Anda di halaman 1dari 29

6

EVALUASI PROGRAM GIZI TAHUN 2018


DAN
PLAN OF ACTION ( POA )TAHUN 2019

UPTD PUSKESMAS SUMANDA


KECAMATAN PUGUNG
KABUPATEN TANGGAMUS

DISUSUN OLEH
NENI NURLIA,Amd.Keb

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS


DINAS KESEHATAN KABUPATEN
TAHUN 2019
6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan hidayahNya yang
telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan evaluasi dan Plan Of Action
( POA ) Program Gizi UPTD Puskesmas Sumanda Kecamatan Pugung Tahun 2019.
Penulisan laporan evaluasi dan plan of action kesehatan program gizi ini disusun
berdasarkan usaha maksimal agar laporan ini bukan hanya sekedar laporan tetapi
mempunyai arti sendiri yaitu menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.
Penyusunan POA Program Gizi ini disusun dengan mengacu pada sistem
penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ( PTP ) UPTD Puskesmas Sumanda tahun
2018, dengan mempertimbangkan hasil cakupan Program Gizi yang telah dicapai pada
tahun sebelumnya, masalah-masalah yang di temukan pada tahun lalu, alternatif
pemecahan masalah yang telah diambil dan dengan mempertimbangkan sumber daya yang
ada serta dengan melihat determinan factor yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sumanda.
Dengan tersusunnya POA Program Gizi Tahun 2019 ini, diharapkan dapat
memberikan arah bagi program gizi dalam menjalankan semua kegiatan-kegiatannya, dapat
mengatasi berbagai masalah program yang mungkin akan ditemukan dan dapat
memaksimalkan semua potensi yang ada di UPTD Puskesmas Sumanda, sehingga kegiatan
program gizi di tahun 2019 ini dapat mencapai hasil yang maksimal baik secara kuantitas
maupun secara kualitas.
Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu penyusunan POA ini. Penyusun menyadari bahwa POA Program Gizi
Tahun 2018 ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu saya mengharapkan
masukan dan saran dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan POA tahun
berikutnya.

Sumanda, Januari 2019


Penyusun

Neni Nurlia,Amd.Keb
NIP. 19830715 201704 2 001
6

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator yang
digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan masyarakat seperti penurunan
angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kesakitan, meningkatnya umur harapan
hidup dan status gizi masyarakat.Angka ini dapat dicapai sebagai kontribusi dari barbagai
program kesehatan baik yang dilaksanakan di rumah sakit maupun puskesmas.
Tujuan Pembangunan Nasional adalah Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan.Program perbaikan gizi merupakan bagian
integral dari program kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, untuk itu diperlukan pelaksanaan yang
berkesinambungan dan sistematis. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dari
pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti perawatan dan makanan bergizi dengan
perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai
dewasa muda.
Masalah Kekurangan Vitamin A (KVA), Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi merupakan 4 (empat) masalah gizi
utama di Indonesia yang sampai saat ini masih mendapatkan perhatian penuh dalam
penanggulangannya karena berakibat besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan
sumberdaya manusia.
Pemantauan Wilayah Setempat-Gizi (PWS-Gizi). PWS-Gizi adalah instrumen
manajemen program gizi untuk mendapatkan informasi dini masalah gizi di suatu wilayah
secara terus menerus. Prinsip-prinsip dasar PWS-Gizi adalah mengumpulkan data,
mengolah dan menghasilkan informasi secara cepat, tepat, akurat dan terus menerus untuk
mengetahui gambaran kondisi masalah di suatu wilayah, serta menentukan tindakan yang
perlu dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi tersebut baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Data PWS-Gizi merupakan data deteksi dini yang dapat
digunakan sebagai bahan kebijakan dan perencanaan program suatu wilayah.
Dengan mengacu pada hal-hal di atas, maka sangat tepat bila PWS-Gizi
dilaksanakan pada Puskesmas Sumanda pada khususnya dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanggamus pada umumnya untuk dapat melaksanakan pembangunan kesehatan,
khususnya program gizi melalui kegiatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif guna
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan
yang sekaligus merupakan pos terdekat dalam pengembangan dan pelayanan kesehatan
6

dasar bagi masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan komprehenshif yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Program Gizi merupakan salah satu program penting dari beberapa program yang
dilaksanakan di puskesmas yang sangat berperan dalam pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi. Program Gizi terus dituntut untuk selalu dapat meningkatkan mutu dan
kwalitas pelayanannya kepada masyarakat melalui peningkatan sumberdaya manusia dan
pelaksanaan managemen program yang terpadu dan berkesinambungan.
Didalam pelaksanaanya di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas
Sumanda Kecamatan Pugung program Gizi membawahi beberapa pokok kegiatan antara
lain cakupan ibu hamil dapat Fe 90 tablet,Bayi 6 bulan dapat ASI Eksklusif,Rumah
Tangga menggunakan Garam Beryodium, Balita Kurus dapat MP ASI, Bayi Baru Lahir
dapat IMD, Remaja Putri dapat TTD, Bumil KEK dapat PMT, penanganan Anemia pada
Ibu hamil, Penanganan Bayi BBLR, Balita punya buku KIA, Penanganan Balita BGM,
Cakupan D/S, Balita dapat Vitamin A, Cakupan N/D, Cakupan Balita T1, Cakupan Balita
T2 dan Cakupan Gizi buruk mendapat Perawatan. Untuk lebih memaksimalkan kegiatan
yang dijalankan dalam program Gizi maka sangat perlu disusun suatu perencanaan
program tahunan yang di kenal dengan Plan Of Action (POA) Program Gizi, mencakup
berbagai kegiatan yang akan dijalankan selama satu tahun kedepan.
Untuk mendukung visi Puskesmas yaitu mewujudkan masyarakat Sumanda yang
sehat dan mandiri UPTD Puskesmas Sumanda memiliki misi antara lain peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan pada ibu dan anak, penatalaksanaan penyakit secara
komprehensif dan terpadu, pembinaan dan pemeriksaan kesehatan pada kelompok
beresiko, dan akses serta ketersediaan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau, maka
petugas dalam setiap pelaksanaan kegiatan UPTD Puskesmas Suamanda selalu
menggunakan tata nilai CEMARA yaitu CEpat dalam menangani setiap kasus yang
ditemukan, aMAn dalam melakukan tindakan dikarenakan petugas selalu mematuhi
prosedur yang ada, dan Ramah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

B. Tujuan.
1. Tujuan Umum.
1. Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat sebagai dasar
penentuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan masalah
gizi di Puskesmas Sumanda Kabupaten Tanggamus.
2. Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan Program Gizi secara terus menerus
dalam rangka pembinaan dan pengembangan.
3. Meningkatkan kwalitas pelayanan Program Gizi dengan meningkatkan kemampuan
managemen yang efektif dan efisien.
6

2. Tujuan Khusus.
1. Diperoleh data cakupan ibu hamil dapat 90 TTD
2. Diperoleh data cakupan bayi 6 bulan dapat ASI Eksklusif
3. Diperoleh cakupan Rumah Tangga menggunakan Garam berYodium
4. Diperoleh data cakupan Balita kurus dapat MP ASI
5. Diperoleh data cakupan bayi baru lahir dapat IMD
6. Diperoleh data cakupan Remaja Putri dapat TTD
7. Diperolehnya data cakupan Ibu Nifas dapat Vitamin A
8. Diperolehnya data Ibu Hamil KEK dapat PMT
9. Diperolehnya data penanganan Anemia pada Ibu Hamil
10. Diperolehnya data penanganan Bayi BBLR
11. Diperolehnya data Balita Mempunyai Buku KIA
12. Diperolehnya data Balita BGM.
13. Diperolehnya Cakupan D/S
14. Diperolehnya data cakupan balita dapat vitamin A
15. Diperolehnya data cakupan N/D
16. Diperolehnya data cakupan T1
17. Diperoleh data cakupan T2
18. Diperolehnya data gizi buruk mendapat perawatan

C. Visi, Misi dan Strategi


1. Visi.
UPTD Puskesmas Sumanda mempunyai visi ”Terwujudnya Masyarakat Sumanda
yang sehat dan mandiri”

2. Misi.
Puskesmas Sumanda mempunyai Misi :
1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
2. Penatalaksanaan penyakit secara komprehensif
3. Pembinaan dan pemeriksaan pada kelompok beresiko
4. Akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang mudah dan terjangkau

BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Gambaran Umum.
6

1. Wilayah Kerja Puskesmas Sumanda.


UPT Puskesmas Sumanda terletak di Pekon (Desa) Sumanda Kecamatan Pugung
Kabupaten Tanggamus, dengan wilayah terbagi menjadi 9 Pekon dan dibantu oleh 1
buah puskesmas pembantu(Taman Sari), 8 buah poskeskon dengan masing-masing
sudah memiliki gedung sendiri dan dalam pelaksanaan aktifitasnya di bantu oleh 8
orang bidan desa
2. Pemerintahan.
UPTD Puskesmas Sumanda merupakan suatu unit kerja di bawah Instansi Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanggamus yang berada di Pekon Sumanda Kecamatan Pugung
Kabupaten Tanggamus.
3. Geografis.
UPTD Puskesmas Sumanda mempunyai luas wilayah kerja + 15076,3 Ha, yang
terdiri dari 9 Pekon Desa tertinggal yaitu Pekon Sumanda, Pekon Pungkut, Pekon Suka
Maju,Pekon Suka Mulya, Pekon WayPring, Pekon Kayu Hubi, Pekon Campang, Pekon
Gading Dan Pekon Taman Sari Jarak terjauh antara Pekon dan Puskesmas Induk
adalah 32 KM yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih satu jam setengah,
jarak Puskesmas induk ke Dinas Kesehatan di Ibu Kota Kabupaten lebih kurang 35 Km
dengan waktu tempuh dengan kendaraan umum kurang lebih 90 menit, sedangkan jarak
Puskesmas dengan Rumah Sakit tempat rujukan terdekat sekitar 30 Km dengan waktu
tempuh menggunakan kendaraan umum sekitar 1 jam, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
- Batas Utara : Berbatasan dengan wilayah Kerja Puskesmas Rantau Tijang kec.
Pugung dan puskesmas Talang Padang.
- Batas timur : Berbatasan dengan wilayah Kerja Puskesmas Pagelaran dan
Bulok Sukamara.
- Batas Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kerja Puskesmas Bulok Sukamara.
- Batas Barat : Berbatasan dengan wilayah Kerja Puskesmas Talang Padang
4. Geologi.
Dari segi geologi wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumanda sebagian besar
merupakan area perkebunan, pegunungan dan terdapat kandungan batu bara dan
mangan yang sampai saat ini belum dilakukan penambangan.

5. Topografi.
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumanda 40% terdiri dari dataran rendah dan
60% pegunungan serta daerah perbukitan yang belum dilengkapi dengan sarana jalan
yang belum memadai sehingga musim penghujan agak sulit untuk dilalui baik
6

kendaraan roda dua ataupun ke gardan, yang berakibat semakin parahnya kondisi
jalan.

6. Hidrologi.
Di wilayah UPTD Puskesmas Sumanda mengalir sungai yang sangat penting bagi
petani di wilayah Kecamatan Pugung dan sekitarnya yaitu Way Tebu yang melintasi
sebagian wilayah, dan pada umumnya sungai tersebut dimanfaatkan untuk irigasi
disamping air untuk kebutuhan rumah tangga seperti mandi, cuci dan buang air besar.
7. Sumber Daya Alam.
Di Wilayah UPT Puskesmas Sumanda terdapat berbagai Sumber Daya Alam yang
bersifat Renewable Resources yang disebut juga Non Exhoustible atau Flow Resources,
yaitu Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui seperti Hutan, perkebunan,
persawahan, ikan dan air.
8. Demografi.
Tabel
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumanda tahun 2018
NO NAMA PEKON KLASIFIKASI
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1. SUMANDA 1098 983 2021
2. PUNGKUT 1006 1251 2257
3. SUKA MAJU 1061 1209 2270
4. SUKA MULYA 1100 986 2083
5. KAYU HUBI 783 721 1504
6. CAMPANG WH 1008 892 1699
7. WAY PRING 1051 922 1973
8. GADING 750 900 1650
9. TAMAN SARI 1850 1569 3419
JUMLAH 9.707 9.433 19.140

Penduduk di wilayah UPTD Puskesmas Sumanda pada akhir tahun 2018 sebesar
19.140 Jiwa (Rekapitulasi Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan) dengan jumlah
Kepala Keluarga4.507 KK, Penduduk mayoritas berpendidikan SD Sederajat sebesar
45,9%, SLTP Sederajat sebesar 26,4 %, SLTA sederajat sebesar 21,9% dan yang
berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 5,7%. Kegiatan ekonomi atau mata
pencaharian penduduk mayoritas disektor pertanian (87%), baik sebagai petani sendiri
atau buruh tani. Keadaan social masyarakat dipedesaan diwarnai dengan kekerabatan
yang masih kuat, budaya adat dan keagamaan yang masih homogen yaitu mayoritas
Islam. Kondisi Budaya dan keagamaan yang demikian sangat besar pengaruhnya
6

terhadap corak kepemimpinan. Pemimpin informal yang berlatar belakang agama


seperti kyai dan ketua adat masih memiliki peran atau pengaruh yang sangat besar di
lingkungan masyarakatnya.

B. Analisis Derajat Kesehatan.


Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Apapun upaya yang dijalankan pemerintah, hanya sedikit yang
akan dicapai tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga
kesehatan mereka.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal. Derajat kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan, kelompok
maupun masyarakat yang dapat digambarkan dengan tingkat mortalitas, morbiditas,
Umur Harapan Hidup dan Status Gizi Masyarakat.

1. Umur Harapan Hidup (UHH).


Meningkatnya status kesehatan masyarakat selain dilihat dari menurunnya angka
kesakitan dan kematian, juga bisa dilihat dengan meningkatnya umur harapan hidup.
Berdasarkan dari data BPS Propinsi Lampung dalam buku Indikator Dini Kesehatan
Masyarakat tahun 2002-2004, UHH Kabupaten Tanggamus adalah 67,1 tahun (sumber
Profil Kesehatan Kabupaten Tanggamus Tahun 2009), dengan demikian Umur
Harapan Hidup di Wilayah Puskesmas Sumanda mengacu pada UHH Kabupaten
Tanggamus tersebut.

2. Angka Kematian (Mortalitas).


Tingkat kematian secara umum sangat berhubungan erat dengan tingkat kesakitan
penduduk,
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial
ekonomi masyarakat, Tingkat Pendidikan, Perilaku Hidup Sehat, Lingkungan
perumahan, Upaya Kesehatan dan Fertilitas’
2.1 Angka Kematian Kasar
Pada tahun 2018 jumlah angka kematian kasar sebanyak
2.2 Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )
Pada tahun 2018 terdapat Kematian Ibu Maternal sebanyak 1 kasus di pekon
Camapng WH,penyebab kematian adalah Pre Eklamsi Berat ( PEB )
2.3 Angka Kematian Bayi ( AKB )
6

Pada tahun 2018 terdapat Kematian Bayi sebanyak 2 kasus yaitu 1 kasus di pekon
Suka Mulya dengan penyebab kematian Kelainan Jantung, 1 kasus di pekon Suka Maju
dengan penyebab kelainan bawaan.
2.4 Angka Kematian Balita ( AKABA )
Pada tahun 2018 tidak terdapat Angka Kematian Balita
3. Angka Kesakitan (Morbiditas) .
3.1 Penyakit Utama Rawat jalan
Pada tahun 2018 jumlah kunjungan pasien rawat jalan sebanyak orang,dengan rincian
Kunjungan umum orang,KIS/BPJS orang.
3.2 Pola Penyakit Menular
3.3 Mortalitas Malaria
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus Malaria,tetapi ditemukan kasus DBD sebanyak
14 kasus dan 1 orang meninggal dikarenakan penyakit DBD tersebut.
3.4 Kasus Diare
Pada tahun 2018 ditemukan kasus Diare untuk semua umur sebanyak 633 kasus,dari
semua kasus diare yang ditemukan telah mendapat penanganan oleh tenaga
kesehatan
3.5 P2 TB Paru
Pada tahun 2018 ditemukan kasus TB Paru sebanyak 10 kasus,dan semua dalam
masa pengobatan
3.6 Tetanus Neonatorum
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus Tetanus Neonatorum
3.7 Polio
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus Polio

4. Status Gizi.
4.1. Gizi Buruk.
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia dan
sekaligus dalam pengentasan kemiskinan adalah dengan meningkatkan Gizi anak
terutama pada masa Balita. Keadaan Gizi pada Balita sangat mempengaruhi tingkat
kecerdasan manusia, karena kecukupan gizi sangat diperlukan dalam pertumbuhan
otak terutama pada masa Balita danselanjutnya akan menghasilkan generasi yang
produktif dan berkualitas.
Balita yang ada di Wilayah UPT Puskesmas Sumanda tahun 2018 sebanyak 1406
balita, rata-rata balita yang ditimbang setiap bulan di diperoleh jumlah sebanyak 1354
balita atau 96,3% dari jumlah balita yang ada, angka ini belum mencapai target
SPMKabupaten Tanggamus, yaitu 100 %. Sementara Balita yang naik timbangannya
rata-rata tiap bulan untuk semua wilayah puskesmas diperoleh angka
6

1155balita atau 79,5 % dari jumlah balita yang ditimbang, angka ini belum mencapai
target SPM N/D tahun 2017 yaitu 100 %. Pada tahun 2017 Balita dengan status Gizi
BGM ditemukan sebanyak 3 balita, semua balita BGM tersebut telah mendapatkan
perhatian dengan pemberian MP-ASI, bubur, MP-ASI Biskuit dan susu pertumbuhan
guna meningkatkan status gizi balita tersebut sehingga tidak terjadi marasmus dan
kwashiorkor.
4.2. Anemia Gizi Besi.
Kekurangan zat besi pada ibu hamil pada Tahun 2017 ditemukan sebanyak 13
kasus ibu hamil yang mengalami anemia atau kekurangan zat. Sementara cakupan
Fe3 sebanyak 346 (100 %) dari 346 bumil yang ada, hal ini disebabkan karena semua
ibu hamil memerikasakan kehamilannya secara teratur ke Petugas kesehatan.

4.3. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( GAKY


Pemantauan desa bergaram yodium di Puskesmas Kedaloman Tahun 2017
dilaksanakan pada 12 pekon dengan pengambilan sampel 30 rumah tangga yang ada
di pekon wilayah kerja Puskesmas Kedaloman.diperoleh hasil semua desa (100%)
bergaram yodium baik.
Gambar 2.menunjukkan cakupan pemantauan garam beryodium di Puskesmas
Kedaloman Tahun 2017.
s Cakupan Pemantauan Desa Beryodium Baik di
Puskesmas Kedaloman Tahun 2017

100

80
% Cakupan

100
100

60
100
100
100

100
100
100

100
100

100
100

40
E
20

0
Suka Banjar
Banjar Negeri

Suka Damai
Sukaraja
Ciherang

Darussalam
Kedaloman

Sukamernah

Way Halom

Penanggungan

Pariaman

Banjar Agung

Gambar 2.Cakupan Pemantauan Desa Ber Garam yodium di Puskesmas


Kedaloman Tahun 2017.

Upaya pemantauan garam beryodium selanjutnya dilaksanakan dengan


menggunakan dana dan prasarana yang ada agar tercapai desa bergaram yodium baik.
6

Berikut peta yang menunjukkan cakupan pemantauan desa beryodium baik di


wilayah kerja Puskesmas Kedaloman pada Tahun 2017
PETA DESA BERGARAM YODIUM
Keterangan Peta :
1.Warna Hijau ( Status Baik )
2.Warna Kuning ( Status Cukup )
3.Warna Merah ( Status Kurang )
4.Warna Hitam ( Status Buruk )
Peta yang menunjukkan bahwa semua desa/pekon yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Kedaloman Tahun 2017 berstatus baik.

4.4. Kekurangan Vitamin A.


Untuk mencegah Kekurangan Vitamin A, maka perlu diberikan kapsul Vitamin A
kepada bayi 6-12 bulan, Anak Balita 1-5 Tahun dan bufas. Dikarenakan pola
masyarakat yang belum mengikuti prinsip beraneka ragam makanan, sehingga jumlah
6

Vitamin A yang diperoleh dari sumber bahan makanan tidak mencukupi daripada
kebutuhan yang diperlukan. Pada tahun 2017 di Puskesmas Kedaloman tercapai hasil
cakupan Vitamin A 2X untuk balita adalah 1507 (86,8 %) Angka ini masih dibawah
target SPM 2017 yaitu 95 % dan Vitamin A Ibu Nifas 331 (100 %).
Kurangnya pencapaian ini dimungkinkan karena semakin bertambahnya umur
balita, orang tua tidak lagi membawa balitanya untuk ditimbang ke posyandu pada
bulan vitamin A (Februari dan Agustus) dan belum meningkatnya upaya orang tua
untuk meminta vitamin A ke kader/ posyandu jika tidak datang ke posyandu.
Sedangkan petugas kesehatan juga kurang maksimal dalam melakukan sweeping
vitamin A hingga ke pekon/desa sebagai akibat menurunnya motivasi kerja.
Penurunan cakupan pemberian vitamin A pada anak balita perlu mendapat perhatian
mengingat fungsi vitamin A selain sebagai pencegah timbulnya penyakit mata, juga
dapat mencegah timbulnya penyakit campak, diare, dan juga sebagai antioksidan.

4.5 ASI Eksklusif


Cakupan ASI eksklusif 6 (enam) bulan di Kabupaten Tanggamus Tahun 2017
sebanyak113 ( 67,3 %). Jika dibandingkan Tahun 2016 sebesar 69 % maka pencapaian
Tahun 2017 mengalami penurunan sebanyak 1,7 %. Jika dibandingkan dengan target
SPM Tahun 2017 sebesar 80 % maka pencapaian Tahun 2017 juga belum dapat
mencapai target SPM.
Hambatan pemberian ASI eksklusif diantaranya disebabkan karena tenaga
kesehatan (bidan) yang sering memberikan susu formula (prelaktal) kepada bayi
setelah dilahirkan, faktor sosial budaya dan lingkungan orang tua terhadap pemberian
makanan masa menyusui, tatalaksana ditempat persalinan yang belum mendukung
pemberian ASI
Eksklusif (manajemen laktasi, rawat gabung, klinik laktasi dan Inisiasi Menyusui Dini
(IMD), ibu bekerja, pengetahuan manfaat ASI Eksklusif masih kurang dan belum
adanya kebijakan/peraturan yang mengikat berkaitan dengan penggunaan susu formula
terhadap program ASI Eksklusif..

Gambar berikut menunjukkan cakupan ASI eksklusif pada bayi sampai umur 6
(enam) bulan di setiap pekon / desa di wilayah kerja Puskesmas Kedaloman Tahun
2017.
6

100

90 84.6 87.5
77.8 80.0
80
75.0 71.4 70.0
70 66.7 66.7 67.3
62.5
60
53.3
50
41.2
40

30

20

10

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SPM 17=80%

Gambar1.Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Kedaloman


ASI eksklusif perlu mendapat perhatian serius, karena ASI merupakan makanan
terbaik bayi mengingat kasus gizi buruk di Kabupaten Tanggamus cukup banyak
akibat rendahnya mutu makanan yang diperoleh pada masa bayi dan tidak diberi ASI
eksklusif. Pemberian ASI eksklusif perlu diintensifkan dan komitmen bersama tenaga
kesehatan dalam pemberian susu formula guna mendukung ASI Eksklusif sangat
diperlukan. Selain itu juga peningkatan pada kegiatan penunjang pemberian ASI
seperti manajemen laktasi, sarana pelayanan kesehatan pemerintah/swasta pendukung
pemberian ASI Eksklusif dan IMD

4.6. Bumil Kurang Energi Kronis (KEK).


Kurang energi kronis merupakan masalah gizi pada ibu hamil yang masih perlu
mendapat perhatian khusus, karena selain menanggung dirinya juga janin yang
dikandungnya. Pada tahun 2017 tercatat 6 kasus bumil KEK dengan indikator ukuran
LILA <23,5 cm.Sementara ini tindakan yang dilakukan baru diberikan penyuluhan
tentang makanan sehat dan porsi makanan bagi ibu hamil dan pemberian bantuan
biskuit untuk bumil KEK.

C. Analisis Lingkungan Kesehatan


Salah satu upaya UPT Puskesmas Kedaloman dalam meningkatkan kualitas
lingkungan yaitu dengan program penyehatan lingkungan. Program penyehatan
6

lingkungan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang menitik beratkan


pada pemecahan masalah kesehatan lingkungan dalam rangka mewujudkan kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan atau bahaya kesehatan
menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik. Upaya
peningkatan kesehatan lingkungan dilakukan dengan memutuskan mata rantai
penyakit-penyakit yang berbnasis lingkungan terutama pengawasan kualitas air,
perumahan, Tempat Tempat Umum serta pengendalian pencemaran air dan
lingkungan.
1. Akses dan Persediaan Air Bersih.
Masyarakat di wilayah keraja UPT Puskesmas Kedaloman yang tempat
tinggalnya mempunyai Sarana Air Bersih (SAB) adalah 37,2% (1424 Rumah), dari
3824 rumah yang ada, dan yang memanfaatkan sarana air Bersih (SAB) adalah 38,8 %
(7129 jiwa) dari 18366 jiwa yang ada. Hal ini karena masih banyak masayarakat yang
tinggal di dekat aliran sungai dan masih minimnya pengetahuan serta keadaan sosial
ekonomi sehingga masyarakat enggan untuk membuat sumur sebagai sarana air bersih
untuk keperluanya sehari-hari.

2. Keluarga dengan Kepemilikan Sanitasi Dasar.


Dari hasil survey yang dilakukan petugas kesehatan lingkungan, jumlah
masyarakat yang memiliki dan menggunakan sanitasi dasar masih jauh dari yang
diharapkan yaitu yang menggunakan jamban keluarga 27,1 % (1038 Rumah), Rumah
dengan Sarana pembuangan air limbah 30,7% (1175 Rumah) dari 3824 rumah yang
ada.

3. Rumah Sehat.
Rumah adalah tempat berkumpul anggota keluarga dan untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan
sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Beberapa ukuran sering digunakan untuk menilai rumah sehat antara lain luas lantai,
jenis lantai, ventilasi, dinding atap dan lain lain. Jumlah rumah yang memenuhi syarat
rumah sehat pada tahun 2009 adalah 1012 rumah ( 26,5%) dari 3824 rumah yang ada.

4. Rumah Bebas Jentik Aedes.


Jumlah Rumah yang diperiksa jentiknya tahun 2017 baru mencapai 1247 rumah
(32,6%) dan jumlah rumah yang bebas jentiknya sebesar 1167 rumah (94%) dari
jumlah rumah yang diperiksa.
6

5. Tempat Tempat Umum Sehat.


Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering
membawa kematian dan kesakitan banyak bersumber dari Tempat Pembuatan dan
Penjualan Makanan (TP2M), Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan
Pestisida (TPP). Tempat-tempat umum yang ada di wilayah puskesmas Kedaloman
adalah sebanyak 59 lokasi dan yang telah diperiksa mencapai sebanyak 57 Lokasi
(96,6 %), yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 46 lokasi (77,9%) hal ini juga
masih harus diperhatikan dan ditingkatkan mutu pemeriksaannya dan pengawasannya.

D. Analisis Perilaku Kesehatan.


1. Perilaku Pencarian Pengobatan.
Jumlah kunjungan rawat jalan UPT Puskesmas Kedalomanm tahun 2017 adalah
9.469 jiwa (51,6%) dari jumlah penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, angka ini
cukup tinggi jika dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu 15 %
penduduk yang memamfaatkan pelayanan puskesmas, namun masih ada sebagian
kecil penduduk yang sakit berobat ke paranormal atau dukun.

2. Perilaku Pencarian Pertolongan Persalinan.


Cakupan Kunjungan ibu hamil di Puskesmas Kedaloman tahun 2017, berupa K1
sebanyak 346 Bumil (100%), K4 (100%) dari jumlah sasaran Bumil, sedangkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 331 persalinan (95,1%) dari dari
jumlah persalinan.

3. Tatanan Rumah Tangga Sehat/ Rumah Tangga ber – PHBS.


Jumlah Rumah tangga Berperilaku hidup bersih dan sehat di UPT Puskesmas
Kedaloman yang dipantau baru mencapai 735 rumah tangga (20,3%) dari jumlah
rumah yang ada.

4. Peranserta Masyarakat Dalam Posyandu.


Peran Serta masyarakat dalam posyandu bisa dilihat dari indicator D/S yang baru
mencapai 84,3% pada tahun 2017, angka ini masih sangat perlu ditingkatkan.

5. Bayi Mendapat ASI Ekslusif.


Dari 331 jumlah sasaran bayi 0 – 11 bulan dan 168 bayi 0 – 6 bulan,yang
mendapatkan ASI Eksklusif sekitar 113 bayi.

6. Posyandu Purnama Mandiri.


6

Jumlah posyandu di wilayah UPT Puskesmas Kedaloman pada tahun 2016


sebanyak 24 Posyandu, dengan perincian Posyandu pratama 13, Posyandu Purnama
6 Posyandu, Posyandu Madya 5 Posyandu dan belum ada posyandu yang mandiri.

7. Perilaku Masyarakat Dalam MCK (Personal Higyene).


Dari hasil pemantauan petugas sanitasi baru 6980 jiwa (38%) masyarakat yang
memanfaatkan SAB dan JAGA yang sehat, sementara selebihnya banyak
memanfaatkan lahan pekarangan sebagai jamban dan juga sungai-sungai yang
mememang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
6

E. Analisis Pelayanan Kesehatan.


1. Fasilitas Kesehatan.
1.1. Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah.
Tabel 1. Sarana Kesehatan Pemerintah
UPT Puskesmas Kedaloman Tahun 2017

NO JENIS SARANA JUMLAH KETERANGAN


1. Puskesmas Induk 1 Baik
2. Perumahan Pustu 2 Baik
3. Puskesmas Keliling 1 Baik
4. Posyandu Balita 24 Baik
5. Posyandu Lansia 13 Baik
6. Sepeda Motor 8 Baik
7. Kendaraan Roda Empat 1 Baik
8. Poskesdes 11 Baik

a. Puskesmas Induk
UPT Puskesmas Kedaloman berada di Pekon Kedaloman Kecamatan Gunung Alip
dan dalam keadaan yang cukup baik, mulai berdiri Tahun 2007 dan merupakan
Puskesmas Induk satu – satunya di Kecamatan Gunung Alip.
b. Puskesmas Pembantu
UPT Puskesmas Kedaloman mempunyai 2 buah Puskesmas Pembantu yaitu pustu
Ciherang dan pustu Suka Mernah, dimana masing-masing pustu tersebut mempunyai
satu buah perumahan tenaga medis.

c. Kendaraan Roda Dua


UPT Puskesmas Kedaloman mempunyai 8 buah kendaraan roda dua,6 motor untuk
operasional program puskesmas dan 2 motor lainnya untuk bidan desa teladan.Semua
sepeda motor dapat berfungsi dengan baik dan digunakan untuk operasional masing-
masing program puskesmas,termasuk satu diantaranya untuk operasional program gizi.

d. Kendaraan Roda Empat


UPT Puskesmas Kedaloman dilengkapi dengan satu buah kendaran roda empat
atau Puskesmas Keliling, diterima pada Tahun 2008 dalam keadaan baik dan normal,
dimana kendaraan tersebut digunakan untuk operasional kegiatan diluar gedung dan
untuk rujukan kasus ke rumah sakit.
6

1.2. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta.


Pelayanan kesehatan swasta yang ada di wilayah UPT Puskesmas Kedaloman
terdiri dari BP swasta 2 buah, Rumah Bersalin 3 buah, Bidan Praktek Swasta 7 buah,
sedangkan untuk Rumah Sakit swasta dan Dokter praktek swasta sampai saat ini
belum ada.

1.3. Sumber Daya Kesehatan.


Jumlah Tenaga Kesehatan yang bekerja di lingkup UPT Puskesmas Kedaloman
pada tahun 2017 berjumlah 45 orang, diantaranya merupakan bidan di desa, seperti
terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 2
Jumlah Tenaga di Lingkup UPT Puskesmas Kedaloman
Kecamatan Gunung Alip Tahun 2017

NO JENIS KETENAGAAN JUMLAH


1. Dokter Umum 1 orang
2. Perawat 2 orang

3. Bidan 7 orang

4. Perawat Gigi 1 orang


5. Ahli Gizi 1 orang
6. Apoteker 1 orang
7. Tenaga Sanitasi 2 orang
8 CPNS 7 orang
9. Bidan Desa 1 orang

10. Tenaga Tata Usaha 1 orang


11. Honorer / PHL 21 orang

JUMLAH 45 orang

1.4. Pembiayaan

Pembiayaan Program Pembangunan Kesehatan Di UPT Puskesmas Kedaloman


Tahun 2017bersumber antara lain dari Dana ASKESKIN/JAMKESMAS, APBD
Kabupaten, APBD Propinsi, APBN, Dana Bantuan Luar Negeri dan Sumber Dana
Pemerintah lainnya. Dimana dana tersebut dialokasikan untuk operasional kegiatan
puskesmas dan kegiatan-kegiatan manajemen puskesmas lainnya.
2. Hasil Program Gizi
6

CAKUPAN PENCAPAIAN PROGRAM GIZI BULAN JANUARI-


DESEMBER 2017

NO KEGIATAN SPM THN SASARAN TARGET HASIL PENCAPAIAN KESENJANGAN


2017( % ) ABS % ABS %
1. Bumil dapat 90 tablet 90 2129 346 1649 77 267 13
Fe
2. Bayi 6 bulan dapat 90 2129 168 168 74 444 16
ASI Eksklusif
3. Rumah Tangga 100 2129 4460 4460 5,5 2010 9,5
Garam Yodium
4. BalitaKurus dapat 95 2129 15 50 75 524 20
MP Asi

5. Bayi Baru Lahir 100 444 139 392 88 52 12


dapat IMD
6. Rematri dapat TTD 100 465 430 401 86 64 14
7. Bufas dapat vit.A 100 465 331 401 86 64 14
8. Bumil KEK dapat 80 444 3 305 69 50 11
PMT
9. Anemia pada Bumil 29,9 70 21 13 18,6 9 11,3
10. Bayi dengan BBLR 8,6 29 3 0 0 3 100
11. Balita Punya buku 100 1406 1406 1406 100 0 0
KIA
12. Balita BGM 1,18 17 17 3 0,2 14 0,98
13. D/S 90 1406/1406 1265/1406 1354/1406 96,3 0 0
14. Balita dapat Vit A 95 1538 1507 86,8 31 1,7
15. N/D 90 1218/1354 1218 1155/1354 79,5 63/1354 10,5
16. T1 2,06 34 29 34 2,5 0 0
17. 2T 2,06 29 29 15 1,1 14 1,75
18. Gizi buruk dapat 100 0 0 0 0 0 0
perawatan

Kedaloman, Januari 2018


Pelaksanaan

Martha Damayanti,Amd.Keb
NIP. 19870307 201001 2 010
6
6

BAB III
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

D/S
Rendah

A. Tujuan.
Mengatasi dan menurunkan masalah-masalah prioritas secara promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.

B. Sasaran.
Seluruh masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Kedaloman Kecamatan Gunung Alip
secara umum dan khususnya sasaran yang masuk dalam prioritas masalah.
6

BAB IV
MASALAHDAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Determinan Faktor
Permasalahan yang muncul di Puskesmas Kedaloman berdasarkan PWS-Gizi
dipengaruhi banyak faktor. Dalam menentukan alternative pemecahan masalah
kesehatan, ditentukan masalah dengan analisis determinan factor Hendrik L. Blum,
sebagai berikut :

Tabel 4. Masalah, Penyebab dan Alternatif Pemecahan


Puskesmas Kedaloman Kecamatan Gunung Alip

Masalah Penyebab Pemecahan


1. Peranserta 1. Rendahnya tingkat kesadaran 1. Bekerja Sama dengan lintas sektor
masyarakat (D/S) masyarakat untuk datang ke untuk meningkatkan peran serta
- D/S96,3 %, Posyandu, masyarakat dalam menunjang
- SPM 2017100% 2. Masih kurangnya pengetahuan terwujudnya masyarakat yang
ibu balita tentang manfaat sehat
Posyandu, 2. peningkatan penyuluhan penting
3. Kurangnya kegiatan inovatif di dan manfaatnya posyandu
posyandu yang menyebabkan 3. Membuat kegiatan inovatif &
kejenuhan masyarakat untuk kreatif dalam kegiatan posyandu
hadir di posyandu,
4. Persepsi masyarakat bahwa
datang ke posyandu hanya
untuk imunisasi sehingga bila
sudah lengkap tidak perlu hadir
lagi

2.Pencapaian Program 1. Masih banyak balita yang 1. Surveilens gizi


(N/D) belum hadir di posyandu, 2. Kunjungan rumah / motivasi
- N/D 79,5 % sehingga pemantauan terhadap balita yang tidak ke
- SPM 2017100% pertumbuhan mereka posyandu
tidak/belum terpantau. 3. PMT Penyuluhan
6

3. Anak Balita dapat 1. Semakin bertambah umur 1. Sweeping vitamin A anak balita
vitamin A 2x balita, orang tua tidak lagi 2. Kerjasama lintas sektor dan lintas
- SPM 2017100% membawa balitanya ditimbang program
ke posyandu pada bulan 3. Peningkatan kinerja tenaga
vitamin A (Pebruari dan kesehatan
Agustus)
2. Belum meningkatnya upaya
orang tua untuk meminta
vitamin A ke kader/ posyandu
jika tidak datang ke posyandu.
3. Petugas kesehatan kurang
maksimal dalam melakukan
sweeping vitamin A hingga ke
pekon/desa sebagai akibat
menurunnya motivasi kerja.
4. Masih terdapat 1. Kurangnya Asupan gizi pada 1. Penyuluhan Anemia pada ibu
bumil anemia ibu hamil hamil di Kelas Ibu
sebanyak 13 kasus 2. Kurangnya kepatuhan minum 2. Pemantauan Ibu Hamil resti
tablet Fe yang diberikan oleh
petugas
5. Masih terdapat 1. Kurangnya asupan gizi 1. Pemantauan ibu hamil resti
Bumil KEK pada ibu hamil 2. PMT Pemulihan
sebanyak 6 kasus 2. Faktor Ekonomi
keluarga

6. Tidakditemukannya Kurangnya koordinasi antar Sweeping BBLR


bayi dengan BBLR petugas kesehatan

7. Bayi dengan ASI


Eksklusif 1. faktor sosial budaya dan 1. Penyuluhan tentang manfaat
- 67,3% lingkungan orang tua yang tidak Asi Eksklusif
- SPM 2017 : 80% mendukung pemberian ASI, 2. Penyuluhan tentang cara
2. ibu bekerja, pengetahuan penyimpanan ASI
manfaat ASI Eksklusif masih
6

kurang
8. Masih terdapat balita 1.Kurangnya asupan gizi pada 1. Demo MP ASI
2T dan cakupannya balita 2. Sweeping Balita 2T
masih dibawah target 2. balita yang sudah lengkap
imunisasi tidak berkunjung ke
posyandu
6

BAB V
PEMBIAYAAN KESEHATAN

UPT Puskesmas Kedaloman Kecamatan Gunung Alip dalam melaksanakan


program-program kegiatannya menggunakan beberapa sumber danayang berasal dari
dana BOK dan JKN
Untuk mencapai hasil kegiatan yang optimal sesuai dengan target yang telah
direncanakan, sumber dana merupakan fakor yang sangat penting, disamping sumber
daya manusianya serta peran serta masyarakat sejauh mana mendukung upaya-upaya
kesehatan yang dijalankan oleh puskesmas, untuk itu UPT Puskesmas Kedaloman
Kecamatan Gunung Alip sangat membutuhkan sumber-sumber dana dan pembiayaan
yang selama ini telah berjalan dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan, demi
terwujudnya derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
6

BAB VI
RINCIAN POA GIZI TAHUN 2017
6

BAB VII
PENUTUP

A. KESIMPULAN.
Setelah memperhatikan Plan Of Action ( POA ) Program Gizi UPT Puskesmas Kedaloman
Kecamatan Gunung Alip Tahun 2018 ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari data – data diatas kita bisa menjadi tahu pemantauan wilayah setempat dari tiap
wilayah kerja puskesmas masing – masing yang ada di kabupaten Tanggamus
sehingga bisa diketahui tingkat pencapaian program kerja mencapai SPM ( Standar
Pelayanan Minimal ) atau dibawah target yang di inginkan.Sehingga bisa dilakukan
tindak lanjut oleh petugas kesehatan agar bisa tercapai standar pelayanan minimal
yang sudah ditentukan tiap tahunnya oleh pemerintah setempat.
2. Masalah kesehatan yang menjadi prioritas utama adalah masalah kesehatan yang
sangat potensial dapat menimbulkan wabah penyakit, sehingga dapat menimbulkan
angka kematian dan angka kesakitan yang sangat merugikan masyarakat.
3. Belum terlibatnya masyarakat secara aktif dalam upaya pembangunan kesehatan
program gizi di wilayah UPT Puskesmas Kedaloman Kecamatan Gunung Alip, oleh
karena itu perlu kerjasama lintas sektoral dalam menunjang program-program yang
dijalankan.
4. Belum terbentuknya sistem manajemen yang efektif dan efisien dalam menjalankan
peran dan fungsi puskesmas secara terpadu dan menyeluruh.
5. Sangat minimnya tenaga yang ada di UPT Puskesmas Kedaloman, sehingga petugas
merangkap beberapa program yang dijalankan, hal ini berpengaruh pada kurangnya
hasil kegiatan baik secara kualitas dan kuantitas.

B. SARAN.
Untuk mencapai program kerja berdasarkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan
tahun 2018 diperlukan kerja sama antara sesama petugas kesehatan agar bisa
berkoordinasi dengan baik pada semua pihak,termasuk kepada masyarakat sekitar yang
memerlukan pelayanan kesehatan. Laporan rutin tiap bulan untuk mengetahui tercapai
tidaknya program di wilayah kerja puskesmas masing – masing.

Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan di UPT Puskesmas Kedaloman sangat


diperlukan sistem manajeman yang baik yang didukung oleh jumlah tenaga profesional
yang cukup, serta sumber dana yang memadai, supaya perencanaan yang telah dibuat ini
dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
6
6

Anda mungkin juga menyukai