Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas ) Tahun 2013, Besaran masalah gizi

pada Balita di Indonesia yaitu 19.6% gizi kurang, diantaranya 5,7% gizi buruk, gizi

lebih 11.9%, Stunting (Pendek) 37,2 %. Proporsi gemuk menurut kelompok umur,

terdapat angka tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur

0-5 bulan dan 6-11 bulan dibandingkan pada kelompok umur yang lain. Hal ini

menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita

yang mempunyai persepsi tidak benar terhadap balita gemuk. Data masalah

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) berdasarkan hasil survey nasional

tahun 2003 sebesar 11.1% dan menurut hasil riskesdas 2013, anemia pada ibu hamil

sebesar 37.1%.

Sedangkan berdasarkan kegiatan bulan penimbangan balita (BPB) Tahun 2017

Puskesmas Cimanggung, Besaran Masalah Gizi pada Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Cimanggung yaitu gizi kurang 9,26 %, gizi buruk BB/U 0.45 %, gizi

lebih 0.67%, dan stunting (Pendek) 0,45 %.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Untuk mewujudkan Pemerintah Pusat melalui Departemen Kesehatan mencanangkan

Indonesia Sehat.

(Depkes RI, 2009).

1
Indonesia Sehat adalah suatu kondisi yang merupakan gambaran masyarakat

Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh

penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat

kesehatan diwujudkan melalui pembangunan kesehatan. (Depkes RI, 2009)

Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang. Pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan

berkesinambungan. Lebih daripada itu, peran aktif masyarakat dalam pembangunan

kesehatan menjadi sangat penting, dalam pelaksanaannya, pemerintah tidak jarang

memperoleh tantangan pembangunan kesehatan berupa permasalahan yang makin

bertambah berat, kompleks dan bahkan terkadang tidak terduga. (Depkes RI, 2009).

Dalam rangka mencapai kondisi pembangunan manusia dengan tingkat

capaian IPM maka diperlukan intervensi yang progresif dengan upaya-upaya khusus

untuk mempercepat (akselerasi) pembangunan kualitas hidup manusia. Kondisi

tersebut akan sangat sulit untuk diwujudkan apabila tidak dilakukan dengan suatu

program akselerasi untuk mencapainya, yang harus dilakukan melalui pendekatan

sosial dengan menitikberatkan pada pendayagunaan modal sosial yang melibatkan

partisipasi aktif seluruh warga dan keswadayaan masyarakat. (Depkes RI, 2009).

Undang-undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992, pasal 17 yang mengatur

penyelenggaraan kesehatan anak, menyebutkan peningkatan kesehatan anak

2
dilakukan sejak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia prasekolah dan usia

sekolah. makanan merupakan kebutuhan yang terpenting dalam tumbuh kembang

anak. Kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa, karena makanan

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 1995).

Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan

tingkat pertama, untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat

dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai puskesmas dengan jejaringnya. Pelayanan

gizi di puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung dan dluar

gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa

pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan didalam gedung juga

meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan dilakukan di luar gedung.

Sedangkan pelayanan gizi diluar gedung umumnya pelayanan gizi pada kelompok dan

masyarakat dalam bentuk promotof dan preventif. Dalam pelaksanaan gizi di

Puskesmas, diperlukan pelayanan yang bermutu sehingga dapat menghasilkan status

gizi yang optimal dan mempercepat proses penyembuhan pasien.

Agar penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan di Puskesmas berjalan

dengan baik perlu ditunjang oleh manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen

Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk

menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Ada tiga fungsi manajemen

Puskesmas yang dikenal yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta

pengawasan dan pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus

3
dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan agar dapat mewujudkan visi dan

misi Kabupaten, khususnya visi dan misi Puskesmas.

Program perbaikan gizi menekankan pada peningkatan status gizi melalui


upaya promotif dan preventif. Salah satu dari wujud kegiatan tersebut diantaranya :

1. Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu,

2. Bulan Penimbangan Balita (BPB) dan PSG

3. Intervensi / Pelayanan gizi dan kesehatan meliputi :

 Pemberian suplemen gizi (kapsul vitamin A dan tablet Fe),

 Pemberian Makanan Pendamping ASI bagi bayi dan balita usia 6 – 24 bulan
dengan status keluarga miskin berupa biskuit MP-ASI selama 90 hari,

 Pemberian Makanan Tambahan bagi bayi dan balita usia 6-59 bulan dengan
status gizi kurang dan status keluarga miskin

 Pemberian PMT Bumil bagi Ibu hamil KEK dan Anemia dengan status
keluarga miskin

4. Pemberian ASI Eksklusif

5. Ibu Hamil KEK dan Anemia

6. Pemantauan Garam Yodium

7. Menyelenggarakan pendidikan dan konseling gizi

Berdasarkan uraian diatas, maka upaya perbaikan gizi yang dilakukan di wilayah
UPT Puskesmas Cimanggung pun diarahkan kepada upaya promotif dan
preventif

4
1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui pencapaian program gizi di Wilayah UPT Puskesmas


Cimanggung Tahun 2017 dalam upaya perbaikan gizi masyarakat.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Memperoleh data hasil pemantauan pertumbuhan balita di posyandu


(N/S, N/D, BGM/D, D/S, K/S) tahun 2017 di wilayah UPT
Puskesmas Cimanggung,

b. Memperoleh data status gizi balita berdasarkan BB/U dan BB/TB pada
bulan penimbangan balita (BPB) dan PSG tahun 2017 di wilayah UPT
Puskesmas Cimanggung,

c. Memperoleh data cakupan bayi dan balita mendapat kapsul Vitamin A


dua kali dalam satu tahun, tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas
Cimanggung,

d. Memperoleh data cakupan pemberian 90 tablet tambah darah (Fe)


pada ibu hamil tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung,

e. Memperoleh data cakupan ibu nifas dapat tablet tambah darah (Fe) dan
kapsul Vitamin A tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung
,

f. Memperoleh hasil kegiatan dan pemantauan MP-ASI di wilayah UPT


Puskesmas Cimanggung ,

g. Mempereroleh hasil kegiatan dan pemantauan PMT Pemulihan di


wilayah UPT Puskesmas Cimanggung,

h. Mempereroleh hasil kegiatan dan pemantauan PMT Bumil di wilayah


UPT Puskesmas Cimanggung,

5
i. Memperoleh data cakupan ASI Eksklusif tahun 2017 di wilayah UPT
Puskesmas Cimanggung ,

j. Memperoleh data cakupan ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) dan
Ibu Hamil Hb Rendah tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas
Cimanggung ,

k. Memperoleh data hasil pemantauan garam beryodium tahun 2017 di


wilayah UPT Puskesmas Cimanggung,

l. Memperoleh data kegiatan konseling gizi tahun 2017 di wilayah UPT


Puskesmas Cimanggung,

m. Memperoleh data mengenai kegiatan penyuluhan gizi tahun 2017 di


wilayah UPT Puskesmas Cimanggung,

1.3. Manfaat

1. Menilai keberhasilan program gizi di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung.

2. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini terjadinya masalah-masalah gizi di


wilayah UPT Puskesmas Cimanggung .

3. Merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan


evaluasi program perbaikan gizi masyarakat secara terpadu di wilayah UPT
Puskesmas Cimanggung ..

4. Merencanakan pengembangan program perbaikan gizi masyarakat di wilayah


UPT Puskesmas Cimanggung .

5. Sebagai alat advokasi bagi penentu kebijakan di wilayah UPT Puskesmas


Cimanggung

6
1.4. Landasan Hukum

PENYELENGGARAAN KESEHATAN GIZI

1. Undang –undang Dasar 1945

2. Undang-undang

1) No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

2) No 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan

3) UU No 13 Tahun 2003 Tentang ketenaga kerjaan

4) UU RI No 52 /2009 Tentang perkembangan kependudukan dan

keluarga

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang  Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan

7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan

Gizi Pangan;

8. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional

Percepatan Perbaikan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 100);

9. Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2015 tentang Kementerian  Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 59);

7
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995 Tahun 2010 tentang Standar

Antropometri Penilaian Status Gizi Anak

11. Peraturan Menteri Kesehatan No.39 Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi

dan Produk Lainnya

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2013 tentang Angka

Kecukupan Gizi Bagi Bangsa Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia

tahun 2013 Nomor 1438);

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan

Gizi (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 967);

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Pelayanan

Kesehatan Anak (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 825);

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi

Seimbang (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 1110);

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Surveilans Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor

1113);

17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 1508)

8
BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. DATA GEOGRAFI

Puskesmas Cimanggung berada di wilayah Kecamatan Cimanggung.

Letaknya cukup strategis di tengah kawasan indutri berdekatan dengan Jalan

Raya Bandung-Garut dan berada pada jalur jalan alternatif Parakanmuncang-

Simpang yang sehari-harinya ramai dilalui oleh kendaraan roda dua, roda empat

kecil dan besar serta kendaraan barang industri lainnya. Jarak dari ibu kota

kabupaten Sumedang dengan Puskesmas Cimanggung sekitar 26 KM waktu

tempuh sekitar 45 menit bila menggunakan kendaraan roda 4.

GAMBAR 1.1 PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMANGGUNG

Dilihat dari batas administratif wilayah kerja Puskesmas Cimanggung

berada pada perbatasan 3 kabupaten yaitu Bandung, Garut dan Sumedang, Batas-

batas wilayah kerja sebagai berikut :

9
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pamulihan dan

Tanjungsari

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sumedang Selatan dan

Kabupaten Garut

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cihanjuang wilayah kerja

Puskesmas Sawah dadap.

Wilayah kerja Puskesmas mencakup 7 (Tujuh ) desa dengan luas

wilayah 3.533,478 Ha Daerah binaan Puskesmas Cimanggung terdiri

dari 96 RW dan 347 RT yang terdiri dari :

- Perumahan/Pekarangan : 298,76 Ha

- Pesawahan : 374,2 Ha

- Tegalan/Ladang : 1.086,4 Ha

- Kolam : 31,5 Ha

- Hutan : 1.443,3 Ha

- Perkebunan : 831 Ha

- Penganggonan : 13,46 Ha

- Lain-lain : 86,9 Ha

10
Tabel 2.1 Jarak dan Waktu Tempuh Desa ke Puskesmas Cimanggung dan
Kabupaten
Rata- BIAYA
Jarak(Km) Rata-rata
Jarak(Km) rata
Ke PKM
Jumlah Jumlah Tempuh Waktu
Tempuh ke Waktu
NO DESA ke tempuh Roda
RW RT Puskesmas tempuh Ojeg
kabupaten 4
Ke
Ke ( Rp )
Kabupaten ( Rp )
PKM

1 Cikahuripan 13 35 29 45 Menit 3 15 mnt 10.000 -

2 Sindanggalih 15 69 20 30 Menit 3 5 mnt 7.000 3.000

3 Sindangpakuon 12 49 21 45 Menit 0 3 mnt 3.000 3.000

4 Cimanggung 24 60 22 50 Menit 3 15 mnt 7.000 3.000

5 Tegalmanggung 10 47 35 90 Menit 7 30 mnt 15.000 8.000

6 Sindulang 9 34 46 120 Menit 11 40 mnt 30.000 10.000

7 Pasirnanjung 13 53 32 60 Menit 4 15 mnt 10.000 -

Dari tabel di atas desa dengan jarak paling jauh dari Puskesmas

Cimanggung dan Kabupaten Sumedang yaitu desa Sindulang, dengan

jarak 11 km dengan waktu tempuh 40 menit dan jarak 46 km dengan

waktu tempuh 120 Menit ke kabupaten, Kondisi tofografis demikian tentu

berpengaruh terhadap keterjangkauan akses pelayanan terutama

pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama saat dihadapkan pada

kejadian kegawatdaruratan kebidanan yang memerlukan tindakan cepat

dan tepat tentunya kondisi ini berpotensi untuk terjadinya kasus kematian

ibu atau bayi akibat keterlambatan di perjalanan, tetapi tidak demikian

untuk desa Sindulang meskipun berada di tempat paling jauh dari

Puskesmas dan Kabupaten Sumedang Desa tersebut masih bisa dilalui

11
kendaraan roda 4 dan tersedia jalur angkot, serta tersedianya Rumah Sakit

Umum Cicalengka Kabupaten Bandung yang jaraknya sangat mudah di

jangkau dari Desa Sindulang.

Jadi dalam Presektif pembangunan kesehatan, orbitasi wilayah

Puskesmas Cimanggung relatif mudah di jangkau yang berkaitan dengan

jarak, waktu tempuh, sarana transportasi dan biaya yang harus

dikeluarkan sehingga berkonstribusi terhadap akselerasi pencapaian

indek pembangunan kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak.

2.2 DATA TOFOGRAFI


Keadaan tofografi Puskesmas Cimanggung terdiri dari pegunungan

lereng, bukit-bukit, sebagian adalah dataran rendah dan sebagian wilayah

terdapat kawasan hutan lindung yang berada di bawah gunung kareumbi

perbatasan desa Cimanggung Sindulang, dengan ketinggian tertinggi 850 m,

Terendah 500 m diatas permukaan laut. Rata-rata ketinggian tiap desa

adalah sebagai berikut :

- Desa Cimanngung : 700 m

- Desa Sindangpakuon : 650 m

- Desa Tegalmanggung : 900 m

- Desa Sindulang : 1200 m

- Desa Sindanggalih : 800 m

- Desa Cikahuripan : 800 m

- Desa Pasirnanjung : 700 m

12
Desa Sindulang merupakan desa yang berada pada dataran paling

tinggi dengan ketinggian 1200 m diatas peremukaan laut sedangkan desa

Sindangpakuon berada pada dataran paling rendah dengan ketinggian 650 m

diatas permukaan laut, hal tersebut yang menyebabkan wilayah desa

Sindangpakuon selalu terkena banjir bila musim penghujan terutama yang

berada di kawasan jalan raya Bandung-Garut yang berdampak pada masalah

kesehatan lingkungan dan masalah kesehatan lainnya juga menyangkut juga

terganggunya akses dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak

2.3 DATA DEMOGRAFI


Tabel 2.2 Data Jumlah Penduduk

JUMLAH JUMLAH PENDUDUK


NO DESA
KK Laki-laki Perempuan Jumlah
1 CIKAHURIPAN 2253 3749 3709 7458
2 SINDANGGALIH 3496 4847 4897 9775
3 SINDANGPAKUON 2214 4103 3802 7905
4 CIMANGGUNG 3142 5777 4229 10006
5 TEGALMANGGUNG 2018 3251 2998 6249
6 SINDULANG 1677 2842 2657 5499
7 PASIRNANJUNG 2039 3353 3679 7032
JUMLAH 16821 27953 25971 53924
Sumber Pendataan KIA dan KB Desember 2016

Dilihat dari tabel diatas Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Cimanggung berjumlah 53924 jiwa, terdiri dari 27953 penduduk laki-laki

dan 25971 penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin menunjukan

angka 92,9, ini berarti setiap 100 penduduk laki-laki terdapat 93 orang

13
penduduk perempuan. Banyaknya jumlah penduduk perempuan menandakan

banyaknya jumlah sasaran dari program KIA.

Tabel 2.3 Data Penduduk Menurut Kelompok Umur

Jumlah penduduk menurut kelompok umur

N Desa 0-5 5-19 % 20-59 % 60 Th %


o Tahun Tahun Tahun
% keatas

1 Cikahuripan 704 9,72 1508 20,8 4505 62,2 529 7,30

2 Sindanggalih 420 4,35 3195 33,1 5444 56,4 596 6,17

3 Sindangpakuon 512 6,45 2414 30,4 4628 58,3 378 4,77

4 Cimanggung 1018 9,63 2128 20,1 4775 45,2 2645 25,03

5 Tegalmanggung 421 6,83 1367 22,2 3830 62,2 543 8,81

6 Sindulang 352 6,04 1609 29,9 2705 50,2 746 13,85

7 Pasirnanjung 597 8,55 2407 34,5 3538 50,7 437 6,26

JUMLAH 3997 7,41 14628 27,1 29425 54,6 5874 10,89

Sumber Pendataan KIA Desember 2016

Gambar 2.1 Grafik Persentasi jumlah penduduk menurut Kelompok


Umur

14
Berdasarkan grafik diatas jumlah penduduk menurut kelompok umur di

wilayah Puskesmas Cimanggung hampir setengahnya berada pada usia

produktif yaitu 20-59 tahun dengan jumlah sekitar 55 % dari seluruh jumlah

penduduk dan jumlah tersebut merupakan jumlah penduduk dengan

kelompok umur terbanyak, dengan banyaknya jumlah penduduk produktif

sangat membantu untuk aktif dalam pelaksanaan pembangunan, tetapi

berdasarkan teori interpensi kesehatan reproduksi petugas kesehatan perlu

kerja lebih ekstra lagi dalam memberikan pelayanan khususnya KIA karena

memungkinkan jumlah penduduk perempuan dengan usia produktifpun

banyak, sehingga melalui kerja keras petugas kesehatan mereka dapat

menghasilkan generasi yang berkualita

2.4. Data Jumlah Penduduk Berdasar Mata Pencaharian

Tidak PNS/TNI/ Lain -


No Desa Peg.Swasta Petani Nelayan Pedagang Wiraswasta
Bekerja POLRI lain

1 Cikahuripan 2580 40 925 389 0 1367 1686 471

2 Sindanggalih 3885 100 2590 340 0 910 1221 629

3 Sindangpakuon 3229 159 1102 27 0 1261 1715 412

4 Cimanggung 3969 255 1702 783 0 1985 817 525

5 Tegalmanggung 3807 26 35 883 0 137 438 923

6 Sindulang 3408 12 66 938 0 150 225 700

7 Pasirnanjung 3239 135 1172 423 0 462 1212 389

JUMLAH 24117 697 7592 3883 0 6272 7314 4049

Sumber Profil kecamatan 2017

15
Gambar 2.2 Grafik Persentasi jumlah penduduk menurut pekerjaan

Grafik diatas menunjukan jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian,

sekitar 45 % dari jumlah seluruh penduduk tidak bekerja ini termasuk penduduk

dengan usia belum atau tidak produktif seperti bayi, balita, anak usia sekolah, wanita

yang tidak bekerja dan lansia atau penduduk yang dalam kondisi sakit, 14 %

penduduk bermata pencaharian sebagai pegawai swasta, selain itu juga 14 %

penduduk bermata pencaharian sebagai wiraswasta kebanyakan dari mereka

mempunyai industri rumahan baik konfeksi, pedagang, pengrajin makanan opak

Cimanggung, atau berprofesi sebagai tukang ojeg. Kesemuanya itu saling keterkaitan

mengingat Cimanggung berada di daerah kawasan indutri.

16
Tabel 2.5. Data Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

BERSEKOLAH & TIDAK BERSEKOLAH

NAMA DESA Tamat


Tidak Tidak Masih Tamat Masih Tamat Masih Tamat Masih PT/
PT Jumlah
Sekolah Tamat SD SD SLTP SLTP SLTA SLTA Akademik
/Akademik
SD

Cikahuripan 1073 12 632 2274 574 1045 448 1026 236 138 7458

Sindanggalih 880 1242 1240 1588 728 1452 599 931 529 590 9775

Sindangpakuon 1027 84 1119 1099 413 1275 243 2016 97 532 7905

Cimanggung 1209 145 1035 2037 1057 1786 461 1952 96 28 10006

Tegalmanggung 1421 426 580 2158 332 611 225 440 27 29 6249

Sindulang 876 432 585 1350 554 976 432 218 41 35 5499

Pasirnanjung 897 119 792 1813 397 1021 273 1457 94 169 7032

JUMLAH 7383 2460 5983 12319 4055 8166 2681 8040 1161 1721 53924

Sumber Profil Kecamatan 2017

Gambar 2.3 Grafik jumlah penduduk berdasar tingkat pendidikan

Berdasarkan grafik diatas Jumlah penduduk berdasar tingkat pendidikan

di wilayah Puskesmas Cimanggung sebanyak 23% penduduknya tamat SD,

17
15 % tamat SLTP, 15 % tamat SLTA, 14 % tidak sekolah atau belum usia

sekolah, 11 % masih SD, 7% masih SLTP, 5% tidak tamat SD dan masih

SLTA, 3% tamat perguruan tinggi dan 2% masih pendidikan di perguruan

tinggi.

Hal ini menunjukan karakteristik berpariasi dari tiap penduduk dalam

proses penyerapan informasi kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak,

menurut teori tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap derajat

kesehatan seseorang tingkat pendidikan rendah cendrung mempunyai status

kesehatan yang rendah pula, sebab kurangnya pemahaman terhadap pola

hidup sehat, karenanya petugas kesehatan terutama bidan wilayah Puskesmas

Cimanggung perlu memiliki Soft Scill yang baik dalam menerapkan Ilmu

Kesehatan Masyarakat agar tujuan program dapat dengan mudah tercapai

mengingat jumlah penduduk wilayah Puskesmas Cimanggung terbanyak

hanya tamatan SD.

Tabel 2.6. Data Jumlah KK dan Penduduk Miskin

JUMLAH KK
MISKIN JUMLAH PENDUDUK MISKIN
NO DESA
PRA KS 1
KS LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Cikahuripan 559 524 888 585

2 Sindanggalih 37 359 111 1436


3 Sindangpakuon 86 491 1188 1014
4 Cimanggung 85 1352 340 4056
5 Tegalmanggung 288 624 1331 1238
6 Sindulang 915 644 1400 620
7 Pasirnanjung 838 340 2514 1360
JUMLAH 2808 4334 7773 10309
Sumber rekap pendataan keluarga UPTB KB 2017

18
Berdasarkan tabel diatas jumlah KK miskin Pra KS sebanyak 16,7%

dan KS 1 25,8% dari jumlah total KK yang ada di wilayah kerja

Cimanggung, dan penduduk miskin perempuan berjumlah 10309 atau sekitar

19,1% dari jumlah penduduk total, lebih banyak di banding jumlah

penduduk miskin laki-laki yang berjumlah 7773 atau sekitar 14,4% dari total

jumlah penduduk.

Penduduk miskin perempuan merupakan beban sasaran pelayanan

KIA, karena mereka memungkinkan untuk mengalami kondisi rawan

menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas selain menunjukan kondisi

sosial ekonomi yang kurang baik, berdasarkan teori bahwa pendapatan

merupakan salah yang mempengaruhi status perempuan dalam keluarga atau

masyarakat sebagai determinan jauh yang mempengaruhi determinan antara

seperti status kesehatan reproduksinya, status kesehatannya, dan akses

terhadap pelayanan kesehatan terutama informasi yang diterima perempuan

tersebut sehingga berpengaruh terhadap detreminan langsung penyebab

kematian atau kesakitan ibu juga bayi. Hal itu merupakan tantangan bagi

kami selaku pengelola program KIA untuk menjamin kesehatan dan

keselamatan perempuan di tengah ketidakberdayaan dan kemiskinan .

2.4. DATA PERAN SERTA MASYARAKAT


Konstribusi, partisipasi dan pengorganisaian dari masyarakat adalah hal

paling penting dalam pelaksanaan Pelayanan dan keberhasilan program KIA

di wilayah Puskesmas Cimanggung, masyarakat bukan saja hanya menjadi

objek tetapi menjadi subjek pembangunan kesehatan ibu dan anak, hal ini

19
dapat dibuktikan dari tabel data peran serta masyarakat dalam menunjang

program KIA sebagai berikut :

Tabel 2.7. Data Peran Serta Masyarakat

Jumlah Jumlah Jumlah


Dukun Bayi
N Jumlah Kader Jumlah kelompok kelompok
DESA
o Posyandu Tdk Tdk Dasolin Kelas kelas ibu
Aktif Bermitra
Aktif bermitra bumil balita

1 Cikahuripan 12 32 18 1 0 0 13 13
2 Sindanggalih 15 60 15 3 0 0 15 15
3 Sindangpakuon 12 41 19 0 0 12 12 12
4 Cimanggung 16 85 0 2 0 2 17 16
5 Tegalmanggung 9 35 2 3 0 0 9 9
6 Sindulang 5 26 0 2 0 9 5 5
7 Pasirnanjung 10 45 10 2 0 3 10 10
JUMLAH 79 324 64 13 0 26 81 80
Sumber laporan hasil bintek bidan koordinator tahun 2017

Data dari tabel diatas menunjukan bahwa dukun bayi berjumlah 13 orang

100% sudah bermitra dengan bidan, jumlah kader belum sebanding dengan

jumlah posyandu idealnya 1 posyandu minimal 5 orang kader karena mereka lebih

memilih menjadi buruh pabrik atau menjadi pengasuh anak, jumlah dasolin hanya

33% nya dari jumlah posyandu karena dengan adanya JKN sebagian warga

menyetor tiap bulannya memebuat mereka merasa cukup untuk mempersiapkan

biaya pelayanan persalinan, tetapi ada sebagian dari mereka menggalang dana

untuk membantu biaya persalinan warga sekitarnya seperti di desa

Sindangpakuon, Cimanggung, Sindulang dan Pasirnanjung.

20
Jumlah kelompok kelas ibu dan balita hampir seluruh posyandu ada. Dari

data peran serta diatas menunjukan tingkat pemberdayaan masyarakar sudah

terlihat bahwa masyarakat sudah sangat peduli dan merasa butuh terhadap akses

layanan kesehatan .

2.5 DATA POSYANDU

Posyandu adalah sistim pelayanan kesehatan yang dipadukan antara

satu program dengan program lainnya, merupakan forum komunikasi pelayanan

terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dan kesehatan atau berbagai program

lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat, selain itu diposyandu masyarakat

memperoleh pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama, tetapi ini juga

berkaitan dengan seberapa besar peran posyandu dapat melayani kebutuhan kesehatan

masyarakat tergantung dari tingkatan strata dari posyandu itui sendiri , tabel berikut

adalah tingkatan strata posyandu di wilayah kerja Puskesmas Cimanggung

Tabel 3.1 Data Tingkat Perkembangan Posyandu

JML
N
DESA Pratama % Madya % Purnama % Mandiri %
O
POSY

1 Cikahuripan 13 0 0 1 8,3 10 83,3 1 8,3


2 Sindanggalih 15 1 6,7 10 66,7 4 26,7 0 0
3 Sindangpakuon 12 5 41,7 5 41,7 2 16,7 0 0
4 Cimanggung 16 0 0 7 43,8 7 43,8 2 12,5
5 Tegalmanggung 9 1 11,1 1 11,1 7 77,8 0 0
6 Sindulang 5 0 0 0 0 1 20,0 4 80,0
7 Pasirnanjung 10 0 0 3 30,0 4 40,0 3 30,0
JUMLAH 80 7 8,9 27 34,2 35 44,3 10 12,7
Sumber laporan hasil bintek bidan koordinator tahun 2017

21
2.6 DATA SUMBER BIAYA PROGRAM GIZI

Biaya merupakan salah satu penunjang untuk melaksanakan kegiatan

Program Gizi, tanpa biaya Program Gizi mengalami kendala tetapi tidak

semua kegiatan membutuhkan biaya, adapun sumber biaya untuk kegiatan

Program Gizi di Puskesmas Cimanggung tahun 2017 Bersumber dari BOK

(Bantuan Oprasional Kesehatan) sebesar Rp. 10.820.000,- (Sepuluh Juta

Delapan Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah) uraian kegiatan yang dibiayai BOK

yaitu :

1) Pelayanan dan pembinaan posyandu Rp. 3.520.000,-

2) Pemantauan garam beryodium Rp. 770.000,-

3) Survalen Gizi Rp. 1.760.000,-

4) Pemantauan status gizi Rp. 770.000,-

5) Bulan penimbangan Rp. 4.000.000,-

22
BAB III

DATA SASARAN DAN HASIL KEGIATAN GIZI TAHUN 2017

3.1. Kegiatan Pemantauan Pertumbuhan Balita

1. Penimbangan di Posyandu

Tujuan : Memantau secara rutin setiap bulan berat badan balita dan

Memperoleh data N/S, N/D, BGM/D, D/S dan K/S

Sasaran : Balita 0-59 Bulan

Waktu pelaksanaan : Januari - Desember 2017

2. Bulan Penimbangan Balita (BPB) dan Pemantauan Status Gizi


(PSG)

Tujuan : Memperoleh data berat badan balita dan Memperoleh data status

gizi balita berdasarkan BB/U dan BB/TB (PB)

Sasaran : Balita 0-59 Bulan

Waktu pelaksanaan : Agustus 2017

3. Validasi Balita Gizi Buruk

Tujuan : Memantau secara rutin setiap bulan berat badan balita dan

Memperoleh data N/S, N/D, BGM/D, D/S dan K/S

Sasaran : Balita 0-59 Bulan

23
Waktu pelaksanaan : Januari - Desember 2017

Tujuan : Memperoleh data berat badan balita dan tinggi badan dan

Memperoleh data status gizi balita berdasarkan BB/PB (TB)

Sasaran : Balita 0-59 bulan yang status BB/U Gizi Buruk

Waktu pelaksanaan : Agustus - September 2017

3.2. Intervensi / Pelayanan Gizi dan Kesehatan

1. Pemberian Kapsul Vitamin A Dua Kali Dalam Satu Tahun Pada Bayi

Dan Balita

Tujuan : Menanggulangi masalah kekurangan Vitamin A

Sasaran : Bayi (6-11 Bulan) dan Balita (12-59 Bulan)

Waktu pelaksanaan : Februari dan Agustus 2017

2. Pemberian 90 Tablet Tambah Darah (Fe) Pada Ibu Hamil

Tujuan : Mencegah anemia gizi besi pada ibu hamil

Sasaran : Ibu hamil

Waktu pelaksanaan : Januari-Desember 2017

3. Pemberian tablet tambah darah (Fe) dan kapsul Vitamin A Pada Ibu
Nifas

24
Tujuan : Mencegah anemia gizi besi pada Ibu nifas dan Menanggulangi

masalah kekurangan Vitamin A

Sasaran : Ibu nifas

Waktu pelaksanaan : Januari – Desember 2017

4. Pemberian MP-ASI Bagi Bayi dan Balita Usia 6 – 24 bulan dengan

status keluarga miskin

Tujuan : Meningkatkan berat badan bayi balita usia 6 – 24 bulan,

Mempertahankan berat badan bayi balita usia 6 – 24 bulan dan

Memberikan pendidikan gizi tentang makanan Pendamping ASI

(MP-ASI)

Sasaran : Bayi dan Balita Usia 6 – 24 Bulan

Waktu Pelaksanaan : Juni – Desember 2017

5. Pemberian PMT Pemulihan Bagi Bayi dan Balita Usia 6 – 59 bulan

dengan status gizi kurang dari keluarga miskin.

Tujuan : Meningkatkan berat badan bayi balita usia 6 – 59 bulan,

Mempertahankan berat badan bayi balita usia 6 – 59 bulan,

Memberikan pendidikan gizi tentang makanan yang bergizi baik

Sasaran : Bayi dan Balita Usia 6 – 59 Bulan

Waktu Pelaksanaan : Juni – Desember 2017

25
6. Pemberian PMT Bumil KEK Bagi Bumil KEK Anemia Gakin

Tujuan : Meningkatkan Berat Badan Ibu Hamil

Sasaran : Bumil KEK Anemia Gakin

Waktu Pelaksanaan : Juni – Desember 2017

7. Pemberian ASI Eksklusif

Tujuan : Mengetahui cakupan ASI Eksklusif

Sasaran : Ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan

Waktu pelaksanaan : Januari – Desember 2017

8. Penapisan Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Dan Anemia

Tujuan : Mengetahui prevalensi ibu hamil Kurang Energi Protein (KEK) dan

Anemia

Sasaran : Ibu hamil

Waktu pelaksaan : Januari – Desember 2017

9. Pemantauan Garam Yodium

Tujuan : Memperoleh data rumah tangga yang menggunakan garam yodium

Sasaran : Populasi adalah 70 Rumah Tangga di 7 Desa Wilayah Kerja

Puskesmas Cimanggung

Waktu Pelaksanaan : Juni 2017

26
3.3. Konseling dan Penyuluhan Gizi

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan gizi klien

Sasaran : Orang yang memiliki masalah gizi maupun orang yang tidak memiliki

masalah gizi

Waktu Pelaksanaan : Januari - Desember 2017

1. Penyuluhan Gizi

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan semua masyarakat di Wilayah kerja

UPT Puskesmas Cimanggung khususnya Ibu Balita, Ibu hamil dan

ibu menyusui

Sasaran : Semua Masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Cimanggung

Waktu Pelaksanaan : Januari – Desember 2017

27
3.4. HASIL KEGIATAN

A. Pemantauan Pertumbuhan Balita

1. Penimbangan Di Posyandu

Tabel 3.2 Hasil Penimbangan Posyandu


Di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung Tahun 2017

HASIL HASIL
INDIKATOR TARGET CAKUPAN CAKUPAN KESENJANGAN
2017 TERHADAP
2017 TARGET
2016

N/S 78 % 34,38 % 33,59 % -44,41 %


N/D 78 % 49,63 % 48,51 % - 29,49 %
BGM/D <5% 0,25 % 0,60 % -.4,40 %
D/S 75 % 69,27 % 70,32 % -4,68 %
K/S 100 % 100 % 100 % -
Ket : Sasaran berdasarkan kenyataan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa PWS Posyandu pada tahun
2017 yang tidak mencapai target adalah N/S dan N/D dan D/S .

Jumlah balita yang ditimbang dan yang naik berat badannya masih di
bawah target sehingga mempengaruhi hasil cakupan D/S, N/S dan N/D. Hal ini
diantaranya disebabkan :

1. Status Pertumbuhan balitanya sebagian besar melambat atau tidak mengikuti


garis pertumbuhan sesuai usianya.

2. Angka kesakitan yang masih cukup besar.

3. Pola makan kurang baik pada bayi dan balita. Akibat kebiasaan makan yang
kurang baik dan sering mengkonsumsi jajanan yang kurang bergizi.

4. Pola asuh ibu dan pengasuh yang masih kurang baik.

28
5. Pengetahuan dan keterampilan ibu yang masih kurang, akan pentingnya
posyandu dan penimbangan serta bagaimana cara memilih dan memberikan
makanan yang mengandung gizi baik dan makanan yang sesuai dengan usia
bayi dan balitanya.

6. Pola Asuh yang kurang baik, Sebagian besar ibu kurang telaten dan kurang
terampil dalam memberikan konsumsi kepada bayi – balitanya.

Hasil kenaikan berat badan (N) ini sangat berpengaruh pada kinerja
sebagai pelaksana gizi, untuk rencana tahun 2018 kinerja pelaksana gizi harus
ditingkatkan kembali salah satunya dengan rutinnya kunjungan ke posyandu,
pemantauan pertumbuhan secara berkelanjutan dan mengadakan kelompok
pendukung PMBA sehingga balita pertumbuhannya bisa baik.

Dilihat dari hasil cakupan D/S (70,32 %) yang belum mencapai target
(75 %). Hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu
Masih Kurang baik. Namun masih ada balita yang tidak ditimbang
diposyandu. Berarti tidak sedikit balita yang garis pertumbuhan dan
perkembangannya pada KMS terputus-putus, hal ini kemungkinan disebabkan
:

1. Kesibukan ibu balita sehingga balita tidak setiap bulan di timbang di


posyandu

2. Saat penimbangan balita tidak berada di wilayah setempat (sedang


bepergian)

3. Saat penimbangan balita sedang mengalami sakit sehingga tidak


memungkinkan di bawa ke posyandu

4. Sebagian ibu balita malas membawa anak ke posyandu, karena belum


begitu paham manfaat penimbangan di posyandu.

5. Serta masih berpikiran dengan adanya pemberian PMT Penyuluhan di


Posyandu, Jika ada PMT ditimbang dan jika tidak ada PMT tidak
ditimbang.
29
Walaupun hasil Cakupan D/S sudah mencapai target yang diharapkan
namun untuk hasil cakupan D/S tahun 2018 harus lebih ditingkatkan lagi
sehingga seluruh balita dapat terpantau pertumbuhannya.

Dilihat dari hasil cakupan K/S (100%), Maka dapat disimpulkan cakupan
program penimbangan di posyandu sudah baik dan semua balita yang ada di
wilayah kerja UPT Puskesmas Cimanggung telah memiliki Kartu Menuju
Sehat ( KMS ).

2. Bulan Penimbangan Balita (BPB) dan Pemantauan Status Gizi (PSG)

Tabel 3.3 Hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB)


Di Wilayah UPT Puskesmas Cimanggung Tahun 2017

HASIL
HASIL
STATUS CAKUPAN KESENJANGAN
TARGET CAKUPAN
GIZI TERHADAP
2017 2016 2017
BB/U TARGET

BAIK 89 % 90.07 % 89,64 % + 0,64 %


KURANG < 10 % 9 38 % 9,26 % - 0,74 %
BURUK <5% 0.25 % 0.43 % - 4,57 %
LEBIH <5% 0.29 % 0.67 % - 4.33 %
Ket : Sasaran berdasarkan kenyataan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil cakupan tahun 2017
prevalensi gizi baik (89,64%), gizi kurang (9,26%), gizi buruk (0.43%) dan gizi
lebih (0.67%). Semua Cakupan Status Gizi Berat badan Menurut umur sudah
memenuhi target, dan dilihat dari cakupan tahun 2016, di tahun 2017 cakupan
status gizi balita mengalami peningkatan. Namun jika dilihat dari jumlahnya
masih ada 21 balita yang mengalami gizi buruk berdasarkan status gizi berat
badan menurut umur yang perlu pemantauan secara berkala serta perhatian
khusus.

30
3. Status gizi TB/U

Tabel 3.4 Hasil PSG


Di Wilayah UPT Puskesmas Cimanggung Tahun 2017

STATUS GIZI HASIL CAKUPAN HASIL CAKUPAN


TB (PB)/U 2016 2017
SANGAT 0,04 % 0 %
PENDEK
PENDEK 8,90 % 0.45 %
NORMAL 91,05 % 99,55 %
Ket : Sasaran berdasarkan kenyataan

Berdasarkan tabel diatas bahwa Cakupan status gizi tinggi badan


menurut umur balita hasil sasaran PSG diwilayah puskesmas Cimanggung
jika dibandingkan dengan hasil PSG Tahun 2016 Mengalami Peningkatan
Status Gizi, Namun jika dilihat dari jumlahnya masih banyaknya balita
yang pendek dan sangat pendek yaitu dari 4892 Balita yang ditimbang 21
Balita Mengalami Status Gizi Pendek. Maka tindak lanjut untuk tahun 2017
supaya angka balita pendek dan sangat pendek berkurang maka harus lebih
diintensifkan pemantauan pertumbuhan balita berupa kegiatan kelompok
pendukung menyusui dan di kelompok ibu hamil KEK dan Anemia supaya
bayi lahir tidak mengalami BBLR dan pendek.

B. Intervensi / Pelayanan Gizi


1. Pemberian Kapsul Vitamin A Dua Kali Dalam Satu Tahun Pada Bayi dan
Balita

Tabel 3.5 Hasil Pemberian Kapsul Vitamin A


Dua Kali Dalam Satu Tahun Pada Bayi dan Balita
Di Wilayah UPTD Puskesmas Cimanggung Tahun 2017

HASIL HASIL PENYIMPANGAN


TARGET
INDIKATOR CAKUPAN CAKUPAN TERHADAP
2017 2017
2016 TARGET
Vitamin A Biru (100.000 UI) 98 % 100 % 95,82 % - 2,18 %
Vitamin A Merah (200.000 UI) 98 % 100 % 95,82 % - 2,18 %
Ket : Sasaran berdasarkan kenyataan

31
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk distribusi Vitamin A baik
itu Vitamin A Biru (100.000 UI) maupun Vitamin A Merah ( 200.000 UI )
Cakupannya masih di bawah target .

Seluruh balita yang ada di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung


mendapat kapsul Vitamin A walaupun balita tersebut tidak hadir pada saat
penimbangan di Posyandu. Hal ini dikarenakan kader di masing-masing
posyandu melakukan sweeping dengan kunjungan ke rumah sasaran yang belum
mendapat Kapsul Vitamin A. Selain itu pembagian kapsul Vitamin A dibagikan
1 bulan sebelumnya kepada tiap posyandu sehingga pembagian kapsul Vitamin
A tepat pada waktunya yaitu bulan Februari dan Agustus 2017.

2. Pemberian 90 Tablet Tambahan Darah (Fe) Pada Ibu Hamil

Tabel 3.6 Hasil Pemberian 90 Tablet Tambah Darah (Fe) Pada Ibu
Hamil Di Wilayah UPT Puskesmas Cimanggung Tahun 2017

HASIL HASIL
CAKUPAN CAKUPAN PENYIMPANGAN
TARGET
INDIKATOR 2016 2017 TERHADAP
2017
TARGET

Fe 1 90 % 114.17 % 125,27 % + 35,27 %


Fe 3 90 % 109,10 % 114,27 % + 24,27 %

3. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Dan Kapsul Vitamin A Pada Ibu
Nifas

32
Tabel 3.7 Hasil Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Dan Kapsul
Vitamin A Pada Ibu Nifas Di Wilayah UPTD Puskesmas Cimanggung
Tahun 2017

HASIL
HASIL CAKUPAN PENYIMPANGAN
TARGET
INDIKATOR CAKUPAN 2017 TERHADAP
2017
2016 TARGET
Fe 3 90 % 99,06 % 114,27 % + 24,27 %
Vitamin A 92 % 120,42 % 118,32 % + 26,32 %
Bufas
Ket : Sasaran berdasarkan proyeksi

Berdasarkan tabel diatas Hasil Cakupan Fe 1 dan Fe 3 dan vitamin A Ibu


Nifas sudah mencapai target, serta cakupannya mengalami peningkatan dari
tahun 2016 ke tahun 2017. Namun untuk kepatuhan meminum tablet tambah
darah harus terus dilakukan dan di pantau supaya angka bumil Anemia dan Bayi
BBLR Bisa Menurun. Hal yang akan dilakukan di tahun 2017 adalah dengan
memberikan kartu pemantauan Minum TTD Kepada semua Ibu Hamil,
sedangkan pendamping yang memantau kepatuhan minum TTD adalah keluarga
ibu hamil.

4. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI)

Tabel 3.8 Hasil Pemberian MPASI Usia 6-24 Bulan


Di Wilayah UPT Puskesmas Cimanggung Tahun 2017

HASIL
HASIL CAKUPAN PENYIMPANGAN
TARGET
INDIKATOR CAKUPAN 2017 TERHADAP
2017
2016 TARGET
Cakupan 100 % 5.73 % 11,29 % - 88,71 %
Keberhasilan 100 % 100 % 100 % 100 %

Berdasarkan tabel diatas cakupan pemberian MPASI masih rendah, hal ini
berkaitan dengan dana yang diberikan, karena tidak semua baduta gakin
mendapatkan MPASI dikarenakan dana terbatas, cakupan pemberian MPASI
tahun 2016 yaitu 11,29 % dan meningkat 5,56 % dari tahun sebelumnya yaitu
5.73 % sumber dana MPASI ini berasal dari dana Bantuan Kemenkes .
33
C. Pendataan Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 3.9 Hasil Cakupan ASI eksklusif


Di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung Tahun 2017

HASIL HASIL KESENJANGAN


TARGET CAKUPAN CAKUPAN
INDIKATOR TERHADAP
2017
2016 2017 TARGET

ASI Eksklusif 44 % 85.36 % 64,28% + 20,78 %

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan hasil cakupan ASI Eksklusif


sebesar 64,28 % sudah mencapai target (44 %). Namun cakupan Asi Eksklusif
di Wilayah kerja Puskesmas Cimanggung masih belum 100 % atau 35.72 %
yang masih gagal dalam pemberian Asi Eksklusif dan cakupan ini masih
merupakan cakupan kuantitas, belum dilihat secara kualitas.

Hal ini disebabkan beberapa faktor :

1. Sebagian Besar Bayi yang dilahirkan di RSU Tidak diberikan IMD dan
diberikan sufor pada awal kelahiran sehingga ASI Eksklusifnya gagal.

2. Sebagian besar ibu muda tidak sabar dan tidak telaten serta malas untuk
memberikan ASI kepada anaknya, karena ASI yang keluarnya sedikit atau
sama sekali tidak keluar dalam kurun waktu 1- 3 hari, akhirnya mereka
memberikan susu formula kepada bayinya.

3. Kesibukan ibu bekerja yang dijadikan alasan tidak memberikan ASI


Secara Eksklusif

4. Kurangnya pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif, rata-rata


anak gagal ASI Eksklusif pada usia 4 (empat) bulan. Dimana ibu sudah
memberikan makan dengan alasan anak nangis karena lapar serta masih
kurang informasi mengenai ASI Eksklusif sampai usia bayi 6 bulan.

34
5. Tidak sedikit juga ibu yang usianya sudah tergolong usia resti, yang
biasanya produksi ASI pun sudah berkurang sehingga anak diberikan susu
formula

6. Kurangnya dukungan dari keluarga terdekat untuk pemberian ASI secara


Eksklusif

Maka untuk meningkatkan hasil cakupan ASI Eksklusif upaya-upaya yang


telah dilakukan Kelas Ibu menyusui di tiap desa . Meningkatkan intensitas
penyuluhan dan konsultasi mengenai Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif.

D. Pendataan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (Kek) dan Anemia

Tabel 3.10 Hasil Prevalensi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (Kek)
Dan Anemia
Di Wilayah UPT Puskesmas Cimanggung Tahun 2017

HASIL HASIL
TARGET KESENJANGAN
INDIKATOR CAKUPAN CAKUPAN
2016 TERHADAP TARGET
2015 2016
Bumil KEK 65 % 4,20 % 4,68 % - 60,32%

Bumil 28 % 0,97 % 0,41 % - 27,59%


Anemia

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil cakupan bumil


KEK dan Anemia di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung dianggap sebagai
masalah kesehatan karena prevalensinya > 28 %. Banyak Ibu Hamil yang usianya
masih muda dan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) Sehingga kurang
memperhatikan kondisi dan pola makannya sendiri. Maka dengan itu kedepannya
bagi ibu hamil supaya rutin dilakukan pemeriksaan Hb dan mengkonsumsi
suplemen Fe dan merubah prilaku yang kurang sehat menjadi sehat dengan secara
rutin dilakukan penyuluhan dan konseling. Serta harus dilakukan penapisan Bumil

35
Anemia KEK secara berkala untuk mencegah Ibu hamil KEK dan Anemia dan
rencana tahun 2017 akan dilaksanakan kelas catin, kelas bumil, pemberian TTD
pada remaja putri, sehingga ibu hamil kek anemia bisa menurun angkanya, serta
pengelolaan kepada ibu hamil kek dan anemia akan lebih intensif supaya bayi yang
dilahirkan tidak BBLR.

E. Pemantauan Garam Beryodium

Tabel 3.11 Hasil pemantauan Garam Beryodium


Di Wilayah UPT Puskesmas Cimanggung Tahun 2017

HASIL
CAKUPAN
HASIL
CAKUPAN
GARAM DG KESENJANGAN
TARGET
YODIUM TERHADAP
DESA 2017
BAIK TARGET

2016 2017
Sindangpakuon 83 % 100 % 100 % 0%
Cimanggung 85 % 100 % 100% 0%
Sindulang 85 % 100 % 100 % 0%
Cikahuripan 85 % 100 % 100 % 0%
Sindanggalih 85 % 100 % 100 % 0 %
Tegalmanggung 85 % 100 % 100 % 0%
Pasirnanjung 85 % 100 % 100 % 0%
Puskesmas 85 % 100 % 100 % 0%

Pemantauan garam yodium dilakukan dengan menggunakan tes iodin,


dimana garam yang sudah disediakan diberikan tetesan cairan iodin 2-3 tetes, jika
terjadi perubahan warna ungu berarti garam tersebut mengandung cukup yodium.
Pelaksanaan pemantauan garam beryodium ini dilakukan ke 7 desa dengan jumlah
sampel 1 desa 10 rumah tangga.

36
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan
garam dengan menggunakan larutan iodin semua desa telah menggunakan garam
dengan kandungan yodium yang baik Desa Sindangpakuon(100%), Desa
Cimanggung(100%), Desa Sindulang (100%), Desa Cikahuripan ( 100%), dan
Desa Sindanggalih (100 %). Desa Tegalmanggung ( 100 % ) ,Desa
Pasirnanjung(100% )Sudah mencapai target yang diharapkan.

Dari 7 desa yang dilakukan pemeriksaan garam yodium dapat disimpulkan


bahwa rumah tangga yang menggunakan garam dengan kandungan garam baik
sebesar 100 % sudah diatas target 85 %. Namun jika melihat hasilnya untuk masih
ada rumah tangga yang penyimpanan garamnya kurang baik, sehingga iodium
dalam garam hilang. Untuk rencana ke depan pemeriksaan iodium pada garam
akan lebih diintesifkan lagi serta penyuluhan mengenai garam iodium harus lebih
ditingkatkan kembali supaya semua rumah tangga diharapkan bisa menggunakan
garam yang mengandung iodium.

F. Pendidikan Gizi

1. Konseling Gizi

Kegiatan konseling gizi di UPT Puskesmas Cimanggung dilakukan di luar


gedung dan di dalam gedung. Kegiatan di luar gedung yaitu pada saat
penimbangan di posyandu sedangkan di dalam gedung di UPTD Puskesmas
Cimanggung sendiri dengan rujukan pasien dari BP Umum dan KIA.

Dalam satu tahun ini, jumlah pasien yang melakukan konseling sebanyak
55 orang, kebanyakan masalah yang di temukan adalah kasus balita dengan
keluhan susah makan dan balita BGM. Selain itu ada juga pasien , Diabetes
mellitus, kadar asam urat tinggi, Hipertensi, lambung (Maag) dan lain-lain.

Terapi diet yang diberikan sesuai dengan keluhan pasien. Misalnya anak
dengan keluhan susah makan dan BGM diberikan terapi diet TKTP (Tinggi
Kalori Tinggi Protein), dengan pemberian makan porsi kecil tapi sering.
Pasien Tb Paru diberikan terapi diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein),
pasien Diabetes mellitus diberikan terapi diet DM dengan jumlah kalori
37
disesuaikan dengan keadaan pasien, pemberian terapi diet secara bertahap.
Terpenting dalam terapi diet DM ini adalah penerapan 3 J (Tepat Jumlah,
Tepat Jenis dan Tepat Jadwal). Pasien dengan kadar Asam Urat Tinggi
diberikan terapi rendah purin, pasien dengan tekanan darah tinggi (Hipertensi)
diberikan terapi diet rendah garam, sedangkan untuk pasien lambung (Maag)
diberikan terapi diet lambung atau rendah lemak.

2. Penyuluhan Gizi

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di Posyandu-Posyandu dan pada


Kegiatan Pertemuan Kader . Materi yang diberikan diantaranya :

1. Makanan untuk Bayi dan Balita (PMBA)

2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Asi Eksklusif

3. KMS dan Cara Pengisian KMS

4. Kapsul Vitamin A

5. Gizi Ibu Hamil

6. Gizi Ibu Menyusui

7. Garam Beryodium dan lain-lain.

BAB IV

ANALISA MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH PROGRAM GIZI


TAHUN 2017

38
4.1. ANALISA MASALAH PROGRAM GIZI

1) Hasil pemantauan pertumbuhan balita di posyandu tahun 2017 di wilayah


UPT Puskesmas Cimanggung ada yang sudah memenuhi target yaitu K/S =
100% , D, dan BGM/D = 0.60 %, Namun masih ada cakupan yang belum
memenuhi target yaitu N/S. = 33,5%9 , N/D = 48,51% , D/s 70,32 %

2) Hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) Tahun 2017 di wilayah UPT


Puskesmas Cimanggung diperoleh data status gizi balita berdasarkan BB/U
dengan prevalensi Staus Gizi Baik 89,64 %, Gizi Kurang 9,26 %, Gizi
Buruk 0.59 % dan Gizi Lebih 0.67 %.

3) Hasil Bulan Penimbangan Balita tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas


Cimanggung diperoleh data status gizi balita berdasarkan TB/(PB/U))
dengan prevalensi Status Gizi Sangat Pendek 0 %, Pendek 0,45 % dan
Normal 99,55 %.

4) Cakupan bayi dan balita yang mendapat kapsul Vitamin A dua kali dalam
satu tahun, tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung sebesar
95,82 % artinya cakupan tersebut Masih Kurang dari target.

5) Cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe1 dan Fe 3) pada ibu hamil
tahun 2017 di wilayah UPTD Puskesmas Cimanggung adalah Fe1 125,27
% dan Fe 3 114,27 % artinya Cakupan Fe1 dan Fe 3 sudah memenuhi
target.

6) Cakupan pemberian kapsul Vitamin A pada ibu nifas tahun 2017 di wilayah
UPT Puskesmas Cimanggung sebesar 118,32 % artinya sudah memenuhi
target.

7) Cakupan ASI Eksklusif tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas


Cimanggung adalah 64,28 % dengan target 44 % artinya Cakupan ASI
Eksklusif sudah memenuhi target.

39
8) Cakupan Bumil KEK tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung
adalah 4,68 % dan Bumil Anemia 0,41 % dapat diartikan bahwa masalah
bumil KEK dan Anemia in dianggap sebagai masalah kesehatan yang
begitu rentan karena cakupan.

9) Hasil pemantauan garam beryodium tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas


Cimanggung adalah 100 %.

10) Hasil konseling Gizi tahun 2017 di wilayah UPT Puskesmas Cimanggung
diperoleh data sebanyak 20 orang.

Untuk membuat analisa program Gizi kami hanya menganalisa data yang ada

pada PWS KIA secara kuantitas membandingkan antara target dan cakupan mungkin

tidak ada masalah yang berarti. Berikut ini adalah daftar masalah, analisa masalah

serta pemecahan masalah yang dibuat dalam upaya pencegahan diwilayah Puskesmas

Cimanggung pada tahun 2018.

Tabel 4.1 Urutan prioritas masalah program GIZI

URUTAN PRIORITAS MASALAH DENGAN METODE USG

NILAI TOTAL URUTAN

MASALAH U S G NILAI MASALAH

Ibu yang mempunyai balita


pada saat pemberian vit A
tidak datang ke posyandu 3 4 3 10 5

Pencatatan dan pelaporan


9 6
masih belum maksimal 3 2 4

Informasi tentang jadwal 4


posyandu tidak sampai ke
sasaran 3 3 4 10

Masyarakat Belum 4 4 4 12 1
Mengetahui Manfaat dari
40
Kegiatan Posyandu

Banyak Ibu balita yang


3 2 3 8 8
bekerja

Kurangnya informasi
4 3 4 11 2
tentang Gizi Baik

Masyarakat belum
menjalankan PHBS dengan 3 3 3 9 7
baik

Tatalaksana Gizi belum benar-


4 3 3 10 3
benar diterapkan

Metode USG adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan

prioritas masalah U Kepanjangan dari Urgensi artinya bagaimana manajemen waktu

mendesak atau tidak masalah diselesaikan, S kepanjangan dari Seriousness atau

tingkat keseriusan masalah, dampak dari masalah membahayakan sistim atau tidak, G

Kepanjangan Dari Growth atau tingkat perkembangan masalah, kemungkinan

masalah berkembang sehingga sulit dicegah. Skala yang digunakan dengan skala

Likert 1 : Sangat Kecil 2 : Kecil 3 : Sedang 4 : Besar 5 : Sangat Besar

Dari tabel diatas dapat dilihat urutan prioritas masalah dari 1 sampai dengan 8,

seluruh masalah program Gizi apalagi yang menyangkut kasus semua harus segera di

tanggulangi.

4.2 MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH


Tabel 4.2 Masalah dan Pemecahan Masalah KIA

41
NO MASALAH PENYEBAB PEMECAHAN MASALAH
RUTIN DAN INOVATIF

1 Ibu yang  Tidak mengetahui  Sosialisasi jadwal


mempunyai
jadwal posyandu posyandu
balita pada saat
pemberian vit A
tidak datang ke
posyandu

2 Pencatatan dan  Ibu yang memiliki  Penyuluhan pentingnya


pelaporan masih
balita tidak terdaftar ASI Eklisif
belum maksimal

3  Petugas Kurang  Sosialisasi Jadwal


Informasi tentang
jadwal posyandu Koferatif dalam Posyandu
tidak sampai ke penyampaian
sasaran
informasi posyandu
4 Masyarakat  kurangnya  Penyuluhan tentang
Belum
informasi Kegiatan Posyandu
Mengetahui
Manfaat dari  Status pendidikan
Kegiatan rendah
Posyandu

5  Ibu tidak ada saat  Memberitahu pengasuh


Banyak Ibu balita
yang bekerja pelaksanaan Balita untuk membawa ke
posyandu Posyandu
6  Kurangnya  Penyuluhan tentang Gizi
Kurangnya
informasi
informasi tentang
Gizi Baik  status pendidikan
rendah
7  Kurangnya  Penyuluhan tentang PHBS
Masyarakat belum informasi
menjalankan PHBS
dengan baik  status pendidikan
rendah
8 Tatalaksana Gizi  pasien tidak  Penjadwalan Konseling
belum benar-benar
mengetahui
diterapkan
42
Konseling yang ada
di Puskesmas

4.3. RENCANA USULAN KEGIATAN PROGRAM GIZI TAHUN 2018


Tabel 4.3 Rencana Usulan Kegiatan Program Gizi Tahun 2018

  Kesehatan         Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan


Penimbangan Untuk * Transport 100%
1 GIZI Balita / Mengetahui Bayi , Balita 100% petugas Dacin Pet Gizi sasaran BOK
Pelayanan di Status Gizi 1 org x 7 ds x Sarung
    Posyandu Balita     12 bln Timbang Kader Ditimbang  
 Rp
            10,920,000 Buku Register Bides    
                     

Pemantauan Untuk * Transport 100%


    StatusGizi Mendapatkan Bayi , Balita 100% petugas Dacin Pet Gizi sasaran BOK
Status Gizi 1 org x 7 ds x Sarung
      Balita     I kl Timbang Kader Ditimbang  
             Rp 910,000 Buku Register      
                     
Untuk
Pemantauan Mengetahui 100 KK * Transport 100 %
    Garam sampai Masyarakat / petugas yodinatest Pet Gizi Masyarakat BOK
sejauh mana 1 org x 7 ds x Format
    Beryodium penggunaan   Desa 2 kl Pemantauan   mengunakan  

garam
beryodium di Garam
      Tk           Beryodium  
 Rp
      Masyarakat     1,820,000        
                     
Pemberian mencegah
Vitamin A terjadinya Bayi 6- 1 * Transport Vitamin A Mencegah
    pada Kerusa bln 100% petugas Merah Pet Gizi Kebutaan BOK
Bayi dan Balita 1-4 1 org x 80 pada Bayi
    Balita kan pada Mata th 90% psy x 2 kl dan Biru Kader dan Balita  
Rp
            20,800,000    Bides    

                     
Pemberian
Vit A pada Meningkatkan * Transport Vitamin A Tidak
    Ibu kandungan Vit ibu Nipas 100% petugas merah Bides Terdapatnya BOK
A pada ASI Ibu Nipas
dan 1 org x 7 ds Kekurangan
    sNipas memberikan   Ibu 12 kl   Pet. Gizi A  
kekebalan
terhadap  Rp
      penyakit   Nipas 10,920,000        

43
                     
Keluarga Keluarga
Pemantauan Mampudan * Transport Format mampu
    Kadarzi mengenal Masyarakat 7 desa petugas Pemantauan Pet . Gizi menga BOK
mencegah
mengatasi 1 org x 7 ds x tasi masalah
      masalah     2 kl   Kader gizi setiap  
gizi setiap  Rp
      anggotanya     1,820,000     anggotanya  
                     
Meningkatkan
Pemantauan Pengetahuan Ibu * Transport Pemberian
    Kelas Ibu Ibu Menyusui 7 desa petugas Lembar Balik Pet Gizi ASI secara BOK
tentang Asi 1 org x 7 ds x
      Eklusif     12 kl   Bidan Eklusif  
Rp
            10,920,000         
Bulan untuk
Penimbangan mendapatkan * Transport Di Dapatnya
    Balita data status Bayi , Balita 100% petugas Dacin Pet .Gizi Data Status BOK
1 org x 80 Sarung
      gizi Balita     psy x 1 kl Timbang Kader Balita  
 Rp F1
          10,400,000 Penimbangan Bides    
                     
                     
Pemantauan untuk Tidak
Pemberian mencegah * Transport terdapat
    FE Bumil Anemia Ibu Hamil 100% petugas Tablet FE Bides Bumil BOK
1 org x 7 ds x
    pada Bumil       12 kl   Pet.Gizi Anemia  
Rp
            10,920,000         
Untuk Tidak
Pemberian mencegah * Transport terdapat
    FE pada Anemia Pada Remantri 100% petugas Tablet FE Pet. Gizi Remantri BOK
1 org x 1 skl
    Remantri Remantri     x 12 kl   Bides    
Rp
            1,560,000         
Untuk Tidak
Surveilen Gizi Mendafatkan * Transport Format Terdapatnya
    Balita Resti Data yang Bayi , Balita 100% petugas Surveilen Pet. Gizi Balita BOK
      Akurat     5 org x 12 kl     Gizi Buruk  
Rp 7,800,00
            0        
Pemantauan * Transport
    PMT   Balita   petugas   Pet. Gizi   BOK
Balita dan
    Bumil   Bumil   5 org x 12 kl        
Rp
7,800,000
JUMLAH TOTAL Rp Rp 96,590,000,-
(Sembilan Puluh Enam Juta Lima Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah)
4.4. RENCANA USULAN PELAKSANAAN
Tabel 4.20 Rencana Usulan Pelaksanaan
RENCANA KERJA PROGRAM DIARE UPT PUSKESMAS CIMANGGUNG TAHUN 2018
NO Kegiatan JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS Sep OKT NOP DES KET

44
Penimbangan
1 Balita/Pelayanan Di
Posyanudu

2 Pemantauan Status Gizi

Pemantuan Garam
3
Beryodium
Pemberian Vitamin A
4
pada bayi dan balita
Pemberian Vitamin A
5
pada ibu nifas
Pemantauan keluarga
6
sadar gizi
Pemantauan Kelas Ibu
7
Balita
Bulan Penimbangan
8
balita
Pemantauan pemberian
9 FE pada ibu hamil di
posyandu
Pemantauan pemberian
10
FE pada remaja putri
Surveilen gizi pada
11
balita resti
Pemantauan PTM pada
12
balita
Pemantauan PTM pada
13
balita

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
45
5.1 KESIMPULAN

Dari evaluasi kinerja Puskesmas Kelurahan Pejagalan, Penjaringan 1,


Penjaringan 2,
dan Pluit mengenai program gizi pada bayi dan balita periode Januari 2013 –
Desember 2013,
masih terdapat beberapa masalah dalam program gizi pada bayi dan balita yang belum
terselesaikan. Masalah-masalah tersebut meliput
Dari data-data yang telah dikumpulkan, serta mempertimbangkan besarnya masalah,
akibat yang ditimbulkan, sumber daya, dan keuntungan sosial, maka ditetapkan satu
masalah
yang menjadi prioritas utama, yaitu cakupan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan
yang
tidak mencapai target di Puskesmas Kelurahan Pejagalan, Penjaringan 1, Penjaringan
2 dan
Pluit.
Setelah ditinjau dari variabel masukan, proses, dampak, serta lingkungan yang terkait,
maka diketahui masalah tersebut dikarenakan promosi ASI Eksklusif belum dilakukan
secara
maksimal, terbatasnya pelayanan Puskesmas yang mendorong pemberian ASI
Eksklusif, serta
partisipasi kader dan masyarakat yang masih kurang terhadap program ASI Eksklusif.

Program KIA merupakan salah satu dari kegiatan wajib yang


dilaksanakan di Puskesmas, Permasalahan yang terjadi di Puskesmas
Cimanggung tak jauh beda dengan apa yang digambarakan dari kondisi
umum dan permasalahan pembangunan kesehatan nasional yang
diuraikan pada latar belakang laporan ini dimana pertolongan persalinan
Pesrsalinan di wilayah Puskesmas Cimanggung sudah mengalami
peningkatan bahkan melewati target, tetapi kualitas ANC belum
dilaksanakan dengan baik dan memadai sehingga menyebabkan ibu
hamil dalam kondisi tidak sehat seperti anemia, hipertensi, dan 4 terlalu
(Terlalu muda <20 tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jarak 2
tahun, terlalu banyak anak >3)

46
Kematian bayi masih terjadi meskipun hanya 1 kasus Penyebab

kematian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) Ini berarti kondisi ibu yang

menentukan kondisi bayinya. Tantangan kedepan mempersiapkan calon

ibu agar benar benar siap untuk hamil dan melahirkan

Kegiatan KIA di Puskesmas Cimanggung sudah berjalan

melalui peningkatan kualitas pelayanan ibu sejak masa remaja,

peningkatan jumlah peserta KB MJP (Metode Jangka Panjang),

Penyediaan keanekaragaman makanan Tinggi kalori protein dan

mikronutrien sebagai potensi untuk meningkatkan gizi ibu hamil

berdasarkan arahan dan bimbingan khususnya dari dinas kesehatan

kabupaten Sumedang baik tekhnis dan administrasi juga mengacu

pada peraturan pemerintah, tentunya hal ini bukan seluruhnya

menjadi tanggung jawab Bidan dan pengelola Program KIA saja tetapi

semua unsur terkait harus terlibat.

Oleh sebab itu kami merasa perlu untuk terus melakukan

upaya dalam peningkatan kualitas pelayanan program KIA melalui

peningkatan Sumber daya manusia kesehatan, memaksimalkan

upaya promatif dan preventif melalui kerja sama lintas program dan

lintas sektor, peningkatan pemberdayaan masyarakat, juga

meningkatkan pengelolaan manajemen dana sarana yang ada

dengan baik, sehingga terwujudnyana tujuan pembanguna kesehatan

47
yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi

tingginya .

4.2 SARAN
1. Diharapkan Dinas kesehatan Kabupaten Sumedang terus

memfasilitasi peningkatan kualitas SDM KIA baik dari segi

tekhnis maupun administrasi.

2. Diharapkan adanya penambahan tenaga kesehatan lain yang

sesuai kompetensi agar bidan dapat fokus melaksanakan

fungsinya dengan baik.

3. Diharapkan adanya Komitmen bersama lintas sektor yanga ada

diwilayah kerja Cimanggung untuk meningkatkan kualitas hidup

perempuan dan anak tidak hanya PKK dan KB saja.

4. Diharapkan Dinas memberi penekanan pemerintah Kabupaten

untuk di teruskan kepada para Camat dan Kepala desa mengenai

peruntukan anggaran Dana Desa untuk pembangunan kesehatan

baik sarana, prasarana dan peningkatan SDM dan pemberdayaan

masyarakatnya.

BAB V I
PENUTUP

48
Kegiatan Gabung atau Terintegrasi

Profil ini disusun sebagai gambaran kondisi dan situasi seluruh

kegiatan KIA yang dilaksanakan di Puskesmas Cimanggung selama

Tahun 2017 Selain itu juga sebagai bahan evaluasi bagi kami guna

perbaikan ditahun berikutnya. Dengan penyusunan profil ini diharapkan

KIA Puskesmas Cimanggung lebih mampu dalam menangani berbagai

masalah yang berkaitan dengan kesehatan, khususnya yang berkaitan

dengan KIA.

Semoga Profil ini dapat bermanfaat baik bagi kami selaku

pelaksana kegiatan program KIA maupun program lain serta lintas sektor

di wilayah Puskesmas Cimangguing khususnya dan di Kabupaten

Sumedang umumnya sehingga Visi Sumedang Senyum Manis dapat

Terwujud.

DOKUMENTASI KEGIATAN

49
50
51
52
53
54
55

Anda mungkin juga menyukai