dengaan dikategorikan menurut Ali

Khomsan (2000), yaitu :

a) Kurang, Jika < 60 %

b) Sedang, jika 60 % - 80 %

c) Baik, jika >80 %

Tingkat pengetahuan tentang posyandu pada ibu balita

kesehatan yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap progam

posyandu khususnya ibu balita untuk hadir ke posyandu yang

berdampak pada keaktifan dalam pelaksanaan posyandu. Tingkat

pengetahuan seseorang banyak mempengaruhi perilaku individu,

dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang ibu tentang

manfaat posyandu, maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran untuk

berperan serta dalam progam posyandu.


21

2) Pekerjaan Ibu

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk

mendapatkan nafkah. Bekerja juga pada umumnya merupakan

kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga dan waktu untuk mengasuh

anak akan berkurang, sehingga ibu balita yang harus bekerja di luar

rumah waktunya untuk berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat

kurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali, sehingga ibu rumah

tangga memungkinkan waktu lebih banyak untuk beristirahat dan

meluangkan waktu untuk membawa anaknya ke posyandu

(Suryaningsih,2012).

7. Kendala Pelaksanaan Posyandu

Beberapa kendala dalam pelaksanaan posyandu Menurut

Sulistyorini (2010) dalam pelaksanaannya, posyandu banyak yang

mengalami kendala dan kegagalan walaupun ada juga yang berhasil.

Kegagalan dan kendala tersebut disebabkan antara lain adalah sebagai

berikut :

a) Kurangnya kader

b) Banyak terjadi angka putus (drop out) kader

c) Kepasifan dari pengurus posyandu karena belum adanya

pembentukan atau resuffe pengurus baru dari kegiatan tersebut

d) Keterampilan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

e) Sistem pencacatan buku register tidak lengkap atau kurang lengkap.


22

f) Pelaksanaan kegiatan posyandu tidak didukung dengan anggaran

rutin.

g) Tempat pelaksanaan posyandu kurang representatif (di kantor

kelurahan, polindes, atau gedung PKK), sehingga tidak

memungkinkan menyediakan tempat bermain bagi balita.

h) Ketepatan jam buka posyandu

i) Kebersihan tempat pelaksanaan posyandu, Kurangnya kelengkapan

untuk pelaksanaan KIE seperti buku-buku yang berkaitan dengan

gizi dan kesehatan, poster-poster, leaeflet, lembar balik, modul dan

lain-lain.

j) Kurangnya kelengkapan alat ukur dan timbangan

k) Kader posyandu sering berganti-ganti tanpa diikuti dengan

“pelatihan atau retraining sehingga kemampuan teknis gizi” para

kader yang aktif tidak memadai. Hal ini mengakibatkan kegiatan

pemantauan pertumbuhan balita tidak dapat dilakukan secara optimal

sehingga upaya pencegahan timbulnya kasus gizi kurang dan buruk

menjadi kurang efektif. Kemampuan kader posyandu dalam

melakukan “konseling dan penyuluhan gizi” sangat kurang sehingga

aktifitas pendidikan gizi menjadi macet.

Akhirnya balita yang akan datang hanya ditimbang,dicatat

atau dituliskan hasil penimbangan di KMS (buku KIA) tanpa

dimaknakan, kemudian mengambil jatah PMT dan pulang. Balita

yang sudah selesai mendapatkan imunisasi lengkap tidak mau lagi


23

datang di posyandu, karena merasa tidak memperoleh manfaat apa-

apa.
BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. Kondisi Geografi
Secara geografis letak daerah Kecamatan Padang Barat adalah 0º.58” Lintang
Selatan dan 100º.21.11” Bujur Timur. Tinggi daerah dari permukaan laut adalah 0-8
meter yang merupakan daerah zona merah stunami. Jumlah kelurahan di Kecamatan
Padang Barat sebanyak 10 Kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Padang
Pasir. Temperatur 22ºC – 31.7º C dengan curah hujan 384,88 mm/bln.

Luas daerah Kecamatan Padang Barat 7.00 Km 2, dengan batas wilayah :

o Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Utara


o Sebelah Slatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Selatan
o Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Padang Timur
o Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

Gambar 3.1.
Peta Wilayah Kecamatan Padang Barat

B. Kondisi Demografi
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2019 berjumlah 49.545
jiwa dengan rincian laki-laki 24.784 jiwa dan Perempuan 24.761 jiwa dan jumlah KK
10.892 KK. Sebagain besar penduduk mempunyai pekerjaan sebagai pedagangyang
terdiri dari berbagai jenis suku, agama, tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi yang
heterogen dan tingkat mobilitas yang tinggi.

24
25

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Padang Barat Tahun 2019

No Kelurahan Jlh Penduduk Bayi Balita WUS LANSIA

L P Total
1 Flamboyan Baru 2,4
4,815 85 432 347
88 2,327 2,408

2 Rimbo Kaluang 2,2


4,578 81 413 331
92 2,286 2,365

3 Ujung Gurun 2,6


5,197 92 459 374
17 2,580 2,672

4 Purus 3,1
6,270 112 473 446
54 3,116 3,225

5 Olo 2,6
5,342 96 462 384
33 2,709 2,807

6 Padang Pasir 2,4


5,068 91 425 366
49 2,619 2,713

7 Kampung Jao 2,3


5,029 87 415 364
24 2,705 2,802

8 Belakang Tangsi 1,7


3,585 62 315 264
31 1,854 1,913

9 Kampung Pondok 2,1


4,400 75 388 320
66 2,234 2,311

10 Berok Nipah 2,9


5,261 95 447 373
30 2,331 2,413

KECAMATAN 24,7
49,545 876 4,229 3,569
84 24,761 25,629

Sumber : Pusdatin
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Setelah PPK BLUD
Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020
Pimpinan BLUD / KPA

Dr. Winanda, MARS

Ka. Tata Usaha/PPK (pejabat Pengelola Keuangan)

Dewi Gusri, SKM

Pejabat Teknis/ PPTK

Drg. Vince Rinal


Simpus Rumah Tangga
Bendahara/ Keuangan
Rita Ratna Sari Inventaris : Donna Noviarti
Bend. Penerimaan : Nurfis Saumi
Bend. Pengeluaran : RikaYuniarti

Upaya Kesehatan Masyarakat


PJ. Upaya Kesehatan Jejaring dan Bencana
Pj. Upaya Kesehatan Perorangan
Drg. Ermawati
Dr. C. Juliartrini S
A. P.J. UKM Essensial dan Perkesmas B. P.J. UKM Pengembangan
Drg. Wita Fitriani drg. Hilda Lestari 1.Pustu Kantor Gubernur : drg. Ermawati
1.Koord.bp lansia : dr. C. Juliartrini S
2. Pustu Berok Nipah : Ramadayal Ftri
1.Koord. Promkes : Widana Sari, AMd.Keb 1. Koord.Kesorga : Dian Fitrah 2.Koord. bp umum : dr. Renny Yusmarita
3. Pustu Balaikota : Basnida Erpita
2.Koord. Kesling : Eva Reny 2. Koord.UKGS : Melza Nursyamsi 3.Koord.bp kia ibu : Erna Mulyani
4. Pustu Rimbo Kaluang : drg. Nurhidayah
3.Koord. Kia – kb 3.Koord.UKGMD : Vramawita 4. Koord.bp kia anak : Rohendrya Yesmita
5. Pustu Purus V : Putria Sari Narulita
* KIA ibu : Erna Mulyani 4. Koord.Kes.Indra : Desmu Susantri 5. Koord.kb dan IVA : Erlina
* KIA Anak : Rohendrya Yesmita 5. Koord.UKS & PKPR : Ajijah HS 6. Poskeskel Kampung Pondok : Deri Novita Sari
6. Koord.P3K : Eng Trisna
* KB : Erlina 6. Koord.UKK : Eva Gim Nora 7. Poskeskel Rimbo Kaluang : Masnita
7. Koord. PRB : Yenny Chandra
4. Koord. Gizi : Hayati Basir 7. Koord Lansia dan Prolanis : Juwita Muspita 8. Poskeskel Ujung Gurun : Irza
8. Koord.kesehatan gigi dan mulut : drg. Wita Fitriani
5.Koord. P2P : dr. Renny Yusmarita 8. Koord.Batra : Wessi Anhar 9. Poskeskel Olo : Rina
10. Koord.kefarmasian : Khairinal
* Surveillance : Eva Gim Nora 9. Koord.Haji : Eng Trisna
* DBD : Eva Gim Nora 10. Koord.Jiwa : Yenni Chandra 11. Koord.laboratorium : Feblinda Erawati
* Imunisasi : Dian Anggraini 11. Koord.Poskeskel : Putria Sari Narulita 12. Koord. Rekam Medis : Rika Yuniarti
* P2 TB dan Kusta : Widya Deswita, AMd,Kep 13. Koord. Gudang Farmasi : Zartini
* HIV-AIDS : Mery Rozalya, AMd.Kep 14.Koord.klinik bersalin : Yuli Harmelia
*P2 Ispa : Rina 15. Koord.UGD : Yumi Erpita
*Perkesmas, PTM : Yumi Efrita, AMd.Kep
* Rabies + Kecacingan : Afriza Putri
* P2 Hepatitis : Erna Mulyani 26
* P2 Campak dan Malaria : Donna Noviarti
27

D. Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan


1. Sarana Fisik
Puskesmas Padang Pasir dibangun di atas tanah dengan luas tanah 699 m²
dengan bangunan 2 tingkat, lantai 1 : 348 m lantai 2 m² : 310,50 m ² dengan luas
bangunan 658,50 m ² terdiri dari ruang :

Tabel 3.2
Sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Padang Pasir
Sarana dan Prasarana
No Lantai 1 Lantai 2
1 Ruang tunggu pasien Poli TB
2 Ruang pendaftaran Poli Imunisasi
3 Ruang rekam medis Poli KB dan IVA
4 Poli umum Poli gigi
5 Poli Lansia Ruang Kesling dan UKS
6 Poli KIA Anak Ruang Gizi dan Promkes
7 Poli KIA Ibu Ruang laktasi
8 Laboratorium Ruang aula
9 Apotik Ruang pimpinan
10 Klinik bersalin Ruang Tata Usaha
11 IGD Toilet
12 Gudang obat
13 Ruang tunggu pasien
14 Ruangan tunggu anak
15 Ruang Konseling
16 Toilet
17 Sarana disabilitas

Puskesmas Induk Padang Pasir dibangun di atas tanah dengan luas tanah 699
m² , dengan bangunan 2 tingkat, lantai I : 348 m lantai 2 m² : 310,50 m ² dengan luas
bangunan 658,50 m ².

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, Puskesmas Padang Pasir berusaha


untuk menjangkau semua masyarakat yang ada di wilayah kerjanya dengan adanya
jejaring, hal ini terlihat dengan adanya 5 puskesmas pembantu dan 4 poskeskel yang
berada di 8 kelurahan dari 10 kelurahan, untuk 2 kelurahan yang belum memiliki pustu
dan poskeskel tetap memiliki jarak yang dekat dengan poskeskel kelurahan terdekat yaitu
± 300 meter.
28

Tabel 3.3
Sarana Kesehatan Milik Puskesmas Padang Pasir

Puskesmas dan Jejaring


No Kelurahan Puskesmas Puskesmas
Poskeskel
Induk Pembantu
1 Flamboyan - - -
2 Rimbo Kaluang - 1 1
3 Ujung Gurun - - 1
4 Padang Pasir 1 1 -
5 Kampung Jao - 1 -
6 Purus - 1 -
7 Olo - - 1
8 Belakang Tangsi - - -
9 Kampung Pondok - - 1
10 Berok Nipah - 1 -
Jumlah 1 5 4

1. Tenaga Kesehatan
Tabel 3.4
Jenis Ketenagaan Puskesmas Padang Pasir

NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH


1 Medis 9
2 Paramedis 43
3 Non Medis 17

4 Umum 12

  JUMLAH TOTAL 81
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas

Tabel 3.5
29

Jenis Tenaga Puskesmas Padang Pasir

STATUS KEPEGAWAIAN
NO JENIS KETENAGAAN KONTRAK JLH
VOLUNT
PNS PTT BLUD/
EER
HONOR
1 Dokter umum 3 1 4
2 Dokter Gigi 5 5
3 Nurse 1 1
4 Apoteker 1 1
5 Sarjana Kesmas 2 2
6 DIV kebidanan 6 6
7 DIV Kesling 1 1
8 DIII Farmasi 1 1
9 DIII Gizi 1 1
10 SI Gizi 1 1
11 DIII Perawat Gigi 2 2
12 DIII Perawat 11 11
13 DIII Kebidanan 12 5 17
14 DIII Analisis 3 3
15 DIII Kesling 1 1 2
16 DIII Rekam Medis 2 2 4
17 DI Kebidanan 3 3
18 SAA 2 2
19 SPK 2 2
20 Pekarya Kes/ SMA 2 5 7
21 DIII Fisioterapi - 1 1
22 Di Komputer 1 1
23 DIII Akuntansi 1 1
24 S1 Sosial 1 1
  JUMLAH TOTAL 63 2 16 81

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas


30

BAB IV

HASIL OBSERVASI KEGIATAN

A. InstrumenObservasi/WawancaraMagangPuskesmas
TempatMagang : Puskesmas Padang Pasir
Tabel 4. 1InstrumenObservasi/ WawancaraManajamenPuskesmas

No Manajemen Puskesmas Ada Tidak Keterangan


Ada
P1 (Perencanaan)
1 Mempunyai rencana lima √ Program Posyandu D/S di Puskesmas
tahunan Padang Pasir sudah memiliki rencana
lima tahunan yang tersedia dalam
jangka waktu lima tahun yaitu dari
2019 sampai dengan tahun 2024.
Renstra tersebut mengacu pada
Renstra DKK.
2 Ada Rencana Usulan √ Program Posyandu D/S sudah
Kegiatan (RUK) yang memiliki analisa dan perumusan
disusun berdasarkan masalah programnya.
rencana lima tahunan dan
melalui analisis situasi
dan perumusan masalah
3 Menyusun RPK secara √ Program Posyandu D/S sudah
terinci dan lengkap menyusun Rencana Usulan
Kegiatan secara terperinci dan
lengkap
4 Perencanaan Program √ Semua Perencanaan program sudah
Disusun berdasarkan disusun dan mengacu kepada renstra,
Renstra, RUP, RPK, dan RUP,RPK, dan melalui analisis
melalui analisis situasi situasi yang jelas.
yang jelas
5 Ada pembagian tugas dan √ Sebagai penanggung jawab program
tanggung jawab Promkes di Puskesmas Padang Pasir
pemegang program sesuai dengan ketetapan dari Kepala
Promkes Puskesmas tentang penanggung
jawab program dan dilengkapi
dengan uraian tugas dan rencana
kerja berdasarkan RPK Puskesmas

6 Dilakukan evaluasi Kerja √ Adanya evaluasi kinerja pemegang


Program Promkes program Promkes (Posyandu) dalam
(Posyandu) bentuk SKP (Standar Kinerja
Pegawai)
31

Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Padang Pasir 2020


P2 (Pelaksanaan) Target Capaian Keterangan
D/S (Posyandu) 85% 48,2% 36,8 (belum memenuhi
target)

Lembar Observasi Program Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir

No. Pertanyaan Hasil Wawancara


1. Berapa jumlah Posyandu yang Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas
berada di wilayah kerja Padang Pasir sebanyak 65 dari 10 kelurahan.
Puskesmas Padang Pasir ?

2. Berapa kali dalam sebulan Pelaksanaan program Posyandu dilakukan


kegiatan Posyandu balita di setiap satu kali dalam sebulan
wilayah kerja Puskesmas Padang
Pasir dilakukan ?
3. Siapa saja yang memberikan Yang memberikan pelaya
pelayanan dalam kegiatan nan dalam pelaksanaan program Posyandu
Posyandu ? yaitu kader yang didampingi oleh Petugas
kesehatan.
4. Apakah seluruh kader di wilayah Iya, seluruh kader dalam 10 kelurahan di
kerja Puskesmas Padang Pasir wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir
berperan aktif dalam kegiatan berperan aktif dalam kegiatan Posyandu
Posyandu ?
5. Apakah ada pelatihan kader untuk Ada, pelatihan wajib diberikan ke pada kader
kegiatan Posyandu ? untuk menambah wawasan serta menambah
keterampilan dalam meningkatkan kegiatan di
Posyandu
6. Berapa kali dalam setahun untuk Satu kali dalam setahun. Untuk narasumber
melakukan pelatihan kepada kader pelatihan kader yaitu ada p2kb, tenaga
? promkes, tenaga kesehatan Ibu dan anak dan
tenaga gizi
7. Apakah kunjungan balita sudah  Belum, karna masih banyak para Ibu yang
sesuai dengan target dari masih takut untuk membawa balita nya ke
Puskesmas Padang Pasir ? Posyandu karna kondisi pandemi Covid-19.
 Tidak sesuai nya target yang di berikan
DKK dengan data yang kita dapatkan di
lapangan

8. Metode atau langkah-langkah  Melakukan kunjungan rumah


kegiatan apa saja yang dilakukan  Mengambil data dari klinik dan melihat
untuk mencapai target dari data dari poli anak
Puskesmas Padang Pasir ?
9. Bagaimana bentuk pencatatan dan Mulai tahun 2020 pencatatan mulai dilakukan
laporan pada kegiatan Posyandu ? dengan aplikasi online yaitu e-PPGM/kohort
dan pelaporan dibuat melalui monev
32

10. Bagaimana proses perencanaan Melakukan persiapan pelaksanaan contoh nya


Posyandu di wilayah kerja mempersiapkan tempat, kader, dan
Posyandu ? memastikan jadwal posyandu
11. Bagaimana proses pelaksanaan  H-1 memberitahukan kepada kader
program Posyandu ? dan ketetapan jadwal kegiatan posyandu.
bagaimana proses pelaksanaan  Mempersiapkan kegiatan apa saja yang
program Posyandu dalam masa dibutuhkan dalam kegiatan Posyandu dan
pandemi Covid-19 ? harus memenuhi protokol kesehatan yang
telah di anjurkan pemerintah
12. Bagaimana bentuk monitoring Melakukan monitoring bulanan
pada kegiatan Posyandu ? bersama dengan pembina wilayah
posyandu
13 Bagaimana bentuk evaluasi pada Melakukan penilaian cakupan hasil
Program Posyandu ? dan pelaksanaan posyandu dalam bentuk laporan
bagaimana bentuk evaluasi bulanan posyandu
kegiatannya ? (dalam bentuk
laporan/ yang lainnya)
BAB V
PEMBAHASAN
A. Manajemen Program Pelaksanaan Posyandu di Puskesmas Padang Pasir

Berdasarkan hasil Observasi dan Wawancara yang dilakukan di


Puskesmas Padang Pasir, pada program pelaksanaan Posyandu di tahun 2020
belum mencapai target yaitu sebesar 48,2% , sedangkan target yang ditetapkan
oleh pemerintah yaitu sebesar 85%.
Dari hasil observasi P1, P2, dan P3 di Puskesmas Padang Pasir, ditemukan
hasil Program posyandu sebagai berikut:

1. Perencanaan Pelaksanaan Program Posyandu


Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen, karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain dan
pengorganisasian, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi tidak dapat
berjalan dengan baik. Hasil dari perencanaan merupakan pedoman untuk
pelaksanakan kegiatan, membandingkan, menilai serta memilih alternatif
yang tepat dalam rangka pencapaian target yang ditetapkan. Perencanaan
pengguna dana, sumber daya manusia, maupun sarana dan prasaran secara
maksimal. Perencanan program Posyandu di Puskesmas Padang Pasir Kota
Padang telah dilakukan sebagimana mestinya sesuai pedoman yang ada,
baik itu dari Permenkes No. 8 tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan dan peraturan terkait SPM, kemudian tak
terlepas dari data capaian tahun sebelumnya, laporan tahunan dan indikator
lainnya untuk membantu perencanaan.
a. Input Perencanaan
Input merupakan segala sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan suatu kegiatan/implementasi program dalam pelayanan
kesehatan. Input yang dibutuhkan untuk program Posyandu yaitu SDM
contohnya seperti Petugas kesehatan dan kader, dana untuk pelaksanaan
program Posyandu, sarana dan prasanan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan program Posyandu contohnya seperti pengukur tinggi badan,
timbangan dacin, dan alat lainnya yang biasa digunakan untuk imunisasi
b. Proses Perencanaan
Proses dari sistem pelayanan terpadu adalah semua kegiatan
pelaksanaan Posyandu mulai dari persiapan bahan/alat-alat yang
dibutuhkan untuk memberikan imunisasi ataupun untuk mengukur tinggi
badan dan berat badan balita/bayi, tempat pelaksanaan Posyandu dan
34

kelompok sasaran contohnya seperti Ibu yang memiliki balita/bayi dan


para Ibu hamil oleh kader.

c. Output Perencanaan
Output yaitu hasil langsung atau keluaran suatu sistem, yang
menjadi output dalam pelayanan terpadu adalah produk program
Posyandu, dalam hal ini yang dimaksudkan dengan produk adalah
cakupan kelima program yandu untuk masing-masing kelompok sasaran,
keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan penimbangan,
pelayanan pemberian makanan tambahan, distribusi paket perbaikan gizi,
pelayanan imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan penyuluhan.
Sedangkan output kegiatan yang diharapkan berupa peningkatan status
gizi balita dan ibu hamil, peningkatan cakupan imunisasi bagi
bayi/balita, penurunan angka kematian ibu dan bayi, peningkatan
cakupan pelayanan KB.
1) Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program Pelaksanaan Posyandu
RUK program D/S di posyandu memiliki rencana kegiatan yaitu
penimbangan BB bayi dan Balita, melakukan pengukuran TB anak
bayi dan balita pelayanan kesehatan, pemeriksaan kesehatan pada
anak balita, dan sosialisasi program pelaksanaan Posyandu.
2) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Program Pelaksanaan
Posyandu.
RPK program D/S pada anak balita telah disusun secara rinci dan
lengkap yang dikemas dalam bentuk matriks. Dimana di dalam
matriks RPK program D/S terdiri dari beberapa kolom yaitu nama,
tempat dan tanggal lahir, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
dan waktu pelaksanaan.

Kunjungan anak balita dalam kegiatan posyandu untuk melakukan


Penimbangan dan pengukuran tinggi badan, persentase anak balita yang
melakukan kunjungan Posyandu dalam dan luar gedung di wilayah kerja
dalam satu tahun, dengan target 85%. Sasaran dan tagert pelayanan
program Posyandu yaitu usia 0-59 bulan yang terdapat di 65 Posyandu

2. Pelaksanaan Posyandu
Pelaksanaan/penggerakan cakupan penimbangan balita terdiri dari
persiapan petugas kesehatan maupun kader untuk melaksanakan kegiatan,
pelaksanaan kegiatan terdiri dari persiapan petugas, persiapan kader. Persiapan
petugas meliputi penetuan sasaran kegiatan, sebelum melaksanakan penimbungan
balita di lapangan petugas harus mempersiapkan alat yang akan dibawa.
Terselenggaranya posyandu melibatkan berbagai pihak seperti kader. Peran kader
35

sebelum hari posyandu adalah menyebarluaskan hari buka posyandu,


mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu, mempersiapkan sarana posyandu,
pembagian tugas kader dan mempersiapkan bahan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT). Pada saat pelaksanaan posyandu peran kader adalah melaksanakan
pendaftaran pengunjung posyandu, melaksanakan penimbangan balita dan ibu
hamil yang berkunjung ke posyandu, mencatat hasil penimbangan di buku KIA
atau KMS dan membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan
KB, kader juga harus terampil untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada
sasaran Posyandu, kegiatan ini sesuai dengan permenkes No. 8 tahun 2019 tentang
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
Bentuk Pelaksanaan pada D/S di Posyandu Puskesmas Padang Pasir
sesuai dengan RUK Puskesmas Padang Pasir adalah memberikan pelayanan
kesehatan luar gedung (Posyandu), pemeriksaan kesehatan pada anak balita, dan
sosialisasi program. Kegiatan Posyandu dilaksanakan secara rutin dalam waktu 1
kali dalam
sebulan, yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan kader yang sudah dilatih.
Jenis kegiatan pelayanan yang diberikan kepada anak balita dalam
kegiatan Posyandu sebagai berikut:
a. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) meliputi
kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti pola makan/minum.
b. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT).
c. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan.
d. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan.
e. Kunjungan rumah oleh kader dan tenaga kesehatan bagi
orang tua yang tidak datang membawa anaknya, dalam rangka
kegiatan posyandu.

Pelaksanaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pdang Pasir pada tahun 2020
sempat terhenti beberapa bulan akibat masa pandemi Covid-19, pemerintah
menghimbau agar kegiatan yang mengundang banyak orang atau kerumunan untuk
dihentikan sementara waktu agar bisa memutuskan rantai penularan Covid-19.
Pelaksanaan Posyandu dilaksanakan kembali dengan kondisi tatanan pola hidup
baru atau yang di sebut dengan era New Normal Covid-19, pelaksanaan Posyandu
di era new normal harus sesuai dengan anjuran pemerintah, memetahui protokol
kesehatan yang diberlakukan diseluruh daerah. Petugas kesehatan, kader dan
pengunjung Posyandu diharapkan memakai masker, mencuci tangan dengan
menggunakan sabun sebelum memasuki area kegiatan Posyandu, kader juga harus
mempersiapkan tempat cuci tangan dan sabun agar pengunjung Posyandu dan
petugas kesehatan bisa melaksanakan protokol kesehatan yang di anjurkan
pemerintah. Akibat pandemi Covid-19 kunjungan Ibu ke Posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Padang Pasir menurun karna para Ibu masih takut untuk
36

membawa bayi/balita nya ke Posyandu, takut bayi/balita tertular virus Covid-19


oleh petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan di Posyandu.

3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Program Posyandu


a. Pengawasan Program Posyandu
Monitoring atau pengawasan merupakan suatu usaha dalam
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang
sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan dengan standar
yang telah ditetapkan, menentukan dan mengukur penyimpangan, serta
mengambil tindakan controlling. Monitoring pada program Posyandu
dilakukan secara rutin dan sepanjang pelaksanaan program. Pelaksanan
monitoring Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir meliputi
ketepatan waktu, ketepatan sasaran, ketepatan tempat pelaksanaan,
ketepatan petugas yang melaksanakan dan pencapaian hasil kegiatan.
Petugas kesehatan dan pembina wilayah Posyandu harus melakukan
monitoring atau pengawasan pada kinerja kader agar pelaksanaan
Posyandu sesuai dengan arahan dan sesuai dengan target sasaran.

b. Penilaian Program Posyandu


Evaluasi atau penilaian merupakan proses menentukan nilai atau
jumlah keberhasilan dari pelaksananaan suatu program dalam mencapai
tujuan tertentu berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Evaluasi
kegiatan program Posyandu dilihat dari tercapainya indikator dan
tercapainya tujuan dari kegiatan. Bentuk evaluasi kegiatan program
Posyandu berupa laporan bulanan dari Puskesmas Padang Pasir yang
kemudian dilakukan validasi dalam pertemuan monitoring dan evaluasi.
Capaian D/S Posyandu pada bulan Febuari 2021 di wilayah kerja
Puskesmas Padang Pasir sebanyak 48,2% kunjungan Ibu balita ke
Posyandu sedangkan target yang di minta dari DKK sebanyak 85%,
kebanyakan para Ibu masih takut untuk berkunjunga ke Posyandu karna
Ibu dan balita nya takut tertular virus Covid-19 oleh Petugas kesehatan,
selain faktor takut/cemas yang mempengaruhi kunjungan Ibu ke
posyandu atau yang mempengaruhi capaian D/S, faktor lainnya adalah
ketidak sesuaian target yang di minta DKK dengan data yang di dapatkan
dilapangan, yang dimaksud ketidak sesuaiannya yaitu target yang
diberikan oleh DKK terlalu tinggi karna data sasaran Ibu dan balita tidak
mencapai target yang di minta oleh DKK. Oleh sebab itu, pembina
wilayah Posyandu agak sulit untuk mencapai sesuai target yang diminta
DKK.
37

Pemegang program melakukan evaluasi dan membuat laporan


pertanggung jawaban baik setiap bulan maupun tahunan terhadap seluruh
kegiatan Program Penimbangan Balita.
Adapun bentuk dari pengendalian, pengawasan dan penilaian (P3) di
Puskesmas Padang Pasir ini adalah :
a. Membuat penilaian kinerja, penilaian puskesmas dibuat dalam
penilaian capaian sasaran kerja yang akan dikirim secara online ke DKK
b. Evaluasi juga dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas setiap bulan berupa
laporan bulanan program yang dikirim ke Dinkes tanggal 2 setiap bulan,
penanggung jawab Program Promkes dan tenaga kesehatan yang ada di
program itu dengan melihat proses pelaksanaan dan penggerakan dengan
penilaian sasaran dan target maka didapat hasil capaian sebanyak 48,2%
anak balita yang melakukan kunjungan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Padang Pasir

Monitoring danevaluasidilakukandengancara :
a. memanfaatkan data hasil pencatatan dan pelaporan berkala

yang meliputi aspek masukan (input), proses, dan luaran

(output)

b. pengamatan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan

pelayanan untuk mengtetahui kemajuan dan hambatan yang ada

Cakupan Pelaksanaan Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

Padang Pasir yaitu Sebanyak 48,2% balita yang melakukan kunjungan ke

Posyandu dari target 85%%. Jadi, Capaian Pelaksanaan Program Posyandu di

Puskesmas Padang Pasir belum mencapai target.

Adapun hasil faktor penyebab rendahnya capaian Pelaksanaan Program


Posyandu pada anak balita di Puskesmas Padang Pasir ini adalah :

1.Lokasi kurangsrategis.
38

Jarak posyandu yang dekatakan membuat orang tua anak balita


mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau
kecelakaan fisik dan sebaliknya jika jarak posyandu yang jauh akan
membuat orang tua balita mudah mengalami kelelahan atau kecelakaan
fisik serta lokasi posyandu kurang srategis.

2.Sarana dan prasaranatidak memadai

Akibat minimnya sarana dan prasarana yaitu tidak termonitornya


kesehatan anak balita sebagai pengguna posyandu seperti kursi, timbangan
alat ukur badan, meja dan tikar. Posyandu juga masih menumpang di teras
rumah warga dan banyaknya gangguan dijalan mengakibatkan
pelaksanaan kegiatan posyandu tidak bisa dilaksanakan dengan baik.

3.Rendahnya kunjungan anak balita dalam kegiatan posyandu

Disebabkan oleh kader yang kurang aktif dalam kegiatan posyandu


dan masih ada beberapa kader tingkat pengetahuannya yang kurang dalam
pelaksanaan kegiatan posyandu sehingga orang tua anak balita sulit
mendapatkan informasi kapan waktu pelaksanaan kegiatan posyandu
diadakan.

4.Kurangnya kesadaran orang tua/pengasuh

Masih banyak orang tua yang belum sadar bahwa pentingnya


Program Posyandu pada anak balita sehingga orang tua lalai dalam
pelaksanaan kegiatan posyandu.

5.Anak balita sulit di temui

Masih banyak anak balita yang tidak ada di tempat sehingga


petugas kesehatan dan kader untuk melakukan Kegiatan Posyandu
dikarenakan anak balita tersebut sering ke luar kota dan tidak ada dirumah.
39

1. Kurangnya dukungan lintas sektor

Kurangnya dukungan lintas sector seperti kelurahan dan kader


sehingga pelaksaan kegiatan posyandu tidak bejalan dengan lancar
juga dikarenakan faktor pandemi.

2. Keadaan pandemi covid-19 ini membuat orang tua dari anak takut

untuk datang ke puskesmas dikarenakan keadaan puskesmas yang

ramai dengan luas puskesmas yang tidak cukup besar

Rekomendasi yang dapatdilakukan pada program

Pelaksanaan Posyandu di PuskesmasPadang Pasir yaitu:

1. Pihak Puskesmas Padang Pasir diharapkan dapat melakukan

sosialisasi mengenai program posyandu kepada orang tua anak

guna meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai manfaat

Posyandu.

2. Pihak Puskesmas Padang Pasir diharapkan dapat menyediakan

sarana dan prasarana yang lebih lengkap dalam program

posyandu guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

terhadap anak balita.

3. Menerapkan protokol kesehatan agar orang tua tidak takut

membawa anaknyadalam kegiatan Posyandu .

4. Memberikan penyuluhan kepada orang tua yang memiliki anak

mengenai pentingnya kesehatan gizi, guna mendukung orang


40

tua untuk rutin datang membawa anaknya dalam kegiatan

posyandu 1 kali dalam sebulan.

5. Melatih kader yang ada di posyandu agar lebih aktif

1. Perlu ditingkatkan upaya penyuluhan dan pendidikan terhadap masyarakat


agar masyarakat tahu manfaat dari Program Posyandu dan tercapainya
Program Posyandu sesuai target yang di minta
41

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Setalah melakukan kegiatan magang di Puskesmas Padang Pasir,
Mahasiswa mampu mengetahui perencanaan (P1) program cakupan
penimbangan balita (D/S) di Puskesmas Padang Pasir Kota Padang dan
tahu bagaimana melakukan suatu perencanaan untuk menjalankan suatu
program, yaitu dengan berpedoman kepada Renstra,RUK dan RPK
Puskesmas.
2. Manajemen P2 puskesmas yaitu pelaksanaan dan penggerakan untuk
program program cakupan penimbangan balita (D/S) di Puskesmas Padang
Pasir Kota Padang sudah dilakukan dengan baik dan terstruktur sesuai
dengan RUK.
3. Dengan kegiatan magang ini mahasiswa mampu mengidentifikasi
manajemen P3 Puskesmas, yaitu pengawasan, pengendalian dan penilaian
tentang program cakupan penimbangan balita (D/S) di Puskesmas Padang
Pasir. Pengawasan, pengendalian dan penilaian digunakan untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang
sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan dengan standar
yang telah ditetapkan, menentukan dan mengukur penyimpangan, serta
mengambil tindakan controlling terkait dengan program cakupan
penimbangan balita.

B. Saran
1. Puskesmas Padang Pasir diharapkan lebih meningkatkan upaya advokasi
lintas program dan lintas sector dalam mendukung pelaksanaan progam
cakupan penimbangan balita (D/S) di Puskesmas Padang Pasir.
2. Puskesmas Padang Pasir diharapkan bisa melakukan penyegaran kader
dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan agar kader mampu melaksanakan tugas tugas pada
pelaksanaan penimbangan balita dan mampu mempengaruhi sasaran untuk
dating ke posyandu.
3. Salah satu upaya efektif yang bisa dilakukan oleh Puskesmas Padang Pasir
pada masa Pandemi ini adalah dengan melakukan pendekatan persuasif
terhadap kader, sehingga apabila ada masalah kesehatan di masyarakat,
maka kader akan memberikan informasi kepada petugas kesehatan dan
petugas wajib untuk mengunjungi keluarga dengan melakukan pembinaan
untuk menuju keluarga sehat.
42

DAFTAR PUSTAKA

Permenkes No. 10Tahun 2019 Tentang Pengawasan di Bidang Kesehatan.


Permenkes No. 43 Tahun 2019 TentangPedomanManajemenPuskesmas.
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2020). Laporan tahunan tahun 2019 edisi 2020.
Puskesmas Padang Pasir Kota Padang. (2018). Laporan tahunan tahun 2017.
PuskesmasPadang Pasir Kota Padang. (2019). Laporan tahunan tahun 2018.
PuskesmasPadang Pasir Kota Padang. (2020). Laporan tahunan tahun 2019.
Renstra BLUD PuskesmasPadang PasirTahun 2018-2022
Permenkes No. 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat di bidang
Kesehatan dan Peraturan terkait SPM
Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi: Kementrian
Kesehatan RI. 2013. Jakarta
43

LAMPIRAN
Serah terima mahasiswa magang di Puskesmas Padang Pasir

Wawancara dengan Pemegang Program dan Pemegang Laporan Puskesmas


44

Foto bimbingan Laporan Magang bersama Pembimbing Akademik dan Pembimbing


Lapangan
45

Foto Kegiatan Posyandu

K
46
47
48
49

Foto Penutupan Magang Di Pukesamas Padang Pasir


50

Anda mungkin juga menyukai