DISUSUN OLEH
NENI NURLIA,Amd.Keb
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan hidayahNya yang
telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan evaluasi dan Plan Of Action
( POA ) Program Gizi UPTD Puskesmas Sumanda Kecamatan Pugung Tahun 2019.
Penulisan laporan evaluasi dan plan of action kesehatan program gizi ini disusun
berdasarkan usaha maksimal agar laporan ini bukan hanya sekedar laporan tetapi
mempunyai arti sendiri yaitu menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.
Penyusunan POA Program Gizi ini disusun dengan mengacu pada sistem
penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas ( PTP ) UPTD Puskesmas Sumanda tahun
2018, dengan mempertimbangkan hasil cakupan Program Gizi yang telah dicapai pada
tahun sebelumnya, masalah-masalah yang di temukan pada tahun lalu, alternatif
pemecahan masalah yang telah diambil dan dengan mempertimbangkan sumber daya yang
ada serta dengan melihat determinan factor yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sumanda.
Dengan tersusunnya POA Program Gizi Tahun 2019 ini, diharapkan dapat
memberikan arah bagi program gizi dalam menjalankan semua kegiatan-kegiatannya, dapat
mengatasi berbagai masalah program yang mungkin akan ditemukan dan dapat
memaksimalkan semua potensi yang ada di UPTD Puskesmas Sumanda, sehingga kegiatan
program gizi di tahun 2019 ini dapat mencapai hasil yang maksimal baik secara kuantitas
maupun secara kualitas.
Ucapan terima kasih Penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu penyusunan POA ini. Penyusun menyadari bahwa POA Program Gizi
Tahun 2018 ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu saya mengharapkan
masukan dan saran dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan POA tahun
berikutnya.
Neni Nurlia,Amd.Keb
NIP. 19830715 201704 2 001
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator yang
digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan masyarakat seperti penurunan
angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kesakitan, meningkatnya umur harapan
hidup dan status gizi masyarakat.Angka ini dapat dicapai sebagai kontribusi dari barbagai
program kesehatan baik yang dilaksanakan di rumah sakit maupun puskesmas.
Tujuan Pembangunan Nasional adalah Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan.Program perbaikan gizi merupakan bagian
integral dari program kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, untuk itu diperlukan pelaksanaan yang
berkesinambungan dan sistematis. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dari
pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti perawatan dan makanan bergizi dengan
perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai
dewasa muda.
Masalah Kekurangan Vitamin A (KVA), Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi merupakan 4 (empat) masalah gizi
utama di Indonesia yang sampai saat ini masih mendapatkan perhatian penuh dalam
penanggulangannya karena berakibat besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan
sumberdaya manusia.
Pemantauan Wilayah Setempat-Gizi (PWS-Gizi). PWS-Gizi adalah instrumen
manajemen program gizi untuk mendapatkan informasi dini masalah gizi di suatu wilayah
secara terus menerus. Prinsip-prinsip dasar PWS-Gizi adalah mengumpulkan data,
mengolah dan menghasilkan informasi secara cepat, tepat, akurat dan terus menerus untuk
mengetahui gambaran kondisi masalah di suatu wilayah, serta menentukan tindakan yang
perlu dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi tersebut baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Data PWS-Gizi merupakan data deteksi dini yang dapat
digunakan sebagai bahan kebijakan dan perencanaan program suatu wilayah.
Dengan mengacu pada hal-hal di atas, maka sangat tepat bila PWS-Gizi
dilaksanakan pada Puskesmas Sumanda pada khususnya dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanggamus pada umumnya untuk dapat melaksanakan pembangunan kesehatan,
khususnya program gizi melalui kegiatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif guna
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan
yang sekaligus merupakan pos terdekat dalam pengembangan dan pelayanan kesehatan
6
dasar bagi masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan komprehenshif yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Program Gizi merupakan salah satu program penting dari beberapa program yang
dilaksanakan di puskesmas yang sangat berperan dalam pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi. Program Gizi terus dituntut untuk selalu dapat meningkatkan mutu dan
kwalitas pelayanannya kepada masyarakat melalui peningkatan sumberdaya manusia dan
pelaksanaan managemen program yang terpadu dan berkesinambungan.
Didalam pelaksanaanya di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas
Sumanda Kecamatan Pugung program Gizi membawahi beberapa pokok kegiatan antara
lain cakupan ibu hamil dapat Fe 90 tablet,Bayi 6 bulan dapat ASI Eksklusif,Rumah
Tangga menggunakan Garam Beryodium, Balita Kurus dapat MP ASI, Bayi Baru Lahir
dapat IMD, Remaja Putri dapat TTD, Bumil KEK dapat PMT, penanganan Anemia pada
Ibu hamil, Penanganan Bayi BBLR, Balita punya buku KIA, Penanganan Balita BGM,
Cakupan D/S, Balita dapat Vitamin A, Cakupan N/D, Cakupan Balita T1, Cakupan Balita
T2 dan Cakupan Gizi buruk mendapat Perawatan. Untuk lebih memaksimalkan kegiatan
yang dijalankan dalam program Gizi maka sangat perlu disusun suatu perencanaan
program tahunan yang di kenal dengan Plan Of Action (POA) Program Gizi, mencakup
berbagai kegiatan yang akan dijalankan selama satu tahun kedepan.
Untuk mendukung visi Puskesmas yaitu mewujudkan masyarakat Sumanda yang
sehat dan mandiri UPTD Puskesmas Sumanda memiliki misi antara lain peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan pada ibu dan anak, penatalaksanaan penyakit secara
komprehensif dan terpadu, pembinaan dan pemeriksaan kesehatan pada kelompok
beresiko, dan akses serta ketersediaan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau, maka
petugas dalam setiap pelaksanaan kegiatan UPTD Puskesmas Suamanda selalu
menggunakan tata nilai CEMARA yaitu CEpat dalam menangani setiap kasus yang
ditemukan, aMAn dalam melakukan tindakan dikarenakan petugas selalu mematuhi
prosedur yang ada, dan Ramah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
B. Tujuan.
1. Tujuan Umum.
1. Tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan akurat sebagai dasar
penentuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan dan penanggulangan masalah
gizi di Puskesmas Sumanda Kabupaten Tanggamus.
2. Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan Program Gizi secara terus menerus
dalam rangka pembinaan dan pengembangan.
3. Meningkatkan kwalitas pelayanan Program Gizi dengan meningkatkan kemampuan
managemen yang efektif dan efisien.
6
2. Tujuan Khusus.
1. Diperoleh data cakupan ibu hamil dapat 90 TTD
2. Diperoleh data cakupan bayi 6 bulan dapat ASI Eksklusif
3. Diperoleh cakupan Rumah Tangga menggunakan Garam berYodium
4. Diperoleh data cakupan Balita kurus dapat MP ASI
5. Diperoleh data cakupan bayi baru lahir dapat IMD
6. Diperoleh data cakupan Remaja Putri dapat TTD
7. Diperolehnya data cakupan Ibu Nifas dapat Vitamin A
8. Diperolehnya data Ibu Hamil KEK dapat PMT
9. Diperolehnya data penanganan Anemia pada Ibu Hamil
10. Diperolehnya data penanganan Bayi BBLR
11. Diperolehnya data Balita Mempunyai Buku KIA
12. Diperolehnya data Balita BGM.
13. Diperolehnya Cakupan D/S
14. Diperolehnya data cakupan balita dapat vitamin A
15. Diperolehnya data cakupan N/D
16. Diperolehnya data cakupan T1
17. Diperoleh data cakupan T2
18. Diperolehnya data gizi buruk mendapat perawatan
2. Misi.
Puskesmas Sumanda mempunyai Misi :
1. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
2. Penatalaksanaan penyakit secara komprehensif
3. Pembinaan dan pemeriksaan pada kelompok beresiko
4. Akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang mudah dan terjangkau
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Gambaran Umum.
6
5. Topografi.
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumanda 40% terdiri dari dataran rendah dan
60% pegunungan serta daerah perbukitan yang belum dilengkapi dengan sarana jalan
yang belum memadai sehingga musim penghujan agak sulit untuk dilalui baik
6
kendaraan roda dua ataupun ke gardan, yang berakibat semakin parahnya kondisi
jalan.
6. Hidrologi.
Di wilayah UPTD Puskesmas Sumanda mengalir sungai yang sangat penting bagi
petani di wilayah Kecamatan Pugung dan sekitarnya yaitu Way Tebu yang melintasi
sebagian wilayah, dan pada umumnya sungai tersebut dimanfaatkan untuk irigasi
disamping air untuk kebutuhan rumah tangga seperti mandi, cuci dan buang air besar.
7. Sumber Daya Alam.
Di Wilayah UPT Puskesmas Sumanda terdapat berbagai Sumber Daya Alam yang
bersifat Renewable Resources yang disebut juga Non Exhoustible atau Flow Resources,
yaitu Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui seperti Hutan, perkebunan,
persawahan, ikan dan air.
8. Demografi.
Tabel
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumanda tahun 2018
NO NAMA PEKON KLASIFIKASI
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1. SUMANDA 1098 983 2021
2. PUNGKUT 1006 1251 2257
3. SUKA MAJU 1061 1209 2270
4. SUKA MULYA 1100 986 2083
5. KAYU HUBI 783 721 1504
6. CAMPANG WH 1008 892 1699
7. WAY PRING 1051 922 1973
8. GADING 750 900 1650
9. TAMAN SARI 1850 1569 3419
JUMLAH 9.707 9.433 19.140
Penduduk di wilayah UPTD Puskesmas Sumanda pada akhir tahun 2018 sebesar
19.140 Jiwa (Rekapitulasi Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan) dengan jumlah
Kepala Keluarga4.507 KK, Penduduk mayoritas berpendidikan SD Sederajat sebesar
45,9%, SLTP Sederajat sebesar 26,4 %, SLTA sederajat sebesar 21,9% dan yang
berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 5,7%. Kegiatan ekonomi atau mata
pencaharian penduduk mayoritas disektor pertanian (87%), baik sebagai petani sendiri
atau buruh tani. Keadaan social masyarakat dipedesaan diwarnai dengan kekerabatan
yang masih kuat, budaya adat dan keagamaan yang masih homogen yaitu mayoritas
Islam. Kondisi Budaya dan keagamaan yang demikian sangat besar pengaruhnya
6
Pada tahun 2018 terdapat Kematian Bayi sebanyak 2 kasus yaitu 1 kasus di pekon
Suka Mulya dengan penyebab kematian Kelainan Jantung, 1 kasus di pekon Suka Maju
dengan penyebab kelainan bawaan.
2.4 Angka Kematian Balita ( AKABA )
Pada tahun 2018 tidak terdapat Angka Kematian Balita
3. Angka Kesakitan (Morbiditas) .
3.1 Penyakit Utama Rawat jalan
Pada tahun 2018 jumlah kunjungan pasien rawat jalan sebanyak orang,dengan rincian
Kunjungan umum orang,KIS/BPJS orang.
3.2 Pola Penyakit Menular
3.3 Mortalitas Malaria
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus Malaria,tetapi ditemukan kasus DBD sebanyak
14 kasus dan 1 orang meninggal dikarenakan penyakit DBD tersebut.
3.4 Kasus Diare
Pada tahun 2018 ditemukan kasus Diare untuk semua umur sebanyak 633 kasus,dari
semua kasus diare yang ditemukan telah mendapat penanganan oleh tenaga
kesehatan
3.5 P2 TB Paru
Pada tahun 2018 ditemukan kasus TB Paru sebanyak 10 kasus,dan semua dalam
masa pengobatan
3.6 Tetanus Neonatorum
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus Tetanus Neonatorum
3.7 Polio
Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus Polio
4. Status Gizi.
4.1. Gizi Buruk.
Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia dan
sekaligus dalam pengentasan kemiskinan adalah dengan meningkatkan Gizi anak
terutama pada masa Balita. Keadaan Gizi pada Balita sangat mempengaruhi tingkat
kecerdasan manusia, karena kecukupan gizi sangat diperlukan dalam pertumbuhan
otak terutama pada masa Balita danselanjutnya akan menghasilkan generasi yang
produktif dan berkualitas.
Balita yang ada di Wilayah UPT Puskesmas Sumanda tahun 2018 sebanyak 1406
balita, rata-rata balita yang ditimbang setiap bulan di diperoleh jumlah sebanyak 1354
balita atau 96,3% dari jumlah balita yang ada, angka ini belum mencapai target
SPMKabupaten Tanggamus, yaitu 100 %. Sementara Balita yang naik timbangannya
rata-rata tiap bulan untuk semua wilayah puskesmas diperoleh angka
6
1155balita atau 79,5 % dari jumlah balita yang ditimbang, angka ini belum mencapai
target SPM N/D tahun 2017 yaitu 100 %. Pada tahun 2017 Balita dengan status Gizi
BGM ditemukan sebanyak 3 balita, semua balita BGM tersebut telah mendapatkan
perhatian dengan pemberian MP-ASI, bubur, MP-ASI Biskuit dan susu pertumbuhan
guna meningkatkan status gizi balita tersebut sehingga tidak terjadi marasmus dan
kwashiorkor.
4.2. Anemia Gizi Besi.
Kekurangan zat besi pada ibu hamil pada Tahun 2017 ditemukan sebanyak 13
kasus ibu hamil yang mengalami anemia atau kekurangan zat. Sementara cakupan
Fe3 sebanyak 346 (100 %) dari 346 bumil yang ada, hal ini disebabkan karena semua
ibu hamil memerikasakan kehamilannya secara teratur ke Petugas kesehatan.
100
80
% Cakupan
100
100
60
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
40
E
20
0
Suka Banjar
Banjar Negeri
Suka Damai
Sukaraja
Ciherang
Darussalam
Kedaloman
Sukamernah
Way Halom
Penanggungan
Pariaman
Banjar Agung
Vitamin A yang diperoleh dari sumber bahan makanan tidak mencukupi daripada
kebutuhan yang diperlukan. Pada tahun 2017 di Puskesmas Kedaloman tercapai hasil
cakupan Vitamin A 2X untuk balita adalah 1507 (86,8 %) Angka ini masih dibawah
target SPM 2017 yaitu 95 % dan Vitamin A Ibu Nifas 331 (100 %).
Kurangnya pencapaian ini dimungkinkan karena semakin bertambahnya umur
balita, orang tua tidak lagi membawa balitanya untuk ditimbang ke posyandu pada
bulan vitamin A (Februari dan Agustus) dan belum meningkatnya upaya orang tua
untuk meminta vitamin A ke kader/ posyandu jika tidak datang ke posyandu.
Sedangkan petugas kesehatan juga kurang maksimal dalam melakukan sweeping
vitamin A hingga ke pekon/desa sebagai akibat menurunnya motivasi kerja.
Penurunan cakupan pemberian vitamin A pada anak balita perlu mendapat perhatian
mengingat fungsi vitamin A selain sebagai pencegah timbulnya penyakit mata, juga
dapat mencegah timbulnya penyakit campak, diare, dan juga sebagai antioksidan.
Gambar berikut menunjukkan cakupan ASI eksklusif pada bayi sampai umur 6
(enam) bulan di setiap pekon / desa di wilayah kerja Puskesmas Kedaloman Tahun
2017.
6
100
90 84.6 87.5
77.8 80.0
80
75.0 71.4 70.0
70 66.7 66.7 67.3
62.5
60
53.3
50
41.2
40
30
20
10
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SPM 17=80%
3. Rumah Sehat.
Rumah adalah tempat berkumpul anggota keluarga dan untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan
sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Beberapa ukuran sering digunakan untuk menilai rumah sehat antara lain luas lantai,
jenis lantai, ventilasi, dinding atap dan lain lain. Jumlah rumah yang memenuhi syarat
rumah sehat pada tahun 2009 adalah 1012 rumah ( 26,5%) dari 3824 rumah yang ada.
a. Puskesmas Induk
UPT Puskesmas Kedaloman berada di Pekon Kedaloman Kecamatan Gunung Alip
dan dalam keadaan yang cukup baik, mulai berdiri Tahun 2007 dan merupakan
Puskesmas Induk satu – satunya di Kecamatan Gunung Alip.
b. Puskesmas Pembantu
UPT Puskesmas Kedaloman mempunyai 2 buah Puskesmas Pembantu yaitu pustu
Ciherang dan pustu Suka Mernah, dimana masing-masing pustu tersebut mempunyai
satu buah perumahan tenaga medis.
3. Bidan 7 orang
JUMLAH 45 orang
1.4. Pembiayaan
Martha Damayanti,Amd.Keb
NIP. 19870307 201001 2 010
6
6
BAB III
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
D/S
Rendah
A. Tujuan.
Mengatasi dan menurunkan masalah-masalah prioritas secara promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
B. Sasaran.
Seluruh masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Kedaloman Kecamatan Gunung Alip
secara umum dan khususnya sasaran yang masuk dalam prioritas masalah.
6
BAB IV
MASALAHDAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
A. Determinan Faktor
Permasalahan yang muncul di Puskesmas Kedaloman berdasarkan PWS-Gizi
dipengaruhi banyak faktor. Dalam menentukan alternative pemecahan masalah
kesehatan, ditentukan masalah dengan analisis determinan factor Hendrik L. Blum,
sebagai berikut :
3. Anak Balita dapat 1. Semakin bertambah umur 1. Sweeping vitamin A anak balita
vitamin A 2x balita, orang tua tidak lagi 2. Kerjasama lintas sektor dan lintas
- SPM 2017100% membawa balitanya ditimbang program
ke posyandu pada bulan 3. Peningkatan kinerja tenaga
vitamin A (Pebruari dan kesehatan
Agustus)
2. Belum meningkatnya upaya
orang tua untuk meminta
vitamin A ke kader/ posyandu
jika tidak datang ke posyandu.
3. Petugas kesehatan kurang
maksimal dalam melakukan
sweeping vitamin A hingga ke
pekon/desa sebagai akibat
menurunnya motivasi kerja.
4. Masih terdapat 1. Kurangnya Asupan gizi pada 1. Penyuluhan Anemia pada ibu
bumil anemia ibu hamil hamil di Kelas Ibu
sebanyak 13 kasus 2. Kurangnya kepatuhan minum 2. Pemantauan Ibu Hamil resti
tablet Fe yang diberikan oleh
petugas
5. Masih terdapat 1. Kurangnya asupan gizi 1. Pemantauan ibu hamil resti
Bumil KEK pada ibu hamil 2. PMT Pemulihan
sebanyak 6 kasus 2. Faktor Ekonomi
keluarga
kurang
8. Masih terdapat balita 1.Kurangnya asupan gizi pada 1. Demo MP ASI
2T dan cakupannya balita 2. Sweeping Balita 2T
masih dibawah target 2. balita yang sudah lengkap
imunisasi tidak berkunjung ke
posyandu
6
BAB V
PEMBIAYAAN KESEHATAN
BAB VI
RINCIAN POA GIZI TAHUN 2017
6
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Setelah memperhatikan Plan Of Action ( POA ) Program Gizi UPT Puskesmas Kedaloman
Kecamatan Gunung Alip Tahun 2018 ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari data – data diatas kita bisa menjadi tahu pemantauan wilayah setempat dari tiap
wilayah kerja puskesmas masing – masing yang ada di kabupaten Tanggamus
sehingga bisa diketahui tingkat pencapaian program kerja mencapai SPM ( Standar
Pelayanan Minimal ) atau dibawah target yang di inginkan.Sehingga bisa dilakukan
tindak lanjut oleh petugas kesehatan agar bisa tercapai standar pelayanan minimal
yang sudah ditentukan tiap tahunnya oleh pemerintah setempat.
2. Masalah kesehatan yang menjadi prioritas utama adalah masalah kesehatan yang
sangat potensial dapat menimbulkan wabah penyakit, sehingga dapat menimbulkan
angka kematian dan angka kesakitan yang sangat merugikan masyarakat.
3. Belum terlibatnya masyarakat secara aktif dalam upaya pembangunan kesehatan
program gizi di wilayah UPT Puskesmas Kedaloman Kecamatan Gunung Alip, oleh
karena itu perlu kerjasama lintas sektoral dalam menunjang program-program yang
dijalankan.
4. Belum terbentuknya sistem manajemen yang efektif dan efisien dalam menjalankan
peran dan fungsi puskesmas secara terpadu dan menyeluruh.
5. Sangat minimnya tenaga yang ada di UPT Puskesmas Kedaloman, sehingga petugas
merangkap beberapa program yang dijalankan, hal ini berpengaruh pada kurangnya
hasil kegiatan baik secara kualitas dan kuantitas.
B. SARAN.
Untuk mencapai program kerja berdasarkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan
tahun 2018 diperlukan kerja sama antara sesama petugas kesehatan agar bisa
berkoordinasi dengan baik pada semua pihak,termasuk kepada masyarakat sekitar yang
memerlukan pelayanan kesehatan. Laporan rutin tiap bulan untuk mengetahui tercapai
tidaknya program di wilayah kerja puskesmas masing – masing.